Dengan wajah lelah Sangga keluar dari ruang bersalin. Niat hati ingin menghubungi Santi harus dia urungkan, karena ternyata sang mama telah menunggu di sana. “Ma!” Sangga langsung bersimpuh di kaki wanita yang telah melahirkannya, tanpa sadar air mata menetes. “Bagaimana keadaan Dania dan juga ana
Hari perkiraan kelahiran Pillar seharusnya masih dua minggu lagi, tetapi tampaknya bayi mungil itu sudah tidak sabar lagi untuk melihat dunia. Meskipun banyak hal yang luput dari persiapan Dania dan Sangga, tetapi keduanya tetap bahagia dengan kelahirannya. Kelahiran yang bisa dibilang dadakan memb
Chiara segera mendorong Cyrus keluar dari ruang perawatan Dania. Sahabat Dania itu merasa jika Cyrus sangat tidak sopan saat masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Apalagi saat itu Dania sedang memberikan ASI untuk anaknya. Dania yang belum terbiasa bukan hanya sering terlihat menahan rasa sak
Dengan langkah yang tergesa-gesa Sangga kembali memasuki rumah sakit. Jika tadi dia memasuki rumah sakit dengan penuh rasa panik dan kekhawatiran, tetapi untuk kali ini Sangga terburu-buru karena sudah sangat merindukan anaknya yang baru lahir. Rasa bahagia saat menyadari kini dirinya sudah menjadi
Setelah menikmati makan seadanya di kanti rumah sakit, Kemala langsung pulang ke kediaman keluarga Adityawarman dengan dijemput oleh Pak Joko. Ya, makan seadanya karena Kemala kehilangan nafsu makannya gara-gara melihat kebahagiaan dan keharmonisan Dania dan Sangga. Kehadiran Pillar yang menjadi pe
Setelah beberapa hari menjalani perawatan pasca melahirkan di rumah sakit, hari ini Dania sudah diizinkan untuk pulang. Sambutan meriah pun dia dapatkan dari sang ibu mertua beserta para pekerja di rumah Keluarga Adityawarman. Seperti saat mendengar kabar kehamilan Dania, kelahiran Pillar pun memba
Sangga yang tanpa sengaja mendengarkan perbincangan antara Dania dan Chiara menjadi merasa semakin rendah diri dengan keadaan kesehatannya sekarang. Apa yang diucapkan oleh Chiara sangatlah masuk akal dan sangat tidak menampik kebenarannya. Secara logika, semakin tua tubuh akan semakin renta, dan s
Setelah mengetahui kekurangan yang dimiliki oleh Sangga saat ini, Cyrus semakin berani untuk mendekati Dania. Tanpa sungkan dan malu-malu lagi pengacara muda itu sering mendatangi rumah keluarga Adityawarman dengan berbagai alasan. Mulai dari urusan pekerjaan yang berhubungan dengan Sari Pangan Anda
Lima tahun telah berlalu, kini Pillar dan Pijar sudah sekolah, dan tentunya menambah kesibukan baru bagi Dania. Keinginannya untuk kembali ke perusahaan warisan kedua orang tuanya tampaknya memang harus dia urungkan demi menjaga tumbuh kembang anak-anaknya. “Kakak Pillar jagain adik, ya!” ucap Dani
Dania tampak ragu-ragu saat mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya, tetapi karena terus berulang akhirnya Dania pun menjawabnya. "Halo!" sapa Dania dengan suara lirih dan ragu-ragu. "Dengan Bu Dania Adityawarman?" Terdengar suara seorang pria dari ponsel Dania. "Ya, saya sendiri."
Hari bahagia Chiara dan Cyrus akhirnya datang juga. Meskipun tanpa kehadiran Dania, acara tersebut berjalan dengan khidmat dan penuh haru. Suasana hening tercipta kala penghulu yang duduk di hadapa Cyrus mulai menggenggam tangan pengacara muda itu dengan erat, seolah memberi tanda bahwa akad nikah
Dengan jemari yang masih saling bertautan Dion dan Reisa melangkah menuju ke poli kandungan seperti yang disarankan oleh dokter sebelumnya. Dion menoleh ke samping, menatap wajah sang istri yang terlihat sangat tegang “Bagaimana jika hasilnya negative?” tanya Reisa dengan suara lirih dan terdengar
Di bawah sinar matahari pagi, di taman yang dipenuhi dengan warna-warni bunga dan kupu-kupu yang berterbangan, Dania tampak sedang duduk di kursi taman sambil memangku si kecil, Pijar. Dania sengaja menjemur putrinya berharap mendapat manfaat dari sinar matahari pagi. Sementara itu di sudut yang be
Pagi ini Dion tampak berbeda, biasanya setelah menjalankan ibadah pagi dia akan berolahraga sebentar untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap sehat dan fit karena sebagai pimpinan di Sari Pangan Andalan aktivitasnya semakin padat. Namun pagi ini dia justru kembali tidur, dan terlihat tidak berseman
Jika saat masih di rumah Ina mengatakan agar Reisa memangku anak Dania agar diompoli dan bisa segera hamil, tetapi kenyataan berbeda terjadi saat mereka sudah berada ruang perawatan Dania. Ina justru terlihat memonopoli bayi mungil itu dan tidak memberi kesempatan kepada Reisa untuk memegangnya. Di
“Aku tidak mau ikut,” ucap Reisa yang justru meringkuk di atas kasur setelah Dion mengajaknya untuk menjenguk Dania yang baru saja melahirkan. “Kenapa?” tanya singkat Dion didahului oleh hembusan napas kasar. “Mama sudah siap di bawah, katanya mau ketemu sama cucunya,” sambung Dion mencoba merayu R
Lega rasanya hati Sangga, bukan hanya proses kelahiran anak keduanya yang berjalan lancar, tetapi juga karena keluarga kecilnya kini terasa lengkap dengan dua anak, lelaki dan perempuan. Setelah bayi mungil itu dibersihkan, kini sudah berada Bersama kedua orang tuanya. Tanpa Dania sadari air matany