Share

Pt. 09 - Fan Meeting

"Alyssa?"

Emilio menarik tangan Naya, memeluknya tanpa kata. Kayasaka, Geraldine dan orang-orang yang ada di meja itu terkejut. Termasuk Naya, orang yang ditarik oleh Emil ke dalam pelukannya.

"Aku merindukanmu, Lyss."

Naya merasa terkejut. Siapa pria ini? Kenapa dia memanggilnya dengan nama lain?

"Emilio! Jaga sikapmu!" Geraldine sang bibi menegur. Emilio melepaskan pelukannya pada Naya, namun dia tak berhenti menatap wanita itu intens.

Mata biru Emilio terlihat penuh akan kerinduan, tangannya bahkan tak lepas dari bahu Naya, seolah meyakinkan kalau gadis di depannya ini nyata dan bukan ilusi yang selalu pikirannya ciptakan.

Naya malah kian terkejut dengan nama yang baru saja Geraldine katakan. Emilio? Diakah si pemeran utama cerita ini?! Kenapa dia ada di sini?!

"Kenapa tak mengabariku, sayang? Tahukah kau aku merindukanmu."

Sekali lagi, Emilio seperti kehilangan akal di tengah desas desus yang dengan cepat menyebar ke seisi ruangan. Emilio dengan beraninya malah membelai pipi Naya lembut. Membuat orang-orang di sana bak tersambar petir di malam hari yang cerah.

Apalagi seorang lelaki yang sedari tadi sudah mencoba menahan amarahnya yang sudah ada di ubun-ubun.

"Maaf ... tapi--"

'Bugh!'

Ucapan Naya tak selesai. Karena didahului tinju yang dilayangkan oleh Kayasaka pada Emilio. Lelaki bermata biru itu langsung tersungkur, menciptakan kericuhan mendadak di ballroom megah itu.

Kayasaka sepertinya tak bisa membiarkan drama gila ini lebih lama. Dia sudah cukup sabar membiarkan Emilio memeluk istrinya sekali.

Tapi apa barusan lelaki itu katakan? Sayang? Emilio pasti sudah gila. Dia jelas memacing perang dengannya saat ini.

"Kayasaka! Kau ini apa-apaansih?!" Naya terlihat panik setelah sadar dari keterkejutannya, dia langsung menarik suaminya yang sudah menjadi pusat perhatian semua tamu undangan. Karena Kayasaka sudah membuat pewaris dari keluarga Fernandes itu tersungkur ke tengah ruangan.

Suasana mendadak rusuh, semua pasang mata menatap kejadian itu dengan terkejut. Termasuk Geraldine yang langsung membantu Emilio--keponakannya berdiri, dibantu beberapa kerabatnya di sana.

Wanita paruh baya itu akhirnya langsung mengumumkan penghentian pesta. Karena tak dihentikanpun, pesta ini sudah kacau.

Naya sendiri berpamitan kasar. Menarik Kayasaka yang sempat kehilangan kendali untuk langsung pulang. Tempramennya memang buruk, tapi dia tak menduga kalau akan seburuk ini. Naya tak bisa membenarkan perilaku Emilio, tapi sikap Kayasaka yang gegabah juga salah.

"Kau ini kenapa sih?! Kenapa meninju orang seperti itu?!"

"Kenapa? Apa sekarang kau lebih mementingkan bajingan itu?!"

Naya memijit pelipisnya pelan. Merasa percuma membuat Kayasaka mengerti di saat amarah laki-laki itu masih di ubun-ubun.

Sejujurnya, Naya juga kaget dan merasa aneh karena Emilio memeluknya dan meracau tidak jelas. Padahal dalam cerita, laki-laki itu tidak pernah bertemu sosok Arranaya. Dan saat ini dia seharusnya sedang menuju tempat Faniya dan memulai cerita mereka di sana.

Kenapa malah jadi rumit seperti ini? Apa ceritanya mulai berubah?

***

Sampai di Mansion mewah Kayasaka. Keduanya langsung turun dari mobil, dengan Louis yang ikut diam sepanjang perjalanan. Dari tadi, aura dua majikannya sudah terasa dingin.

Naya kini berjalan sambil melirik Kayasaka takut-takut, lalu memilih menunduk kembali karena aura suaminya jadi angker setelah kejadian di pesta tadi. Naya tak ingin menyulut emosinya seperti biasa, karena saat ini Kayasaka pasti akan meledak.

Apalagi Kayasaka terkenal otoriter dan tak suka barang miliknya disentuh. Mungkin tadi saat Emilio memeluknya, lelaki itu juga tak terima karena hal itu bisa merusak reputasinya dan mungkin melukai harga dirinya.

Naya mengangguk-ngangguk mencoba untuk mengerti.

"Apa sekarang kau juga takut padaku? Di matamu, aku ini seperti monsterkan?"

Naya tertegun. Jadi menghentikan langkah tepat di depan pintu. Naya tak menyangka kalau kalimat itu yang akan keluar dari mulut Kayasaka yang angkuh.

Apa selama ini dia juga sebenarnya takut pada pandangan orang-orang terhadapnya?

"Hm, aku takut. Takut kau melukai dirimu sendiri tadi. Bukankah dia termasuk orang penting, aku tak ingin kau mendapatkan masalah Kayasaka." Jawab Naya asal, mencoba tetap memandang Kayasaka santai. Walau hatinya diliputi ketakutan-ketakutan tak jelas.

Dalam novel, Kayasaka benar-benar digambarkan kejam dan tak punya hati. Dia takut kalau sewaktu-waktu Kayasaka melakukan kekejaman itu padanya. Terlebih, tadi Naya dipeluk Emilio. Orang yang namanya mirip gubernur jawa barat, tapi versi eropa.

Sialnya, nama itu yang Kayasaka benci.

Sementara itu, tanpa Naya ketahui, ada percikan hangat yang mengenai jantung Kayasaka saat ini. Rasa hangat yang membungkus jiwanya yang dingin atau bahkan sudah lama membeku.

Kayasaka merasakan jantungnya berdebar untuk sesaat. Apa dia mulai sakit jantung? Dia harus bertanya pada dokter pribadinya nanti. Berdekatan dengan gadis ini memang menimbulkan efek buruk.

"Kau mengenalnya?" Tanya Kayasaka berusaha mengalihkan pertanyaan. Tetap dengan ekspresi datar andalannya.

"Siapa?" Tanya Naya tak paham.

"Bajingan itu." Kata Kayasaka dengan enggan, malas menyebut nama Emilio dengan mulutnya.

"Jika maksudmu Emilio, aku tak mengenalnya." Jawab Naya jujur, karena dalam novel sendiri Arranaya Aleta Whillys tak pernah kedapatan beradegan dengan Emilio. Bahkan sampai akhir, Emilio tak tau kalau ada Arranaya di sekitarnya.

Tapi jika dipikir-pikir ini fakta yang aneh juga, mengingat hari ini Emilio justru memeluknya, yang mana itu sangat bertentangan dengan novel aslinya. Dan lagi tadi Naya sempat mendengar jika Emilio memanggilnya Alyssa? Siapa perempuan itu?

"Kau yakin tak berbohongkan?"

"Tentu saja. Bukankah kau yang mengenal laki-laki itu?"

Kayasaka diam, mengiyakan dalam hati. Dia memang mengenal Emil dengan baik. Terlalu baik sampai rasanya dia muak melihat lelaki itu.

Kayasaka lalu memilih melanjutkan langkah. Membuka pintu diikuti Naya. Keduanya langsung di sambut Bibi Marry yang nampak sudah menunggu kedatangan majikannya itu.

"Tuan?" Panggilnya agak ragu.

"Ada apa?"

"Tuan muda Zavier datang hari ini." Jawab Bibi Marry diikuti wajah dingin Kayasaka yang terlihat kesal. Naya mengerjapkan matanya bingung.

Siapa itu Zavier? Rasanya dia tak pernah mendengar nama itu disebutkan dalam novel.

Apa ini karena Kayasaka bukan tokoh utama dan penulis hanya fokus pada karakter Faniya dan Emilio saja? Jika dipikir-pikir lagi, kehidupan Kayasaka terasa jauh lebih menarik.

"Pergilah ke kamar. Aku akan mengurus bocah menyebalkan itu dulu."

Naya mengerutkan alis, menatap Kayasaka curiga.

Bocah? Apa Zavier itu anak-anak? Atau jangan-jangan Kayasaka sudah punya anak?! Apa dia anak diluar nikah milik Kayasaka?! Atau anak dari wanita selingkuhannya?!

Wahh. Ini konspirasi tokoh antagonis yang gila.

"Kau tak akan mengajakku menemuinya?" Tanya Naya memberanikan diri. Dia harus tau apa dugannya soal Kayasaka ini benar. Jika iya, Kayasaka sangat keterlaluan. Bagaimana bisa dia menikahinya, sementara dia sudah punya anak dari wanita lain?!

Sungguh tindakan tak bermoral dan sangat tidak patut dicontoh.

"Dia bocah yang menyebalkan. Aku sarankan kau tak usah menemuinya." Ujar Kayasaka malas. Akan rusuh rasanya jika bocah itu menemui istrinya yang sekarang terlihat sangat kekanak-kanakkan. Kayasaka tak ingin menambah dosis obat penenangnya malam ini.

"Dia anak dari selingkuhanmu, ya? Makanya kau tak ingin aku tau." Tuduh Naya tak berdasar. Kayasaka membuang napasnya kasar. Darimana pemikiran liar Naya itu muncul? Gadis ini memang aneh.

"Memangnya kenapa kalau ada anak dari selingkuhanku? Kau cemburu?" Tanyanya sengaja memancing. Wajah Naya berubah panik, seakan syok dengan apa yang baru saja Kayasaka ucapkan.

Lihatkan? Gadis ini sangat mudah dibohongi.

"K-kalau begitu, kau benar-benar tak bermoral. Tapi aku ingin melihatnya. Aku harus memastikan kalau itu adalah anak dari selingkuhanmu. Bukankah aku juga punya hak?"

Kayasaka rasanya ingin tertawa melihat wajah panik sekaligus penasaran itu. Apa Arranaya Aleta Whillys aslinya memang sepolos ini?

"Baiklah. Jangan menyesalinya nanti. Ikuti aku." Katanya dengan tenang, berjalan mendahului Naya.

Naya mengangguk yakin. Berusaha menyiapkan diri jika kenyataan itu benar adanya. Sedari awal dia memang menikahi lelaki kejam dan menyebalkan bukan?

Jadi dia tak akan heran atau sakit hati jika Kayasaka memang se-tidak bermoral itu. Mau sepahit apapun Naya harus siap.

Naya lalu di bawa ke lantai tiga oleh Kayasaka. Ruangan ketiga dari kamar yang biasa ditempatinya. Naya yakin itu ruang kerja Kayasaka. Ruangan di mana lelaki itu menghabiskan siang dan malam untuk menyusun rencana-rencana jahatnya untuk mengganggu hidup damai Faniya dan Emilio.

Dalam perjalanan, Naya sesekali melirik ruangan paling pojok di lantai itu. Ruangan terlarang yang Bibi Marry katakan. Ruangan yang ingin Naya ketahui isinya. Apa di sana tersimpan bom? Atau justru bukti pembunuhan yang dilakukan lelaki itu.

Naya sempat mendengar percakapan Kayasaka ditelpon saat perjalanan pulang tadi. Lelaki itu tanpa ragu menyuruh agen rahasianya membunuh seseorang malam ini. Sungguh mengerikan.

"Kau mau pergi ke mana? Kita sudah sampai."

Naya memundurkan langkah dengan canggung. Matanya hanya terfokus pada ruangan paling akhir. Sampai tak sadar Kayasaka sudah berhenti dan tak berjalan di sampingnya lagi.

"Kita masuk sekarang?" Tanyanya agak ragu. Bersiap jika nanti melihat anak kecil yang bertanya siapa dia. Dan kenapa Kayasaka tak bersama ibunya. Setidaknya Naya tak boleh menampakkan emosi di depan anak kecil. Anak itu tak bersalah. Memang dasarnya Kayasaka saja yang bajingan.

"Kau yakin ingin menemuinya?"

"Iya. Cepatlah, kakiku sudah pegal tau."

"Oke." Kayasaka mengangguk, sudah bersiap membuka gagang pintu.

Dan ... klik, pintu terbuka.

Membuat seorang pemuda tampan yang sedari tadi mengelilingi ruangan di sana dengan bosan menoleh refleks. Pemuda itu agak terkejut, mendapati hyung-nya tak sendirian di sana. Mata besarnya menatap tak percaya pada gadis bermata biru-hijau yang turut datang.

"NOONA!"

Pemuda itu berlari dengan antusias. Memeluk Naya tiba-tiba sampai gadis itu hampir terhuyung kebelakang. Untungnya ada Kayasaka yang sigap menahan Naya di sana.

Meskipun kesal, harus menyaksikan adegan yang terlihat mengharukan namun menyebalkan di matanya itu.

Kenapa orang-orang sangat senang memeluk istrinya? Apa tubuh gadis itu punya magnet? Dan kenapa ini menyebalkan?

"Noona! Akhirnya aku bertemu denganmu! Apa Hyung yang berbaik hati mengijinkamu ke sini?!"

Naya merasa senam jantung dengan raga yang melemas, mendapati wajah tampan Zavier yang sangat antusias melihatnya. Bagaimana tidak, pemuda itu memiliki wajah yang persis seperti idolanya saat di dunia nyata dulu.

JEON JUNGKOOK, idola yang menemaninya mengerjakan tugas kuliah. Teman-temannya di dunia nyata pasti iri, jika tau kalau Naya bisa menyaksikan idola tampan itu secara langsung.

Tapi tunggu-tunggu, rasanya ada yang aneh. Jadi Kayasaka tak punya selingkuhan? Apa jungkookie tampan ini yang dia sebut bocah tadi?

Daebak!!!!

Terima kasih penulis!!!

***

"Kau sudah gila?!" Geraldine membentak keponakannya. Wanita paruh baya itu benar-benar dibuat naik pitam malam ini. Dia tak mengira Emilio merusak reputasi keluarga dengan tindakan gila seperti di pesta tadi.

"Dia istri musuhmu Lio! Kau lupa?! M. U. S. U. H. M. U. Apa kata media nanti jika berita itu berhasil di terbitkan?!"

"Apa yang akan kau katakan jika aku tak menghentikan berita itu?! Apa yang akan kau lakukan Lio!?"

Emilio menunduk, tak berani berkata-kata. Dirinya benar-benar merasa kehilangan akal hanya karena bertemu dengan Arranaya, gadis yang wajahnya terlihat persis seperti Alyssa--tunangannya yang sudah meninggal.

Emilio tak pernah setidak-rasional itu dalam hidupnya, sampai rasanya dia tak sanggup berpikir. Tapi gadis itu, dia benar-benar membuat Emil kehilangan segala kontrolnya. Membuat Emilio merasa rela menyerahkan dunianya hanya untuk melihat wajah cantik gadis itu.

"Maafkan aku, Bibi. Ini tidak akan terjadi lagi. Tapi apa bibi yakin dia istri Kayasaka? Kapan mereka menikah? Kenapa sebelumnya aku tak tau dia?"

"Berapa kali aku bilang kalau dia itu istri musuhmu. Kayasaka dan Arranaya menikah dua minggu lalu. Tepat saat kau pergi ke luar negeri. Alasan kau tak mengenalnya padahal dia dari keluarga terpandang adalah ... kau terlalu fokus pada hidupmu Lio! Kau tak pernah membiarkan wanita manapun mendekatimu, apa kau lupa?!"

Emilio membuang napasnya pelan. Ini memang salahnya, dulu dia sangat tak peduli dengan wanita sosialita yang ingin bibinya kenalkan padanya. Karena saat itu, Emilio hanya fokus memperhatikan Alyssa dihidupnya, dan merasa cukup hanya dengan memiliki gadis itu.

Meskipun keluarganya menentang hubungan Emilio dan Alyssa karena gadis itu bukan dari kalangan keluarga terpandang. Tapi saat itu Emilio tetap keukeuh pada pendirian untuk menikahi Alyssa.

Dia bahkan merencanakan pertunangan itu seorang diri, dengan hanya Emily sang adik yang terlihat antusias. Keluarga besarnya, memang belum bertemu dengan Alyssa. Karena setelah tau status sosial gadis itu, Geraldine dan bibinya yang lain langsung menolak begitu saja.

Maka dari itu, Emilio membenci pesta, dan segala pertemuan memuakkan yang diisi oleh orang-orang kalangan atas yang hanya hobi menjilat. Tapi malam ini, dengan alasan perpisahan dan baktinya pada keluarga.

Emilio datang, padahal seharusnya dia sudah pergi untuk sedikit menenangkan pikirannya yang kacau. Tapi setelah melihat Arranaya, Emilio tak yakin untuk melanjutkan rencanya.

Haruskah dia tetap pergi?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status