Share

105|Cukup Bersabar

Author: Meina H.
last update Last Updated: 2023-04-13 11:52:44
Bukannya aku tidak percaya kepadanya, tetapi aku lelah. Aku capai dengan semua yang mencoba memisahkan kami. Ketika kami menjalani hidup masing-masing, tidak ada yang ngebet mendekati Galang. Mengapa mereka baru datang bertubi-tubi setelah aku menikah dengannya?

Pertama Sonya, lalu Trici. Siapa lagi yang akan datang kemudian? Apa masalah kami hanya berkutat di sini saja? Ada berapa dari mereka yang akhirnya akan berhasil menyeretnya ke tempat tidur lagi seperti Trici? Harus berapa kali aku merasakan patah hati ini baru mereka berhenti?

“Mereka yang sudah menyusahkan kita tidak akan aku biarkan lepas begitu saja,” lanjutnya. “Aku tidak peduli kamu melarang atau tidak setuju. Mereka berdua akan aku balas!”

“Lang,” protesku.

Mereka berdua? Berarti dia sudah tahu siapa yang bekerja sama dengan Trici untuk menjebaknya. Dia pasti sengaja tidak menyebut namanya agar aku tidak khawatir. Namun aku tidak perlu tahu, biar itu menjadi urusannya saja.

“Tidak. Aku sudah cukup bersabar. Aku tida
Meina H.

Novel ini sudah dibaca lebih dari 4K. Terima kasih atas dukungannya, teman-teman. ♡ Beri komentar bila ada, ya. Jika komentar pembaca aku temukan, pasti aku balas. Sumbang gem juga kalau menyukai cerita ini lewat vote. Kasi rating agar aku tahu penilaian teman-teman terhadap cerita ini. Terima kasih~ Salam sayang, Meina H.

| 3
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   106|Menepati Janji

    Pria itu mengambil waktu sejenak sebelum menyatakan pendapatnya. Melihat matanya berkaca-kaca, aku menundukkan kepala, tidak sanggup memandang mata penuh luka itu. Galang memegang tanganku, memberi kekuatan kepadaku. “Aku sangat kecewa kalian berani memukul anak kecil. Mereka memang sering aktif dan melakukan hal yang membuat kita kehilangan kesabaran, tetapi tidak dengan memukul,” katanya lirih. “Aku terkejut melihat cucuku, cucuku, punya memar begitu besar pada punggungnya. Kalian—” Pria itu diam sejenak untuk menyeka matanya. “Tega sekali kalian memukulnya sekeras itu. Apa kalian tidak punya perasaan? Aku sampai bertanya apa salahku sehingga cucuku tidak mau aku sentuh, ternyata kalian sudah melukainya. Gila kalian! “Apa susahnya menjauh dari mereka kalau tidak suka? Larang mereka datang. Beres, ‘kan? Mengapa harus dipukul? Mereka itu darah daging kalian juga.” Dia melihat ke arah Kak Erlangga dan Devi. “Apa kalian tidak cukup memukul ayah dan ibu mereka sejak masih kecil? Lihat

    Last Updated : 2023-04-13
  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   107|Belum Siap

    ~Galang~“Kamu memang sudah gila,” geramku dengan suara tertahan. Aku membuka paksa tangannya yang saling mengait di depan tubuhku dan mendorong dia menjauh.“Memang aku sudah gila. Aku tergila-gila kepadamu sejak kita masih mahasiswa!” serunya dengan lantang, tidak peduli dengan orang banyak yang ada di sekitar kami.Aku hanya ingin pulang ke rumah, bertemu dengan istri dan anak-anakku. Kalau bisa, aku mencoba untuk meredakan perang dingin di antara kami. Bukan dipeluk oleh perempuan yang telah membuat hubungan kami retak dengan rencana egoisnya.“Kamu butuh psikiater.”“Aku membutuhkan kamu, Lang,” rengeknya. Dia mencoba untuk meraih tubuhku lagi, tetapi aku segera menghindar.Kami sudah menjadi tontonan rekan-rekan kerjaku dan penumpang pesawat lainnya. Sebelum salah satu sekuriti datang untuk melerai kami, aku memutuskan untuk memasuki taksi lain yang juga menunggu penumpang. Untung saja aku belum sempat memberikan tasku kepada taksi tadi.“Kebut, Pak,” kataku kepada sopir yang la

    Last Updated : 2023-04-13
  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   108|Bersaing Sehat

    Tidak ada yang tidak kenal dengan pria yang memiliki usaha ekspedisi terbesar di negeri ini. Ayah Trici yang herannya, datang berdua saja dengan istrinya, tanpa didampingi seorang pengacara pun. Apa tujuannya datang ke sini? Bagaimana dia bisa tahu kami ada di sini?Aku menoleh ke arah Cipto. Dia hanya menggeleng pelan, pertanda dia juga tidak tahu-menahu mengenai tujuan kedatangan pasangan suami istri itu. Melihat wajah Trici, aku sedikit tenang. Dia terlihat ketakutan. Mungkinkah orang tuanya datang bukan untuk membela putrinya?“Aku sudah cukup menoleransi semua tingkahmu yang jauh dari prinsip yang dianut keluarga besar kita. Tidak ada satu pun dari keluarga kita yang bercerai, tetapi aku mendukung kamu. Aku pikir kamu menderita dalam pernikahan kalian, ternyata kamu masih saja mengejar laki-laki ini,” kata pria itu dengan tajam.Dia menoleh ke arahku. “Aku meminta maaf atas segala yang telah dia perbuat, Nak. Dia tidak akan pernah menunjukkan batang hidungnya lagi di depanmu atau

    Last Updated : 2023-04-13
  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   109|Bukan Cinta

    ~Fayola~Walau tubuh wanita itu lebih tinggi dariku ditambah dia mengenakan sepatu berhak tinggi, aku tidak gentar. Aku menunggu sampai anak-anak masuk ke pekarangan rumah, lalu menoleh kepadanya. Dia berniat bicara, tetapi ada mobil lain yang menepi di depan mobilnya.Lo? Ada apa ini? Apa dia membawa pasukan untuk mengeroyok aku? Mobil itu sama mahalnya dengan miliknya. Jauh lebih mahal dari punya Galang. Wajar saja, suamiku hanya seorang karyawan biasa yang mencari keamanan dan kenyamanan dari sebuah mobil mahal, bukan prestise.“Jangan pasang muka begitu. Aku datang bukan untuk mencari ribut,” katanya dengan ekspresi tidak suka. “Aku minta maaf untuk semua hal yang sudah aku lakukan kepadamu, terutama kejadian tidak mengenakkan antara aku dan Galang.”Mendengar dia menyebut nama sahabat baikku itu, darahku mendidih. Foto intim mereka kembali bermain di kepalaku. Dia dengan senyum liciknya, sedangkan Galang pulas yang aku yakin tidak mengenakan apa pun selain selimut yang menutupi b

    Last Updated : 2023-04-13
  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   110|Punya Nurani

    Dia diam, tidak segera menjawab pertanyaanku. Namun melihat keningnya berkerut dan matanya bergerak ke sana kemari, pertanda sedang berpikir, aku sudah tahu jawabannya. Kalau bukan dia yang memintanya untuk melakukan itu, lalu siapa?Trici jelas orang yang berharga diri tinggi. Mana mungkin dia mau meminta maaf kepadaku secara sukarela. Tindakan jahatnya meniduri Galang di luar kemauannya saja dia sebut cinta. Dia justru protes keras ketika aku menyebut hal itu sebagai pemerkosaan.“Kami siang tadi memang ada pertemuan dadakan di kantor polisi. Cipto yang menghubungi aku. Tetapi aku tidak mengajukan permintaan maaf kepadamu sebagai syarat untuk menarik tuntutanku,” kata Galang, menjelaskan.“Aku hanya meminta dia menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada perusahaan tempat kerja kalian dahulu. Aku mau kamu tetap terhormat di mata mereka, juga perusahaan lain, seandainya kamu berubah pikiran dan ingin bekerja lagi,” lanjutnya.“Anak-anak akan mandiri, jadi aku yakin kamu akan rindu u

    Last Updated : 2023-04-13
  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   111|Godaan Besar

    “Apa??” pekiknya terkejut. Matanya memerah, menahan amarah begitu aku menyampaikan syarat dariku. “Aku tidak mau melakukan itu!”“Ya, terserah kamu. Yang meminta bantuan, ‘kan, kamu, bukan aku,” kataku dengan santai.Dia merapatkan bibirnya sebelum berkata, “Baik. Aku akan melakukannya hari ini juga. Mereka akan menghubungi kamu untuk memberi tahu aku sudah melakukan permintaanmu.”“Oke. Aku tunggu.” Aku tersenyum manis kepadanya.Ternyata enak juga rasanya bisa memegang kendali atas orang lain. Walau aku tidak mendapatkan keuntungan apa pun dari syarat itu, aku puas bisa memaksa dia melakukan hal yang tidak akan pernah mau dia lakukan sendiri.“Mengapa kamu meminta syarat yang tidak ada hubungannya dengan suamimu? Kamu tidak takut aku akan mendekati Galang lagi?” tanyanya dengan heran.“Untuk apa aku menyebut syarat yang sama yang sudah suamiku sampaikan dalam perjanjian?” Aku balik bertanya. Mungkin dia berpikir aku tidak tahu isi surat perjanjian tersebut.Kami pun pergi ke sekolah

    Last Updated : 2023-04-13
  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   112|Panggilan Manis

    Aku tidak akan pernah lupa hancurnya hatiku kehilangan janin yang baru berusia dua puluh minggu. Walau aku tidak tahu harus bagaimana menjalani hidupku tanpa seorang suami, aku sudah sayang kepadanya. Kepergiannya tidak sendiri, dia juga membawa kesempatanku untuk menjadi seorang ibu. Wanita mana yang tidak akan kehilangan kewarasannya? Semua pria yang pernah dekat denganku, menginginkan seorang anak. Karena itu, aku menjaga jarak dari mereka. Untuk apa menjadi akrab, lalu jatuh cinta ketika aku tahu, aku tidak akan bisa memberi anak yang dia idamkan? Hingga Galang gila ini tidak berhenti melamar pun, aku menolak. Dia adalah satu-satunya pria di dunia ini yang tidak akan tega aku seret dalam masalah hidupku. Dia sangat menyayangi anak-anak. Hal yang tidak akan pernah bisa aku berikan kepadanya. Ternyata aku salah. Dia sudah puas hidup berdua denganku saja. “Kalian bilang apa tadi?” tanyaku kepada mereka. “Aku sayang Papa dan Mama,” ucap mereka, meluluhkan hatiku. Dia maupun adiknya

    Last Updated : 2023-04-13
  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   113|Membutuhkan Kamu

    “Bisakah kalian pelan sedikit?” keluhku, melihat keempat makhluk tukang pamer itu berlari santai di depanku. Bukannya memperlambat lari mereka, ketiganya malah tertawa mengejek aku. Lala bahkan menyalak senang.Mereka bertiga bekerja sama agar aku bangun subuh dan ikut joging. Kalau bukan karena aku penasaran ingin mendaki Gunung Rinjani, aku tidak akan melakukan ini. Seandainya anak-anak sedikit lebih besar, pasti menyenangkan bisa pergi dengan mereka juga.Setelah joging, aku menolong Athena untuk mandi dan berganti pakaian di kamarnya, sedangkan Galang membantu Ezio. Barulah aku menuju kamar mandi di kamar tidur kami. Namun suamiku bergabung dan ikut mandi bersamaku.“Tidak, Lang. Kita bisa terlambat,” tolakku saat dia mengajak bercinta. Aku sangat menginginkan dia setelah berhari-hari puasa, tetapi kami tidak punya waktu untuk melakukan ini.“Kamu bilang kamu membutuhkan aku,” katanya, mengingatkan.“Semalam, bukan pagi ini,” ralatku.“Sayang sekali, aku selalu membutuhkan kamu se

    Last Updated : 2023-04-13

Latest chapter

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   Terima Kasih, Sahabat

    Aku, Galang, dan Fayola mengucapkan terima kasih banyak atas dukungan teman-teman. Dari munculnya ide cerita pada 19 Juli 2021, sampai pertama kali diunggah di sini pada tanggal 31 Desember 2022, akhirnya tamat pada hari ini, tanggal 16 April 2023. 120 bab, 160.950 kata. Wow. (´⊙ω⊙`) Galang dan Fayola sering membuat pusing saat menyampaikan ide cerita, jadi aku yakin ada banyak kekurangan pada karya ini. Untuk itu, aku mohon maaf. Semoga aku bisa terus memperbaiki diri dan menyajikan novel yang semakin berkualitas nan menghibur pada karya berikutnya. Bila ada yang mau disampaikan langsung kepadaku, Galang, atau Fayola, silakan ke kolom komentar, ya. Pasti kami balas. ♡♡♡ Terima kasih banyak untuk setiap sumbangan gem lewat vote, komentar, dan aku masih menunggu review dari teman-teman pada “Tentang buku ini”. Jika suka dengan novel ini, bantu bagikan ke kenalan yang lain yang juga mencari bacaan bagus, ya. Uhuk. ≧ω≦ Akhir kata, sampai jumpa lagi. Sembari menunggu, silakan mampir k

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   120|Teman Ributku

    Adakah orang di sisimu ketika duniamu runtuh di hadapanmu? Orang yang memegang tanganmu dan berkata, “Semuanya akan baik-baik saja. Ada aku di sini.” Sekalipun kamu tidak percaya, kalimat sederhana itu memberi kamu sepercik harapan. Air mata mengalir tiada henti di kedua pipimu, hatimu patah tidak mudah untuk disatukan kembali, dan tubuhmu nyeri menahan sakit yang luar biasa. Namun tangan itu memberi kamu kekuatan baru untuk merangkak lagi, memulai segalanya dari bawah. Aku ada. Orang itu bukan keluargaku, bukan pula sahabat yang aku percayakan semua rahasiaku, dia adalah teman ributku, Galang. Satu-satunya orang di dunia ini yang mengetahui rahasia terdalamku. Rahasia yang bahkan tidak berani aku ungkapkan kepada ibu kandungku. Menikah dengan sahabat sendiri itu geli. Sungguh. Bayangkan saja, orang yang kamu ketahui semua jeleknya, busuknya, hingga semua kebaikannya tertutupi. Apa bisa kamu mencium dia? Kamu pasti tertawa seperti pengalaman serius pertamaku dengan Galang. Kalau se

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   119|Berganti Peran

    ~Fayola~Aku sangat mencintai suamiku, tetapi ada juga saat-saat aku membenci dia sampai ke ubun-ubun. Dalam peran kami sebagai orang tua, aku selalu menjadi antagonis, monster di mata anak-anak. Sedangkan dia, menjadi malaikat yang selalu menolong, menghibur, dan memaafkan mereka.Namun menyadari betapa pentingnya keseimbangan sebagai orang tua, aku terpaksa menuruti cara itu. Karena ada juga waktunya, akulah yang menjadi protagonisnya, sedangkan Galang yang menjadi orang jahatnya. Membesarkan anak benar-benar menguras tenaga, pikiran, dan emosi.Kasihan kepada Galang yang lemas melihat kondisi sofa favoritnya, aku pun memanggil jasa untuk memperbaikinya. Untuk sementara, aku memindahkan sofa dari ruang depan ke ruang keluarga. Sebentar saja, sofanya pun jadi bagus lagi. Busa dan kainnya diganti dengan yang baru.“Jangan bilang mereka mencoret sofa lagi,” ucapnya kepadaku ketika dia menuruti anak-anak yang menarik tangannya untuk masuk ke ruang keluarga. Aku hanya tersenyum.“Kejutan

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   118|Anak Pintar

    “Apa kamu ini tidak bisa jalan dengan benar? Kamu tadi menyeret aku keluar kamar, lalu sekarang berhenti mendadak. Aku sampai tersandung. Untung saja aku tidak jatuh,” protes Fay. Aku memberi sinyal dengan mataku, dia malah memukul dadaku. “Ayo, cepat. Katanya sudah lapar, mengapa malah diam di sini?” Aku kembali melotot dan memberi tanda agar dia melihat ke arah depan kami. “Ada apa, sih? Lidah kamu terjepit?” “Jadi, ini yang dimaksud dengan naik gunung?” Mendengar kalimat itu, barulah Fay sadar dan menelan ludah dengan berat. Matanya yang semula mengantuk, terbuka lebar dan dia memasang senyum. Menginap di sini bukanlah rencanaku, jadi aku tidak mau menjawab pertanyaan itu. “Eh, anak mama ada di sini!” serunya pura-pura terkejut. “Hai, sayang! Ezio! Athena!” Dia mencium dan memeluk mereka satu per satu. “Kalian sudah rapi pakai seragam.” “Papa dan Mama benar naik gunung?” tanya Ezio lagi. Ayah dan Bunda yang berdiri di belakang mereka hanya menahan tawa. Melihat itu, aku memint

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   117|Terwujud Juga

    “Mama perginya jangan lama-lama, ya. Cepat pulang, ya, Ma,” isak Ezio.Kami bicara baik-baik semalam mengenai kepergian kami Lombok. Mereka mengerti bahwa mereka akan tinggal bersama kakek dan nenek mereka selama kami tidak di rumah. Bangun tidur, segalanya masih baik-baik saja. Barulah di dalam taksi, mereka mulai menangis.Aku dan Fay jelas panik dengan sikap mereka tersebut. Namun membatalkan kepergian kami adalah pilihan yang tidak akan aku ambil. Perjalanan ini mungkin tidak akan bisa kami lakukan lagi dalam waktu dekat. Aku mengajukan cuti bukan untuk bersantai di rumah saja.“Papa janji akan pulang hari Rabu, jangan bohong, ya, Pa,” tangis Athena.Aku dan istriku saling bertukar pandang. “Sayang, kami pasti kembali hari Rabu. Kalian berjanji akan bersikap baik. Mana janjinya? Mengapa kalian malah menangis?” ucap Fay.“Jangan khawatir. Mereka akan baik-baik saja,” kata Bunda, menengahi. “Pergilah. Taksi sudah datang. Jangan sampai kalian terlambat sampai di bandara.”“Baik, Bund

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   116|Membahagiakan Dia

    ~Galang~ Walau aku sangat marah kepada wanita perusak rumah tangga orang itu, aku bersyukur aku dalam keadaan tidak sadar ketika dia meniduri aku. Jadi, aku tidak mengingat apa pun yang terjadi di kamar hotel pada malam itu, yang menolong aku lebih cepat memaafkan diriku sendiri. Aku hanya mengenal tubuh istriku, setiap sentinya. Hanya wajahnya yang pernah aku lihat dalam keadaan paling intim. Yang paling penting, dia saja wanita yang aku inginkan. Aku merasa bersalah meski aku tidak ingat kejadian bersama Trici, tetapi aku akan membayarnya seumur hidupku dengan membuat istriku lebih bahagia dari sebelumnya. Membawa bunga setiap hari itu adalah salah satu contoh yang aku tahu akan membuat dia bahagia. Kalau dia melarang, maka aku menurutinya. Aku mau dia bahagia saat aku memberinya sesuatu, bukan merasa tidak enak. “Kamu pasti tidak sadar kita genap menikah selama empat bulan kemarin,” tebakku. Dia melihat aku dan tanganku yang ada di belakang tubuhku secara bergantian. “Kamu tahu

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   115|Selalu Mengecewakan

    Aku hanya bisa menundukkan kepala dan pasrah dengan air mata yang tidak bisa aku kendalikan terus mengalir turun membasahi wajahku. Aku mendadak merasa kecut, karena yang selalu aku sampaikan kepada mereka adalah berita buruk. Mengapa tidak bisa satu kali saja, aku memberikan kabar baik kepada keluargaku? Aku mau melihat mereka tertawa dan bersorak bahagia seperti saat Amara menyampaikan kabar kehamilannya. Oh, Tuhan. Mengapa aku selalu menjadi pembawa kabar buruk dalam keluargaku? Sudah pasti mereka akan kecewa mendengar pengakuanku. Aku bukan hanya merusak suasana, aku juga akan menghancurkan kebahagiaan adikku. Seharusnya hari ini adalah hari bahagia bagi kami semua. Seandainya saja aku tidak mengundur hal ini …. “Lebih dari lima belas tahun yang lalu, aku keguguran dan harus menjalani operasi. Tetapi dokter menemukan adanya fibroid atau tumor yang tumbuh di sekitar rahim yang berukuran sangat besar. Aku sendirian dan harus memberikan keputusan segera.” Aku memejamkan mataku. “K

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   114|Masih Berharap

    Aku tidak tahu harus melakukan apa, jadi aku menunggu mereka yang bergerak lebih dahulu. Sudah beberapa minggu ini hubungan kami sedang tidak enak. Jadi, mau tidak mau aku merasa canggung harus bersikap bagaimana.“Semoga kalian tidak keberatan aku mengajak mereka juga.” Bunda menoleh ke arahku. “Papa dan mamamu memaksa ingin ikut, jadi kami tadi menjemput mereka sebelum datang ke sini.”“Kami tidak keberatan, Bunda,” kataku dan Galang secara bersamaan.Ezio dan Athena bergantian memeluk Ayah dan Bunda, lalu mereka menatap ragu kepada Papa dan Mama. Cinta pertamaku itu yang lebih dahulu mendekat dan memeluk kedua anak tersebut. Mama pun melakukan hal yang sama.Aku tersenyum saat Galang merangkul bahuku, lalu mencium pelipisku. “Aku akan membeli tiket untuk kita,” bisiknya. Aku mengangguk.Anak-anak berjalan sambil menggandeng tangan Ayah dan Bunda, Papa mengikuti Galang menuju loket, sedangkan Mama mendekati aku. Dia memeluk aku, menghangatkan hatiku. Lega rasanya, kami sudah berbaik

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   113|Membutuhkan Kamu

    “Bisakah kalian pelan sedikit?” keluhku, melihat keempat makhluk tukang pamer itu berlari santai di depanku. Bukannya memperlambat lari mereka, ketiganya malah tertawa mengejek aku. Lala bahkan menyalak senang.Mereka bertiga bekerja sama agar aku bangun subuh dan ikut joging. Kalau bukan karena aku penasaran ingin mendaki Gunung Rinjani, aku tidak akan melakukan ini. Seandainya anak-anak sedikit lebih besar, pasti menyenangkan bisa pergi dengan mereka juga.Setelah joging, aku menolong Athena untuk mandi dan berganti pakaian di kamarnya, sedangkan Galang membantu Ezio. Barulah aku menuju kamar mandi di kamar tidur kami. Namun suamiku bergabung dan ikut mandi bersamaku.“Tidak, Lang. Kita bisa terlambat,” tolakku saat dia mengajak bercinta. Aku sangat menginginkan dia setelah berhari-hari puasa, tetapi kami tidak punya waktu untuk melakukan ini.“Kamu bilang kamu membutuhkan aku,” katanya, mengingatkan.“Semalam, bukan pagi ini,” ralatku.“Sayang sekali, aku selalu membutuhkan kamu se

DMCA.com Protection Status