Share

UNDANGAN

Penulis: Ri Chi Rich
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Iya Mama, tadi pagi juga aku yang mandiin Om Rio. Iya kan Suster Titi?"

"Iya, Kak Anggia."

Sebenarnya yang salah itu telinga Dini atau memang dia masih ada di alam mimpikah?

Diam-diam, Dini mencubit kecil punggung tangannya dan merasakan perihnya.

Rasanya dia tidak mimpi. Jadi benar Rio menemani Anggia? Tapi Kenapa ini sulit diterima olehnya?

Apalagi mengingat perlakuan Rio tadi malam. Wah, Dini yakin, pasti ada yang konslet dengan pikiran pria itu. Bahkan dia rela memberikan mainan-mainan mahal pada putrinya.

Tapi ... kenapa Rio masih ada di rumah ini semalam? Lalu bagaimana nasib orang yang menghubunginya?

Apa Rio berbohong pada Dini? Apa telepon itu palsu? Tapi kenapa dia harus berbohong? Iseng sekali bukan? Atau ... apa mungkin ini semua dilakukannya karena Rio merasa sangat bahagia setelah menyiksa Dini?

Cuma semakin dipikirkan semakin pikiran Dini tidak mengerti apa yang diinginkan oleh pria itu.

"Mama, Anggia nanti dapet kado apa dari Mama?"

Dan sudahlah! Tidak perlu dipikirk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
Rio....kau selalu meminta dipuaskan oleh Dini.... Itu berarti kau tak pernah mendapat kepuasan dari istri pertamamu.....
goodnovel comment avatar
Ayun Retno
Katanya kerempeng ga menarik ternyata masih bisa bikin Rio on y hemmmm
goodnovel comment avatar
Yuli Yazid
tu kan mulai gila lagi si Rio apa sich maunya....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Istri Kedua Cinta Pertamaku   ANGKAT JANGAN?

    "Pak Rio, tidak puaskah Anda melecehkan saya tadi malam dan saat ini melakukannya lagi di hari ulang tahun putri saya?""Apa seorang suami menyentuh istrinya itu namanya pelecehan?"Rio membalikkan badan Dini dan menatap wajah wanita itu dengan posisi yang sangat dekat sekali. Jadi saja Dini yang tingginya cuma sebahu Rio jadi nervous.Apa lagi pas dirinya mendongak, tepat sekali mata Dini mengarah ke bibir Rio."Kenapa memperhatikan bibirku? Ingat kecupan semalam dan ingin lagi?"Ah, sial sekali. Dini sama sekali tidak menginginkan itu. Tapi ya kenapa juga dia malah mengarahkan matanya ke sana? Pandai saja Rio memanfaatkan keadaannya."Boleh juga, Anda mau melayani saya dengan kecupan itu lagi? Mumpung Anda belum menceraikan saya, kayaknya saya bisa menikmati itu dulu. Sebelum nanti, kalau saya sudah melahirkan anak itu kan saya tidak bisa lagi merasakan service plus-plus dari Bapak Rio Ravindra."Masa bodolah Rio mau suka atau tidak suka yang penting Dini sudah membalasnya. Enak saj

  • Menjadi Istri Kedua Cinta Pertamaku   PLAN B

    Dini: Terima kasih Mas ucapannya. Nanti akan aku sampaikan pada Anggia dia pasti senang sekali dapat hadiah itu. Tapi saat Rio sedang mengenang apa yang dikatakan Darsa dalam ruangan Teddy, tiba-tiba pikirannya terdistraksi oleh suara Dini yang masih bicara dengan Darsa.Rio tak tahu apa yang ditawarkan oleh Darsa sebagai hadiah untuk Anggia tapi rasa di dalam hatinya tidak suka saja apalagi sudah melihat senyum di wajah Dini.Emosi dan pikiran Rio jadi ngelantur kemana-mana. Tapi untung saja matanya menatap ke sesuatu yang dikenakan Dini. Sebuah ide pun muncul di dalam benaknya. Dia tak akan membiarkan Dini enak-enakan bicara dengan seseorang yang menjadi orang nomor satu yang tak disukainya saat ini. Rio mendekat pada Dini dan tangannya menyingkap dress dengan bawahan bentuk A yang dikenakan Dini."Hentikan!"Darsa: Eh, ada apa Dini?Dini: Eh, enggak Mas, anu, aku lagi sambil nonton TV. Ada dramanya dan aku kaget saja waktu tadi tokoh prianya mengganggu tokoh wanita.Mata Dini aw

  • Menjadi Istri Kedua Cinta Pertamaku   PLAY VICTIM

    "Pak Rio, kumohon. Hari ini adalah hari ulang tahun putriku. Dan aku ingin merayakan dengannya dulu. Tolong, jangan buat aku kesakitan sekarang.""Tak ada yang bisa melarangku!""Tidak melarang. Hanya menunda. Saya mohon Pak, jika Anda masih punya hati maka Anda akan mengizinkan saya merayakan hari jadi putri saya dulu dan nanti saya akan lakukan apapun untuk Anda setelah acara ini."Masih dengan tangannya yang menahan tangan Rio supaya tidak mengganggu intinya, Dini lagi-lagi kembali merendahkan dirinya di hadapan Rio demi putrinya.Entah sudah keberapa kali dia mengalah dan berusaha untuk membuat pria itu sedikit saja mengerti tentang kondisinya.Tapi apakah permohonan tulus Dini yang sekarang bisa menahan Rio memenuhi keinginannya lebih lanjut? Apa pria itu bisa mengerti?"Lalu bagaimana dengan diriku? Apa pernah kamu memberikan waktu untuk mengerti alasanmu pergi?""Pak Rio, itu-""Tidak pernah. Kamu tidak memberikanku waktu dan penjelasan. Kamu pergi begitu saja meninggalkanku di

  • Menjadi Istri Kedua Cinta Pertamaku   KERAS KEPALA

    "Sudah. Tapi karena Om Rio-nya Anggia sudah besar dan bukan kakak Mama, jadi lebih baik Mama panggilnya Pak Rio. Karena kalau mama panggilnya Kak Rio, orang akan risih dan istrinya Om Rio akan terganggu, Anggia. Itu gak boleh." Dini yakin jawabannya sudah sangat diplomatis dan seharusnya tidak ada celah! Lagian dia masih ingat betul yang dikatakan Rio kalau pria itu risih dengan panggilan Dini dulu padanya. Tak ada alasan lagi untuk Dini membiarkan mulutnya memanggil dengan cara yang sama. Dini tahu putrinya pasti ingin bertanya lagi makanya jarinya sudah menunjuk ke arah kue ulang tahun. "Mama udah bikin kue ulang tahun loh buat Anggia. Jadi gimana nih? Mau tiup lilin dulu atau mau makan dulu?" Ada senyum yang kelewat manis diberikan Dini pada putrinya. Buat Dini Anggia adalah segalanya. Tanpa Anggia mungkin dia tidak punya harapan untuk hidup sekarang. Bisa saja dia khilaf dan bunuh diri. "Makan kue dulu, habis itu potong kuenya ya Ma!" "Oke sayang! Ayo kita nyanyi dulu y

  • Menjadi Istri Kedua Cinta Pertamaku    MUNGKINKAH?

    "Kamu nih--"UWEEEEEK! UWEEEEK!Siapa suruh Rio tadi tak mau menuruti Dini?Kan tadi sudah dibilang kalau Dini ingin ke kamar mandi tapi dikiranya hanya berpura-pura saja.Yang ada keluarlah semua yang membuat Dini merasa mual. Dan Rio tidak lagi bisa menghindar ketika muntahan itu mengenai roti sobek perutnya yang terpahat sempurna.Dia bahkan tidak bisa berkata-kata lagi ketika Dini masih terus memuntahkan semua yang membuatnya tak nyaman hingga wanita itu terlihat lemas."Sudah?""Hm. Maaf," dan sejujurnya Dini juga merasa tidak enak.Alhasil, Dini tak berani menatap Rio tapi dia juga tidak mau disalahkan. Apalagi Rio masih diam setelah tadi dia meminta maaf."Aku kan sudah mengingatkan dari awal kalau aku ingin muntah. Tapi kamu yang tidak mau menyingkir.""Kapan tanggal menstruasimu?""Eh, itu--"Dini juga tidak bisa menjawabnya dia diam karena tanggalnya sering sekali berubah-ubah."Sudahlah tak perlu menjawab!""Eh, turunkan aku!"Rio seperti frustasi sendiri menunggu Dini menj

  • Menjadi Istri Kedua Cinta Pertamaku   IBU PENGGANTI

    "Ini rumah mendiang papaku. Kamu nggakberhak ngusir aku dan anakku, Satrio!""Tidak berhak katamu? Jelas-jelas kamusudah menandatangani surat perjanjian, berikut surat cerai.”Ucapan pria berengsek itu membuat jantung Diniberpacu. Wajahnya seketika memerah padam. "Kamu biadab, Satrio! Kamumenjebakku!"Wanita itu lantas berteriak, mencoba menerjangSatrio—mantan suami liciknya dengan pukulan bertubi-tubi. Namun, sekuat apa pundia menyerang, Dini tetap kalah.Bukan hanya tenaga yang kalah, dia pun kalahbukti ... sebab Satrio benar, dialah yang menyerahkan seluruh harta warisannyapada pria itu.Berbekal rasa cinta dan percaya, Dini luputmembaca satu pun kalimat di dokumen yang Satrio berikan. "Pergi kamu dari sini. Dan bawa anakharammu itu.” Satrio mendorong Dini dengan kasar. Pria itubahkan tidak membiarkan Dini membawa satu pun barang-barangnya dari rumah. Hanya bersama sang anak, Dini pun akhirnyaterusir dari rumahnya.Hubungannya dengan Satrio memang rumit. Diasudah me

  • Menjadi Istri Kedua Cinta Pertamaku   RODA KEHIDUPAN

    Semua berjalan begitu cepat dan ijab kabul pun sudah terjadi. Penghulu dan saksi sudah pergi, kini hanya menyisakan Dini dan Rio yang masih sama-sama berdiam diri.Tidak tahan dengan situasi yang kaku antara dirinya dan Rio, Dini pun memutuskan untuk keluar dari salah satu kamar rumah sakit yang disewa Rio hanya untuk pernikahan mereka."Permisi, Kak.""Memang siapa yang menyuruhmu pergi?"Sayangnya suara Rio yang otoriter itu menahan langkahnya."Apa ada yang ingin Kak Rio bicarakan?"Kemudian, tatapan elang milik Rio mengedar ... menatap Dini dari ujung kepala hingga ujung kaki.Sadar dilihat dengan saksama oleh mantan kekasihnya, Dini pun menunduk ... merasa minder dengan perbedaan penampilan mereka kini."Apa yang terjadi padamu? Ke mana kembang kampus yang dulu cantik itu?”"Ah, itu....” Sesaat, Dini termangu, bingung. Hingga kemudian dia hanya berujar singkat, tanpa berusaha bercerita lebih lanjut. “Roda kehidupan berputar, Kak.”Rio menganggukkan kepalanya nyaris tak kentara. "

  • Menjadi Istri Kedua Cinta Pertamaku   ONDE-ONDE

    Dini berjengit, kaget, tetapi beruntung diabisa segera mengontrol ekspresinya dan berhasil menemukan jawaban dengan cepat."Ah, kurasa itu hanya persepsi Kakak.”Dini memulas senyum tipis untuk mendukung alibinya. “Onde-onde adalah makanankesukaanku. Aku sering membawanya dan membagi-bagikannya ketika kuliah dulu.Jadi kurasa dia terpengaruh olehku karena ini makanan favoritku."Tidak lama, seruan seorang bocah membuat Dinimenoleh."Mama, itu temen Mama yang tolonginAnggia?""Oh, iya Sayang. Namanya Om Rio.” Tepatsaat itu, Anggia telah menghampiri Rio lebih dulu. “Dia yang membayarpengobatan Anggia kemarin sama minjemin rumahnya buat kita tinggalsementara."Bocah kecil itu masih memperhatikan Rio yangberdiri dengan tangan terlipat di depan dadanya, menatap pria itu dengan rasapenasaran."Om Rio, makasih udah tolongin Anggia dirumah sakit."Anggia tersenyum lepas, kemudian tanpa didugamendekat dan mengulurkan tangannya. Sejenak, Rio terlihat terkesiap dengansikap bocah yang

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kedua Cinta Pertamaku    MUNGKINKAH?

    "Kamu nih--"UWEEEEEK! UWEEEEK!Siapa suruh Rio tadi tak mau menuruti Dini?Kan tadi sudah dibilang kalau Dini ingin ke kamar mandi tapi dikiranya hanya berpura-pura saja.Yang ada keluarlah semua yang membuat Dini merasa mual. Dan Rio tidak lagi bisa menghindar ketika muntahan itu mengenai roti sobek perutnya yang terpahat sempurna.Dia bahkan tidak bisa berkata-kata lagi ketika Dini masih terus memuntahkan semua yang membuatnya tak nyaman hingga wanita itu terlihat lemas."Sudah?""Hm. Maaf," dan sejujurnya Dini juga merasa tidak enak.Alhasil, Dini tak berani menatap Rio tapi dia juga tidak mau disalahkan. Apalagi Rio masih diam setelah tadi dia meminta maaf."Aku kan sudah mengingatkan dari awal kalau aku ingin muntah. Tapi kamu yang tidak mau menyingkir.""Kapan tanggal menstruasimu?""Eh, itu--"Dini juga tidak bisa menjawabnya dia diam karena tanggalnya sering sekali berubah-ubah."Sudahlah tak perlu menjawab!""Eh, turunkan aku!"Rio seperti frustasi sendiri menunggu Dini menj

  • Menjadi Istri Kedua Cinta Pertamaku   KERAS KEPALA

    "Sudah. Tapi karena Om Rio-nya Anggia sudah besar dan bukan kakak Mama, jadi lebih baik Mama panggilnya Pak Rio. Karena kalau mama panggilnya Kak Rio, orang akan risih dan istrinya Om Rio akan terganggu, Anggia. Itu gak boleh." Dini yakin jawabannya sudah sangat diplomatis dan seharusnya tidak ada celah! Lagian dia masih ingat betul yang dikatakan Rio kalau pria itu risih dengan panggilan Dini dulu padanya. Tak ada alasan lagi untuk Dini membiarkan mulutnya memanggil dengan cara yang sama. Dini tahu putrinya pasti ingin bertanya lagi makanya jarinya sudah menunjuk ke arah kue ulang tahun. "Mama udah bikin kue ulang tahun loh buat Anggia. Jadi gimana nih? Mau tiup lilin dulu atau mau makan dulu?" Ada senyum yang kelewat manis diberikan Dini pada putrinya. Buat Dini Anggia adalah segalanya. Tanpa Anggia mungkin dia tidak punya harapan untuk hidup sekarang. Bisa saja dia khilaf dan bunuh diri. "Makan kue dulu, habis itu potong kuenya ya Ma!" "Oke sayang! Ayo kita nyanyi dulu y

  • Menjadi Istri Kedua Cinta Pertamaku   PLAY VICTIM

    "Pak Rio, kumohon. Hari ini adalah hari ulang tahun putriku. Dan aku ingin merayakan dengannya dulu. Tolong, jangan buat aku kesakitan sekarang.""Tak ada yang bisa melarangku!""Tidak melarang. Hanya menunda. Saya mohon Pak, jika Anda masih punya hati maka Anda akan mengizinkan saya merayakan hari jadi putri saya dulu dan nanti saya akan lakukan apapun untuk Anda setelah acara ini."Masih dengan tangannya yang menahan tangan Rio supaya tidak mengganggu intinya, Dini lagi-lagi kembali merendahkan dirinya di hadapan Rio demi putrinya.Entah sudah keberapa kali dia mengalah dan berusaha untuk membuat pria itu sedikit saja mengerti tentang kondisinya.Tapi apakah permohonan tulus Dini yang sekarang bisa menahan Rio memenuhi keinginannya lebih lanjut? Apa pria itu bisa mengerti?"Lalu bagaimana dengan diriku? Apa pernah kamu memberikan waktu untuk mengerti alasanmu pergi?""Pak Rio, itu-""Tidak pernah. Kamu tidak memberikanku waktu dan penjelasan. Kamu pergi begitu saja meninggalkanku di

  • Menjadi Istri Kedua Cinta Pertamaku   PLAN B

    Dini: Terima kasih Mas ucapannya. Nanti akan aku sampaikan pada Anggia dia pasti senang sekali dapat hadiah itu. Tapi saat Rio sedang mengenang apa yang dikatakan Darsa dalam ruangan Teddy, tiba-tiba pikirannya terdistraksi oleh suara Dini yang masih bicara dengan Darsa.Rio tak tahu apa yang ditawarkan oleh Darsa sebagai hadiah untuk Anggia tapi rasa di dalam hatinya tidak suka saja apalagi sudah melihat senyum di wajah Dini.Emosi dan pikiran Rio jadi ngelantur kemana-mana. Tapi untung saja matanya menatap ke sesuatu yang dikenakan Dini. Sebuah ide pun muncul di dalam benaknya. Dia tak akan membiarkan Dini enak-enakan bicara dengan seseorang yang menjadi orang nomor satu yang tak disukainya saat ini. Rio mendekat pada Dini dan tangannya menyingkap dress dengan bawahan bentuk A yang dikenakan Dini."Hentikan!"Darsa: Eh, ada apa Dini?Dini: Eh, enggak Mas, anu, aku lagi sambil nonton TV. Ada dramanya dan aku kaget saja waktu tadi tokoh prianya mengganggu tokoh wanita.Mata Dini aw

  • Menjadi Istri Kedua Cinta Pertamaku   ANGKAT JANGAN?

    "Pak Rio, tidak puaskah Anda melecehkan saya tadi malam dan saat ini melakukannya lagi di hari ulang tahun putri saya?""Apa seorang suami menyentuh istrinya itu namanya pelecehan?"Rio membalikkan badan Dini dan menatap wajah wanita itu dengan posisi yang sangat dekat sekali. Jadi saja Dini yang tingginya cuma sebahu Rio jadi nervous.Apa lagi pas dirinya mendongak, tepat sekali mata Dini mengarah ke bibir Rio."Kenapa memperhatikan bibirku? Ingat kecupan semalam dan ingin lagi?"Ah, sial sekali. Dini sama sekali tidak menginginkan itu. Tapi ya kenapa juga dia malah mengarahkan matanya ke sana? Pandai saja Rio memanfaatkan keadaannya."Boleh juga, Anda mau melayani saya dengan kecupan itu lagi? Mumpung Anda belum menceraikan saya, kayaknya saya bisa menikmati itu dulu. Sebelum nanti, kalau saya sudah melahirkan anak itu kan saya tidak bisa lagi merasakan service plus-plus dari Bapak Rio Ravindra."Masa bodolah Rio mau suka atau tidak suka yang penting Dini sudah membalasnya. Enak saj

  • Menjadi Istri Kedua Cinta Pertamaku   UNDANGAN

    "Iya Mama, tadi pagi juga aku yang mandiin Om Rio. Iya kan Suster Titi?""Iya, Kak Anggia."Sebenarnya yang salah itu telinga Dini atau memang dia masih ada di alam mimpikah?Diam-diam, Dini mencubit kecil punggung tangannya dan merasakan perihnya.Rasanya dia tidak mimpi. Jadi benar Rio menemani Anggia? Tapi Kenapa ini sulit diterima olehnya?Apalagi mengingat perlakuan Rio tadi malam. Wah, Dini yakin, pasti ada yang konslet dengan pikiran pria itu. Bahkan dia rela memberikan mainan-mainan mahal pada putrinya.Tapi ... kenapa Rio masih ada di rumah ini semalam? Lalu bagaimana nasib orang yang menghubunginya?Apa Rio berbohong pada Dini? Apa telepon itu palsu? Tapi kenapa dia harus berbohong? Iseng sekali bukan? Atau ... apa mungkin ini semua dilakukannya karena Rio merasa sangat bahagia setelah menyiksa Dini?Cuma semakin dipikirkan semakin pikiran Dini tidak mengerti apa yang diinginkan oleh pria itu. "Mama, Anggia nanti dapet kado apa dari Mama?"Dan sudahlah! Tidak perlu dipikirk

  • Menjadi Istri Kedua Cinta Pertamaku   ULANG TAHUN

    "Terserah aku dong mau melakukan apa pada milikku!""Apa Anda tahu Anda sangat tidak punya hati?"Dini tidak tahu lagi harus mengatakan apa! Tubuhnya yang dikekang membuatnya tidak bisa melakukan apapun dan sekarang dia semakin khawatir karena Rio seperti ingin menjerumuskannya lebih dalam.Buat apa dia merekam Dini tanpa busana dan sedang dieksekusi olehnya kalau tidak untuk niat jahat?"Aku tidak punya hati? Lebih tidak punya hati mana daripada seorang wanita yang meninggalkan kekasih yang sangat mencintainya dan sangat berharap bersama dengannya tapi dia mematahkan harapannya itu hanya karena masalah kekasihnya miskin? Meninggalkannya tanpa kabar!""Pak Rio-""Itu impian dan harapan Dini! Itu masa depa, hidup dan mimpi seseorang! Tapi kamu menghancurkannya setelah membawa angan itu melayang tingga. Apa kamu pikir hanya wanita yang bisa patah hati?""Ya sudah terserah saja dengan Pak Rio ingin melakukan apa! Membalas dendam pada saya? Lakukan! Sampai Bapak puas!"Dini sudah lelah di

  • Menjadi Istri Kedua Cinta Pertamaku   SAKIT JIWA!

    "Aaakh, lepaskan!"Dini, dia tadinya ingin memaksakan diri tetap keluar dari mobil tapi tangannya kembali ditarik oleh Rio.Cukup kuat hingga dirinya tersentak dan tubuhnya sampai menubruk Rio."Apa mau Anda?" protes Dini, dia tak bisa membiarkan Rio melukainya lagi tapi sayang Dini kalah kuat dengan Rio"Kenapa saya harus pakai jas Anda?"Dini tidak tahu apa niatan Rio yang lain. Tapi jas yang tadi dibuka oleh pria itu kini sudah dikenakan olehnya di tubuh Dini!Rio tidak menjelaskan apapun. Hanya menarik Dini ke atas pangkuannya dan dia membuka pintu, lalu kedua tangannya merengkuh tubuh Dini"Turunkan saya!""Diam! Atau jangan salahkan jika aku menggunakan Anggia sebagai balasan untukmu karena tidak patuh!"Dini tidak minta digendong. Dini juga tidak minta Rio untuk memberikan jas itu menutupi pakaian dalamnya. Tapi Rio sendiri yang memakaikannya dan kini kedua tangan itu juga mengangkat tubuh Dini masuk ke tempat tinggal mereka.Jangan tanya betapa kesalnya Dini saat itu. Tapi ber

  • Menjadi Istri Kedua Cinta Pertamaku   TIDAK BERPERASAAN

    "Pak Rio, hentikan!"Tapi percuma juga Dini memekik, berusaha melepaskan diri, atau memukul-mukul Rio. Pria itu sudah seperti kerasukan iblis entah dari mana datangnya dan tidak lagi memedulikan perasaan Dini.Pakaian Dini sudah compang-camping akibat ulah tarikan tangannya. Belum lagi bibirnya yang buas, bergerak menyusuri wajah Dini seperti sedang menikmati makanan enak. Tak cukup sampai di sana. leher jenjang Dini juga menjadi mangsanya dan Rio meninggalkan jejak-jejak merah dan biru lebam bukan hanya di satu spot. Rio dengan kasar memaksa Dini menerima setiap sentuhan yang tidak bisa dibilang nikmat. Itu sakit! Dini menjerit dan sekuat tenaga, meronta juga tidak bisa saat tubuh besar Rio menindih badannya yang kecil dan ringkih. Gigitan-gigitan dari giginya yang memberikan bekas di dua gunung Dini juga meninggalkan perih. Ada beberapa bahkan yang membuat luka berdarah. Tak ada guna Dini memekik karena kaca mobil Rio tidak tembus pandang. Ditambah lagi ada sekat antara driver de

DMCA.com Protection Status