“Ah … Daddy, jangan cepat-cepat!” ucap Dania yang terlihat sudah sangat kepayahan. Sangga terus melaju tidak mempedulikan Dania yang berada jauh di belakangnya. Pasangan suami istri itu kini sedang menikmati suasana pagi sambil berolah raga ringan di taman kompleks. “Kamu tidak perlu mengejar, jal
Sangga sadar, menghindar hanyalah solusi sementara dari masalah yang sedang dia hadapi saat ini. Dia tidak bisa selamanya memberi alasan lembur untuk selalu pulang larut malam. Hal tersebut tentu saja bisa menimbulkan rasa curiga dan salah paham yang akan mengikis keharmonisan dan kerukunan di dalam
Dania berusaha menikmati setiap sesi senam hamil yang dia lakukan bersama Miss Lisa, instruktur senam hamil yang membimbingnya. Tidak bisa dipungkiri semakin mendekati hari persalinan Dania mengalami ketegangan dan ketakutan yang tidak bisa dia kendalikan. "Dania … salah satu tujuan senam ini adala
Dania terlihat sedang kebingungan, dia mondar-mandir di dalam kamarnya, lalu mengangkat bantal dan guling berharap bisa menemukan ponselnya. Bahkan Dania sampai membuka laci meja riasnya, tempat yang sebenarnya dia yakini tidak akan ada ponselnya. Dania menghembuskan napas secara kasar, mungkin dia
Selama dalam perjalanan Kemala menggenggam tangan Dania. Saat ini dia sudah seperti pahlawan, dewa penolong bagi Dania yang sempat kepayahan di rumah. “Om Sangga sudah di hubungi?” tanya Dania yang sepertinya lebih tenang karena tidak sedang mengalami kontraksi. “Sudah,” jawab singkat Kemala denga
Dengan wajah lelah Sangga keluar dari ruang bersalin. Niat hati ingin menghubungi Santi harus dia urungkan, karena ternyata sang mama telah menunggu di sana. “Ma!” Sangga langsung bersimpuh di kaki wanita yang telah melahirkannya, tanpa sadar air mata menetes. “Bagaimana keadaan Dania dan juga ana
Hari perkiraan kelahiran Pillar seharusnya masih dua minggu lagi, tetapi tampaknya bayi mungil itu sudah tidak sabar lagi untuk melihat dunia. Meskipun banyak hal yang luput dari persiapan Dania dan Sangga, tetapi keduanya tetap bahagia dengan kelahirannya. Kelahiran yang bisa dibilang dadakan memb
Chiara segera mendorong Cyrus keluar dari ruang perawatan Dania. Sahabat Dania itu merasa jika Cyrus sangat tidak sopan saat masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Apalagi saat itu Dania sedang memberikan ASI untuk anaknya. Dania yang belum terbiasa bukan hanya sering terlihat menahan rasa sak
Lima tahun telah berlalu, kini Pillar dan Pijar sudah sekolah, dan tentunya menambah kesibukan baru bagi Dania. Keinginannya untuk kembali ke perusahaan warisan kedua orang tuanya tampaknya memang harus dia urungkan demi menjaga tumbuh kembang anak-anaknya. “Kakak Pillar jagain adik, ya!” ucap Dani
Dania tampak ragu-ragu saat mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya, tetapi karena terus berulang akhirnya Dania pun menjawabnya. "Halo!" sapa Dania dengan suara lirih dan ragu-ragu. "Dengan Bu Dania Adityawarman?" Terdengar suara seorang pria dari ponsel Dania. "Ya, saya sendiri."
Hari bahagia Chiara dan Cyrus akhirnya datang juga. Meskipun tanpa kehadiran Dania, acara tersebut berjalan dengan khidmat dan penuh haru. Suasana hening tercipta kala penghulu yang duduk di hadapa Cyrus mulai menggenggam tangan pengacara muda itu dengan erat, seolah memberi tanda bahwa akad nikah
Dengan jemari yang masih saling bertautan Dion dan Reisa melangkah menuju ke poli kandungan seperti yang disarankan oleh dokter sebelumnya. Dion menoleh ke samping, menatap wajah sang istri yang terlihat sangat tegang “Bagaimana jika hasilnya negative?” tanya Reisa dengan suara lirih dan terdengar
Di bawah sinar matahari pagi, di taman yang dipenuhi dengan warna-warni bunga dan kupu-kupu yang berterbangan, Dania tampak sedang duduk di kursi taman sambil memangku si kecil, Pijar. Dania sengaja menjemur putrinya berharap mendapat manfaat dari sinar matahari pagi. Sementara itu di sudut yang be
Pagi ini Dion tampak berbeda, biasanya setelah menjalankan ibadah pagi dia akan berolahraga sebentar untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap sehat dan fit karena sebagai pimpinan di Sari Pangan Andalan aktivitasnya semakin padat. Namun pagi ini dia justru kembali tidur, dan terlihat tidak berseman
Jika saat masih di rumah Ina mengatakan agar Reisa memangku anak Dania agar diompoli dan bisa segera hamil, tetapi kenyataan berbeda terjadi saat mereka sudah berada ruang perawatan Dania. Ina justru terlihat memonopoli bayi mungil itu dan tidak memberi kesempatan kepada Reisa untuk memegangnya. Di
“Aku tidak mau ikut,” ucap Reisa yang justru meringkuk di atas kasur setelah Dion mengajaknya untuk menjenguk Dania yang baru saja melahirkan. “Kenapa?” tanya singkat Dion didahului oleh hembusan napas kasar. “Mama sudah siap di bawah, katanya mau ketemu sama cucunya,” sambung Dion mencoba merayu R
Lega rasanya hati Sangga, bukan hanya proses kelahiran anak keduanya yang berjalan lancar, tetapi juga karena keluarga kecilnya kini terasa lengkap dengan dua anak, lelaki dan perempuan. Setelah bayi mungil itu dibersihkan, kini sudah berada Bersama kedua orang tuanya. Tanpa Dania sadari air matany