Beranda / CEO / Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan / Bab 33 - Tidak Akan Meninggalkanmu

Share

Bab 33 - Tidak Akan Meninggalkanmu

Penulis: Creative Words
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-23 23:49:04
Benar.

Memangnya Embun berbuat salah? Ia hanya menemani Friska yang memiliki urusan, dan dirinya tidak melakukan apa-apa. Lagipula, mereka sepakat untuk tidak mengurus urusan pribadi masing-masing.

Tetapi, kenapa ia tetap merasa bersalah?

“Yah, seharusnya saya bisa memberitahumu lebih dulu,” balas Embun akhirnya.

“Kamu sudah menjelaskannya padaku. Tidak perlu minta maaf.”

Embun hanya mengangguk mendengar perkataan Kaisar. Lalu dia mengalihkan pandangannya ke jalanan di depan.

“Ngomong-ngomong, kenapa kamu bisa ada di hotel itu juga tadi?” Embun mencoba memecah keheningan yang terjadi selama beberapa menit di antara mereka.

“Saya ada urusan pekerjaan di sana.”

Embun menganggukan kepala lagi. “Kamu ingat tempat pesta yang pernah saya datangi? Waktu itu tempatnya di salah satu aula di hotel itu.”

“Iya, di Nusantara Ballroom.”

Embun langsung memutar kepalanya dan menatap Kaisar. Bagaimana pria itu tahu nama aulanya?

Ingatan Embun cukup tajam. Waktu itu juga tiba-tiba Kaisar ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Kika Equk
Agak mahal sih... Kok 2 chapter 14 loin???? Mending stop aja d..
goodnovel comment avatar
Ana Angela
perbab nya kurang panjang tor
goodnovel comment avatar
Meri Mandala
ceritanya bagus tapi sayangnya perbab nya terlalu pendek thorr, sya sangat menghargai tulisannya dan semakin penasaran ya..., klo bisa thorr permudah dong tuk koin/ bonusnya......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 34 - Kerja Sama

    Tanpa sadar Embun menahan napasnya. Tiba-tiba, jantungnya berdetak lagi dengan cepat. Ia tidak salah dengar, bukan? “Sudah sana ambil udangnya,” kata Kaisar lagi, dan Embun baru tersadar. “Oh, iya,” balas Embun lalu membalikkan diri dan berjalan ke arah konter makanan laut sambil memegangi dadanya. Pria itu benar-benar membuatnya hampir gila. Setelah tadi malam dia mabuk dan menciumnya, lalu tiba-tiba muncul di hadapannya dan mengenggam tangannya, sekarang pria itu berkata tidak akan meninggalkannya lagi, dan menyebut dirinya sendiri dengan ‘aku’?! Mengapa Kaisar tiba-tiba menyebut dirinya sendiri dengan ‘aku’ di saat mereka tidak perlu berpura-pura menunjukkan kemesraan di hadapan orang lain? Embun memegang keningnya, “Yang tidak waras ini sebenarnya aku atau dia?” *** “Kamu duduk diam saja,” perintah Kaisar ketika mereka tiba di apartemen mereka dan berlalu menuju dapur sambil membawa belanjaan. “Kenapa? Ini sudah waktunya makan malam, saya akan masak makan malam,” kata Emb

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 35 - Makan Malam Bersama

    "Apa ada sesuatu yang membuatmu ragu?" Suara Kaisar membuat Embun mendongak, mengalihkan fokusnya dari pamflet di tangan. "Ya?" Pikirannya sempat terpecah, membuat Embun tidak terlalu mendengarkan ucapan suaminya. Kaisar menatap wanita di hadapannya tersebut selama beberapa waktu sebelum berkata, "Makanlah dulu. Nanti kita bicarakan kembali mengenai kerja sama itu." Embun mengangguk. Namun, otaknya kemudian berputar mencari topik lain untuk dibicarakan dengan Kaisar. Ia tidak ingin suasana makan malam mereka berubah hening dan canggung. "Dari mana kamu belajar memasak?" Wanita berambut hitam sebahu tersebut membuka topik lain yang lebih ringan saat suaminya menuang air putih dari teko untuk mereka berdua. Kaisar meletakkan segelas air putih di dekat Embun, sebelum meneguk miliknya sendiri. Baru setelahnya, pria itu menjawab, "Resep, video, hasil percobaan memasak sendiri." Ada senyum tipis membayang di bibirnya. Embun balas tersenyum. "Saya pikir ada seseorang yang mengajari

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-04
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 36 - Tawaran Aletta

    "Ah, kudengar kafe di hotel itu melayani selama 24 jam," gumam yang lainnya. Dengungan mulai menyebar dan makin keras hingga Embun menghela napas. "Tenang, semua," tegur manajer kafe menengahi. "Ini kan baru rencana. Bu Embun pasti ingin yang terbaik untuk kafe ini." Embun mengangguk. "Betul. Ini masih berupa rencana," ucap Embun. Kontrak kerja sama belum ada, dan mereka baru akan membicarakannya dengan bantuan Kaisar. "Saya masih akan bertemu dengan beberapa pihak untuk bicara terkait hal ini. Namun, saya melihat kesempatan ini sebagai hal yang positif." Kemudian, Embun melanjutkan, "Terima kasih atas respons dan pemikiran kalian, tapi jangan khawatir. Untuk saat ini, tetap fokus seperti biasa dan--" Ucapan Embun terhenti saat ponselnya berdering. Wanita itu mengambil ponsel dan melihat siapa yang menghubunginya. Kaisar. Waktu yang tepat. "Baiklah, semua. Selamat bekerja kembali." Embun membubarkan pertemuan singkat pagi itu sebelum mengangkat panggilan tersebut. "Halo, Kaisar

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-04
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 37 - Sambutan dari Manajer Hotel

    "Jangan berani kamu mengeruk harta yang seharusnya jadi milikku!" Aletta masuk ke dalam mobilnya dan membanting pintu. Gadis itu kemudian menarik napas dalam-dalam beberapa kali, sebelum kemudian berkata pada dirinya sendiri. "Oke. Satu per satu terlebih dahulu." Ia mengetikkan sesuatu di ponselnya, dan menaruh ponsel itu ke dalam tas tangannya. “Lihat saja, Embun. Aku tidak akan tinggal diam.” Setelah itu ia menyalakan mobil dan memindahkan persneling. Ada satu tempat yang harus ia tuju. * Sementara itu, ketika taksi yang ia sewa berhenti di depan lobi hotel, Embun bergegas membayar ongkos dan turun. "Selamat datang di hotel kami, Bu Embun." Wanita berambut sebahu itu heran saat mendapati seorang pria paruh baya, dan berpakaian rapi menyambutnya begitu ia turun dari taksi. Di belakang pria tersebut berdiri beberapa pegawai hotel, yang Embun kenali dari seragam mereka. Para pegawai hotel itu serempak membungkuk dan berseru dengan lantang, “Selamat datang di hotel kami, Bu Em

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 38 - Jadi, Kaisar Mengenalnya?

    "Oleh karena itu, baru-baru ini beliau memutus kontrak kerja sama dengan pemilik kafe saat ini." Pak Heru menunjuk ke salah satu sudut di lantai dasar tempat mereka berdiri. Embun bisa melihat di sudut yang ditunjuk oleh Pak Heru, beberapa orang tengah mengangkat beberapa properti yang sepertinya digunakan oleh kafe tersebut. Dan Embun agak terkejut ketika melihat papan dengan nama salah satu kafe terkenal di kota itu. Kafe itu sempat viral beberapa tahun yang lalu, dan sejak saat itu kafe tersebut mengalami lonjakan penjualan yang bisa dibilang sangat tinggi. Pak Heru pun melanjutkan. "Seperti yang saya bilang, beliau sangat perfeksionis. Dia tidak segan memutus kerja samanya dengan siapapun. Tidak peduli seberapa terkenalnya kafe tersebut." Kemudian, pria paruh baya itu tersenyum pada Embun. "Pak Kaisar sangat merekomendasikan kafe Anda, Bu Embun," ujar Pak Heru. "Beliau mengatakan bahwa menu-menu yang disediakan di kafe Bu Embun sangat variatif dan bercita rasa baik. Selain i

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 39 - Kemarahan Kaisar

    Beberapa saat yang lalu .... "Selamat pagi, Pak Kaisar." Kaisar mengangguk pada sekretarisnya dan masuk ke dalam kantornya, sementara si sekretaris mengikuti di belakang pria tersebut dengan tablet di tangan. "Ibu Anda menghubungi saya untuk menjadwalkan makan siang bersama, Pak," lapor sekretaris pemilik Asthana Hotel tersebut. "Beliau mengatakan bahwa nomor Bapak tidak bisa dihubungi." "Saya tidak akan sempat," ucap Kaisar sembari duduk di kursi kebesarannya. Di belakangnya terbentang jendela yang menampilkan pemandangan gedung-gedung perkotaan. "Jadi kamu bisa menolaknya." Sebenarnya, Kaisar akan selalu mampu membuat waktu luang jika memang benar-benar dibutuhkan. Hanya saja, memang hubungannya dengan sang ibu tidak baik. Apalagi sejak terakhir kali ibunya datang berkunjung ke apartemennya dan Embun. Meskipun keluarga, ibu Kaisar tampaknya benar-benar tidak dapat menghargai istrinya. Dan hal itu menyinggung Kaisar. "Baik." Si sekretaris mengangguk. "Kemudian hari ini ... ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 40 - Bertemu Dengan Wanita Ular itu Lagi

    "Begitu?" Kaisar menanggapi. "Namun, apakah Anda setidaknya sudah mengecek kafe tersebut?" Si manajer hotel kembali terdiam, merasa ketakutan. Ia awalnya berpikir ini soal remeh. Rekomendasi dari pusat, baik, akan dia cek nanti. Ia tidak menyangka bahwa penundaan tersebut akan membawa Kaisar ke kantornya dan menegurnya langsung! Diamnya si manajer hotel membuat Kaisar menghela napas. Pria itu kemudian berdiri dan mengancingkan bagian depan jasnya. "Pak Heru," ucapnya. Suaranya terdengar tegas dan penuh kharisma. "Persoalan kafe pengganti ini bukan hal remeh. Terlebih untuk saya, kerja sama ini lebih penting dari apa pun juga." Si manajer hotel buru-buru mengangguk. "Baik, Pak. Saya akan langsung menghubungi pemilik kafe tersebut setelah ini." "Saya harap Pak Heru tahu letak kesalahan Bapak," kata Kaisar lagi. "Lalu, saya yang akan menghubungi pemilik kafe tersebut. Pastikan setelahnya Bapak menangani kerja sama ini dengan baik." Usai menyampaikan itu, Kaisar keluar ruangan untu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 41 - Ada Hubungan Apa?

    "--Bu Embun?" Embun berkedip, seperti baru sadar ada yang memanggilnya. Dengan segera wanita berambut sebahu tersebut menoleh pada Heru, manajer Asthana Hotel yang tengah bersamanya. Pak Heru tampak heran. Pria paruh baya itu sudah beberapa kali memanggil nama Embun, tetapi wanita itu tidak menyahut dan hanya fokus ke grup lima orang tak jauh dari mereka. "Maaf, Pak Heru," ucap Embun, terdengar menyesal. Ia tidak ingin pria di depannya ini berpikir bahwa Embun tidak menghargainya. "Bagaimana?" Meskipun tampak heran, Pak Heru mengulang pertanyaannya, "Apa Bu Embun mau menyapa Pak Kaisar?" Manajer hotel itu berpikir, jika ia bisa sekalian menunjukkan bagaimana sikap baiknya pada Embun setelah teguran Kaisar tadi, pandangan bosnya itu akan lebih baik. Pak Heru tidak mau dipandang sebagai manajer yang lambat bekerja dan suka menunda-nunda pekerjaan. Sementara itu, pertanyaan Pak Heru membuat Embun kembali mengalihkan pandangannya pada Kaisar dan beberapa orang yang bersamanya, term

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 298 - Bahagia Selamanya

    Beberapa tahun kemudian .... Seorang anak berusia 4 tahun tengah sibuk berlarian di dalam supermarket. Ia menjelajahi lorong dan sempat berhenti di estalase yang memampangkan makanan manis sebelum akhirnya kembali berlari. Pada akhirnya, anak itu berhenti di pojok ruangan dan berjongkok, bersembunyi di balik tumpukan kotak berisi stok makanan ringan. "Hehehe~" Anak itu tertawa kecil, sebelum kemudian menutup mulutnya sendiri. Ia tengah bersembunyi. Dan yakin bahwa tidak akan ada yang menemukannya di sini. Namun, sepertinya anak itu terlalu percaya diri. "Nathan." Tiba-tiba seorang pria yang tampaknya berada di usia tiga puluhan datang. Tubuhnya yang tinggi besar menjulang di depan tumpukan kardus yang dipakai bocah 4 tahun itu untuk bersembunyi. "Sudah main-mainnya. Ayo pulang." Si bocah yang dipanggil 'Nathan' itu langsung cemberut. "Papa kok tahu aku di sini si?" ucapnya. "Aku lagi main petak umpet, Pa." "Sama siapa?" tanya sang ayah. "Nala." Bocah itu menyebutkan nama saud

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 297 - Karunia Terindah

    "Istriku memang cantik. Tidak perlu pengakuan orang lain lagi." Keheningan menyambut ucapan Kaisar tersebut, sementara Embun tersenyum kikuk akibat ulah sang suami. "Haha, saya setuju, Pak Kaisar. Saya setuju." Orang yang tadi berkomentar menanggapi dengan canggung. "... Bicara yang baik," bisik Embun pelan agar tidak didengar orang lain selain sang suami. "Memang aku sedang menjelekkan orang lain?" balas Kaisar sama pelannya. "Jangan pura-pura tidak tahu seperti itu, Kaisar Rahardja." Kaisar menghela napas. "Baiklah." Keduanya kemudian kembali menghadapi para tamu di depan mereka. "Oh, saya dengar Nyonya Embun sedang hamil, Pak?" Salah seorang tamu mengalihkan topik pembicaraan. "Semoga sehat-sehat selalu ya, baik ibu dan bayinya." Mendapatkan doa baik untuk istri dan anaknya, Kaisar tampak lebih ramah. "Terima kasih. Mohon doanya untuk keluarga kecil kami." Pria itu berkata. Seperti mendapatkan sinyal aman, semua tamu langsung mengobrol mengenai kehamilan Embun. "Apakah

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 296 - Janji Setia Selamanya

    "Saya, Kaisar Rahardja, menjadikan Embun Prajaya sebagai istri saya," ucap Kaisar, lurus menatap Embun dengan sorot matanya yang lembut dan penuh kasih. "Pada hari yang istimewa ini, di hadapan semua tamu yang menjadi saksi, saya berjanji akan selalu berada di sisi Embun, setia kepada wanita ini." Ada debar asing dalam dada Embun saat ia mendengarkan janji pernikahan Kaisar. Sebelumnya, mereka hanya menikah di kantor catatan sipil, tanpa berpikir bahwa hubungan mereka akan berkembang seperti ini. Tanpa berekspektasi bahwa mereka akan sama-sama mengikrarkan janji suci sekarang ini. Tidak ada yang romantis, sebelumnya. Embun membutuhkan suami agar ia bisa keluar dari rumah iparnya, dan Kaisar ingin menuruti kata sang ayah. Namun, semuanya sudah berbeda sekarang. "Sebagai suami, saya berjanji dan bersedia akan selalu mencintai Embun. Selalu ada untuk Embun, dalam suka maupun duka, sedih dan senang, sakit dan sehat, dan mendampingi istri saya hingga maut memisahkan." Kaisar mencium

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 295 - Pernikahan Embun dan Kaisar

    [Info Mengejutkan! Presdir Rahardja Group Ternyata Sudan Menikah Diam-Diam!] Berita itulah yang sedang menjadi perbincangan ramai di media. Banyak pihak yang terkejut dengan kenyataan bahwa Kaisar Rahardja ternyata sudah menikah dan mempunyai istri. Oleh karena itu, banyak wartawan dan rekan media massa lain yang menyesaki Ashtana Hotel, tempat Embun dan Kaisar akan melangsungkan pesta pernikahan, sekalipun mereka tidak diizinkan masuk karena Kaisar sudah mewanti-wanti ibunya agar tidak mengundang orang media. Sepertinya pria itu khawatir pemberitaan hanya akan membuat Embun stres dan berdampak pada kehamilan istrinya. "Kaisar, bukankah ini terlalu mewah?" tanya Embun. Wanita itu sedang didandani saat Kaisar mengunjunginya di ruang ganti hotel. "Berapa banyak tamu yang akan datang?" "Tidak banyak," jawab Kaisar, tanpa mengatakan informasi bahwa ibunya hampir mengundang 500 tamu. "Tapi nyaris semuanya teman-teman Mama." Embun menghela napas. "Meski begitu, Mama turut mengundang

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 294 - Perhiasan Keluarga Rahardja

    "Meskipun terlihat main-main, Nic adalah anak yang baik dan bertanggung jawab. Saya bisa menjamin itu." Usai mengatakan itu, Kaisar menoleh pada keponakannya dan menepuk bahu Nicholas. Sementara Friska diam saja. Seperti sudah berhenti berfungsi. "Nic, bawa pacarmu duduk." Kaisar tiba-tiba berucap. Nicholas menoleh menatap Friska yang wajahnya masih merah, lalu menarik tangan gadis itu pelan. "Mau keluar dulu saja?" bisiknya menawarkan. Nicholas seperti memahami kalau Friska perlu waktu untuk memproses timbunan informasi yang baru saja jatuh di depan matanya. Samar, Friska mengangguk. "Paman. Aku keluar sebentar. Mau cari minum yang manis-manis. Haus." Nicholas langsung izin. "Mau titip sesuatu?" Kaisar menoleh pada Embun, bertanya tanpa kata-kata. "Tidak. Sedang tidak ngidam." Embun tersenyum kecil. "Yakin?" Kaisar mengusap perut Embun. "Kadang si kecil ini berulah tiba-tiba." "Tapi nanti kalau ada apa-apa, apakah aku boleh telepon?" Embun bertanya pada Nic kemudian. "Ap

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 293 - Sudah Direstui

    "Kamu kenal dengan Nic?" Kini, Embun yang tampak heran. Meski begitu, ia mengangguk. "Kamu kenal juga?" balas istri Kaisar itu kemudian. "Dia keponakan suamiku." Friska makin terkejut saat mendengarnya. "Suamimu seorang Rahardja?" tanya Friska, campuran antara keterkejutan dan tidak percaya, karena ia baru tahu bahwa sahabatnya menikahi keluarga Rahardja. Sementara itu, Embun tampak bingung dengan reaksi Friska. "Hm? Ya?" tanggap istri Kaisar tersebut. "Memang aku belum pernah cerita? Nama suamiku Kaisar Rahardja." "Wah." Friska berdeham, lalu menoleh pada Nicholas yang baru bergabung dengan mereka. "Wah. Kebetulan macam apa ini?" "Aku juga sedikit terkejut saat menyadari ini," ungkap Nicholas. Pria itu menggenggam tangan Friska dengan kasual sembari tersenyum pada Embun. "Halo, Tante. Wajah Tante terlihat lebih segar sekarang." "Wah." Friska masih tampak terkesan, apalagi saat mendengar bagaimana Nicholas memanggil sahabatnya. Kalau begini, pria itu makin terdengar jauh leb

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 292 - Kalian Saling Kenal?

    "Oh? Mau mengadakan pesta pernikahan?" Embun mendengar keterkejutan dalam suara Rindang. Ia berniat menyahuti sang kakak, tapi sebelum ia sempat mengucapkan apa pun, Rindang sudah melanjutkan. "Embun kurang suka pesta. Tapi saya setuju kalau akan diadakan pesta. Menikah hanya sekali. Sayang jika tidak membuat kenangan baik." Istri Kaisar itu akhirnya menyerah. Ia tidak menanggapi, sementara Lidya dan Rindang justru terlibat obrolan seru soal pesta pernikahan. Ia belum membicarakan hal ini pada Kaisar, sekaligus mendengar tanggapan pria itu. Hingga akhirnya, Lidya pamit karena ia ada janji dengan Surya. Wanita itu berniat menjemput suaminya di kantor. "Kamu istirahat yang cukup. Makan yang benar," ucap Lidya. "Jangan terlalu membebani dirimu. Soal pesta, biar aku yang urus." Tersenyum lemah karena pasrah, Embun mengangguk. "Terima kasih, Ma," ucapnya. Dalam beberapa hari saja, keduanya sudah cukup dekat. Embun harus akui ini semua berkat kegigihan dan keterbukaan Lid

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 291 - Rencana Pesta Pernikahan

    "Embun anak baik. Dia tidak akan membencimu." Lidya teringat ucapan suaminya sebelum ia memutuskan untuk bertemu dengan Embun. Namun, sesaat sebelumnya, bukan hanya itu yang dikhawatirkan Lidya. Wanita itu juga ingin mengakui dosanya pada sang suami. Bahwa ia telah berselingkuh dengan Henri Pradana. Bahwa, sekalipun Lidya melakukan itu karena pernikahan mereka yang sudah dingin, sama sekali tidak membenarkan alasannya mengkhianati sang suami. "Mas Surya, aku--" Namun, sebelum Lidya sempat melakukannya, Surya sudah memotong kalimatnya. "Lidya." Tubuh Lidya membeku saat tiba-tiba Surya menangkup sisi wajahnya, membuat wanita itu menatap sang suami. Surya tersenyum kecil. "Sepertinya kamu sudah kembali," ucapnya pelan. "Menjadi istri yang dulu kucintai." Tangis Lidya pecah. Baru kemudian ia terpikir, perubahan sikap sang suami bisa jadi karena tingkahnya yang tidak karuan; hobi berfoya-foya dan menghabiskan uang suaminya di luar negeri tanpa meluangkan waktu untuk suami dan para

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 290 - Terima Kasih Karena Menyelamatkan Kami, Ma

    "Selamat sore." Lidya melangkah lebih dekat ke tempat tidur Embun setelah memutus kontak mata dengan yang lebih muda. "Aku tunggu di luar ya," ucap Surya kemudian, membuat baik Embun maupun Lidya menoleh ke arahnya. "Kalau ada apa-apa, panggil saja." Embun melihat ayah mertuanya itu berbalik dan berniat melangkah pergi, sebelum kemudian Lidya menggenggam tangannya. "Pa," bisik ibu Kaisar tersebut. Surya menatap sang istri dan tersenyum lembut. "Tidak apa-apa, dia anak baik," kata pria tua itu. "Bicaralah pada menantu kita. Semuanya akan baik-baik saja." Pria itu meremas tangan istrinya pelan sebelum kemudian melepaskan genggamannya dan berlalu keluar. Meninggalkan Embun berdua dengan Lidya. Hening. Lidya tidak mengatakan apa pun, dan Embun menunggu wanita itu memulai karena ia pikir, akan lebih baik jika ia memberikan kesempatan pada ibu mertuanya untuk menyampaikan niatnya lebih dahulu. Sekalipun Embun juga punya hal untuk dikatakan. Namun, saat Lidya tidak kunjung bi

DMCA.com Protection Status