Home / CEO / Menjadi Istri Antagonis / Pt. 05 - Maid the Angels

Share

Pt. 05 - Maid the Angels

Author: Nrhsnh006
last update Last Updated: 2024-01-23 17:58:40

Pagi harinya, pintu kamar Naya terbuka, menampilkan Bibi Marry dan salah satu pelayan muda di sana. Naya langsung melompat dari tempat tidur, seolah menunggu momentum ini.

"Nyonya, selamat pagi. Perkenalkan saya Bibi Marry kepala pelayan di rumah ini. Jika ada yang ingin nyonya ketahui, tanyakan saja pada saya. Dan ini Lusi, dia yang akan melayani anda mulai sekarang."

Naya mengerjapkan mata. Melirik dua orang di depannya. Seumur-umur dirinya tak pernah dilayani, lampu putus sampai selang air bocor saja Naya terbiasa memperbaikinya sendiri. Maklum, setelah jadi anak kos, dia memang dituntut lebih mandiri dari siapapun. Jadi sekarang, dia bingung harus memperlakukan dua orang ini bagaimana. "Hmm baiklah, Bibi. Apa ada hal khusus yang harus aku ingat atau lakukan setelah tinggal di sini?"

Bibi Marry terkejut, Naya sudah menduga respon itu. Di novel, memang sedikit diceritakan kalau Kayasaka punya aturan sendiri untuk semua penghuni rumahnya, termasuk kebiasaan, hal-hal yang boleh dilakukan ataupun tidak.

Itulah yang membuat Kayasaka jadi sosok yang otoriter lelaki itu cenderung suka mengendalikan segala hal dalam genggamannya. Naya sebenarnya malas mematuhi aturan, tapi demi kelangsungan hidup negara dan kemerdekaannya sendiri, maka dia harus patuh dan mulai meneliti ranjau-ranjau yang bisa menjerumuskannya lebih cepat ke dalam kematian.

"Baiklah nyonya, akan saya jelaskan. Pertama, Tuan tidak suka orang lain mengutak ngatik kamar pribadinya. Kamar itu jarang digunakan untuk tidur tapi semua pakaian dan barang Tuan ada di sana. Bahkan dari kami, hanya beberapa pelayan khusus yang beliau izinkan masuk untuk membersihkan kamar itu."

Naya mengangguk-ngangguk. Oke, hal itu cukup masuk akal karena Naya sendiri tak suka barang pribadinya disentuh oleh sembarang orang.

"Ah oke. Ngomong-ngomong di mana kamar keramat miliknya itu?"

Bibi Marry menatap lantai. Lalu menunjuk sekeliling, membuat Naya secara tidak sadar mengikuti arah telunjuk Bibi Marry, "itu tepat di sini, Nyonya. Kamar yang anda tiduri semalam. Ini adalah kamar pribadi Tuan Kayasaka."

Damn!

Naya syok maksimal. Kamar yang ingin dia hindari, malah sudah dia masuki lebih dulu. Kenyataan macam apa ini?

"Apa Bibi tidak bercanda?"

Bibi Marry menggeleng. "Nyonya bahkan orang pertama yang saya tau diizinkan Tuan meniduri kamar ini." Ucap Lusi menambahkan, gadis berusia dua puluhan itu nampak antusias, seolah menyaksikan keromantisan dalam novel.

Tapi ini tidak berlaku bagi Naya sendiri. Dirinya sekarang khawatir akan satu hal. Malam tadi, dia banyak meneliti barang-barang di kamar mewah ini. Dan mungkin saja diantara barang-barang yang dia sentuh, ada barang keramat milik Kayasaka.

Tapi yang paling dia takutkan adalah, pulau-pulau cantik yang takutnya tidak sengaja dia buat di bantal Kayasaka. Naya tak sempat mengeceknya karena Bibi Marry dan Lusi datang tiba-tiba.

Bagaimana jika Naya benar-benar melakukannya dan Kayasaka tau? Habis sudah image dingin Arranaya dalam novel. Tapi semoga saja tidak, karena kalau iya, dia bahkan tak berani lagi untuk tidur.

"Nyonya?"

Naya menoleh, tersadar dari lamunan absurdnya sendiri, dia menatap Bibi Marry lesu, "Bibi, kalau kamar ini keramat, kenapa aku ditempatkan di sini?"

Bibi Marry mengulum senyum, "itu atas perintah Tuan sendiri, Nyonya. Mungkin karena Nyonya istrinya."

Tidak mungkin, tentu saja hal itu tidak mungkin.

Jelas sekali semalam Kayasaka ingin menerkamnya. Mungkin alasan lelaki itu menempatkan dia di sini, karena para pelayan atau pekerja lain tak akan ada yang berani mendekati kamar ini. Jadi, jika sesuatu yang buruk terjadi pada Naya, tak akan ada bala bantuan yang datang.

Selain itu, Naya juga akan sulit kabur dari kamar lapis ganda ini. Semalam, Naya bahkan mengorek-ngorek pintu mencoba menebak pasword untuk keluar, tapi pintu yang lebih tinggi dari tubuhnya itu bahkan tidak bergerak sama sekali. Naya, bahkan gagal di percobaan pertama.

"Lalu ada ruangan di lantai ini yang tak boleh Nyonya masuki bahkan disituasi apapun." Ucap Bibi Marry seolah menyimpan misteri.

Naya menghela napas malas,

"Masih ada lagi? Apa ruangan itu lebih keramat dari kamar ini?" Tanya Naya sembari melihat sekeliling, belum apa-apa sudah kesal dengan aturan ini.

"Bisa dibilang begitu, Nyonya. Dari semua ruangan di rumah ini, ruangan paling pojok lantai ini adalah ruangan terlarangnya. Selain ruang kerja, Tuan suka menyendiri di sana, tidak ada yang tau apa yang beliau lakukan. Jadi saran saya, Nyonya harus menjauhi ruangan itu sebisa mungkin." Sesuai usianya, Bibi Marry menasehati Naya seperti almarhumah ibundanya.

Tak Naya sangka, di samping Kayasaka yang teratur, otoriter dan ketus. Terdapat Bibi Marry yang punya jiwa keibuan dan hangat. Memang tak ada yang lebih paham Kayasaka dan mansion mewah ini ketimbang dirinya.

Semua pelayan dan orang-orang di rumah ini bahkan menyebut Bibi Marry juru kunci. Wanita paruh baya itu sudah seperti ibu yang mengasuh Kayasaka dan segala hal yang dia punya.

"Sudah? Aturannya tak ada lagikan?" Naya melirik Bibi Marry dan Lusi bergantian. Namun, keduanya malah sibuk berpandangan seolah mencoba membaca pikiran masing-masing.

"Ada satu hal penting lainnya yang harus Nyonya ingat,"

Naya diam menanti jawaban, sudah pasrah jika akan ada lagi 100 etiket aturan di rumah ini. Memangnya apa yang dia harapkan? Tinggal serumah dengan antagonis sakit jiwa memang tak akan mudah. Hanya saja, melihat ekspresi Lusi dan Bibi Marry saat ini membuat Naya berdebar, rasanya seperti hendak dibagi raport atau nilai ulangan harian yang diumumkan langsung di kelas.

"Aturan penting lainnya adalah, setiap tanggal 14, nyonya harus keluar dari rumah ini."

Naya mengerjapkan mata, mencoba mencerna perkataan Bibi Marry yang masuk ke telinganya, "Eh? Apa? Keluar? Maksudnya aku diusir?" Tanya Naya polos menunjuk dirinya.

Tapi Bibi Marry tak tertawa seramah tadi, ekspresinya tetap serius,"tidak nyonya, tentu saja anda tidak diusir, hanya saja, pada tanggal itu ... Tuan suka menyendiri. Tak peduli ada rapat penting, atau acara apapun, Tuan hanya akan berdiam diri di rumah dan menyuruh kami semua pergi. Biasanya, kami para pelayan menggunakannya untuk pergi ke rumah masing-masing atau paling tidak mengunjungi kerabat dekat. Saya sarankan, jika tanggal itu tiba pada setiap bulannya. Nyonya pulang saja atau menginap di hotel dan jangan pernah masuk ke rumah ini sampai hari berganti."

Bulu kuduk Naya meremang seketika. Naya merasa mendengar dongeng secara langsung, dongeng yang berisi mitos-mitos wejangan para leluhur dan semua hal pamali yang tak boleh dilanggar. Novel sendiri tak begitu mengurus detail kehidupan Kayasaka, tapi kebiasaan ini cukup terdengar gila di kepala kecil Naya.

Memangnya kenapa dengan tanggal 14? Naya bahkan suka tanggal itu karena itu adalah tanggal lahirnya sendiri. Lantas apa yang membuat Kayasaka sedemikian aneh pada tanggal itu?

Daebak.

Ternyata kehidupan pemuda ini lebih misterius daripada gambaran dalam novel yang hanya menjelaskan sisi jahat dan kelamnya. Entah kenapa Naya jadi antusias mengulik kehidupan lelaki yang berstatus sebagai suaminya itu.

"Baiklah Bibi, aku mengerti. Aku akan bersikap baik mulai sekarang. Kalau begitu, apa yang harus aku lakukan pagi ini?"

Bibi Marry hendak membuka mulut namun di dahului oleh suara bariton rendah dibelakangnya.

"Mandi dan ganti baju. Kita temui rekan bisnisku 3 jam lagi."

Naya terkejut, begitupula dengan Bibi Marry dan Lusi yang sama-sama menoleh kebelakang dengan reflek, lantas keduanya langsung termundur, membiarkan Kayasaka berada tepat dihadapan Naya. Naya jadi bisa melihat jelas lelaki dengan kemeja putih dan vest hitam yang sangat cocok ditubuh atletisnya itu.

Bahkan sepagi ini, lelaki itu tetap menawan. Ini tidak bisa dibiarkan, lain kali Naya akan menanyai skincare apa yang lelaki itu gunakan.

"Apa tidak bisa sarapan dulu? Atau kalau boleh, aku izin saja dipertemuan ini ya? Aku kan masih tahap pemulihan."

Bibi Marry dan Lusi terkejut atas respon berani Naya. Mereka berdua melirik Kayasaka takut-takut, pasalnya selama ini tak ada yang berani menentang ucapan lelaki itu.

"Jika kau ingin dikurung di sini seharian, maka dengan senang hati akan aku kabulkan. Bila perlu, beristirahatlah sampai minggu kedepan." Dengan santainya Kayasaka mengucapkan kalimat itu. Kalimat datar tanpa nada, namun terdengar sangat menyeramkan bagi Naya.

Tanpa menunggu lagi. Naya berbalik, mulai masuk ke kamar mandi dengan wajah kesal diikuti Lusi dibelakangnya.

"Aku serahkan padamu, Bibi." Ujar Kayasaka kemudian, Bibi Marry mengangguk lantas menyusul Naya ke kamar mandi.

Tapi tak lama, ketenangan Kayasaka dalam memilih jas terganggu, Naya terdengar berteriak heboh dari kamar mandi.

"AAAAAAaaaaa!!! Kenapa aku harus dimandikan segala Bibi?! Aku bukan anak kecil lagi. Tahukah kalian yang namanya aurat?!"

Kayasaka menghela napas, dia sepertinya salah menikahi wanita. Jelas sekali sikap kekanakan gadis itu sangat jauh dari sosok Arranaya Aleta Whillys yang terkenal akan keanggunan dan kecantikannya. Atau mungkin, penyelidikan Louis selama ini salah?

Related chapters

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 06 - Perfect Stranger

    "Tuan, Nyonya sudah siap." Kayasaka terdiam di tempat, untuk beberapa detik dia terpesona akan kecantikan istrinya. Ah, sifat kekanakannya mungkin tidak hilang, tapi rumor soal kecantikannya tak bisa dibantah. Gadis dengan dress navy itu terlihat segar dan cantik. Dengan pita putih yang mengikat rambutnya dengan ikatan pita. "Bolehkah aku berganti baju?" Naya bertanya dengan takut-takut, berulang kali menarik ujung dress renda selututnya yang terasa tidak nyaman. Seumur-umur dia tidak pernah memakai dress sependek ini. Saat wisuda pun dia memakai rok panjang dengan kebaya longgar. Tapi dress ini sepertinya terlalu ketat, Naya rasa sebentar lagi tulang-tulangnya akan remuk terhimpit dress sempit ini. "Kenapa harus ganti baju? Apa menurutmu dressnya kurang mahal? Aku tau, kau pasti tidak pernah memakai dress sederhana bukan?" Naya mencibik kesal, menatap Kayasaka garang. "Ini bukan soal harga tau. Aku hanya tidak nyaman karena dress ini terlalu pendek. Bisakah ganti hoodie atau

    Last Updated : 2024-01-31
  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 07 - Tsunderella

    "Kita pergi ke kantor, hubungi John untuk melacak lokasi Faniya." Ujar Kayasaka setelah dirinya memastikan kalau Faniya tidak ada di kost-annya. Sekretarisnya itu seolah lenyap dalam semalam. Membuat Kayasaka sedikit gusar karena Faniya kali ini tidak main-main. Louis hanya mengangguk, lalu dia dan Kayasaka pergi ke perusahaannya yaitu K'Yeast Group yang bergerak di bidang perbankan dan wirausaha mandiri. Kayasaka menggeluti bidang ini hampir 10 tahun lamanya. Dari awal merintis karir dia mengerjakannya hampir seorang diri. Kayasaka terlalu riskan meminta bantuan orang lain. Dia terbiasa hidup dengan aturan dan caranya sendiri. Bisa dibilang, rasa empatinya sudah mati, egoisme sudah menyelimutinya sampai ke pangkal nadi. Menjadikannya sosok dingin dan keras kepala yang tak suka dengan bantahan dan kekalahan. Hanya Faniya orang pertama yang bisa melewati batas-batas egoisme itu. Sosoknya yang mirip seseorang dihidup Kayasaka membuat lelaki itu tak sungkan menerima semua bantuan

    Last Updated : 2024-02-01
  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 08 - Alter Ego

    Di suatu tempat, Faniya baru selesai mengatur barangnya. Saat ini dia ada di desa terpencil yang tak mungkin ditemukan oleh Kayasaka. Faniya lari, karena dia tau ini yang terbaik untuknya dan mantan Boss nya itu. Di rumah sederhana peninggalan orang tuanya ini, Faniya akan memulai hidup baru. Meski dia harus merelakan sebagian perasaannya pada Emilio yang dia kenal beberapa bulan ini. "Sepertinya aku harus membeli bahan makanan, aku juga harus mulai menemukan pekerjaan baru untuk bertahan hidup." Faniya bergumam, hidupnya memang tak mudah. Dia adalah gadis yatim piatu yang terlahir dari keluarga sederhana. Setelah orang tuanya meninggal, Faniya memutuskan untuk merantau dan berhasil mendapatkan pekerjaan. Namun kali ini dia terpaksa merelakan semuanya karena dia rasa ini adalah hal yang memang harus terjadi. Tak apa, mungkin Tuhan punya takdir lain untuknya. "Sepertinya besok aku harus mulai berbelanja." Faniya bergumam sebelum mematikan lampu kamarnya dan memilih tidur. Se

    Last Updated : 2024-02-02
  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 09 - Fan Meeting

    "Alyssa?" Emilio menarik tangan Naya, memeluknya tanpa kata. Kayasaka, Geraldine dan orang-orang yang ada di meja itu terkejut. Termasuk Naya, orang yang ditarik oleh Emil ke dalam pelukannya. "Aku merindukanmu, Lyss." Naya merasa terkejut. Siapa pria ini? Kenapa dia memanggilnya dengan nama lain? "Emilio! Jaga sikapmu!" Geraldine sang bibi menegur. Emilio melepaskan pelukannya pada Naya, namun dia tak berhenti menatap wanita itu intens. Mata biru Emilio terlihat penuh akan kerinduan, tangannya bahkan tak lepas dari bahu Naya, seolah meyakinkan kalau gadis di depannya ini nyata dan bukan ilusi yang selalu pikirannya ciptakan. Naya malah kian terkejut dengan nama yang baru saja Geraldine katakan. Emilio? Diakah si pemeran utama cerita ini?! Kenapa dia ada di sini?! "Kenapa tak mengabariku, sayang? Tahukah kau aku merindukanmu." Sekali lagi, Emilio seperti kehilangan akal di tengah desas desus yang dengan cepat menyebar ke seisi ruangan. Emilio dengan beraninya malah membelai

    Last Updated : 2024-02-03
  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 10 - The Idol

    "Apa kau tak akan berhenti menatapnya?" Tanya Kayasaka judes. Sedari tadi memperhatikan Naya yang sibuk menatap wajah tampan Zavier tanpa henti. Gadis itu seakan baru bertemu Dewa Yunani yang ketampanannya tak tertandingi di muka bumi. "Lihatkan Noona? Hyung memang sensi sekali? Noona harus bersabar hidup dengan manusia seperti ini. Katakan saja jika suatu hari Noona bosan. Noona bisa tinggal bersamaku." Jawab Zavier malah nyengir. Memandang Naya yang jelas terpesona. Satu bantal sofa terlempar tepat mengenai wajah tampan Zavier. Membuat pemuda itu merutuk kesal menatap Kayasaka sang pelaku pelemparan dengan sengit. "Hey kenapa melemparnya? Kau ini tempramennya buruk sekali ya? Zaza pasti sakit." Kayasaka mendelik mendengar panggilan menjijikan itu. Panggilan yang Naya berikan pada Zavier beberapa menit yang lalu. Zavier sendiri tersenyum merasa ada yang membela. Lelaki itu lalu mendatangi Naya yang semula duduk tepat di sebrangnya. Dia mulai mengeluh manja pada Noona barunya

    Last Updated : 2024-02-04
  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 11 - Female Lead

    Faniya membuka matanya setelah seseorang memanggilnya dan menepuk pundaknya lumayan kencang. "Nona! Kau tertidur di bus ku!? Aku bisa dimarahi jika atasanku tau kalau aku tak suka mengecek bus malam hari. Cepatlah pergi Nona! Kau ini ada-ada saja!" Lelaki yang diduga sopir Bus itu terlihat marah-marah. Memaki Faniya yang tertidur di Busnya semalaman. Bukan hanya sopir bus itu, nyatanya Faniya saat ini juga terkejut. Semalam, dia hanya berniat pergi ke terminal depan untuk menyerahkan lamaran pekerjaannya. Tanpa diduga, Faniya nyatanya malah sampai ke kota ini lagi. Kota yang ingin dia tinggalkan. Bagaimana ini? Dia bahkan tak punya uang untuk kembali? Apa yang harus dia lakukan? Setelah berpikir, Faniya akhirnya memilih berjalan keluar dari Bus. Berjalan tak tentu arah dari terminal, mungkin Faniya bisa mencari tumpangan gratis untuk pulang kembali ke desanya. Sebelum dia bertemu dengan Kayasaka atau orang-orang yang mengenalnya. Di lampu merah, Faniya langsung menyebrang, ta

    Last Updated : 2024-02-05
  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 12 - Bloody Nightmare

    Sudah tiga hari setelah Gladys berkunjung ke rumahnya. Setidaknya Naya tau kalau reaksi tubuh Arranaya menunjukan trauma saat berdekatan dengan wanita itu. Dan sudah tiga hari ini Naya coba mengatasi traumanya. Karena sejatinya pemilik tubuh ini sudah berganti, jadi seharusnya tidak sulit mengganti ingatan baru tentang Gladys dan tak menyimpan memori lama yang mungkin mengerikan. Dan tepat tiga hari yang lalu, dia juga sempat membuka buku diary yang Arranaya tinggalkan. Buku yang sempat hilang saat Arranaya kecelakaan bersama Louis malam itu. Dan baru tiga hari yang lalu Louis kembalikan padanya. Di sana tertulis, kalau selama ini Gladys memperlakukan Arranaya dengan sangat buruk. Gladys kerap menyiksanya dan tak segan melukai gadis lemah itu. Entah kenapa, membaca itu semua membuat Naya ikut emosi. Dia seolah bisa merasakan perasaan tertekan dan depresi yang Arranaya rasakan. Dan setelah mengetahui fakta itu, dendamnya terhadap Gladys kian membumbung tinggi. Rasanya, Naya punya

    Last Updated : 2024-02-06
  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 13 - The Planning

    Ada yang bilang sejauh apapun jarak. Dua orang yang ditakdirkan akan tetap bertemu. Dan itu terjadi pada Faniya dan Emilio yang saat ini malah bertemu di tempat yang tak terduga, rumah sakit. Emilio niatnya hanya ingin mewakili keluarganya untuk meminta maaf atas kecerobohan sepupunya sendiri, Eland Fernandes. Lelaki itu bahkan belum 24 jam di sini dan dia sudah membuat masalah. Eland malah menabrak orang di hari pertama kepulangannya dari luar negeri. Tapi Emilio tak menyangka kalau gadis yang sepupunya tabrak adalah Faniya. Gadis yang merupakan mantan sekretaris Kayasaka. Emilio kenal gadis dengan mata coklat itu karena bisnis. Dulu mereka sering bertemu untuk membahas pekerjaan sebelum hubungannya dengan Kayasaka memburuk. Setelahnya, Emil tidak tau keberadaan Faniya dan bahkan hampir melupakannya. "Kakak kau mengenalnya?" Emily menanyai Emilio yang hanya diam terkejut. Begitu juga Faniya yang mulai menetralkan ekspresi wajah setelah tau kalau Eland--orang yang menabraknya a

    Last Updated : 2024-02-07

Latest chapter

  • Menjadi Istri Antagonis   EPILOG 2

    "Noona benar-benar akan pulang?" Tanya Zavier masih tak mengerti. Setelah dia dan Emily saling mengejar di koridor keduanya kembali dengan Naya yang sudah sibuk berkemas. "Hm, iya." Jawab Naya tanpa ragu, dia melirik Kayasaka yang tadi marah karena tak rela ditinggal pergi olehnya. Semua bujuk rayu lelaki itu bahkan tak mempan pada Naya yang tetap ingin pulang. Naya sendiri bersikukuh pulang dan tak bisa tinggal lebih lama di sini, karena bagaimanapun dia tidak mau menghilang tepat di depan orang-orang yang dia sayangi. "Padahal Kakak juga pulang besok 'kan? Kenapa kak Naya tidak menginap saja?" Itu Emily, ikut memerotes keputusan Naya. "Aku harus pulang karena harus menyiapkan sesuatu Lily. Aku ingin menyiapkan untuk menyambut kepulangan kakakmu." Jawab Naya dengan kerlingan jahilnya. Bohong. Naya bahkan tak tau masih bisa melihat Kayasaka hingga besok pagi atau tidak. "Biarkan saja. Kakak iparmu memang keras kepala. Toh besok aku tak akan pulang." Kayasaka berkomentar k

  • Menjadi Istri Antagonis   EPILOG 1

    "Jadi apa yang kau inginkan Naya? Misimu sudah berhasil dan Novelnya sudah selesai." Naya yang masih tak percaya ditarik ke dimensi aneh ini hanya diam. Wanita itu belum menjawab apa pun, dia hanya tertunduk sembari mengingat kejadian beberapa jam yang lalu. Di mana dia menghadiri pemakaman Zavier. Iya, Zavier. Tumbal novel ini ternyata bukan Kayasaka tapi Zavier. Malam itu, saat Kayasaka kecelakaan, Naya langsung menghubungi Emily karena Kayasaka membutuhkan donor darah secepatnya. Emily yang sedang bersama Zavier langsung bergegas menuju rumah sakit. Tapi di jalan mereka berdua dijegat oleh orang-orang suruhan Amretha. Orang yang sama yang merusak mobil Kayasaka dan membuatnya kecelakaan. Di tengah kekalutan itu, Zavier tertembak dan motornya kecelakaan tapi Emily selamat. Naya yang was-was karena Emily tak kunjung datang untungnya mendapat bantuan dari Emilio dan Alares yang ternyata mau mendonorkan darahnya untuk Kayasaka. Setelahnya, Emily datang ke rumah sakit dengan ber

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 66 - The Fault in Our Stars

    Pagi harinya, Naya, Kayasaka, Zavier dan Emily sudah sarapan bersama di meja makan. Setelah pertemuan mengharukan kedua adik kakak itu, semalamam Emily dan Kayasaka bercerita, entah untuk meluruskan kesalahpahaman atau mengenang kebersamaan mereka. Akhirnya, Zavier dan Emily memilih menginap malam itu. Sehingga pagi ini mereka bisa sarapan bersama. Sarapan sederhana yang Naya buat dengan senang hati. "Bagaimana Hyung? Kau bisa cuti satu hari ini 'kan?" Tanya Zavier sebelum menyendokkan penuh sereal coklat ke dalam mulutnya. Pemuda itu sekali lagi membahas rencananya untuk mengajak ketiga orang di sekitarnya ini untuk ke taman hiburan bersama. Katanya, untuk merayakan keutuhan keluarga ini. "Aku bisa, tapi tanya dulu pada Noonamu, apa kondisinya memungkinkan untuk pergi ke taman hiburan. Dia pasti kelelahan karena kegiatan kami malam tadi." Na

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 65 - True Love

    Zavier menarik topinya lebih dalam. Masuk ke area kafe yang lumayan ramai siang itu. Setelah suasana hatinya sedikit membaik, pemuda itu memutuskan untuk pergi ke kafe mencari makanan karena di apartemennya tak ada apa-apa selain air dingin.Biasanya, Zavier akan pergi ke mansion Kayasaka dan memakan masakan bibi Marry atau mencoba pasta dan kue buatan Naya. Tapi saat ini dia ingin menikmati kesendiriannya. Zavier sudah tak membenci Kayasaka tapi dia juga masih canggung jika harus langsung bertemu lelaki itu. "Apa yang ingin anda pesan?" Tanya pelayan yang menghampiri Zavier di mejanya. Zavier melihat menu di tangannya, ada deretan makanan yang terlihat enak di sana. Tapi tatapannya terpaku pada pasta yang mengingatkannya pada sosok Emily. Ingatannya menerawang jauh saat dia dan gadis itu tinggal bersama untuk beberapa hari. Zavier ingat pernah mencuri pasta yang dimasak gadis itu, juga mencuri rasa manis dari bibir ra

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 64 - Everything Will be Fine

    "Kayasaka," panggil Naya pelan, wanita itu berdiri ketika suaminya baru saja membuka pintu setelah dari ruangan rapat. Naya memang sudah menunggu Kayasaka sedari tadi. Setelah menjamu Emilio dan Alares sebentar, Naya langsung ke sini menemui Kayasaka yang sekali lagi terlihat berantakan. Bagaimana tidak, luka terbesarnya kembali. Siapa yang bisa baik-baik saja? "Aku tidak memintamu ke sini. Kau seharusnya beristirahat saja di rumah." Kayasaka berkata dingin, Naya tersenyum maklum.Dengan senyuman yang masih menghiasi wajahnya, wanita itu menghampiri Kayasaka di kursi kerjanya. Naya berdiri di belakang suaminya itu, memeluk leher Kayasaka dari belakang, lalu mengelus pundak suaminya pelan, sembari menenggelamkan kepalanya di sana. "Yaya kalau marah memang selalu berubah jadi kulkas ya?" Tanya Naya jenaka berusaha mencairkan suasana. Melihat suaminya masih tak merespons membuat Naya semakin ingin berusaha.

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 63 - Bruises (2)

    Seorang pemuda masih meringkuk dalam selimut. Mengabaikan dering ponselnya. Zavier, pemuda itu bahkan enggan membuka gorden, dia hanya membiarkan dirinya meringkuk dalam gelap. Dia tak ingin menemui siapa pun. Dia tak ingin mendengar apapun. Kepalanya masih berdenyut sakit akibat pengakuan Kayasaka semalam. Fakta gila yang menyangkut orang tuanya juga masih tak bisa dia percaya. Kamarnya ini menjadi saksi betapa kacau dan hancurnya Zavier. Remuk, Zavier benar-benar tak berdaya. Matanya melirik botol wine yang kosong di ujung karpet, setelahnya netranya berpendar menyusuri figura foto yang sudah menjadi kepingan di lantai kamarnya. Semestanya benar-benar sedang berantakan. Begitu juga dengan seisi kamarnya. Drrrrttt ... drrrtttt ....Ponsel Zavier bergetar lagi. Kali ini pemuda itu bergerak melihatnya, dia yakin itu pesan dari Noonanya karena wanita itu memang tak henti-henti meneleponnya d

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 62 - Bruises

    Naya membuka matanya, tersenyum mendapati Kayasaka masih terlelap sembari memeluknya. Lelaki itu terlihat sangat tampan bahkan saat memejamkan mata. Bulu matanya lentik untuk ukuran seorang pria. Sedangkan itu rahangnya tegas dengan hidung mancung dan alis yang lebat. Naya mencintai pria ini, sangat. Terlepas dari seberapa tampan ia atau sekelam apa masa lalunya. "Misimu ..." "Misimu ... " "Misimu Naya ... " Naya memejamkan matanya. Kepalanya mendadak sakit dan pusing, ditambah suara-suara aneh yang mulai berdengung di telinganya, semacam panggilan peringatan. "Ke sini ... " "Ke sini ... " "Akh!" Naya meringis ketika suara itu seolah menekan kepalanya. Membuat rasa sakit di sana semakin membuatnya merintih. Kayasaka terbangun karena pergerakan tak nyaman dari Naya. Melihat istrinya merintih kesa

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 61 - The Truth Untold

    "Jadi bagaimana semuanya dimulai?" Tanya Naya penasaran. "Apa kau tau ini tanggal berapa?" tanya Kayasaka balik, membuat Naya meraih ponsel di meja kecil yang ada di depan mereka. Tubuhnya syok kecil, saat ponselnya menunjukkan tanggal 14. "Jadi selama ini ... setiap tanggal 14 kau menyembunyikan ke datangan Amretha Fernandes ke rumah ini dari semua orang?" Kayasaka senang istrinya cepat tanggap, tapi bukan begitu awal mulanya. "Bukan dia. Lebih tepatnya, kedatangan lelaki brengsek yang jadi suaminya. Ayahku." Kening Naya berkedut tak mengerti, Kayasaka melanjutkan, "setiap tanggal 14 ayahku itu selalu datang ke rumah ini untuk memberikan uang supaya aku bisa bertahan hidup. Tapi dari setahun yang lalu dia tak pernah datang dan malah Amretha Fernandes yang selalu datang ke sini mencarinya. Kesimpulan yang bisa aku tarik, lelaki itu menghilang. Walaupun sedikit rumit berhadapan dengan Amretha Fenandes tapi aku bersyukur, aku tak perlu menemui lelaki brengsek itu lagi." Kata

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 60 - Broken Fate

    Kayasaka menatap Naya yang tertidur dalam pelukannya. Setelah makan malam, wanita itu terlelap begitu saja sembari terus memeluknya. Kayasaka menarik tangannya perlahan. Turun dari kasur dan menarik selimut untuk menutupi tubuh istrinya. Naya mengulet sebentar sebelum tertidur lagi dengan mencari posisi nyaman yang baru. Kayasaka sendiri memerhatikan itu dan mulai beranjak pergi ke ruang kerjanya sendiri yang ada di sebelah kamar tidur luasnya. Kayasaka merogoh kunci, membuka nakas di bawah meja kerjanya. Lelaki itu mulai mengeluarkan sesuatu dari sana. Sebuah dokumen. Dokumen-dokumen yang selama ini dia simpan dengan sangat rapat. Kedatangan Amretha Fernandes memaksanya untuk kembali teringat dokumen-dokumen lama itu. Dokumen yang menjadikan Kayasaka lelaki brengsek yang tak pantas mendapatkan sebuah pengampunan atau kata maaf. Kehidupan normalnya bersama Naya, sering kali membuatnya lupa kalau dia adalah monster penghancur. Monster yang bersedia melakukan apa pun agar am

DMCA.com Protection Status