Share

Bab 26

Penulis: Vya Kim
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-03 07:00:46

Serena duduk di kursi dekat jendela, menatap Bintara dengan ekspresi tenang namun tegas. “Masalah sultan Arab itu bisa sangat merusak reputasi hotel kita,” katanya dengan suara datar namun penuh arti. “Kondisi hotel akan memburuk jika kita tidak segera menangani ini.”

Bintara mengangguk, merasa beban di pundaknya semakin berat. “Aku tahu, Serena. Tapi kita butuh solusi cepat. Kita harus bertindak sekarang.”

Serena menggeleng pelan, matanya tajam menatap Bintara. “Kita tidak bisa bertindak gegabah, Bintara. Ini masalah besar yang melibatkan banyak pihak. Aku tidak bisa membantu begitu saja.”

Bintara mendesah, rasa frustrasi jelas terpancar di wajahnya. “Jadi, apa yang kau sarankan? Apa kita hanya diam saja dan membiarkan semuanya hancur?”

Serena tersenyum tipis, namun tatapannya tetap dingin. “Kita harus merundingkan ini dengan seluruh pemegang saham. Setiap keputusan harus melalui persetujuan mereka.”

Bintara mengerutkan kening, tangannya
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 27

    Aruna duduk di teras rumah orang tuanya yang sederhana, jauh di kampung halaman yang tenang. Angin lembut membelai wajahnya, seolah mencoba menghapus jejak-jejak air mata yang pernah tumpah. Di pangkuannya, bayinya tertidur dengan damai, tanpa tahu betapa rumitnya dunia orang dewasa di sekitarnya.Ibu Aruna datang dengan senyum hangat, membawa segelas teh hangat untuknya. "Gimana kabar Bintara, Nak? Kenapa dia gak ikut pulang?" tanya ibunya dengan nada penuh perhatian.Aruna menelan ludah, berusaha menahan gelombang emosi yang hampir meledak. "Bintara lagu sangat sibuk, Bu. Hotelnya baru aja menerima tamu penting, jadi dia gak bisa meninggalkan pekerjaannya. Aku pulang ke sini supaya bayiku bisa mendapatkan perawatan lebih baik," jawab Aruna, berusaha terdengar meyakinkan.Ayahnya yang duduk di kursi sebelah hanya mengangguk-angguk, memahami betapa sulitnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga. "Semoga aja semuanya lancar, ya, Nak. Ayah dan I

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 28

    Esok paginya, di kantor, suasana terasa tegang dan penuh kecemasan. Bintara, dengan wajah yang letih dan penuh kekhawatiran, memanggil Sebastian ke ruang kerjanya. Langkah Sebastian terdengar berat saat ia mendekati pintu, mencoba mengendalikan gejolak emosi di dalam dirinya. Ketika pintu tertutup di belakangnya, Bintara langsung memulai pembicaraan tanpa basa-basi."Sebastian, aku butuh bantuanmu," kata Bintara dengan nada serius. "Aruna menghilang. Aku udah coba menghubunginya berkali-kali, tapi gak ada jawaban. Kamu satu-satunya orang yang tahu tentang pernikahan rahasiaku dengan Aruna. Kamu harus membantuku menemukannya."Sebastian merasakan hatinya berdetak lebih kencang. Dia tahu betapa pentingnya Aruna bagi Bintara, namun ia juga memahami bahwa menyelamatkan Aruna dari situasi ini adalah prioritasnya. "Tentu saja, Bintara," jawabnya dengan nada penuh empati, meskipun di dalam hatinya dia merasa bimbang.Bintara menatap Sebastian dengan tatapan penuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-04
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 29

    Serena mendekati Bintara dengan tatapan penuh gairah. Tangannya yang halus mendorong Bintara ke kursi yang nyaman, tanpa merasa terbebani Serena melepas cd-nya dan duduk di pangkuan Bintara. “Eugh!” rahang Bintara menegang, mendongak ketika sesuatu yang tegang itu menerobos ke dalam kelembaban di dalam sana.Serena meraih leher Bintara, menariknya semakin dekat hingga napas mereka nyaris bersatu. Tanpa ragu, Serena mencumbui Bintara di kantor, suasana di sekitar mereka seakan memudar, hanya ada mereka berdua dalam momen yang begitu intens.Namun, di balik cumbuan Serena yang memabukkan, hati Bintara tetap teringat pada Aruna. Sosok Aruna yang lemah lembut dan penuh kasih sayang terus menghantui pikirannya. Meski tubuhnya merespons rangsangan dari Serena, batinnya bergejolak, memanggil nama Aruna dengan penuh kerinduan dan rasa bersalah.Bintara mencoba menutup matanya, berusaha melupakan sejenak semua masalah yang membebani pikirannya. Tapi, baya

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-04
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 30

    Di siang hari yang tak terlalu panas, semilir angin berhembus membelai ranting-ranting pohon hingga bergesekan satu sama lain, membuat suasana yang asri tampak meneduhkan hati.Sang bayi pun tertidur lelap setelah Aruna memberikan ASI-nya. Sambil tersenyum ia menidurkannya di ranjang bayi yang Sebastian belikan. Aruna tersenyum meninggalkan kamar, dan ke dapur membantu ibu menyiapkan cemilan untuk sekeluarga sambil bersantai sebelum makan siang.Ayah, Ibu dan Aruna berkumpul di ruang TV, menonton acara siang favorit mereka ditemani teh manis dan biskuit gurih kesukaan Ayah.Di tengah suasana hangat itu, ponsel Aruna bergetar, menandakan panggilan masuk datang, tertera nama Sebastian di layar membuat Aruna menyunggingkan senyuman sebelum menjawabnya.“Halo Sebastian?”“Halo Aruna, aku lagi di perjalanan mau ke rumahmu, tadi aku jalan-jalan sekitar kampung dan beli banyak makanan, kita makan sama-sama, ya!” Suara Sebastian begitu riangnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 31

    Sore itu, langit mulai menggelap dan hujan turun deras seolah ikut menangis akan keadaan Aruna. Para dokter dan perawat telah bergegas menangani Brahma yang sudah tak sadarkan diri. Aruna, Sebastian, dan Lasmi hanya bisa menunggu di luar dengan hati yang berdebar-debar, berharap Brahma akan baik-baik saja.Waktu berlalu begitu lambat. Setiap detik terasa seperti selamanya. Aruna terus menggenggam tangan ibunya, mencoba memberikan kekuatan, meskipun dirinya sendiri merasa sangat rapuh. Sebastian berdiri di samping mereka, memberikan dukungan moril yang tak terucapkan.Setelah beberapa jam yang mencekam, seorang dokter keluar dari ruang medis dengan wajah yang tenang namun serius. "Pak Brahma mengalami serangan jantung yang cukup parah, tapi kami berhasil menstabilkan kondisinya, beruntung ia cepat dibawa kemari," katanya. "Dia perlu banyak istirahat dan harus menjalani perawatan intensif."Aruna menghela napas lega, air mata bahagia bercampur rasa syukur me

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 32

    Di tengah malam itu, Serena duduk di ruang kerjanya dalam penthouse yang megah namun sunyi. Lampu redup menerangi meja kayu besar di depannya. Tangannya dengan rapi menyusun dokumen, namun pikirannya jauh melayang, menunggu balasan pesan dari Sebastian. Ketika ponselnya bergetar, ia segera mengambilnya.Pesan dari Sebastian muncul di layar, mengandung ketegasan dan amarah yang terpendam.[Kau tidak berhak mengaturku lagi, kesepakatan kita sudah berakhir ketika Bintara dan Aruna berpisah. Apa lagi maumu?]Serena membaca pesan itu berulang kali, alisnya sedikit terangkat, lalu sebuah senyum tipis muncul di sudut bibirnya. Dia bangkit dari kursinya, berjalan ke jendela besar yang menghadap pemandangan kota yang berkilauan di bawahnya. Di balik pandangan tenangnya, hatinya berkecamuk."Sebastian," gumamnya pelan, nyaris seperti bisikan kepada dirinya sendiri, "kau belum mengerti permainan ini. Kau berpikir bisa lepas begitu saja?"Serena meny

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 33

    Keesokan paginya, Bintara dan Serena berangkat ke kantor polisi dengan perasaan yang campur aduk. Begitu tiba, mereka langsung diarahkan ke ruang interogasi di mana Rocky sudah duduk, tangannya terikat di atas meja, menunggu dengan wajah tenang yang anehnya mengintimidasi. Rocky tampak sama sekali tidak terganggu oleh situasi yang dihadapinya. Sebaliknya, ia tampak menikmati perhatian yang tertuju padanya, tersenyum tipis seolah tahu sesuatu yang orang lain tidak tahu. Serena dan Bintara mengambil tempat di belakang kaca satu arah, menyaksikan dengan cemas.Interogator mulai menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang serius dan tajam. "Rocky, kamu tahu bahwa kamu bisa dijatuhi hukuman berat atas rencana pembunuhan yang disengaja, terutama jika Sultan itu mati. Apa yang membuatmu melakukan ini?"Rocky menatap lurus ke arah kaca satu arah, seolah bisa melihat langsung ke mata Serena dan Bintara. Dengan senyum meremehkan, ia menjawab, "Aku hanya me

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 34

    Saat Sebastian kembali ke kota dan mulai bekerja lagi di hotel, suasana terasa tegang. Setiap kali Bintara melihat Sebastian, ada pertanyaan yang tak terucapkan di matanya, sebuah kecemasan yang menggantung di udara seperti kabut tebal.Di kantor, Bintara berusaha memfokuskan diri pada pekerjaannya, tetapi pikirannya terus berputar-putar mencari jawaban tentang keberadaan Aruna. Dia sering terdiam, memandangi layar komputernya tanpa benar-benar melihat apa yang ada di sana. Suatu pagi, saat keduanya sedang memeriksa laporan keuangan, Bintara tak tahan lagi. "Sebastian," panggilnya dengan suara yang terdengar lebih tegang dari biasanya. "Apa kamu bener-bener gak tahu tentang gimana kabar Aruna?"Sebastian terdiam sejenak, mengatur napasnya sebelum menjawab. "Sory, Bin aku belum mendengar apa pun dari dia. aku juga udah cari ke tempat yang mungkin dia kunjungi, tapi gak ada."Bintara mengangguk, tapi matanya tetap memandang Sebastian dengan tajam,

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 121

    Di bawah langit petang yang mulai bersemburat jingga, Aruna, Bintara, dan Rohana berdiri di gazebo restoran hotel, memandang hamparan lapangan golf yang terbentang luas. Angin sore berhembus lembut, membawa keharuman bunga-bunga yang mekar di sekitar mereka.Bintara melingkarkan lengannya di pinggang Aruna, menariknya lebih dekat sebelum mengecup kening istrinya dengan penuh cinta."Aku sangat mencintaimu," bisik Bintara, suaranya penuh dengan kehangatan dan ketulusan.Aruna tersenyum, namun senyumnya tiba-tiba memudar, wajahnya berubah pucat. Dia menutupi mulutnya dengan tangan, mencoba menahan mual yang tiba-tiba menyerangnya. Bintara segera terlihat khawatir, alisnya berkerut dalam kecemasan. "Aruna, kamu baik-baik saja?"Aruna hanya mengangguk pelan, lalu melepaskan Rohana ke pelukan babysitter yang berdiri tak jauh dari mereka. Setelah memastikan Rohana aman, Aruna kembali menatap Bintara dengan senyuman yang lembut. Tanpa berkata apa-apa, ia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 120

    Di tengah suasana meriah di Grand Opening Hotel, Bu Najiah juga turut hadir. ia tampak menikmati sore di suatu gazebo di taman belakang restoran hotel, ditemani riak air kolam yang memantulkan sinar matahari senja. Ikan-ikan berenang tenang, seolah menambah kedamaian di sekitarnya. Namun, jauh di dalam hatinya, ada kegelisahan yang belum terobati. Suara langkah kaki mendekat dari arah belakangnya. Ia tahu siapa itu sebelum sosoknya muncul di samping. "Lama tidak bertemu," sapa Adi Jaya, suaranya lembut namun ada nada canggung di dalamnya. Bu Najiah menoleh, melihat Adi Jaya yang berdiri dengan sikap yang penuh kehati-hatian. Matanya menatap tajam, namun ada kebingungan yang mengintip di balik ketegasan itu. "Ya, sudah cukup lama," jawab Bu Najiah pelan, sedikit mengeraskan hatinya untuk tidak terbawa perasaan. Pandangannya kembali ke kolam, menyembunyikan kegelisahan yang menghantui dirinya. Adi Jaya me

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 119

    Sementara Dong Min mulai menemukan harapan baru dalam hidupnya, jauh di tempat lain, hati Sebastian perlahan-lahan tersentuh oleh pesona seorang wanita yang kini telah menjadi pusat perhatiannya.Grand opening hotel yang berlangsung meriah menjadi saksi dari perasaan yang tak terduga ini. Acara penuh kemegahan itu menampilkan segala kemewahan yang telah disiapkan dengan teliti oleh Bintara dan timnya.Setiap sudut ruangan dipenuhi sorak-sorai dan senyuman para karyawan yang resmi direkrut. Ini adalah momen puncak dari segala kerja keras dan usaha yang telah dilakukan selama berbulan-bulan.Ketika pita merah yang melambangkan pembukaan resmi hotel itu akhirnya dipotong oleh Bintara yang berdiri gagah di samping Aruna, gemuruh tepuk tangan menggema di seluruh ruangan.Semua orang tampak tenggelam dalam kegembiraan dan kebanggaan. Namun, di tengah keramaian itu, ada satu orang yang seolah berada dalam dunianya sendiri.Sebastian, yang biasan

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 118

    Di klinik lapas, suasana terasa sunyi dan muram. Dong Min masih terbaring lemah di ranjang, tubuhnya yang kurus tampak rapuh, hampir seperti bayangan dari dirinya yang dulu. Tatapannya kosong, sering kali melamun, seakan terjebak dalam pikirannya sendiri yang kelam. Luka di pergelangan tangannya sudah mulai sembuh, namun luka di hatinya masih terasa perih, membekas dalam setiap helaan napasnya.Suster yang merawatnya selalu datang, membawa kehangatan yang berusaha meruntuhkan tembok dingin yang dibangun Dong Min di sekelilingnya.Seperti saat ini, ia datang dengan semangkuk bubur hangat, berharap bisa membuat Dong Min mau makan sedikit, agar kekuatannya kembali. Namun, setiap kali ia mendekat, Dong Min selalu berpaling, menolak kehadirannya dengan sikap acuh yang menyakitkan."Tuan Dong Min, kamu harus makan agar cepat pulih..." ujar suster itu dengan suara lembut, meski ada kelelahan dalam nadanya. Ia meletakkan mangkuk bubur di meja samping tem

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 117

    Serena mengangguk, memikirkan penjelasan Nina. "Mmm, kalau begitu aku tahu cara agar dia bisa berhenti menggangguku..." ujarnya dengan senyum kecil yang penuh arti. Nina menatapnya penasaran. "Apa rencanamu, Serena?" Serena menjelaskan dengan semangat baru, "Aku harus mengajak Mira kerjasama nanti. Aku ingin membantunya menumbuhkan kembali kepercayaan dirinya. Setelah keluar dari sini, aku berencana membuka usaha kecil-kecilan. Mungkin dia bisa bergabung denganku."Nina mendengar dengan penuh perhatian, tetapi keraguan tetap ada di wajahnya. "Itu ide yang bagus, Serena, tapi pasti akan sulit membujuknya. Mira punya banyak luka dan kepercayaan yang hilang. Dia mungkin tidak akan mudah menerima tawaranmu."Serena tersenyum tipis, matanya memancarkan tekad yang kuat. "Aku tahu ini tidak akan mudah, tapi aku percaya setiap orang punya sisi baik. Mungkin ini adalah cara untuk membantu dia melihat bahwa ada harapan dan kesempatan kedua, sama seperti y

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 116

    "Serena...," panggil Nina kemudian."Ya?" Serena menatap Nina sendu."Aku punya satu permintaan, maukah kau melakukannya untukku?" Tatap Nina dengan nanar."Apa itu?" tanya Serena.Nina menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Jika nanti kau keluar dari penjara, bisakah kau datang pada anakku dan mengasuhnya?"Serena terkejut, menatap Nina dengan heran. "Kenapa kau berkata begitu? Bukankah kau juga akan keluar dari penjara?"Nina tersenyum getir, air mata mengalir di pipinya. "Aku tidak tahu apakah aku akan hidup sampai hari itu tiba," bisiknya sambil menyerahkan selembar kertas pada Serena.Serena meraih kertas itu dengan tangan gemetar. Saat ia membaca hasil tes rumah sakit yang diberikan Nina, matanya terbelalak. "Leukimia...," gumamnya tak percaya.Nina mengangguk, air mata tak tertahankan lagi. "Aku sudah berusaha sekuat tenaga, tapi kondisiku semakin memburuk. Aku tidak ingin anakku hidup tanpa cint

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 115

    Keesokan harinya, mereka pun beranjak untuk merencanakan kunjungan ke penjara tempat Serena ditahan. Bintara merasa sedikit gelisah, tapi ia tahu bahwa ini adalah langkah penting untuk menutup lembaran masa lalu dan melangkah ke depan dengan hati yang lebih tenang. Di mobil, dalam perjalanan ke penjara, suasana hening sesekali diwarnai dengan percakapan ringan. Namun, masing-masing dari mereka tenggelam dalam pikirannya sendiri. Aruna merenung, memikirkan pertemuannya dengan Serena yang akan datang. Ia ingin melihat langsung bagaimana keadaan Serena, apakah mantan istri Bintara itu sudah berubah atau masih sama seperti dulu. Sesampainya di penjara, mereka melangkah masuk dengan langkah mantap. Petugas penjara mengarahkan mereka ke ruang kunjungan. Suasana di penjara terasa berat dan penuh dengan ketegangan yang tersimpan di dinding-dinding dingin bangunan itu. Serena duduk di sana, menatap ke luar jendela kecil yang ada di ruang kunjungan. Ketika pin

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 114

    Pagi itu di rumah baru Aruna dan Bintara di Bandung, udara terasa sejuk dengan sinar matahari yang hangat menyelinap melalui jendela. Burung-burung berkicau ceria di luar, seolah-olah ikut merayakan hari baru. Di dalam rumah, aroma harum kopi dan roti panggang memenuhi udara.Aruna dengan cekatan menghidangkan sarapan di meja makan. Senyum manisnya terpancar saat melihat Bintara yang duduk menunggu dengan penuh kasih. "Bagaimana kemajuan hotelmu, Sayang?" tanya Aruna sambil menyusun piring-piring dan makanan di atas meja."Semua lancar," jawab Bintara, matanya bersinar penuh kebanggaan. "Ada Sebastian yang urus, aku tinggal nerima laporan aja. Sekarang lagi rekrut pegawai juga. Sebentar lagi grand opening hotel."Aruna tersenyum mendengar kabar baik itu. "Aku juga udah daftar kuliah online," tambahnya dengan nada riang.Bintara mengangkat alisnya, terkesan dengan semangat istrinya. "Benarkah? Hebat! Kamu memang selalu punya semangat untu

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 113

    Di dunia ini, kita hidup berdampingan dengan berbagai kisah dan perjalanan hidup. Setiap individu memiliki jalan yang berbeda, namun semua saling berkaitan dalam jalinan takdir yang tak terduga.Seperti Serena, yang kini mulai menyadari kesalahannya dan bertekad untuk memulai semuanya dari awal. Penjara yang awalnya dirasa sebagai akhir, justru menjadi tempat refleksi dan pembelajaran.Dia berusaha bangkit, belajar dari masa lalu yang kelam, dan berharap dapat menebus kesalahannya dengan tindakan yang lebih baik di masa depan.Di sisi lain, ada Dong Min yang tenggelam dalam keputusasaan. Kehidupan yang dulu gemilang kini hancur berantakan. Namun, di balik setiap kegelapan, selalu ada cahaya yang menyinari. Tanpa disadarinya, ada orang-orang seperti suster Jaine yang peduli dan berusaha keras untuk menyelamatkannya, memberikan harapan dan kesempatan kedua yang tak ternilai.Kemudian, ada kisah Aruna dan Bintara, pasangan yang menghadapi setiap rint

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status