Share

Kekesalan Monika

Penulis: minaya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-27 20:39:03

“Hallo, sayangg,” ucap Monika manja langsung memeluk Rafael membuat pria itu terkejut. Rafael yang merasa tak nyaman di peluk seperti itu di kantor langsung berusaha mendorong pelan pinggang istrinya, tapi Monika tetap memeluk erat Rafael.

“Kenapa tiba-tiba datang?” tanya Rafael dengan suara dinginnya. Pria itu tak membalas pelukan Monika, tapi dia malah melihat Chalista yang berdiri dengan tak nyaman di sana.

“Aku rindu sama kamu, udah gak tahan pengen cepet-cepet pulang,” ucapnya dengan centil. Chalista yang merasa dia tak seharusnya berada di sana, langsung hendak undur diri namun Monika menahannya.

“Eh…ternyata ada Chalista di sini, maaf ya aku gak liat tadi soalnya cuma fokus nyari suamiku yang ganteng ini,” ucapnya entah kenapa terdengar seperti menyindir Chalista.

Rafael pun berpikir demikian. Walaupun sudah menikah, Rafael tak sedekat itu dengan istrinya ini, apalagi untuk berpelukan saat pertama kali bertemu, apa Monika sengaja melakukannya di depan Chalista?

“Iya….Kak Aku ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   Rahasia Yang Terkuak

    Malam hari, Chalista tiba-tiba merasa seluruh tubuhnya nyeri. “Arghhh….kenapa ini?” lirih gadis itu dengan gelisah di tempat tidurnya. Setelah membeli obat untuk menghilangkan mual yang dia rasakan, Chalista kini malah demam.Gadis itu perlahan menghidupkan lampu kamarnya dan duduk di ujung kasur. Rasanya semakin memaksakan tidur, kepalanya semakin sakit.Saat hendak mengambil air yang biasanya ada di meja samping tempat tidurnya, Chalista menghembuskan napasnya kasar karena gelas itu kosong.“Aduh, males banget ke bawah ngambil air,” lirih Chalista, tapi dia sangat haus saat ini. Mau tidak mau gadis itu perlahan membuka pintu dan turun ke lantai 1 untuk ke dapur.Ini sudah pukul 1 pagi, dan semua anggota keluarga pasti sudah tertidur pulas kecuali Chalista tentunya yang sedang hamil dan banyak pikiran. Sudah beberapa hari dia tak melihat Rafael karena pria itu harus pergi dinar ke luar kota dan Mayang tak mengizinkan Chalista ikut karena dia sakit. Dengan langkah gontai, Chalista be

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-29
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   Ancaman Abimanyu

    Plak!!! Chalista memegang pipinya yang ditampar oleh papanya sendiri. ”Kamu sungguh kurang ajar!” Suara berat dan bentakan dari Abimanyu itu membuat seluruh tubuh Chalista bergetar. Dia ingin menangis sejadi-jadinya karena kini riwayatnya akan tamat, papanya pasti sudah tau semua perbuatannya dan Rafael dibelakang semua orang. ”Pa, aku—”Diam! Saya belum selesai berbicara,” sela Abimanyu sambil mengacungkan telunjuknya ke arah wajah Chalista, keadaannya yang memang sakit sejak awal membuat Chalista semakin tak berdaya. Apalagi, tidak ada siapapun lagi di rumah ini, Rafael pergi dinas dan Mayang seperti biasa mengurus butiknya jadi tak akan ada yang bisa menyelamatkan Chalista dari kemarahan Abimanyu sekarang. ”Chalista, apa kamu paham kata-kata manusia? Sudah untung saya mau memungutmu dari jalanan, tapi ini balasanmu pada saya, hah?” bentaknya lagi membuat Chalista seketika menutup matanya, takut-takut Abimanyu menamparnya lagi kali ini. ”Pa, aku akan menggu—Sebelum Chalista be

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-30
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   Wanita Licik

    ”Kak, ini udangnya,” ucap Chalista sambil membawakan sebuah nampan berisi udang saus yang dia buat sendiri lengkap dengan nasi dan juga sendok garpunya.Monika tak langsung membalas ucapan adik iparnya itu. Tapi gadis itu masih sibuk memainkan hpnya dengan kaki disilangkan, bak seorang ratu di rumah ini.Tapi benar. Monika memang ratu di rumah ini dan Chalista hampir mirip seperti pembantu, hanya saja dia terbungkus identitas ’anak angkat’ padahal bagi Abimanyu Chalista lebih rendah dari pembantu di rumah ini.”Ohh, udah mateng? Kok cepet, sih,” ucap Monika dengan nada terkejutnya yang dibuat-buat. Tangannya kemudian meraih sendok yang ada di nampan itu dan mencicipinya secara perlahan.Chalista masih berdiri di sana menunggu respon Monika hingga wajahnya berubah masam. ”Huek........Apa ini? Kau mau meracuniku hah?” bentak Monika sambil membanting sendok yang di pakai. Dia terlihat sangat marah.”Kenapa, Kak?” tanya Chalista dengan bingung. Dia sangat takut jika suara teriakan Monika

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-30
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   Apartement Untuk Chalista

    “Loh, kok bisa tumpah, Cha?” tanya Mayang saat melihat rok menantunya sudah kotor kejatuhan udang saus. Sebelum Chalista sempat menjawab, Monika buru-buru menyela agar gadis itu tak sempat membela dirinya. “Ma, tadi aku sama Chalista masak udang saus terus Cha gak sengaja jatuhin pas bawa nampannya ke meja,” bohong Monika karena panik saat melihat mama mertuanya dan suaminya tiba-tiba datang saat dia tengah memperbudak Chalista. “Ya ampun kok bisa sih sampai jatuh rok kamu jadi kotor kayak gitu,” ucap Mayang terkejut tapi kemudian wanita itu menatap heran kea rah menantunya. “Loh sejak kapan kamu bisa masak, Mon?” Deg! Monika langsung mematung saat menyadari kalau mertuanya ini tau dia tak bisa masak. Ah, pasti mamanya yang mewanti-wanti mertuanya agar tidak membiarkan Monika masuk ke dapur karena dia pernah hampir terbakar kulitnya gara-gara tidak bisa masak dan jika sampai ada lecet sedikit saja maka akan mengganggu karirnya sebagai seorang model, Monika langsung nyengir. “Maks

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   Rafael, Ayo Menikah

    “Cha, kamu akan tinggal di sini mulai sekarang,” ucap Rafael pada Chalista ketika mereka sudah sampai di sebuah apartement luas yang ada di kawasan elit di Jakarta. “Kamu duduk di sana, aku yang akan merapikan ini,” pinta Rafael langsung mengambil koper dan tas yang berisi pakaian gadis itu. Chalista masih mencengkeram erat kopernya membuat Rafael bingung sehingga keadaan menjadi hening karena Chalista hanya mematung di sana. “Raf…..Aku akan menggugurkannya!” Hening! Rafael langsung mematung saat Chalista mengucapkannya, “Apa maksudmu, Cha?” tanya Rafael dengan nada beratnya saat mendengar Chalista mengucapkan itu lagi. “Bukankah kita sudah membicarakan ini kemarin? Kenapa kamu tiba-tiba ingin menggugurkan anak kita?” tanya Rafael bingung, sungguh dia tak tau apa yang terjadi dengan gadis ini. Chalista hanya menggeleng tak mau mengucapkan apapun, padahal pikirannya sangat dipenuhi oleh ucapan Abimanyu yang megancamnya untuk tidak merusak pernikahan Rafael dan Monika tapi sekarang

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   Kelicikan Monika

    “Mon, tolong suruh Cha buatin madu lemon di dapur ya, Nina lagi sakit jadi dia gak bisa bantu hari ini,” ucap Mayang pada menantunya yang tengah berjalan menuju ke area ruang tamu tempat Abimanyu tengah menerima tamu penting yang akan berinvestasi di perusahaan mereka.Monika langsung mengangguk saat Mayang mengatakannya karena sejujurnya Monika sudah lama tidak melihat di anak angkat kesayangan itu, hidupnya sangat tenanh di rumah ini semenjak Chalista pindah dari sini, tapi hanya satu yang membuatnya merasa aneh yaitu Rafael.Malah semenjak Chalista pindah dia jadi lebih sering lembur di kantor, apa mungkin hanya perasaannya atau tidak tapi Monika sangat frustasi memikirkan takut perutnya semakin membesar dan rencana yang telah dia rancang menjadi gagal.Monika menemukan adik iparnya di dapur tengah berkutat dengan gelas untuk the yang akan dia buat, dia memperhatikan lekuk tubuh gadis itu dan mengernyit. “Kamu gendutan, ya, Cha?” celutuk Monika tiba-tiba membuat Chalista menjadi ge

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-02
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   Cha Kok Gendutan, Ya

    “Cha, perasaan kamu kok gendutan ya setelah pindah ke apartement baru,” celetuk Mayang saat dia sedang ada di bandara untuk liburan keluarga ke Bali.Chalista yang merasa sangat tegang karena tiba-tiba mamanya membahas itu hanya tersenyum palsu sebisa mungkin dia menyembunyikan kegelisahannya karena perutnya semakin membesar. Chalista langsung melihat ke arah Monika yang juga menatapnya dengan tatapan aneh. Anehnya perut Monika tak sebesar Chalista walaupun dia tau Monika juga sedang hamil, apa mungkin karena usia kandungan Chalista lebih besar daripada Monika?Kenapa Mayang hanya memperhatikan perubahan tubuh Chalista dibanding menantunya, Monika?“Ehm, iya Ma soalnya aku sekarang sering lembur jadinya pas subuh makan lagi deh, kayaknya aku bakal gendutan tapi gak papa yang penting aku gak setres Ma,” jawab Chalista sambil terawa cengengesan, dia sengaja mengatakan kalau dia akan menjadi gendut kedepannya agar Mayang bisa mempersiapkan diri jika melihat dia berubah nanti.“Tapi kok k

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   Bertemu Mantan Pacar

    Saat ini Chalista sedang ada di dalam pesawat kelas utama karena memang keluarganya memerlukan privasi mengingat putra mereka sangat terkenal ditambah juga menantunya yang juga merupakan model ternama di tanah air.Chalista sejak tadi berusaha untuk mengistirahatkan tubuhnya tapi rasanya perutnya sangat tidak nyaman dan Chalista mulai merasa mual.Dengan cepat gadis itu berlari ke arah toilet pesawat dan memuntahkan seluruh isi perutnya, dia merasa sangat tidak nyaman.“Huek…..huek…” Chalista benar-benar muntah dan langsung membasuh wajahnya. Namun, tepat sebelum dia ingin muntah kembali sebuah tangan memegangi rambutnya agar rambutnya tidak ikut kotor dan basah.Chalista hanya tersenyum saat mengira yang memegangi rambutnya adalah Rafael karena tadi saat dia berjalan keluar dia tak sengaja melihat Rafael dari dalam kursinya sedang bekerja jadi pasti Rafael yang sedang membantunya.Chalista tak memiliki niatan untuk menoleh karena dia masih menyelesaikan kegaitan mualnya yang tak beru

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-04

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   143

    Langit Singapura yang cerah terasa tak selaras dengan suasana hati Chalista pagi itu. Koper-koper besar telah disusun rapi oleh timnya di lobi hotel mewah. Gadis itu mengenakan setelan kasual berwarna cream yang membalut tubuhnya dengan sempurna, ditambah kacamata hitam besar yang menutupi separuh wajahnya. Namun, meski tampil sempurna seperti biasa, amarah tersembunyi masih mendidih dalam hatinya.“Clara, pastikan semua jadwal pemotretan dengan perusahaan Rafael ditunda.” Suara Chalista terdengar tegas, meskipun ada sedikit kelelahan di dalamnya. “Aku harus pulang sekarang. Daddy memaksa.”Clara, asistennya yang setia, mengangguk cepat sambil sibuk mengetik di ponselnya. “Kami sedang bernegosiasi, Chal. Tapi pihak Rafael—”“Biarkan saja,” potong Chalista, berjalan melewati koridor hotel menuju pintu depan. “Nanti kalau mereka keberatan, aku sendiri yang akan berurusan dengan mereka. Dan sebisa mungkin minimalisir denda yang akan mereka ajukan atau, ini memang terkesan tidak profession

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   142

    Kilauan lampu blitz dari para fotografer menerangi area karpet merah. Kilapnya hampir setara dengan cahaya bintang-bintang yang berserakan di langit malam. Tapi tidak ada yang lebih mencolok dibandingkan wanita yang baru saja turun dari mobil mewah berwarna hitam mengkilap itu.Chalista Marone.Wanita itu melangkah dengan penuh percaya diri, gaunnya telah ia modifikasi dengan cerdas. Gaun berwarna terang yang tadinya tertutup rapi kini memiliki belahan tinggi hingga paha, membingkai kakinya yang jenjang dengan sempurna. Bagian atasnya sengaja dibuat terbuka namun tetap elegan, memperlihatkan bahunya yang halus dan lekuk tubuhnya yang mematikan. Kainnya berkilauan di bawah sorotan lampu, seakan Chalista adalah dewi dari dunia lain.Setiap langkahnya begitu anggun, setiap tatapan yang tertuju padanya tidak bisa berpaling. Para fotografer berebut mengambil gambarnya, blitz kamera berpijar seperti kembang api.“Nona Marone, lihat ke sini!” “Nona, senyum sedikit!” “Ya, pose itu luar biasa!

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   141

    Pagi itu, di taman belakang rumah Rafael, Chalista berdiri dengan dagu terangkat, mencoba mempertahankan wajah angkuhnya meskipun di dalam hati ada gemuruh amarah. Dia menunjuk Rafael dengan jari telunjuknya, nadanya penuh ancaman.“Aku benar benar akan melaporkanmu ke polisi,” katanya tajam. “Kau tau keluargaku kan, kau tidak akan bisa lolos dari tuduhan ini.”Rafael, yang berdiri bersandar santai pada pagar taman, hanya menatapnya dengan senyum mengejek. Mata cokelatnya yang tajam memancarkan rasa percaya diri yang mengintimidasi. “Tuduhan apa, Chalista? Tuduhan yang bahkan kau sendiri tidak tahu dasarnya?”Chalista memerah, tetapi tidak menyerah. “Aku tidak tahu apa yang kau lakukan padaku semalam, tapi aku tahu kau pasti berniat buruk. Daddyku akan memastikan kau membayar untuk itu.”Rafael tertawa kecil, suaranya rendah dan penuh ejekan. “Maksudmu ayahmu? Aku tidak takut pada siapa pun di dunia ini, Chalista, termasuk ayahmu. Kau benar-benar tidak ingat apa yang terjadi semalam?”

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   140

    Pagi itu, suara dering telepon memecah keheningan kamar. Chalista meringkuk di bawah selimut, mengerang pelan saat suara telepon terus berbunyi. Dengan setengah sadar, dia meraih ponsel yang tergeletak di meja samping tempat tidur.“Halo?” gumamnya dengan suara serak, matanya masih tertutup rapat. Nyawanya bahkan belum terkumpul sepenuhnya tapi dering telpon kali ini benar benar sudah mencapai batas kesabarannya.Dia ingin tidur sebentar saja apa tidak bisa?“Chalista,” suara berat yang sangat ia kenali membuat nyawanya langsung terkumpul. Papa Chalista, Tuan Macron Marone, terdengar tegas di seberang. “Honey, dua minggu lagi kamu harus kembali ke Prancis. Ada acara penting keluarga yang tidak bisa ditunda, kamu harus hadir ya. I’m missing you so much.”Chalista hanya menggumamkan jawaban singkat. “Yes, Dad. Aku pasti segera pulang setelah proyek pemotretan ini berakhir. Tapi bukankah acara dinner biasanya di bulan Agustus, Dad mau mengajakku kemana?” tanya Chalista sebenarnya dia pena

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   139

    Rafael menghela napas panjang ketika akhirnya kembali ke kamarnya setelah hari yang melelahkan. Namun, saat pandangannya mengarah ke bar hotel, ia terkejut melihat sosok Tara. Wanita itu berdiri dengan anggun di dekat meja bar, mengenakan gaun merah mencolok yang memeluk lekuk tubuhnya dengan sempurna. Rafael tahu bahwa Tara mengenakan warna itu bukan tanpa alasan—merah adalah warna favoritnya, dan ia tahu bahwa Tara melakukan ini untuk memikatnya.Tanpa bisa menahan dirinya, pandangan Rafael tertuju pada Tara, yang sudah memperhatikannya dengan tatapan penuh makna. Rafael terdiam, pandangannya tak lepas dari sosok Tara. Ia terlihat menarik malam ini, penuh percaya diri dan sedikit menggoda. Sesaat, Rafael merasakan dorongan untuk mendekat, ingin sekali tenggelam dalam pesona Tara. Namun, bayangan Chalista muncul begitu saja di pikirannya. Chalista dengan sikapnya yang dingin dan acuh, namun selalu berhasil membuat hatinya bergejolak. Dorongan itu seakan memudar, berganti dengan kegel

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   138

    Rahang Rafael sontak mengeras. Tubuh Chalista yang hanya tertutupi pakaian renang terlalu terbuka untuk pandangannya, dan yang membuatnya semakin kesal adalah kenyataan bahwa orang lain juga bisa melihatnya.Rafael dengan segera merogoh bungkus rokok yang ada di kantong celananya, memantik koreknya dan mengisapnya dengan kuat, matanya tak pernah beralih barang sedetikpun dari wanita itu.Hembusan asak rokok itu semakin intens saat melihat beberapa orang bahkan mengambil gambar dari foto tubuh seksi Chalista dengan seenak jidat.Rafael sungguh tak punya tenaga lagi untuk kesal, pertama Tara sekarang Chalista. Darahnya semakin mendidih saat melihat lekuk tubuh wanita itu yang menari nari diatas air seakan akan dia tak punya urusan sama sekali dengannya.“Sial!” umpat Rafael sembari mematikan rokoknya dan melemparnya asal. Rokok itu tidak membantunya sama sekali untuk merasa lebih tenang malahan sekarang sekujur tubuhnya rasanya semakin memanas.“Chalista…kau sungguh hebat. Bisa membuatku

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   137

    Chalista berdiri di depan cermin besar dengan perasaan campur aduk. Kru pemotretan sibuk mempersiapkan segalanya, tapi matanya terpaku pada bikini yang diletakkan di kursi sampingnya. Ini tidak sesuai dengan yang ia harapkan."Maaf Tuan, tapi aku tidak akan memakai ini," katanya, suaranya tegas walau ada getaran tipis yang tak bisa ia sembunyikan.Semua orang di ruangan terdiam, termasuk Rafael yang kini berjalan mendekat, wajahnya dingin. Tatapannya menusuk, membuat Chalista merasa seperti terpojok meski belum ada kata yang terucap dari bibirnya."Nona Marone," Rafael memanggil namanya dengan nada rendah namun mengancam, "Jika kau tidak memakainya, mungkin kau mau semua orang tau disini tentang status kita yang sesungguhnya?”Chalista terpaku. Kalimat itu menghantamnya seperti gelombang yang tak terduga. "Kau tidak mungkin..." gumamnya, namun kata-katanya terpotong oleh tatapan tajam Rafael yang tak memberinya ruang untuk bernapas.Sial!Entah kesialan dari mana, dia harus kembali ber

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   136

    Chalista berusaha menahan emosinya saat Rafael menekannya lebih dekat ke dinding toilet. "Tuan Rafael, biarkan aku pergi," katanya dengan suara bergetar, berusaha menahan marahnya yang menggelegak di dalam. “Aku bukan Chalista yang sama lagi, jika kau lupa.”Mendengar itu tatapan Rafael menggelap. Ada kilatan amarah yang membara dari tatapan matanya saat mendengar itu, seakan Chalista barusaja membangkitkan sisi tergelap pria itu.“Awhhh!” Chalista memekik dengan suara tertahan tatkala tangan kekar Rafael menarik pinggang rampingnya hingga tubuhnya menabrak tubuh tinggi janggung pria itu.HIngga kini tak ada jarak tersisa, hanya deru napas keduanya yang beradu.Tangan Chalista berusaha mendorong dada bidang Rafael agar dia bisa menghindar tapi Rafael semakin mengeratkannya seakan akan dia menyalurkan semua emosinya.Rafael kemudian menunduk, membiarkan matanya menatap manik mata Chalista dengan nyalang. Hal itu membuat wanita itu benar benar mati kutu tak bisa berkata kata.“Sekarang k

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   135

    Chalista melangkah perlahan menuju area kedatangan bandara, mengikuti arahan tim manajemennya yang sibuk mengatur segala sesuatunya. Hatinya berdegup kencang saat ia melirik ke arah kerumunan orang di depan.Pandangannya langsung terhenti pada seorang pria yang berdiri dengan tegap, mengenakan jas hitam elegan yang sangat cocok dengan postur tubuh tingginya. Rafael.“Tidak mungkin,” bisiknya dalam hati. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Rafael, pria yang dulu sangat dikenalnya, kini terlihat jauh lebih tampan dan gagah. Wajahnya begitu tegas dengan rahang yang semakin tajam. Mata cokelatnya tetap setajam dulu, hanya saja sekarang ada kilatan dingin di sana."Nona Marone? Wah, sebuah keberuntungan sekali bisa bertemu anda di sini.” Ucapan pria yang berdiri di belakang Rafael itu membuyarkan tatapan antara Chalista dan Rafael.Chalista tersenyum, namun belum sempat dia menjawab, asisten pribadinya, Lucy menariknya dan berbisik. “Nona….ya ampun kau mengenal Tuan Rafael? Tidak

DMCA.com Protection Status