Share

98|Keputusan Bersama

Author: Meina H.
last update Last Updated: 2023-04-06 21:47:44
~Galang~

Aku tidak mempermasalahkan bagaimana cara Doddy dan Sonya meminta maaf. Aku juga tidak peduli mereka tulus atau terpaksa ketika mengucapkannya. Selama mereka melakukannya di depan banyak orang atau lewat video, aku sudah puas.

Sesuai perjanjian, maka aku menarik tuntutan kami dari kantor polisi. Pria yang baik hati itu hanya tersenyum penuh arti ketika menolong aku mengurus setiap birokrasi. Aku mengerti apa yang dia pikirkan. Aku memilih waktu yang tepat untuk memenangkan peperangan dengan orang kaya itu.

“Bagaimana bisa kamu terus beruntung begini?” ucap Rano tidak percaya. “Dua orang berduit itu mengakui kesalahan mereka kepadamu dan istri di depan umum.”

“Ini bukan keberuntungan. Mereka bangkrut tidak ada hubungannya dengan Galang atau istrinya,” kata salah satu rekan kerja wanita kami.

“Sebaiknya, kalian berhati-hati kalau berniat jahat kepada Galang. Dia bisa membuat kita mati kutu.” Teman kami yang lain bergidik. Kami tertawa mendengarnya.

Iya. Ini bukanlah sebuah
Meina H.

Terima kasih sudah membaca~ Aku menambah dua bab pada hari ini sebagai ungkapan terima kasih atas dukungan teman-teman. Fayola dan Galang masih bertahan di peringkat pertama dalam perolehan gem buku baru per tanggal 4 April 2023. Yeaayy! ♡♡♡ Selamat Kamis Putih bagi yang merayakan~ Salam sayang, Meina H.

| 2
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   99|Tamat Riwayatku

    Aku membuka kelopak mata dan segera menutupnya lagi. Mataku berkunang-kunang dan kepalaku mendadak sakit. Merasakan ada seseorang memeluk tubuhku, aku tersenyum. Ini adalah salah satu keuntungan menikah. Aku tidak tidur sendirian atau kedinginan lagi, karena punya selimut hidup. Menghirup aroma yang tidak biasa, juga keadaan tubuhku yang tanpa pakaian, aku tidak mengerti. Aku dan Fay tidak pernah tertidur sebelum membersihkan tubuh dan berpakaian. Aku menoleh dan melihat kepala yang tidak aku kenal. Kepala Fay imut, tidak sebesar ini. Aku segera duduk. Kamar ini bukan kamar tidur kami. Berengsek. Wanita ini bukan Fay. Apa yang terjadi? Aku bergegas mencari pakaianku, mengumpulkannya, dan masuk ke kamar mandi. Sial. Sial. Sial! Apa yang telah terjadi kepadaku semalam? “Hm, pagi, Lang,” sapa wanita sialan itu tanpa tahu malu. Aku tidak membalas dan bergegas keluar kamar. Aku tidak memedulikan kendaraan yang aku pakai, tetapi bergegas mencari toko terdekat. Begitu menemukannya lewat p

    Last Updated : 2023-04-07
  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   100|Perang Dingin

    Kepalaku sakit mengetahui siapa orang yang sudah menyebabkan hal ini terjadi kepadaku. Apa yang Trici berikan kepadanya sehingga dia mengkhianati aku? Sepertinya aku harus memberi tahu semua rekanku di tempat kerja mengenai targetku ke depan selama berada di kantor itu. Pulang ke rumah juga tidak banyak menolong. Fay melakukan perang dingin denganku. Dia tidak mau duduk di dekatku, membiarkan aku menyentuhnya, atau bicara dengannya. Hanya pada saat ada anak-anak, barulah dia berusaha untuk bersikap normal. Namun aku tidak mengambil kesempatan atas keadaan itu. Aku hanya bicara seadanya ketika ada Ezio dan Athena di antara kami. Aku tidak menyentuh dia, apalagi Lala otomatis menggeram kalau aku mencoba dekat dengan tuannya itu. “Om berantem, ya, dengan Tante Yola?” tanya Ezio saat aku menemani dia sampai tertidur. “Kata Papa, kalau perempuan sedang marah, cukup iyakan saja semua ucapannya.” Aku tertawa kecil. Seandainya saja dia tahu, masalah antara aku dan Fay tidak bisa diselesaik

    Last Updated : 2023-04-08
  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   101|Tak Sanggup

    ~Fayola~ Akhirnya, hal yang ditakutkan oleh semua istri terjadi juga. Suamiku tidur dengan perempuan lain. Bukan wanita biasa yang tidak aku kenal, melainkan orang yang selama ini telah membuat hidupku susah dan tidak berhenti memfitnah aku. Tidak ada yang lebih menyakitkan dari itu. Aku kehilangan pekerjaanku lagi, walau aku mengambil keputusan itu sendiri sebelum mereka memecat aku. Lalu aku juga harus kehilangan suamiku yang berhasil dia seret ke ranjangnya. Dadaku sakit sekali. Aku ingin menarik jantungku keluar dari tempatnya untuk mengurangi rasa sakit yang tidak pernah aku alami ini. Berulang kali aku melihat ke arah balkon, tetapi ada ikatan yang sangat kuat menahan kakiku tetap berada di tempat tidur. “Tuhan, aku tidak kuat kalau begini terus,” isakku. “Aku lebih bahagia saat aku sendiri. Semua orang berbohong. Pernikahan sama sekali tidak membuat aku bahagia.” Seandainya saja tidak ada anak-anak, aku akan melompat dan mengakhiri hidupku sekarang juga. Aku tidak mau meras

    Last Updated : 2023-04-09
  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   102|Jauhi Suamiku

    “Maaf, Bu. Anda tidak boleh masuk jika tidak ada janji sebelumnya,” kata sekuriti yang bertugas. Wah, sombong juga keluarga ini. Mentang-mentang kaya raya, tidak menerima tamu yang datang mendadak. Aku pikir alasannya karena aku tidak mereka kenal. Pantas saja Trici juga bersikap sangat mengesalkan dan merasa memiliki perusahaan di mana dia hanya menjadi manajer divisi. “Tolong, berikan surat ini kepada majikan Bapak. Aku tunggu respons dari mereka.” Aku tetap berdiri tegak, tidak mau mundur sebelum misiku hari ini tercapai. Sebentar saja, pria itu kembali dengan langkah tergopoh-gopoh. Gerbang besar nan tinggi itu pun dibuka dan dia mempersilakan aku masuk. Wastu itu berlantai tiga dengan pilar besar pada teras, menunjukkan betapa kokoh bangunan megah tersebut. Beberapa saat lagi aku akan tahu seangkuh apa keluarga yang sudah membesarkan perempuan arogan tidak tahu malu itu. Pintu dibuka dan seorang pria separuh baya menyambut aku. Dia mengajak aku untuk mengikutinya. Tidak jauh

    Last Updated : 2023-04-10
  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   103|Bicarakan Berdua

    Aku memulai hari dengan satu keyakinan: menjauhkan pengganggu dari pernikahan kami. Segalanya berjalan dengan baik, orang tuanya juga percaya kepadaku dan berniat untuk membantu. Namun bukannya mendapat solusi, aku malah berhadapan dengan masalah baru yang pelik. “Aku mengerti kita semakin tua akan semakin bijak. Tetapi aku tidak bisa memahami kamu. Orang yang menyakiti kamu biasanya kamu balas dengan memaki atau apalah. Mengapa kamu malah mengalah? Trici tidak boleh sampai menang mudah,” kata Mala dengan berang. “Yola, jika kamu sungguh-sungguh mencintai Galang, kamu harus memperjuangkan dia. Jangan diam saja seperti ini. Aku tidak suka melihat kamu selalu pasrah dengan keadaan. Iya, kamu berhasil walau hanya diam saat menghadapi mantan dan teman jahatmu, tetapi Sonya dan Trici kasusnya berbeda. “Trici seorang janda. Tidak ada suami dan anak yang menahan dia untuk mendekati Galang. Jadi, kamu tidak boleh pasrah. Beda dengan Sonya yang cuma iseng mendekati dia, tetapi ada suami dan

    Last Updated : 2023-04-11
  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   104|Tinggalkan Aku

    “Nyonya, apa tidak sebaiknya kita—” kata Tama, masih berusaha untuk membujuk.“Aku sudah bilang tidak,” kataku dengan tegas. “Tolong, cepat sedikit. Kita harus tiba lebih dahulu daripada dia. Aku tidak mau dia tahu kita datang ke bandara untuk menjemputnya.”Dasar bodoh! Hanya karena dia mengetikkan kata cinta, aku luluh dan datang tanpa pikir panjang untuk menemui dia. Ternyata dia sudah memberi tahu wanita itu untuk menemuinya di sana. Bodoh. Mungkin dia sudah memberi tahu dia mengenai kemungkinannya hamil.Galang sudah pasti akan meninggalkan aku dan lebih memilih wanita jahat itu. Kalau memang dia yang diincar, mengapa hidupku harus ikut terseret juga? Mengapa menyusahkan aku di tempat kerja? Mengapa tidak dari awal saja dia menjebak Galang dengan kehamilannya?Sonya. Tentu saja semua ini diawali oleh perempuan pengkhianat itu. Karena perbuatannya bekerja sama dengan Trici, aku yang harus mengalami kesusahan tanpa henti. Doddy tidak setia kepadanya, itukah sebabnya dia juga mau ak

    Last Updated : 2023-04-12
  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   105|Cukup Bersabar

    Bukannya aku tidak percaya kepadanya, tetapi aku lelah. Aku capai dengan semua yang mencoba memisahkan kami. Ketika kami menjalani hidup masing-masing, tidak ada yang ngebet mendekati Galang. Mengapa mereka baru datang bertubi-tubi setelah aku menikah dengannya? Pertama Sonya, lalu Trici. Siapa lagi yang akan datang kemudian? Apa masalah kami hanya berkutat di sini saja? Ada berapa dari mereka yang akhirnya akan berhasil menyeretnya ke tempat tidur lagi seperti Trici? Harus berapa kali aku merasakan patah hati ini baru mereka berhenti? “Mereka yang sudah menyusahkan kita tidak akan aku biarkan lepas begitu saja,” lanjutnya. “Aku tidak peduli kamu melarang atau tidak setuju. Mereka berdua akan aku balas!” “Lang,” protesku. Mereka berdua? Berarti dia sudah tahu siapa yang bekerja sama dengan Trici untuk menjebaknya. Dia pasti sengaja tidak menyebut namanya agar aku tidak khawatir. Namun aku tidak perlu tahu, biar itu menjadi urusannya saja. “Tidak. Aku sudah cukup bersabar. Aku tida

    Last Updated : 2023-04-13
  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   106|Menepati Janji

    Pria itu mengambil waktu sejenak sebelum menyatakan pendapatnya. Melihat matanya berkaca-kaca, aku menundukkan kepala, tidak sanggup memandang mata penuh luka itu. Galang memegang tanganku, memberi kekuatan kepadaku. “Aku sangat kecewa kalian berani memukul anak kecil. Mereka memang sering aktif dan melakukan hal yang membuat kita kehilangan kesabaran, tetapi tidak dengan memukul,” katanya lirih. “Aku terkejut melihat cucuku, cucuku, punya memar begitu besar pada punggungnya. Kalian—” Pria itu diam sejenak untuk menyeka matanya. “Tega sekali kalian memukulnya sekeras itu. Apa kalian tidak punya perasaan? Aku sampai bertanya apa salahku sehingga cucuku tidak mau aku sentuh, ternyata kalian sudah melukainya. Gila kalian! “Apa susahnya menjauh dari mereka kalau tidak suka? Larang mereka datang. Beres, ‘kan? Mengapa harus dipukul? Mereka itu darah daging kalian juga.” Dia melihat ke arah Kak Erlangga dan Devi. “Apa kalian tidak cukup memukul ayah dan ibu mereka sejak masih kecil? Lihat

    Last Updated : 2023-04-13

Latest chapter

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   Terima Kasih, Sahabat

    Aku, Galang, dan Fayola mengucapkan terima kasih banyak atas dukungan teman-teman. Dari munculnya ide cerita pada 19 Juli 2021, sampai pertama kali diunggah di sini pada tanggal 31 Desember 2022, akhirnya tamat pada hari ini, tanggal 16 April 2023. 120 bab, 160.950 kata. Wow. (´⊙ω⊙`) Galang dan Fayola sering membuat pusing saat menyampaikan ide cerita, jadi aku yakin ada banyak kekurangan pada karya ini. Untuk itu, aku mohon maaf. Semoga aku bisa terus memperbaiki diri dan menyajikan novel yang semakin berkualitas nan menghibur pada karya berikutnya. Bila ada yang mau disampaikan langsung kepadaku, Galang, atau Fayola, silakan ke kolom komentar, ya. Pasti kami balas. ♡♡♡ Terima kasih banyak untuk setiap sumbangan gem lewat vote, komentar, dan aku masih menunggu review dari teman-teman pada “Tentang buku ini”. Jika suka dengan novel ini, bantu bagikan ke kenalan yang lain yang juga mencari bacaan bagus, ya. Uhuk. ≧ω≦ Akhir kata, sampai jumpa lagi. Sembari menunggu, silakan mampir k

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   120|Teman Ributku

    Adakah orang di sisimu ketika duniamu runtuh di hadapanmu? Orang yang memegang tanganmu dan berkata, “Semuanya akan baik-baik saja. Ada aku di sini.” Sekalipun kamu tidak percaya, kalimat sederhana itu memberi kamu sepercik harapan. Air mata mengalir tiada henti di kedua pipimu, hatimu patah tidak mudah untuk disatukan kembali, dan tubuhmu nyeri menahan sakit yang luar biasa. Namun tangan itu memberi kamu kekuatan baru untuk merangkak lagi, memulai segalanya dari bawah. Aku ada. Orang itu bukan keluargaku, bukan pula sahabat yang aku percayakan semua rahasiaku, dia adalah teman ributku, Galang. Satu-satunya orang di dunia ini yang mengetahui rahasia terdalamku. Rahasia yang bahkan tidak berani aku ungkapkan kepada ibu kandungku. Menikah dengan sahabat sendiri itu geli. Sungguh. Bayangkan saja, orang yang kamu ketahui semua jeleknya, busuknya, hingga semua kebaikannya tertutupi. Apa bisa kamu mencium dia? Kamu pasti tertawa seperti pengalaman serius pertamaku dengan Galang. Kalau se

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   119|Berganti Peran

    ~Fayola~Aku sangat mencintai suamiku, tetapi ada juga saat-saat aku membenci dia sampai ke ubun-ubun. Dalam peran kami sebagai orang tua, aku selalu menjadi antagonis, monster di mata anak-anak. Sedangkan dia, menjadi malaikat yang selalu menolong, menghibur, dan memaafkan mereka.Namun menyadari betapa pentingnya keseimbangan sebagai orang tua, aku terpaksa menuruti cara itu. Karena ada juga waktunya, akulah yang menjadi protagonisnya, sedangkan Galang yang menjadi orang jahatnya. Membesarkan anak benar-benar menguras tenaga, pikiran, dan emosi.Kasihan kepada Galang yang lemas melihat kondisi sofa favoritnya, aku pun memanggil jasa untuk memperbaikinya. Untuk sementara, aku memindahkan sofa dari ruang depan ke ruang keluarga. Sebentar saja, sofanya pun jadi bagus lagi. Busa dan kainnya diganti dengan yang baru.“Jangan bilang mereka mencoret sofa lagi,” ucapnya kepadaku ketika dia menuruti anak-anak yang menarik tangannya untuk masuk ke ruang keluarga. Aku hanya tersenyum.“Kejutan

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   118|Anak Pintar

    “Apa kamu ini tidak bisa jalan dengan benar? Kamu tadi menyeret aku keluar kamar, lalu sekarang berhenti mendadak. Aku sampai tersandung. Untung saja aku tidak jatuh,” protes Fay. Aku memberi sinyal dengan mataku, dia malah memukul dadaku. “Ayo, cepat. Katanya sudah lapar, mengapa malah diam di sini?” Aku kembali melotot dan memberi tanda agar dia melihat ke arah depan kami. “Ada apa, sih? Lidah kamu terjepit?” “Jadi, ini yang dimaksud dengan naik gunung?” Mendengar kalimat itu, barulah Fay sadar dan menelan ludah dengan berat. Matanya yang semula mengantuk, terbuka lebar dan dia memasang senyum. Menginap di sini bukanlah rencanaku, jadi aku tidak mau menjawab pertanyaan itu. “Eh, anak mama ada di sini!” serunya pura-pura terkejut. “Hai, sayang! Ezio! Athena!” Dia mencium dan memeluk mereka satu per satu. “Kalian sudah rapi pakai seragam.” “Papa dan Mama benar naik gunung?” tanya Ezio lagi. Ayah dan Bunda yang berdiri di belakang mereka hanya menahan tawa. Melihat itu, aku memint

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   117|Terwujud Juga

    “Mama perginya jangan lama-lama, ya. Cepat pulang, ya, Ma,” isak Ezio.Kami bicara baik-baik semalam mengenai kepergian kami Lombok. Mereka mengerti bahwa mereka akan tinggal bersama kakek dan nenek mereka selama kami tidak di rumah. Bangun tidur, segalanya masih baik-baik saja. Barulah di dalam taksi, mereka mulai menangis.Aku dan Fay jelas panik dengan sikap mereka tersebut. Namun membatalkan kepergian kami adalah pilihan yang tidak akan aku ambil. Perjalanan ini mungkin tidak akan bisa kami lakukan lagi dalam waktu dekat. Aku mengajukan cuti bukan untuk bersantai di rumah saja.“Papa janji akan pulang hari Rabu, jangan bohong, ya, Pa,” tangis Athena.Aku dan istriku saling bertukar pandang. “Sayang, kami pasti kembali hari Rabu. Kalian berjanji akan bersikap baik. Mana janjinya? Mengapa kalian malah menangis?” ucap Fay.“Jangan khawatir. Mereka akan baik-baik saja,” kata Bunda, menengahi. “Pergilah. Taksi sudah datang. Jangan sampai kalian terlambat sampai di bandara.”“Baik, Bund

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   116|Membahagiakan Dia

    ~Galang~ Walau aku sangat marah kepada wanita perusak rumah tangga orang itu, aku bersyukur aku dalam keadaan tidak sadar ketika dia meniduri aku. Jadi, aku tidak mengingat apa pun yang terjadi di kamar hotel pada malam itu, yang menolong aku lebih cepat memaafkan diriku sendiri. Aku hanya mengenal tubuh istriku, setiap sentinya. Hanya wajahnya yang pernah aku lihat dalam keadaan paling intim. Yang paling penting, dia saja wanita yang aku inginkan. Aku merasa bersalah meski aku tidak ingat kejadian bersama Trici, tetapi aku akan membayarnya seumur hidupku dengan membuat istriku lebih bahagia dari sebelumnya. Membawa bunga setiap hari itu adalah salah satu contoh yang aku tahu akan membuat dia bahagia. Kalau dia melarang, maka aku menurutinya. Aku mau dia bahagia saat aku memberinya sesuatu, bukan merasa tidak enak. “Kamu pasti tidak sadar kita genap menikah selama empat bulan kemarin,” tebakku. Dia melihat aku dan tanganku yang ada di belakang tubuhku secara bergantian. “Kamu tahu

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   115|Selalu Mengecewakan

    Aku hanya bisa menundukkan kepala dan pasrah dengan air mata yang tidak bisa aku kendalikan terus mengalir turun membasahi wajahku. Aku mendadak merasa kecut, karena yang selalu aku sampaikan kepada mereka adalah berita buruk. Mengapa tidak bisa satu kali saja, aku memberikan kabar baik kepada keluargaku? Aku mau melihat mereka tertawa dan bersorak bahagia seperti saat Amara menyampaikan kabar kehamilannya. Oh, Tuhan. Mengapa aku selalu menjadi pembawa kabar buruk dalam keluargaku? Sudah pasti mereka akan kecewa mendengar pengakuanku. Aku bukan hanya merusak suasana, aku juga akan menghancurkan kebahagiaan adikku. Seharusnya hari ini adalah hari bahagia bagi kami semua. Seandainya saja aku tidak mengundur hal ini …. “Lebih dari lima belas tahun yang lalu, aku keguguran dan harus menjalani operasi. Tetapi dokter menemukan adanya fibroid atau tumor yang tumbuh di sekitar rahim yang berukuran sangat besar. Aku sendirian dan harus memberikan keputusan segera.” Aku memejamkan mataku. “K

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   114|Masih Berharap

    Aku tidak tahu harus melakukan apa, jadi aku menunggu mereka yang bergerak lebih dahulu. Sudah beberapa minggu ini hubungan kami sedang tidak enak. Jadi, mau tidak mau aku merasa canggung harus bersikap bagaimana.“Semoga kalian tidak keberatan aku mengajak mereka juga.” Bunda menoleh ke arahku. “Papa dan mamamu memaksa ingin ikut, jadi kami tadi menjemput mereka sebelum datang ke sini.”“Kami tidak keberatan, Bunda,” kataku dan Galang secara bersamaan.Ezio dan Athena bergantian memeluk Ayah dan Bunda, lalu mereka menatap ragu kepada Papa dan Mama. Cinta pertamaku itu yang lebih dahulu mendekat dan memeluk kedua anak tersebut. Mama pun melakukan hal yang sama.Aku tersenyum saat Galang merangkul bahuku, lalu mencium pelipisku. “Aku akan membeli tiket untuk kita,” bisiknya. Aku mengangguk.Anak-anak berjalan sambil menggandeng tangan Ayah dan Bunda, Papa mengikuti Galang menuju loket, sedangkan Mama mendekati aku. Dia memeluk aku, menghangatkan hatiku. Lega rasanya, kami sudah berbaik

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   113|Membutuhkan Kamu

    “Bisakah kalian pelan sedikit?” keluhku, melihat keempat makhluk tukang pamer itu berlari santai di depanku. Bukannya memperlambat lari mereka, ketiganya malah tertawa mengejek aku. Lala bahkan menyalak senang.Mereka bertiga bekerja sama agar aku bangun subuh dan ikut joging. Kalau bukan karena aku penasaran ingin mendaki Gunung Rinjani, aku tidak akan melakukan ini. Seandainya anak-anak sedikit lebih besar, pasti menyenangkan bisa pergi dengan mereka juga.Setelah joging, aku menolong Athena untuk mandi dan berganti pakaian di kamarnya, sedangkan Galang membantu Ezio. Barulah aku menuju kamar mandi di kamar tidur kami. Namun suamiku bergabung dan ikut mandi bersamaku.“Tidak, Lang. Kita bisa terlambat,” tolakku saat dia mengajak bercinta. Aku sangat menginginkan dia setelah berhari-hari puasa, tetapi kami tidak punya waktu untuk melakukan ini.“Kamu bilang kamu membutuhkan aku,” katanya, mengingatkan.“Semalam, bukan pagi ini,” ralatku.“Sayang sekali, aku selalu membutuhkan kamu se

DMCA.com Protection Status