Share

Bab 166 - Di Mata Embun

last update Last Updated: 2024-05-26 23:25:49

“Embun. Jangan dilihat. Lanjutkan sarapanmu.”

Meskipun Kaisar sudah berkata demikian, Embun sudah tidak fokus makan karena perkelahian yang jaraknya hanya sepuluh meter dari tempatnya. Tidak peduli seberapa keras wanita itu berusaha untuk tidak melihat ke arah sana.

Sementara itu, di tengah restoran tempat perkelahian, si koki yang baru saja terkena tendangan Dion buru-buru bangun dan tertawa. Pria itu terlihat tidak terima dan meninju wajah Dion, membuat para pelanggan lain terkesiap.

Beberapa dari mereka bergegas pergi dari sana, sementara yang lain tetap menonton sembari menjaga jarak.

Si manajer restoran dan beberapa pelayan berusaha melerai Dion dan si koki, namun gagal karena Dion yang tadinya hampir terjungkal karena pukulan si koki karena tidak memperhitungkan serangan itu, kembali menendang mantan karyawannya itu sampai tersungkur.

Ada darah mengalir dari hidung Dion, sementara senyum bengis tercetak di wajahnya yang tampan.

Sepintas, Embun melihatnya saat ia tidak bisa m
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 167 - Petuah Bijak Kaisar

    Sepeninggal Dion, si manajer hotel langsung mengarahkan para bawahannya untuk mengatasi situasi sementara ia menelepon tim pengacara Dion yang memang siaga di area sana. Ada yang mengarahkan para pelanggan agar tidak pergi dari tempat tersebut, ada pula yang membawa si mantan kepala koki pergi dari sana dalam kondisi tidak sadarkan diri.Sesungguhnya, si manajer sendiri bingung bagaimana masalah sebesar ini bisa teratasi. Ini adalah kali pertama untuknya.“Sial, lagi pula kenapa aku harus sakit perut tadi?” rutuk si manajer pada dirinya sendiri. “Bagaimana kalau aku dipecat!?”Tanpa diketahui oleh si manajer dan para karyawan karena kacaunya situasi di sana, vlogger yang tadi memprotes soal masakan restoran tersebut pun masih ada di sana. Diam-diam, pria itu membuat video review yang mencakup semua drama perkelahian yang ada untuk kemudian diviralkan.Kompensasi Dion padanya tadi adalah untuk masakan yang tidak enak, darinya. Persoalan video dan drama ini adalah hal lain lagi.“Bagus

    Last Updated : 2024-05-26
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 168 - Tidak Cocok Banyak Anak

    “K-kalau suami Kak Embun tidak ada kegiatan, bagaimana kalau bergabung di kelas? Sebagai pendamping … mungkin?”Baik Embun maupun Kaisar tampak terkejut dengan usul tersebut. Keduanya menatap Kia yang langsung salah tingkah karenanya. Embun sempat mengira kalau Kia seperti itu karena Kaisar, sebelum gadis itu kemudian mendekati Embun dengan papan berisi deretan nama peserta kelas hari itu dan berkata, “Kak. Kita kurang orang. Tadi pagi ada yang izin balik ke ibu kota karena ada keperluan mendadak.”“Oh?” Embun berkedip, kembali terkejut. “Siapa? Kamu tidak bilang.”“Ada di grup, Kak. Kakak tidak baca?”Ah, ya. Karena berpikir kalau ia kesiangan pagi itu, Embun tidak mengecek ponselnya sama sekali dan keluar kamar. Bahkan perubahan jadwalnya pun diberi tahu oleh Kaisar.“Mengenai tawarannya,” Kedua wanita tersebut menoleh pada Kaisar yang tiba-tiba berbicara. “Aku setuju. Mohon arahannya, tentang apa yang harus dilakukan.”Dan, oleh karena, sekarang di dalam kelas berisi 20 peserta aj

    Last Updated : 2024-05-30
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 169 - Anti Godaan

    “Kalau duda, kayaknya belum punya anak ya,” komentar ibu-ibu itu lagi. “Agak kaku pas ngobrol sama anak-anak.”“Ih, positif aja yuk. Single dia~”Embun diam-diam membatin, “Beliau sudah menikah, Bu. Meski harus dijodohkan dulu karena kerjaan tetap yang utama.”“Tidak mungkin lah orang seganteng itu single.”“Dibilang–”“Oke, aku akan tanya!” Tiba-tiba, salah seorang wanita yang usianya tidak terlalu jauh beda dengan Embun mengumumkan. Ia adalah seorang ibu satu anak perempuan yang sudah menghadiri kelas Embun selama sepekan belakangan ini. Keberadaan Kaisar yang baru ia temui beberapa kali jelas merupakan hiburan untuknya di tempat yang jenuh ini, lantaran ia di sini karena suruhan kakaknya mencari kegiatan bersama buah hati, sejak ia cerai dari suaminya satu tahun yang lalu. Vena namanya.“Duh, Bu Vena ini. Mentang-mentang tidak ada suami~” goda salah seorang ibu-ibu lain, membuat Vena terkikik.Tidak jauh dari sana, Embun tidak bisa ikut terkikik. Wanita itu menahan dongkol. “Kena

    Last Updated : 2024-05-31
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 170 - Kaisar yang (Agak) Kekanakan

    “Kamu penasaran karena mendengar nama Dion, Embun?”Embun tidak menjawab pertanyaan Kaisar tersebut, tapi tangannya menggenggam tangan Kaisar lebih erat selama beberapa detik. Seakan memberikan isyarat agar pria tersebut lebih baik diam dulu, tidak bertanya maupun menyimpulkan sendiri dari pikirannya.Entah karena ekspresi serius Embun, atau mungkin saja genggaman tangan wanita itu, Kaisar diam. Pria itu tidak lagi bertanya dan turut memperhatikan gerombolan di depannya.“Kak Embun, aku dengar Kakak ada di restoran itu saat kejadian.” Salah seorang dari anggota kerumunan itu menatap Embun. “Apa benar Pak Dion memukuli karyawan?”Kaisar melihat Embun terkejut, apalagi saat ia disodori sebuah video yang beredar di internet, menunjukkan keganasan Dion saat memukuli karyawan. “Ada lagi,” ucap orang itu, menunjukkan video saat Dion menangani komplain dari vlogger.Hal tersebut membuat Kaisar mengernyit. “Ah, video bocor,” pikir pria itu. Ia yakin bahwa tim kuasa hukum Dion akan memberes

    Last Updated : 2024-06-02
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 171 - Sekilas Masa Lalu Embun

    “Embun! Astaga, kamu benar di sini!?”Tiba-tiba seorang wanita paruh baya berjalan ke arah mereka dan memeluk Embun dengan erat. Namun, bahkan hanya sekilas melihat pun Kaisar bisa menyadari bahwa Embun tidak nyaman dengan kemunculan wanita yang tiba-tiba ini.Meskipun, Kaisar tidak tahu itu siapa.“Halo, Embun. Apa kabar, keponakan kesayangan kami?” Seorang pria turut muncul tidak lama kemudian, dengan senyum lebarnya menyapa Embun yang masih tidak bergerak. Kedua tangannya yang agak gempal, siap ikut serta memeluk Embun.Sementara itu, di sini Embun langsung mendorong bibinya agar menjauh.“Bagaimana kalian bisa ada di sini?” tanyanya dengan suara lirih, sekalipun tatapannya tajam.Beberapa hari yang lalu …Pluk!“Hei, surat dari bank datang lagi!” ucap bibi Embun dengan jengkel sembari membanting setumpuk surat berlapis amplop cokelat ke atas meja. Dengan kesal, ia melirik ke arah suaminya yang sedang bersantai di kursi sembari memainkan ponsel. “Lakukan sesuatu! Sebentar lagi ruma

    Last Updated : 2024-06-03
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 172 - Genggaman Tangan Kaisar

    “Mohon maaf, sepertinya Embun merasa kurang nyaman dengan kontak fisik yang tiba-tiba.”Embun melihat bagaimana sang bibi menatap Kaisar dan terlihat tidak senang dengan keberadaan pria itu. Wanita paruh baya itu tampak mengamati Kaisar dari atas sampai bawah, kemudian mendengus.“Jangan sok tahu,” ucap sang bibi. “Memangnya kamu siapa?”Bibi Embun berpikir, Kaisar hanyalah pria sok tahu yang kebetulan ada di sana bersama Embun. Di samping itu, ia juga mengira bahwa pria ini bisa jadi batu sandungan untuk Dion, yang bibi Embun pikir sedang dekat dengan Embun saat ini.Tentunya ia lebih memilih keponakannya bersama putra Henry Pradana tersebut.“Dengar ya. Saya ini sudah lama sekali tidak bertemu dengan keponakan kesayangan saya. Baru saja datang, sudah diperlakukan begini. Kamu jangan menghalang–”Namun, sebelum bibi Embun menyelesaikan kalimatnya, paman Embun maju selangkah dan langsung mengulurkan tangan ke arah Kaisar dengan senyum ramah di bibir.“Kaisar?” sapa pria paruh baya itu,

    Last Updated : 2024-06-06
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 173 - Dibayangi Teror

    Embun berakhir langsung tidur, melewatkan makan dan mandi sore. Wanita itu hanya sempat mencuci tangan dan kaki, lalu tanpa bicara apa pun pada Kaisar, Embun membaringkan diri.Berbeda dengan saat pertama kali mereka masuk ke kamar ini, Embun kini sudah tidak malu-malu lagi.Namun, bahkan Kaisar pun tahu kalau ini bukan karena Embun sudah merasa nyaman dengannya, melainkan lebih ke arah mengabaikan Kaisar.“Embun. Tadi pagi kamu makan sedikit.” Kaisar berucap pelan. Tangannya menyentuh bahu Embun dengan hati-hati dan menggoyangkan tubuh sang istri sedikit. Namun, Embun bergeming. “Ayo makan dulu.”Hening. Kaisar sekilas menoleh pada sate ayam dan ayam bakar di meja, kemudian kembali menatap wajah Embun yang terlelap. Perlahan, pria itu menyentuh kening Embun, memastikan bahwa istrinya tersebut tidak sedang demam atau sakit.Tanpa sadar, tangan Kaisar mengelus rambut sebahu Embun dengan lembut. Tatapan sepasang mata segelap malam itu masih terpaku di wajah cantik Embun, tidak berkedip

    Last Updated : 2024-06-08
  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 174 - Warisan Embun

    “Ayo mengobrol sebentar dengan Bibi.”Seketika ekspresi Embun berubah. Ia yang semula tampak tenang, kini terlihat jengkel dan kesal.Ia tidak ingin berurusan dengan wanita ini.Memutuskan hal tersebut, Embun melepaskan tangan sang bibi.“Saya tidak ada urusan dengan Anda,” ucapnya dingin. “Ck, jangan begitu.” Bibi Embun, Hera, cemberut. Ia sudah memastikan bahwa tidak ada orang di sekitar mereka saat ini. Sehingga, ia tidak perlu berpura-pura. “Kita sudah lama tidak mengobrol begini. Ternyata kamu jadi sombong sekali ya.”“Sebelumnya juga kita tidak pernah mengobrol,” balas Embun. “Yang Anda lakukan kan hanya menyuruh saya ini itu.”“Aduh, apakah kamu pikir aku sembarangan melakukannya? Ternyata kamu salah paham.” Hera tersenyum sok manis. “Ada alasannya. Itu untuk mendidik–”“Pembantu?” potong Embun. Ia teringat bagaimana ia dipelakukan saat kecil. Bibinya tidak akan segan-segan menyuruhnya melakukan pekerjaan rumah dari pagi hingga malam. Bahkan mengguyurnya dengan air jika ia tid

    Last Updated : 2024-06-09

Latest chapter

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 298 - Bahagia Selamanya

    Beberapa tahun kemudian .... Seorang anak berusia 4 tahun tengah sibuk berlarian di dalam supermarket. Ia menjelajahi lorong dan sempat berhenti di estalase yang memampangkan makanan manis sebelum akhirnya kembali berlari. Pada akhirnya, anak itu berhenti di pojok ruangan dan berjongkok, bersembunyi di balik tumpukan kotak berisi stok makanan ringan. "Hehehe~" Anak itu tertawa kecil, sebelum kemudian menutup mulutnya sendiri. Ia tengah bersembunyi. Dan yakin bahwa tidak akan ada yang menemukannya di sini. Namun, sepertinya anak itu terlalu percaya diri. "Nathan." Tiba-tiba seorang pria yang tampaknya berada di usia tiga puluhan datang. Tubuhnya yang tinggi besar menjulang di depan tumpukan kardus yang dipakai bocah 4 tahun itu untuk bersembunyi. "Sudah main-mainnya. Ayo pulang." Si bocah yang dipanggil 'Nathan' itu langsung cemberut. "Papa kok tahu aku di sini si?" ucapnya. "Aku lagi main petak umpet, Pa." "Sama siapa?" tanya sang ayah. "Nala." Bocah itu menyebutkan nama saud

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 297 - Karunia Terindah

    "Istriku memang cantik. Tidak perlu pengakuan orang lain lagi." Keheningan menyambut ucapan Kaisar tersebut, sementara Embun tersenyum kikuk akibat ulah sang suami. "Haha, saya setuju, Pak Kaisar. Saya setuju." Orang yang tadi berkomentar menanggapi dengan canggung. "... Bicara yang baik," bisik Embun pelan agar tidak didengar orang lain selain sang suami. "Memang aku sedang menjelekkan orang lain?" balas Kaisar sama pelannya. "Jangan pura-pura tidak tahu seperti itu, Kaisar Rahardja." Kaisar menghela napas. "Baiklah." Keduanya kemudian kembali menghadapi para tamu di depan mereka. "Oh, saya dengar Nyonya Embun sedang hamil, Pak?" Salah seorang tamu mengalihkan topik pembicaraan. "Semoga sehat-sehat selalu ya, baik ibu dan bayinya." Mendapatkan doa baik untuk istri dan anaknya, Kaisar tampak lebih ramah. "Terima kasih. Mohon doanya untuk keluarga kecil kami." Pria itu berkata. Seperti mendapatkan sinyal aman, semua tamu langsung mengobrol mengenai kehamilan Embun. "Apakah

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 296 - Janji Setia Selamanya

    "Saya, Kaisar Rahardja, menjadikan Embun Prajaya sebagai istri saya," ucap Kaisar, lurus menatap Embun dengan sorot matanya yang lembut dan penuh kasih. "Pada hari yang istimewa ini, di hadapan semua tamu yang menjadi saksi, saya berjanji akan selalu berada di sisi Embun, setia kepada wanita ini." Ada debar asing dalam dada Embun saat ia mendengarkan janji pernikahan Kaisar. Sebelumnya, mereka hanya menikah di kantor catatan sipil, tanpa berpikir bahwa hubungan mereka akan berkembang seperti ini. Tanpa berekspektasi bahwa mereka akan sama-sama mengikrarkan janji suci sekarang ini. Tidak ada yang romantis, sebelumnya. Embun membutuhkan suami agar ia bisa keluar dari rumah iparnya, dan Kaisar ingin menuruti kata sang ayah. Namun, semuanya sudah berbeda sekarang. "Sebagai suami, saya berjanji dan bersedia akan selalu mencintai Embun. Selalu ada untuk Embun, dalam suka maupun duka, sedih dan senang, sakit dan sehat, dan mendampingi istri saya hingga maut memisahkan." Kaisar mencium

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 295 - Pernikahan Embun dan Kaisar

    [Info Mengejutkan! Presdir Rahardja Group Ternyata Sudan Menikah Diam-Diam!] Berita itulah yang sedang menjadi perbincangan ramai di media. Banyak pihak yang terkejut dengan kenyataan bahwa Kaisar Rahardja ternyata sudah menikah dan mempunyai istri. Oleh karena itu, banyak wartawan dan rekan media massa lain yang menyesaki Ashtana Hotel, tempat Embun dan Kaisar akan melangsungkan pesta pernikahan, sekalipun mereka tidak diizinkan masuk karena Kaisar sudah mewanti-wanti ibunya agar tidak mengundang orang media. Sepertinya pria itu khawatir pemberitaan hanya akan membuat Embun stres dan berdampak pada kehamilan istrinya. "Kaisar, bukankah ini terlalu mewah?" tanya Embun. Wanita itu sedang didandani saat Kaisar mengunjunginya di ruang ganti hotel. "Berapa banyak tamu yang akan datang?" "Tidak banyak," jawab Kaisar, tanpa mengatakan informasi bahwa ibunya hampir mengundang 500 tamu. "Tapi nyaris semuanya teman-teman Mama." Embun menghela napas. "Meski begitu, Mama turut mengundang

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 294 - Perhiasan Keluarga Rahardja

    "Meskipun terlihat main-main, Nic adalah anak yang baik dan bertanggung jawab. Saya bisa menjamin itu." Usai mengatakan itu, Kaisar menoleh pada keponakannya dan menepuk bahu Nicholas. Sementara Friska diam saja. Seperti sudah berhenti berfungsi. "Nic, bawa pacarmu duduk." Kaisar tiba-tiba berucap. Nicholas menoleh menatap Friska yang wajahnya masih merah, lalu menarik tangan gadis itu pelan. "Mau keluar dulu saja?" bisiknya menawarkan. Nicholas seperti memahami kalau Friska perlu waktu untuk memproses timbunan informasi yang baru saja jatuh di depan matanya. Samar, Friska mengangguk. "Paman. Aku keluar sebentar. Mau cari minum yang manis-manis. Haus." Nicholas langsung izin. "Mau titip sesuatu?" Kaisar menoleh pada Embun, bertanya tanpa kata-kata. "Tidak. Sedang tidak ngidam." Embun tersenyum kecil. "Yakin?" Kaisar mengusap perut Embun. "Kadang si kecil ini berulah tiba-tiba." "Tapi nanti kalau ada apa-apa, apakah aku boleh telepon?" Embun bertanya pada Nic kemudian. "Ap

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 293 - Sudah Direstui

    "Kamu kenal dengan Nic?" Kini, Embun yang tampak heran. Meski begitu, ia mengangguk. "Kamu kenal juga?" balas istri Kaisar itu kemudian. "Dia keponakan suamiku." Friska makin terkejut saat mendengarnya. "Suamimu seorang Rahardja?" tanya Friska, campuran antara keterkejutan dan tidak percaya, karena ia baru tahu bahwa sahabatnya menikahi keluarga Rahardja. Sementara itu, Embun tampak bingung dengan reaksi Friska. "Hm? Ya?" tanggap istri Kaisar tersebut. "Memang aku belum pernah cerita? Nama suamiku Kaisar Rahardja." "Wah." Friska berdeham, lalu menoleh pada Nicholas yang baru bergabung dengan mereka. "Wah. Kebetulan macam apa ini?" "Aku juga sedikit terkejut saat menyadari ini," ungkap Nicholas. Pria itu menggenggam tangan Friska dengan kasual sembari tersenyum pada Embun. "Halo, Tante. Wajah Tante terlihat lebih segar sekarang." "Wah." Friska masih tampak terkesan, apalagi saat mendengar bagaimana Nicholas memanggil sahabatnya. Kalau begini, pria itu makin terdengar jauh leb

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 292 - Kalian Saling Kenal?

    "Oh? Mau mengadakan pesta pernikahan?" Embun mendengar keterkejutan dalam suara Rindang. Ia berniat menyahuti sang kakak, tapi sebelum ia sempat mengucapkan apa pun, Rindang sudah melanjutkan. "Embun kurang suka pesta. Tapi saya setuju kalau akan diadakan pesta. Menikah hanya sekali. Sayang jika tidak membuat kenangan baik." Istri Kaisar itu akhirnya menyerah. Ia tidak menanggapi, sementara Lidya dan Rindang justru terlibat obrolan seru soal pesta pernikahan. Ia belum membicarakan hal ini pada Kaisar, sekaligus mendengar tanggapan pria itu. Hingga akhirnya, Lidya pamit karena ia ada janji dengan Surya. Wanita itu berniat menjemput suaminya di kantor. "Kamu istirahat yang cukup. Makan yang benar," ucap Lidya. "Jangan terlalu membebani dirimu. Soal pesta, biar aku yang urus." Tersenyum lemah karena pasrah, Embun mengangguk. "Terima kasih, Ma," ucapnya. Dalam beberapa hari saja, keduanya sudah cukup dekat. Embun harus akui ini semua berkat kegigihan dan keterbukaan Lid

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 291 - Rencana Pesta Pernikahan

    "Embun anak baik. Dia tidak akan membencimu." Lidya teringat ucapan suaminya sebelum ia memutuskan untuk bertemu dengan Embun. Namun, sesaat sebelumnya, bukan hanya itu yang dikhawatirkan Lidya. Wanita itu juga ingin mengakui dosanya pada sang suami. Bahwa ia telah berselingkuh dengan Henri Pradana. Bahwa, sekalipun Lidya melakukan itu karena pernikahan mereka yang sudah dingin, sama sekali tidak membenarkan alasannya mengkhianati sang suami. "Mas Surya, aku--" Namun, sebelum Lidya sempat melakukannya, Surya sudah memotong kalimatnya. "Lidya." Tubuh Lidya membeku saat tiba-tiba Surya menangkup sisi wajahnya, membuat wanita itu menatap sang suami. Surya tersenyum kecil. "Sepertinya kamu sudah kembali," ucapnya pelan. "Menjadi istri yang dulu kucintai." Tangis Lidya pecah. Baru kemudian ia terpikir, perubahan sikap sang suami bisa jadi karena tingkahnya yang tidak karuan; hobi berfoya-foya dan menghabiskan uang suaminya di luar negeri tanpa meluangkan waktu untuk suami dan para

  • Menjadi Istri Dadakan Presdir Tampan   Bab 290 - Terima Kasih Karena Menyelamatkan Kami, Ma

    "Selamat sore." Lidya melangkah lebih dekat ke tempat tidur Embun setelah memutus kontak mata dengan yang lebih muda. "Aku tunggu di luar ya," ucap Surya kemudian, membuat baik Embun maupun Lidya menoleh ke arahnya. "Kalau ada apa-apa, panggil saja." Embun melihat ayah mertuanya itu berbalik dan berniat melangkah pergi, sebelum kemudian Lidya menggenggam tangannya. "Pa," bisik ibu Kaisar tersebut. Surya menatap sang istri dan tersenyum lembut. "Tidak apa-apa, dia anak baik," kata pria tua itu. "Bicaralah pada menantu kita. Semuanya akan baik-baik saja." Pria itu meremas tangan istrinya pelan sebelum kemudian melepaskan genggamannya dan berlalu keluar. Meninggalkan Embun berdua dengan Lidya. Hening. Lidya tidak mengatakan apa pun, dan Embun menunggu wanita itu memulai karena ia pikir, akan lebih baik jika ia memberikan kesempatan pada ibu mertuanya untuk menyampaikan niatnya lebih dahulu. Sekalipun Embun juga punya hal untuk dikatakan. Namun, saat Lidya tidak kunjung bi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status