Share

Bab 12

Author: Vya Kim
last update Last Updated: 2024-05-27 12:37:32

Serena duduk di sudut ruangan kerja di penthouse-nya yang diterangi cahaya lampu temaram, pandangannya tertuju ke jendela yang memperlihatkan gemerlap kota malam. Di tangannya, ponsel bergetar lembut, menandakan pesan masuk. Ia membaca pesan dari seseorang dengan alis sedikit terangkat, merasakan campuran rasa frustrasi dan ketidakpuasan mengalir dalam dirinya.

"Rencana kita gagal," bunyi pesan singkat itu, namun penuh dengan makna yang dalam dan menyesakkan.

Serena mengepalkan tangannya sejenak, merasakan amarah yang mulai mengalir deras di nadinya. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. Dengan jemari yang lentik namun tegas, ia mulai mengetik balasan di layar ponselnya.

"Jangan khawatir. Aruna akan mendapat pelajaran yang pantas. Teror ini baru permulaan."

Ia menekan tombol kirim, merasa sedikit lega setelah mengungkapkan niatnya. Tatapannya kembali ke jendela, matanya yang tajam memancarkan tekad yang tak tergoyahkan. Serena tahu bahwa permainan ini jauh dari sel
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 13

    Jinu tak sempat menjawab, bibirnya baru saja membuka saat ketukan pintu memecah keheningan. Pintu ruang kantor Jinu terbuka perlahan, memperlihatkan sosok Sebastian yang masuk dengan wajah tegang. Mata Bintara beralih seketika, menatap Sebastian yang bergerak cepat mendekatinya. Sebastian mendekat, lalu berbisik pelan di telinga Bintara, namun suaranya cukup menggetarkan hati, "Pak, Aruna sedang di rumah sakit." Mata Bintara melebar seketika, detak jantungnya serasa berhenti sejenak mendengar kabar itu. Pikiran tentang percakapan dengan Jinu seketika terlupakan, digantikan oleh bayangan Aruna yang mungkin sedang membutuhkan dirinya. Kegelisahan mengalir deras dalam nadinya, membuatnya berdiri dengan cepat, hampir tanpa sadar. "Jinu, kita akan bicara lagi nanti," katanya dengan nada tegas, namun pikirannya sudah terbang jauh ke rumah sakit di mana Aruna berada. Sebastian berdiri di ambang pintu, tubuhnya tegak namun tenang,

    Last Updated : 2024-05-27
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 14

    Serena dengan telaten membantu Aruna bangkit dari ranjang rumah sakit. Tatapan matanya penuh perhatian, namun dalam hatinya terselip niat yang tak pernah terungkap. "Pelan-pelan, Aruna," ucapnya lembut, mengarahkan Aruna menuju kursi roda.Aruna tersenyum tipis, masih lemah namun berusaha menunjukkan rasa terima kasihnya. "Terima kasih, Serena. Kamu baik banget."Mereka meninggalkan rumah sakit dengan perlahan, langkah-langkah mereka menggema di koridor yang sepi. Serena mendorong kursi roda dmseperti perawat handal, namun di balik senyumnya yang tenang, ada perasaan puas yang merayap. Dia tahu bahwa setiap momen ini memperkuat posisinya di mata Aruna, menjadikannya figur yang dipercaya dan diandalkan.Di luar, angin petang berhembus lembut, membawa aroma dedaunan basah setelah hujan. Serena membuka pintu mobil dan membantu Aruna masuk dengan hati-hati. Mereka berdua masuk ke dalam kendaraan yang nyaman, meninggalkan bayangan rumah sakit di belakang mereka.Perjalanan pulang terasa he

    Last Updated : 2024-05-28
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 15

    Malam harinya, Bintara pulang ke rumah Aruna dengan perasaan lelah yang menggelayut di pundaknya. Langkah kakinya terdengar berat di lantai marmer saat ia memasuki rumah. Di ambang pintu, ia disambut oleh Aruna yang berdiri dengan senyum hambar. Matanya menatap suaminya dengan tatapan yang sulit diartikan, penuh dengan kekhawatiran yang disembunyikan di balik wajah yang tenang.Bintara menghampiri Aruna, merasakan jarak yang tak terlihat namun begitu nyata di antara mereka. "Malam, Sayang," sapanya pelan, mencoba mencari celah untuk menghangatkan suasana."Malam," jawab Aruna singkat, suaranya hampir tak terdengar. Ia berusaha mempertahankan senyumnya, tapi ada sesuatu yang tak bisa disembunyikan dari pandangan Bintara.Bintara merasakan dinginnya sikap Aruna seperti kabut tipis yang melingkupi mereka. Ia mengulurkan tangan, menyentuh lengan Aruna dengan lembut. "Ada apa? Kamu kelihatan... beda," tanyanya dengan nada khawatir.Aruna menundukkan kepalanya sejenak, lalu mengangkatnya ke

    Last Updated : 2024-05-28
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 16

    Bintara menarik napas panjang, merasakan beban berat di dadanya. Ia tahu bahwa saat ini adalah momen yang menentukan. Dengan suara yang bergetar, akhirnya ia mengakuinya."Aruna, aku... aku memang sudah menikah sebelumnya," ucapnya, matanya tak lepas dari tatapan Aruna yang kini semakin penuh dengan kekecewaan dan rasa sakit. "Pernikahan itu dilakukan secara diam-diam, dan aku gak pernah bermaksud untuk menyakitimu dengan menyembunyikannya."Aruna terdiam, air matanya mengalir lebih deras. Perasaannya berkecamuk, antara marah, sedih, dan bingung. "Kenapa? Kenapa kamu gak pernah memberitahuku? Siapa dia?" tanyanya dengan suara yang nyaris tak terdengar.Bintara menggeleng pelan, mencoba meredakan ketegangan. "Aku gak bisa bilang, Aruna. Tapi percayalah, aku gak pernah bermaksud menyakitimu. Aku cuma ingin melindungi semua orang yang terlibat."Aruna menatapnya dengan mata yang penuh dengan rasa tidak percaya. "Gimana kamu bisa berpikir bahwa menyem

    Last Updated : 2024-05-29
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 17

    Di sky bar hotel yang mewah, Serena duduk dengan anggun di salah satu meja terbaik, diiringi oleh suara soprano yang mengalun lembut dari pengeras suara. Lantunan musik klasik menambah suasana elegan malam itu, mengiringi cahaya lilin yang berkedip-kedip di sekeliling mereka. Di tangannya, segelas wine merah berkilau di bawah cahaya redup, cerminan dari rencana yang telah ia jalankan dengan sempurna.Serena mengangkat gelasnya sedikit, merasakan dinginnya kaca di jemarinya sebelum menyesap anggur yang harum. Setiap tegukan wine itu adalah perayaan kecil bagi kemenangan pribadinya. Di hadapannya, Lee Dong Min duduk dengan tenang, menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan, mungkin penuh dengan rasa ingin tahu dan kekaguman akan ketenangan Serena.“Sepertinya rencana kita berhasil dengan baik,” kata Serena dengan senyum tipis yang menghiasi bibirnya, matanya bersinar dengan kepercayaan diri yang penuh. “Aruna pasti terluka parah setelah berita itu keluar.”Lee Dong Min menatapnya, k

    Last Updated : 2024-05-29
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 18

    Aruna duduk di ujung tempat tidur, tatapannya kosong menembus jendela yang menghadap ke taman. Matahari pagi menembus tirai tipis, memberikan cahaya lembut yang menghangatkan kamar, namun tidak bisa mengusir dingin yang bersarang di hatinya. Tangannya yang gemetar memegang ponsel, pesan terakhir dari Bintara masih terbuka, namun tak ada niat untuk membalasnya. Perasaannya campur aduk, antara luka dan harapan yang perlahan pudar. Dengan suara yang serak karena menahan tangis, Aruna menghubungi Bintara. Detak jantungnya terasa begitu keras di dadanya, seolah-olah memprotes keputusan yang akan ia sampaikan. Ketika panggilan tersambung, suaranya bergetar, namun ia berusaha untuk tegar. "Bintara, aku minta... untuk beberapa waktu ini, jangan datang menemuiku," kata Aruna pelan, namun tegas. "Meski bulan-bulan ini adalah prediksi lahirnya bayi kita, aku butuh waktu. Aku butuh... ruang." Di ujung sana, Bintara terdiam sejenak, merasakan setiap kata

    Last Updated : 2024-05-30
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 19

    Esok paginya, Serena mengetuk pintu rumah Aruna dengan senyum yang sudah dipersiapkan. Di tangannya, ia membawa bingkisan buah-buahan segar yang diikat dengan pita cantik, seolah-olah kunjungan ini murni karena perhatian dan kasih sayang. Aruna membukakan pintu, wajahnya masih tampak lelah dan sedikit pucat. Serena melangkah masuk dengan anggun, mengalirkan aura kepedulian yang terlihat tulus di permukaan. "Gimana kabarmu, Aruna? Aku bawakan sedikit buah-buahan segar untuk kamu," kata Serena sambil menyerahkan bingkisan itu. Aruna tersenyum tipis, mengangguk pelan. "Terima kasih, Serena. Aku baik-baik aja, cuma butuh istirahat." Serena duduk di sofa, melirik sekeliling rumah yang tampak sepi. "Aku harap bayimu juga baik-baik aja," katanya, mencoba menambahkan kehangatan pada ucapannya. Aruna hanya mengangguk, tidak ingin memperpanjang percakapan. Namun, Serena belum selesai dengan permainannya. Ia merogoh tasnya dan mengeluarkan ponsel, denga

    Last Updated : 2024-05-30
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 20

    Ketika Aruna berada di puncak proses melahirkan, suara dokter terdengar di ruangan yang penuh dengan kegelisahan dan harapan. "Permisi, anda suaminya? Mari masuk!" panggil dokter dengan nada tegas namun tenang. Sebastian yang berada di ruang tunggu segera terkejut, namun tidak mengelak. Dia dengan cepat merespon panggilan itu, memasuki ruang persalinan dengan langkah tergesa. Dokter yang memanggilnya mengira bahwa Sebastian adalah suami dari Aruna, seseorang yang seharusnya berada di sisinya pada momen krusial ini. Masuk ke ruang bersalin, Sebastian menemukan Aruna dalam keadaan berjuang keras, keringat mengalir di wajahnya, dan ekspresi kesakitan yang tampak jelas. Mata Aruna yang setengah terbuka menangkap kehadiran Sebastian. Meski dalam keadaan setengah sadar karena rasa sakit yang luar biasa, ada sedikit kebingungan di matanya, namun ia tidak punya tenaga untuk bertanya lebih jauh.Sebastian mendekat, dan tanpa diminta, ia menggenggam tangan Aruna d

    Last Updated : 2024-05-31

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 121

    Di bawah langit petang yang mulai bersemburat jingga, Aruna, Bintara, dan Rohana berdiri di gazebo restoran hotel, memandang hamparan lapangan golf yang terbentang luas. Angin sore berhembus lembut, membawa keharuman bunga-bunga yang mekar di sekitar mereka.Bintara melingkarkan lengannya di pinggang Aruna, menariknya lebih dekat sebelum mengecup kening istrinya dengan penuh cinta."Aku sangat mencintaimu," bisik Bintara, suaranya penuh dengan kehangatan dan ketulusan.Aruna tersenyum, namun senyumnya tiba-tiba memudar, wajahnya berubah pucat. Dia menutupi mulutnya dengan tangan, mencoba menahan mual yang tiba-tiba menyerangnya. Bintara segera terlihat khawatir, alisnya berkerut dalam kecemasan. "Aruna, kamu baik-baik saja?"Aruna hanya mengangguk pelan, lalu melepaskan Rohana ke pelukan babysitter yang berdiri tak jauh dari mereka. Setelah memastikan Rohana aman, Aruna kembali menatap Bintara dengan senyuman yang lembut. Tanpa berkata apa-apa, ia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 120

    Di tengah suasana meriah di Grand Opening Hotel, Bu Najiah juga turut hadir. ia tampak menikmati sore di suatu gazebo di taman belakang restoran hotel, ditemani riak air kolam yang memantulkan sinar matahari senja. Ikan-ikan berenang tenang, seolah menambah kedamaian di sekitarnya. Namun, jauh di dalam hatinya, ada kegelisahan yang belum terobati. Suara langkah kaki mendekat dari arah belakangnya. Ia tahu siapa itu sebelum sosoknya muncul di samping. "Lama tidak bertemu," sapa Adi Jaya, suaranya lembut namun ada nada canggung di dalamnya. Bu Najiah menoleh, melihat Adi Jaya yang berdiri dengan sikap yang penuh kehati-hatian. Matanya menatap tajam, namun ada kebingungan yang mengintip di balik ketegasan itu. "Ya, sudah cukup lama," jawab Bu Najiah pelan, sedikit mengeraskan hatinya untuk tidak terbawa perasaan. Pandangannya kembali ke kolam, menyembunyikan kegelisahan yang menghantui dirinya. Adi Jaya me

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 119

    Sementara Dong Min mulai menemukan harapan baru dalam hidupnya, jauh di tempat lain, hati Sebastian perlahan-lahan tersentuh oleh pesona seorang wanita yang kini telah menjadi pusat perhatiannya.Grand opening hotel yang berlangsung meriah menjadi saksi dari perasaan yang tak terduga ini. Acara penuh kemegahan itu menampilkan segala kemewahan yang telah disiapkan dengan teliti oleh Bintara dan timnya.Setiap sudut ruangan dipenuhi sorak-sorai dan senyuman para karyawan yang resmi direkrut. Ini adalah momen puncak dari segala kerja keras dan usaha yang telah dilakukan selama berbulan-bulan.Ketika pita merah yang melambangkan pembukaan resmi hotel itu akhirnya dipotong oleh Bintara yang berdiri gagah di samping Aruna, gemuruh tepuk tangan menggema di seluruh ruangan.Semua orang tampak tenggelam dalam kegembiraan dan kebanggaan. Namun, di tengah keramaian itu, ada satu orang yang seolah berada dalam dunianya sendiri.Sebastian, yang biasan

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 118

    Di klinik lapas, suasana terasa sunyi dan muram. Dong Min masih terbaring lemah di ranjang, tubuhnya yang kurus tampak rapuh, hampir seperti bayangan dari dirinya yang dulu. Tatapannya kosong, sering kali melamun, seakan terjebak dalam pikirannya sendiri yang kelam. Luka di pergelangan tangannya sudah mulai sembuh, namun luka di hatinya masih terasa perih, membekas dalam setiap helaan napasnya.Suster yang merawatnya selalu datang, membawa kehangatan yang berusaha meruntuhkan tembok dingin yang dibangun Dong Min di sekelilingnya.Seperti saat ini, ia datang dengan semangkuk bubur hangat, berharap bisa membuat Dong Min mau makan sedikit, agar kekuatannya kembali. Namun, setiap kali ia mendekat, Dong Min selalu berpaling, menolak kehadirannya dengan sikap acuh yang menyakitkan."Tuan Dong Min, kamu harus makan agar cepat pulih..." ujar suster itu dengan suara lembut, meski ada kelelahan dalam nadanya. Ia meletakkan mangkuk bubur di meja samping tem

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 117

    Serena mengangguk, memikirkan penjelasan Nina. "Mmm, kalau begitu aku tahu cara agar dia bisa berhenti menggangguku..." ujarnya dengan senyum kecil yang penuh arti. Nina menatapnya penasaran. "Apa rencanamu, Serena?" Serena menjelaskan dengan semangat baru, "Aku harus mengajak Mira kerjasama nanti. Aku ingin membantunya menumbuhkan kembali kepercayaan dirinya. Setelah keluar dari sini, aku berencana membuka usaha kecil-kecilan. Mungkin dia bisa bergabung denganku."Nina mendengar dengan penuh perhatian, tetapi keraguan tetap ada di wajahnya. "Itu ide yang bagus, Serena, tapi pasti akan sulit membujuknya. Mira punya banyak luka dan kepercayaan yang hilang. Dia mungkin tidak akan mudah menerima tawaranmu."Serena tersenyum tipis, matanya memancarkan tekad yang kuat. "Aku tahu ini tidak akan mudah, tapi aku percaya setiap orang punya sisi baik. Mungkin ini adalah cara untuk membantu dia melihat bahwa ada harapan dan kesempatan kedua, sama seperti y

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 116

    "Serena...," panggil Nina kemudian."Ya?" Serena menatap Nina sendu."Aku punya satu permintaan, maukah kau melakukannya untukku?" Tatap Nina dengan nanar."Apa itu?" tanya Serena.Nina menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Jika nanti kau keluar dari penjara, bisakah kau datang pada anakku dan mengasuhnya?"Serena terkejut, menatap Nina dengan heran. "Kenapa kau berkata begitu? Bukankah kau juga akan keluar dari penjara?"Nina tersenyum getir, air mata mengalir di pipinya. "Aku tidak tahu apakah aku akan hidup sampai hari itu tiba," bisiknya sambil menyerahkan selembar kertas pada Serena.Serena meraih kertas itu dengan tangan gemetar. Saat ia membaca hasil tes rumah sakit yang diberikan Nina, matanya terbelalak. "Leukimia...," gumamnya tak percaya.Nina mengangguk, air mata tak tertahankan lagi. "Aku sudah berusaha sekuat tenaga, tapi kondisiku semakin memburuk. Aku tidak ingin anakku hidup tanpa cint

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 115

    Keesokan harinya, mereka pun beranjak untuk merencanakan kunjungan ke penjara tempat Serena ditahan. Bintara merasa sedikit gelisah, tapi ia tahu bahwa ini adalah langkah penting untuk menutup lembaran masa lalu dan melangkah ke depan dengan hati yang lebih tenang. Di mobil, dalam perjalanan ke penjara, suasana hening sesekali diwarnai dengan percakapan ringan. Namun, masing-masing dari mereka tenggelam dalam pikirannya sendiri. Aruna merenung, memikirkan pertemuannya dengan Serena yang akan datang. Ia ingin melihat langsung bagaimana keadaan Serena, apakah mantan istri Bintara itu sudah berubah atau masih sama seperti dulu. Sesampainya di penjara, mereka melangkah masuk dengan langkah mantap. Petugas penjara mengarahkan mereka ke ruang kunjungan. Suasana di penjara terasa berat dan penuh dengan ketegangan yang tersimpan di dinding-dinding dingin bangunan itu. Serena duduk di sana, menatap ke luar jendela kecil yang ada di ruang kunjungan. Ketika pin

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 114

    Pagi itu di rumah baru Aruna dan Bintara di Bandung, udara terasa sejuk dengan sinar matahari yang hangat menyelinap melalui jendela. Burung-burung berkicau ceria di luar, seolah-olah ikut merayakan hari baru. Di dalam rumah, aroma harum kopi dan roti panggang memenuhi udara.Aruna dengan cekatan menghidangkan sarapan di meja makan. Senyum manisnya terpancar saat melihat Bintara yang duduk menunggu dengan penuh kasih. "Bagaimana kemajuan hotelmu, Sayang?" tanya Aruna sambil menyusun piring-piring dan makanan di atas meja."Semua lancar," jawab Bintara, matanya bersinar penuh kebanggaan. "Ada Sebastian yang urus, aku tinggal nerima laporan aja. Sekarang lagi rekrut pegawai juga. Sebentar lagi grand opening hotel."Aruna tersenyum mendengar kabar baik itu. "Aku juga udah daftar kuliah online," tambahnya dengan nada riang.Bintara mengangkat alisnya, terkesan dengan semangat istrinya. "Benarkah? Hebat! Kamu memang selalu punya semangat untu

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 113

    Di dunia ini, kita hidup berdampingan dengan berbagai kisah dan perjalanan hidup. Setiap individu memiliki jalan yang berbeda, namun semua saling berkaitan dalam jalinan takdir yang tak terduga.Seperti Serena, yang kini mulai menyadari kesalahannya dan bertekad untuk memulai semuanya dari awal. Penjara yang awalnya dirasa sebagai akhir, justru menjadi tempat refleksi dan pembelajaran.Dia berusaha bangkit, belajar dari masa lalu yang kelam, dan berharap dapat menebus kesalahannya dengan tindakan yang lebih baik di masa depan.Di sisi lain, ada Dong Min yang tenggelam dalam keputusasaan. Kehidupan yang dulu gemilang kini hancur berantakan. Namun, di balik setiap kegelapan, selalu ada cahaya yang menyinari. Tanpa disadarinya, ada orang-orang seperti suster Jaine yang peduli dan berusaha keras untuk menyelamatkannya, memberikan harapan dan kesempatan kedua yang tak ternilai.Kemudian, ada kisah Aruna dan Bintara, pasangan yang menghadapi setiap rint

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status