Home / Romansa / Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar / 57 Lepas dari Pengawasan

Share

57 Lepas dari Pengawasan

Author: Setia_AM
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Shara ternyata sudah berdiri di depan pintu kamar tamu yang terbuka sedikit, dia membelalakkan matanya ketika menyaksikan Rio yang sedang bercumbu mesra dengan Slavia.

Nico semakin rewel ketika Shara mengajaknya kembali ke kamar utama.

“Sudah dibilang, papa sama ibu kamu lagi asyik-asyikan berdua!” desis Shara seraya menaruh Nico di atas karpet. “Kamu jangan ikut-ikutan bikin mama kesal ya?”

Nico berguling-guling di karpet sambil terus merengek, tapi Shara tidak peduli.

Pandangannya menerawang jauh, hingga dia tidak lagi mengawasi Nico yang bergerak terus hingga tubuhnya bergeser melewati karpet.

Tidak dapat dipungkiri, bagaimana sakitnya hati Shara ketika melihat sendiri bagaimana Rio memperlakukan Slavia. Dia tidak bisa menerima karena ternyata Rio berbuat hal yang sama seperti yang biasa mereka lakukan saat berdua saja.

Awas saja, geram Shara. Awas saja kalau sampai aku lihat bekas sekecil apa pun di kulit Mas Rio, aku nggak akan tinggal diam.

“Aku minta maaf kalau aku belum
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    58 Pernikahan Ini Menyiksa

    Shara terdiam, dia bahkan tidak sadar kapan Nico meninggalkan kamar. Anak itu kan belum bisa merangkak, jadi bagaimana bisa dia jatuh?“Mas, jangan bicara sembarangan! Aku tadi sama Nico ada di kamar, kamu tuh yang salah, ngapain saja sama Via?”“Kok jadi kamu yang nuduh aku? Justru karena Nico sama kamu, makanya aku percaya kalau kamu bisa menjaga anakku ....”“Oh begitu, seenaknya kamu menyalahkan aku sedangkan kamu sendiri asyik-asyikan sama Via di kamar?”Rio mengerutkan keningnya mendapati respons Shara yang jauh lebih emosional daripada dirinya. Bukankah jelas-jelas dia yang salah karena telah lalai menjaga Nico? Bagaimana kalau Nico terluka parah gara-gara kelalaiannya itu?“Apa maksud kamu? Kenapa jadi memojokkan aku sama Via?”“Karena kalian berdua cuma peduli sama urusan kalian sendiri!” tunjuk Shara ke dada Rio. “Kalian nggak peduli sama perasaan aku!”Rio mengacak rambutnya, tidak mengerti kenapa tiba-tiba Shara berubah sedrastis ini mengingat kemarin-kemarin dia be

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    59 Terpaksa Mengambil Langkah Terakhir

    Rio berdiri dan meninggalkan Shara untuk merenungkan semua ucapannya tadi, dia hampir saja menyerah dan berniat untuk melepas salah satu dari istrinya. Namun, orang-orang pasti akan menyudutkannya sebagai seorang suami yang jahat.Serba salah.“Sebenarnya apa yang terjadi, Mas?” Slavia bertanya ketika Rio muncul di kamar tamu untuk melihat Nico.“Shara ... sepertinya mulai tidak stabil lagi,” keluh Rio, membuat mata Slavia membulat sempurna.“Aku nggak mau Nico kenapa-kenapa, Mas!”“Nico terluka?’Slavia mengangguk. “Dia tidur setelah tadi sempat rewel, beruntung lukanya nggak parah. Ini keajaiban, Mas. Seandainya Nico nggak dilindungi, pasti ... bayi sekecil ini, Mas ....”Slavia mendekap Nico semakin erat, kedua matanya basah. Dia membayangkan saat-saat menegangkan yang Nico alami setiap kali emosi Shara sedang tidak stabil.“Maafkan Shara, ya?” ucap Rio dengan suara berat. Bukan dia ingin membela istri pertamanya, tapi lebih supaya hati Slavia merasa dihargai.“Apa nggak

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    60 Dua Pilihan Sulit, Bertahan atau Pergi?

    “Aku tidak akan begitu, sekalian aku harus cek keadaan Shara juga. Semoga saja emosinya sudah lebih stabil.” Slavia mengangguk, dia tidak ingin menceritakan tentang kemarahan Shara terhadapnya. Pagi itu ibu datang berkunjung dengan wajah masam. “Bu, kok tidak kabar-kabar kalau mau ke sini?” sapa Rio sembari menyalami ibu mertuanya. “Memangnya kenapa, saya ini ibunya Shara. Masa saya harus lapor dulu kalau mau ketemuan sama anak sendiri?” tukas Rini, ibu mertua Rio. “Bukan begitu, Bu. Maksudnya biar aku bisa suruh Bik Tata untuk masak makanan kesukaan Ibu.” “Oh, kalau itu sih Via juga bisa. Suruh saja Via yang masak, dia tinggal seatap sama kamu juga kan?” Rio mengangguk. “Suruh dia bikin teh dulu, saya mau lihat Shara.” “Baik, Bu.” Rio terpaksa membiarkan Rini bersikap semaunya di rumah sendiri, tapi biar bagaimanapun dia adalah ibu mertua yang harus tetap dihormatinya sampai kapan pun. “Vi, ibu kamu datang!” kata Rio memberi tahu. “Ibu? Serius, Mas?” Rio mengangguk, ekspre

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    61 Tidak Mungkin Melepas Salah Satu

    “Itu kamu tahu! Kenapa susah sekali bagi kamu untuk menceraikan Via?” Rio memilih untuk tidak menjawab.Suasana di kediaman Rio berubah menjadi tidak enak sejak kedatangan ibu Shara yang memutuskan untuk menginap selama beberapa hari. “Mas, apa nggak sebaiknya aku numpang di rumah ibu kamu? Kira-kira boleh nggak ya?” Slavia mengutarakan keinginannya karena dia sudah sangat merasa tidak nyaman dengan segala macam cibiran yang terlontar dari mulut wanita yang sudah berjasa membesarkannya itu. “Benar juga, kenapa aku tidak kepikiran sama sekali!” celetuk Rio sembari menelepon ibunya. “Tunggu sebentar ya, Vi?” Slavia mengangguk, bersyukur karena Rio mau mendengarkan segala keluh kesahnya tanpa menganggapnya labil. Bukan dia tidak menghargai kedatangan ibu Shara, hanya saja cibiran pedas yang terlontar dari bibirnya sering kali melukai hati seperti duri tajam yang menusuk. “Ibuku setuju kamu tinggal di rumah, Vi.” Rio mengabarkan beberapa saat kemudian. “Nico gimana, Mas? Boleh ngga

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    62 Menepati Janji untuk Adil

    “Ya sudah, ibu bikin minum dulu.” Slavia menarik napas lega setelah ibu mertuanya berlalu pergi dari hadapan mereka. “Setidaknya ibu kamu menerima kedatangan aku, Mas.” “Tentu saja, ibu mendukung keputusan aku untuk meneruskan pernikahan sama kamu. Tanpa ibuku, mungkin talak itu betul-betul aku ucapkan terhadap kamu.” “Oh ya? Kok bisa, Mas?” Pandangan Rio menerawang jauh, dia teringat bagaimana detik-detik ketika dia hampir saja menceraikan Slavia sesuai perjanjian yang telah mereka sepakati. “Kamu ingat saat aku mau mengabulkan permintaan cerai kamu?” tanya Rio lambat-lambat. “Tentu saja ingat.” “Saat aku hampir mengucap talak, tiba-tiba ibu datang dan memberi tahu sebuah rahasia kalau kamu bukanlah adik kandung Shara.” Rio meneruskan ucapannya. “Serius, Mas? Kok ibu mertua bisa tahu?” “Aku tidak paham soal itu, karena ibu fokus mencegahku supaya tidak buru-buru mentalak kamu. Mungkin ibu juga merasa kasihan karena Nico harus terpisah sama kamu, sedangkan kamu adalah ibu ka

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    63 Dia Tidak Kuat Dimadu

    “Halo, Vi?” “Dan, maaf aku mendadak telepon. Bisa aku minta tolong?” Ardan yang selama ini menyimpan kekaguman tersembunyi terhadap Slavia, tentu saja sangat senang ketika dirinya dikontak tiba-tiba. *** Keesokan harinya di rumah Rio .... Shara menggeliat sebentar saat menyadari bahwa malam sudah berganti dengan pagi hari yang dingin. “Maaf Mas ...” lirih Shara sambil menyibakkan selimutnya perlahan. “Aku terlambat bangun tadi ...” “Tidak apa-apa, Ra.” Rio menganggukkan kepalanya. “Aku sudah ambil pakaianku di lemari.” Shara mengernyitkan keningnya sambil berjalan sempoyongan. “Memangnya kamu sudah mandi?” tanya Shara tidak yakin. “Kamu tidak lihat penampilan aku?” tanya Rio balik sambil mengenakan pakaian lengkap. Mau tak mau Shara tersenyum saat mendengar ucapan yang dilontarkan suaminya. Dia harus bersusah payah menyeret kakinya menuju dapur untuk menyiapkan sarapan Rio. Pagi itu Shara merasakan kepalanya yang begitu berat, sehingga dia harus bersusah payah untuk menyend

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    64 Tidak Perlu Menikah Lagi

    “Aku akan bawa Shara ke periksa, Bu.” “Ini pasti gara-gara dia tidak kuat dimadu, kamu jahat!” Rio tidak membantah. “Sudah, Bu ... jangan marah-marah ... sama Mas Rio ...” ucap Shara pelan tidak bertenaga. Rini melengos. Sejak Rio memutuskan untuk melanjutkan pernikahannya dengan Slavia, dia jadi begitu sangat benci kepada menantunya itu. “Lihat akibat perbuatan kamu itu!” sinis Rini lagi. Rio terkejut saat menyadari kalau keadaan Shara sampai sebegini parahnya. “Aku akan antar kamu ke rumah sakit saja!” seru Rio khawatir sambil meletakkan ponselnya di atas meja. “Nggak usah, Mas ...” tolak Shara pelan sambil mengudap bibirnya dengan punggung tangan. “Aku minum obat saja ... pasti sembuh ...” “Bagaimana kamu mau minum obat kalau menelan sesuatu saja tidak bisa?” sergah Rio sambil meraih beberapa helai tisu untuk membersihkan bibir Shara. “Kamu harus secepatnya dibawa ke rumah sakit, setidaknya di sana kamu akan mendapatkan penanganan terbaik.” Shara membiarkan saja Rio member

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    65 Merebut Hati Rio Seutuhnya

    “Apa mataku bengkak sekali, bu?” tanya Shara perlahan. “Kepalaku rasanya berat, dan mataku seperti ada yang mengganjal.” Rini duduk lagi dan memandang putrinya. “Apa gara-gara Rio lagi?” tanya Rini ingin tahu. “Ibu sempat bertemu sama dia saat gantian jaga di sini.” Shara menggelengkan kepala. “Mas Rio nggak ngapa-ngapain kok, Bu ...” jawab Shara jujur. “Aku sendiri ... yang masih sedih ... karena pernikahan kami.” Rini menarik napas panjang. “Ibu pikir karena Rio lagi,” komentarnya. “Ra, apa nggak sebaiknya kamu pulang ikut ibu ke rumah? Di sana kamu sendirian, tidak ada yang menemani kamu.” “Di sana jauh lebih nyaman daripada rumah, Bu.” Shara menggelengkan kepala. “Via masih tinggal serumah sama mertua, kan? Aku justru bisa sama Mas Rio sepenuhnya.” Rini mengusap bahu Shara. “Ibu juga bisa menjaga kamu,” komentarnya. Shara tersenyum lemah, Rini ikut tersenyum melihatnya. “Kalau Rio sampai melepaskan kamu, maka ibu akan maju menghadapinya.” Dia berjanji. Saat itu seorang

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    120 Membuka Luka Lama Kembali

    Slavia lantas menaruh foto terakhir dan sukses membuat Shara terperanjat. “Kenapa kamu menaruh foto Mas Rio di situ?” “Memangnya salah kalau foto ayah kandung ditaruh dekat dengan anak-anak kandungnya?” Shara melotot. “Anak-anak kandung ...? Anak Mas Rio dengan kamu cuma Nico!” “Coba perhatikan lagi, yang ini mamanya Luna. Bibir dan hidungnya sangat mirip sama Mas Rio.” Dengan napas yang menderu cepat, Shara mengamati foto Rio dan Lunara bergantian. Semakin dilihat, semakin kemiripan itu menjelma nyata. “Nggak ... ini nggak mungkin! Mas Rio punya anak lagi ... selain Nico?” Slavia mengangguk tenang. “Kamu bohong, Vi. Kapan kamu hamil lagi? Itu pasti anak dari laki-laki lain kan? Anak dari suami baru kamu!” “Aku belum pernah menikah lagi sampai sekarang,” kata Slavia jujur. “Seharusnya kamu berpikir, gimana ceritanya aku tinggal berjauhan sama Mas Rio, tapi masih bisa hamil anaknya?” Shara menatap Slavia dengan penuh dendam. “Aku nggak percaya ini ....” “Tanya saja sama Mas

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    119 Ikatan Batin Ayah dan Anaknya

    Sebuah mobil asing ternyata sudah menunggu ketika Ardan tiba di rumah Slavia. “Itu mobilnya Pak Rio, Dan!” “Mau aku antar sampai rumah?” “Nggak usah, aku akan hadapi Pak Rio sendiri.” “Apa kamu yakin, Vi? Kalau dia menyakiti kamu gimana?” “Aku sudah mempekerjakan asisten rumah tangga, Dan. Setidaknya aku nggak benar-benar sendirian di rumah,” jawab Slavia. “Kamu pulang saja, kamu juga harus istirahat karena ada air in kamu sama Raras sibuk banget bantu aku.” Mau tak mau Ardan mengangguk. “Kalau ada apa-apa, kamu harus cepat hubungi aku atau Raras.” “Pasti, aku turun ya?” Dengan berat hati, kartun terpaksa mengganggu dan membiarkan Slavia turun dari mobilnya. “Lama sekali, sengaja?” sambut Rio datar ketika akhirnya Slavia muncul di hadapannya. “Aku kan harus jaga-jaga, takutnya kamu coba-coba menyerangku karena aku sudah melaporkan istri kamu ke polisi.” “Bisa kita bicara baik-baik?” “Oke, masuk saja ke rumahku.” Tanpa menunggu jawaban Rio, Slavia segera meninggal pergi mem

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    118 Siap untuk Klarifikasi

    “Kenapa, Bik?” “Ada polisi di depan, Pak ....” “Polisi? Mereka cari siapa?” Rio terbelalak kaget. “Cari ibu, Pak ... Saya nggak berani bilang Bu Shara, makanya saya langsung bilang Bapak saja.” Rio mengusap wajahnya dengan kalut. Ada masalah apa lagi ini? “Selamat malam, Pak!” “Selamat malam, ada perlu apa ya Pak?” tanya Rio sopan. “Kami datang ke sini sambil membawa perintah surat penangkapan untuk Bu Shara,” jawab salah seorang petugas yang datang. “Memangnya istri saya kenapa, Pak?” “Istri Bapak ditangkap atas laporan pengayaan terhadap Bu Slavia.” Rio terperanjat kaget, terlebih ketika petugas polisi menyebut nama mantan istri keduanya. “Mas, ini kita mau ke mana?” tanya Shara ketika Rio menjemputnya di kamar. “Ada yang mau bertemu sama kamu ....” “Siapa?” Rio tidak menjawab. Bukannya dia seorang suami yang tega, justru dia sangat ingin tahu tentang apa yang sedang terjadi sebenarnya. “Polisi? Kok mereka ada di sini sih, Mas?” Shara langsung menghentikan langkahnya s

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    117 Melaporkan Kasus Penganiayaan

    Shara manggut-manggut, dia sangat yakin jika Slavia tidak akan seberani itu untuk melapor. Atau dia akan membuat namanya kembali viral, dan berimbas ke bisnis online yang digelutinya. “Gimana keadaan kamu, Vi?” “Ya beginilah, Ras ... Luna gimana?” “Ardan yang jemput Luna, kamu tenang saja.” Slavia menarik napas panjang. “Kamu harus dirawat ingat di sini ya?” tanya Raras. “Sebenarnya aku mau pulang, tapi tapi kepalaku pusing banget dan sama dokter diminta untuk observasi di klinik dulu sementara ....” “Atau kamu pindah ke rumah sakit saja?” “Nggak usah lah Ras, aku kan dianiaya bukan sakit kronis.” Raras menghela napas. “Tapi menurutku perbuatan mereka itu sudah sangat keterlaluan, mereka nggak Cuma mempermalukan kamu, Vi. Mereka juga menganiaya kamu, entah apa yang akan terjadi seandainya aku sama Ardan nggak datang ....” “Oh ya, kalian berdua kok bisa tahu posisiku sama apa yang aku alami?” tanya Slavia penuh rasa syukur. “Bukannya kamu yang nelepon pakai aplikasi pesan?”

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    116 Korban dari Ide Gila Kakaknya

    Jantung Slavia berpacu dengan cepat ketika para wanita itu merundungnya baik verbal maupun fisik, dari mulai menjambak rambut, menampar wajah, dan menarik telinganya beramai-ramai. “Hentikan ini, aku nggak sepenuhnya salah!” teriak Slavia sambil menutupi wajahnya. “Banyak omong, aku viralkan kamu ya!” “Dasar pelakor hina!” Slavia berusaha melawan, tapi tentu saja dia kalah jumlah. Orang-orang mulai berdatangan untuk melihat apa yang terjadi, bahkan ada yang berusaha untuk menghentikan penganiayaan itu. “Stop, Ibu-Ibu! Ini ada apa?” “Tolong jangan main hakim sendiri!” “Anda ini kan sesama perempuan, kenapa menyakiti perempuan?” Teman-teman Shara menghentikan sejenak aksi bar-bar mereka. “Dia ini pelakor!” “Betul, dia adalah orang ketiga dalam rumah tangga teman kami!” “Haahh? Jadi dia itu pelakor?” Slavia menurunkan tangannya dan berteriak. “Bohong, itu semua fitnah!” “Wah, berani juga pelakor ini!” “Iya nih, dasar nggak punya malu!” “Aku memang bukan pelakor, istri perta

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    115 Sang Penggoda Itu

    Mana bisa begitu,” tolak Shara. “Nico itu anak Mas Rio, dan aku adalah istrinya.” “Aku nggak peduli, aku ini ibu kandung Nico.” “Nggak bisa, Vi. Sesuai perjanjian, Nico harus kamu serahkan kepada Shara dan Rio untuk dirawat.” Rini menengahi. “Ibu lupa kalau perjanjian itu sudah enggak berlaku lagi?” tanya Slavia mengingatkan. “Mas Rio dan ibunya sendiri yang datang untuk bujuk aku supaya melanjutkan pernikahan itu, sedangkan uang ganti rugi yang sudah Kak Shara bayarkan juga diganti sama Mas Rio.” “Jadi kamu mau uang?” sentak Shara. “Tolong deh, bisa nggak jangan pakai teriak-teriak?” Slavia mengingatkan. “Di sini itu tempat umum, bukan tempat buat marah-marah ....” Rini mengusap tangan Shara. “Tenang.” Slavia menarik napas. “Sejak awal aku sudah bilang sama mas Rio Kalau aku cuma mau mengurus masalah hak asuh Nico, aku nggak peduli lagi sama kalian berdua. Asal aku nggak diusik, aku juga nggak akan mengusik kamu ataupun Mas Rio.” “Kamu nggak usah bohong, Vi. Buktinya kamu int

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    114 Memaksaku Menduakan Pernikahan

    Aku mungkin menyesalkan ide kamu, tapi ... aku tidak menyesali kehadiran Nico sedikit pun.” “Kamu bikin aku sakit hati, Mas. Kamu tega ....” “Kamu sendiri tega memaksaku menduakan pernikahan kita, sampai kamu mencoba bunuh diri dan membuatku tersudut bersama Via. Ingat?” Shara mati kutu. Semua yang Rio ucapkan terasa seperti beberapa anak panah yang meluncur bersamaan dan menancap tepat di ulu hatinya. “Justru itu aku minta kamu untuk memperbaiki pernikahan kita, Mas. Aku nggak mau ada Via lagi di tengah-tengah kita, cukup Nico saja yang akan jadi pelengkap kebahagiaan ... Belum lagi anak kita nanti seandainya aku diberi kepercayaan untuk hamil anak kamu.” Rio memijat keningnya, rasa pusing kini seringkali mampir sejak dia bertemu kembali dengan Slavia dan juga bocah perempuan itu. “Mas, apa ucapan aku ada yang salah? Kok kamu diam saja?” tanya Shara khawatir. “Aku terlalu pusing dengan semua ini ....” “Oke, kita sebaiknya jangan membicarakan soal Via atau perjanjian masa lalu

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    113 Mempercepat Pembalasan Dendam

    “Istri satu-satunya ya, sungguh membanggakan. Akan jauh lebih membanggakan lagi kalau kamu bisa kasih keturunan sama suami kamu,” sindir Slavia tepat sasaran. “Kamu ....” “Atau jangan-jangan kamu juga sudah berhasil punya anak? Kalau begitu, kembalikan Nico sama aku. Bukankah kamu bisa merawat anak kandung kamu sendiri?” tanya Slavia pura-pura. “Mulut kamu itu ya, Vi. Pengin aku robek-robek rasanya!” Slavia tersenyum kecil. “Kamu masih nggak berubah juga ya, suka emosian.” “Diam kamu, aku sudah kasih kamu peringatan. Jangan sampai aku bikin mental kamu hancur untuk yang kedua kalinya.” Mendengar ancaman itu, Slavia seketika berdiri dan membuat Shara terperanjat kaget saat melihat sorot matanya yang tajam membunuh. “Coba saja, kamu pikir aku masih sama seperti Via yang dulu?” “Apa maksud kamu?” “Pikir saja sendiri, kamu masih bisa mikir kan?” “Jangan kurang ajar kamu!” Shara ikut berdiri dan bersiap melayangkan tamparan ke wajah Slavia, tapi tangan itu tidak pernah mendarat d

  • Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar    112 Mereka Berpotensi untuk Rujuk

    “Daripada Nico tahu dari orang lain, nanti dia malah bingung. Kasihan,” ucap Rio sembari memejamkan mata. “Kita tetap harus kasih tahu dia, Ra.” “Aku mohon pertimbangkan lagi keputusan kamu, Mas. Bukankah Via punya niat jelek untuk merampas Nico dari tangan kamu?” “Aku akan membujuknya supaya tidak melakukan hal itu.” “Membujuk gimana?” Shara menyipitkan mata. “Jangan bilang kalau kamu diam-diam menemui Via di belakang aku, ya?” “Ngapain aku harus diam-diam? Aku tidak harus minta izin kamu buat bicara sama Via kan?” tukas Rio, tampak tidak senang. “Bukan begitu juga maksud aku, Mas ....” “Aku bisa lihat kalau Via dendam sekali sama kita, seolah kita sudah melakukan kesalahan besar di masa lalu.” Rio menambahkan, membuat wajah Shara memucat. “Aku tidak habis pikir sama Via, dia benar-benar sudah berubah.” Shara menelan ludah, dia merasa harus segera berbuat sesuatu. “Terus apa rencana kamu?” “Seperti yang aku bilang tadi, aku akan minta Via untuk tidak meributkan soal hak asuh

DMCA.com Protection Status