Eliza mengecek berkas yang disiapkan pengacara Edwin. "Semua bukti perselingkuhan saudara Sandy dan saudari Mirna sudah saya lampirkan. Termasuk pesan chat serta foto dan video perselingkuhan mereka sebelum menikah secara siri. Saya juga melampirkan pesan chat dari Mama mertua serta kakak-kakak ipar Nona Eliza." Pengacara Edwin menjelaskan. Eliza tersenyum melihat bukti-bukti yang sudah di siapkan pengacara Edwin."Terima kasih Pak Erwin, biasanya kalau bukti lengkap seperti ini berapa lama menunggu persidangan?""Jika perceraian karena perselingkuhan apalagi sampai menghamili serta menikah dengan selingkuhan, proses sangat cepat," jawab pengacara Edwin dengan yakin."Biasanya berapa lama menunggu?" Tanya Eliza yang sudah tidak sabar menunggu status janda."Tergantung pengadilan, biasanya 3 sampai 10 hari." "Kalau kasus seperti ini, berarti tidak ada mediasi sebelum perceraian kan pak?" Eliza sangat malas berjumpa dengan Sandy, apa lagi jika harus mediasi. Karena diantar mereka tid
Masalah seakan tidak pernah ada habisnya menghampirinya. Masalah 1 belum selesai dan sekarang datang lagi masalah yang baru. Sandy memijat kepalanya yang begitu sangat pusing dan bahkan seakan ingin meledak. Sedangkan Mirna hanya bisa menangis ketika dijadikan sebagai olok-olok di perusahaan mereka. Tersebarnya video Wati beserta Tia dan Tina yang memukuli seorang perempuan yang dikatakan menantunya tentu membuat heboh perusahaan tempat mereka bekerja. Apalagi pemecatan Tina dan Tia sudah dikonfirmasi oleh perusahaan. Semua orang tahu bahwa Sandy, anak laki-laki satu-satunya. Dan istri, Sandy adalah Mirna. Lalu siapa wanita yang menjadi korban penganiayaan Wati beserta kedua anak perempuannya itu?[Nggak nyangka ternyata si Sandy punya istri dua.] Ridwan [Mukanya baik, ternyata Suh.] Ani[Si Mirna yang terlihat begitu sangat anggun, dan berwibawa ternyata seorang pelakor.][Murahan sekali si Mirna sampai rebut suami orang. Si Mirna sudah hamil dulu nikah. Masak iya baru nikah 6 b
"Bisakah kau diam?" Bentak Sandy. Sikap Mirna yang seperti ini membuat emosinya tak terkendalikan. Apa yang terjadi semua karena salahnya. Jika ada yang harus disalahkan maka dialah orangnya. Jika sejak awal dia melindungi Eliza, Mama beserta kedua kakaknya tidak akan memukuli, menghina dan merendahkan Eliza seperti ini. Dengan begitu kejadian ini tidak akan pernah terjadi. Jika sandy bisa menjaga hati dan juga cintanya hanya untuk Eliza, maka tidak akan ada perselingkuhan. Tidak akan ada poligami. Dan tidak akan ada yang tersakiti. Ia mencintai Eliza namun dia juga yang telah menghancurkan hati istri pertamanya itu. Sandi juga yang menjadi penyebab kematian anaknya. Jika waktu itu dia tidak memberikan handphone jadul untuk Eliza agar istrinya itu tidak tahu perbuatannya di belakang, Ibnu pasti masih hidup.. Andaikan dulu Jika dia tidak mendengarkan perkataan Wati dan memberikan Eliza handphone Android kekinian pasti anaknya bisa hidup. Karena tidak perlu Eliza melarikannya ke rum
"Sampai kapanpun aku tidak akan terima jika Papa menikah lagi." Mata Tina merah menahan emosi."Perempuan murahan itu pasti mau kejar harta papa." Tampak jelas sorot mata Tia penuh demam setiap kali mengingat Lusi. Bagaimana mungkin perempuan itu bisa menggoda papanya. "Pantas saja papa ceraikan mama, ternyata papa mau menikah dengan perempuan seperti itu. Papa menuduh mama selingkuh padahal dia sendiri yang telah selingkuh." Tina mengepalkan tangannya. Jika tidak sedang di dalam tahanan seperti ini, pasti ia sudah memberikan pelajaran berharga untuk calon mama tirinya itu. "Jika aku keluar dari sini, aku akan membuat perempuan itu menderita. Dia akan merasakan seperti apa Eliza kita perlukan," sumpah Tia. Ia tidak akan rela jika harta Marwan dikuasai Lusi yang merupakan istri kedua Marwan. Harta Marwan hanya untuk anak-anaknya, dari istri pertama. Sedangkan istri kedua tidak memiliki hak sama sekali. Bagi mereka istri kedua Marwan hanya hama yang harus di singkirkan."Bagaimana j
l"Mama sebenarnya apa yang terjadi?" Tia langsung bertanya kepada Wati. "Ada yang berniat jahat sama mama." Wati berkata dengan wajah pucat. "Apa Mama ingat orangnya?" Tina sangat marah mendengar perkataan Wati. Ia berniat memberikan pelajaran kepada orang tersebut.Wati anggukkan kepalanya. "Sebaiknya kita tidak usah mencari masalah dengan mereka, mereka sangat kuat." "Baiklah, tapi kasih tahu kami siapa orangnya," desak Tia. "Mereka bertiga." Wati menunjuk ketiga narapidana yang telah mengerjainya. Aneh sekali memang, dia dibuat sampai pingsan namun tidak terbukti mendapatkan penganiayaan. Ternyata narapidana itu sangat pintar. Yang jadi pertanyaan dari mana mereka dapat alat tersebut? Ketiga narapidana itu tersenyum sinis memandang Wati, Tia dan juga Tina. "Hei nenek tua, ini hanya peringatan ya. Selanjutnya jaga sikap bila bertemu dengan kami. Tidak terkecuali kalian berdua."Ketiga wanita itu tertawa ngakak sambil memandang Wati. Wanita yang menjadi bos di antara napi itu m
Wati benar-benar kesal mendengar perkataan anaknya. "Perempuan murahan itu hanya ingin mengejar harta. Demi harta dia mau menikah dengan Marwan yang tua dan juga lumpuh."Belum selesai Wati berbicara, perkataannya langsung dipotong Tina. "Mama salah, Papa tidak lumpuh. Papa sudah sehat bahkan dia sudah berjalan dengan gagahnya. Jika mama bertemu dengan papa, mama akan lihat Papa jauh lebih tampan dan tampak lebih mudah. Wajah Papa juga berseri-seri ma"Wati merasakan dadanya panas seperti terbakar ketika mendengar perkataan dari anaknya. Rasa cemburu kini merambah dihatinya hingga dadanya terasa sesak. "Dia pasti bohong," Wati membantah pernyataan dari anaknya. "Kami lihat sendiri, Papa berjalan dengan sehat. Sepertinya ketika Papa menceraikan Mama, dia sudah sembuh total. Papa hanya berpura-pura lumpuh agar Mama tidak keberatan diceraikannya." Tubuh Wati menegang mendengar pernyataan dari Tia. Jika memang seperti itu berarti Marwan sudah menipunya."Kalian tidak berbohong?" "Ya
"Pasti seru sekali kalau mami punya cucu 6," kata Mawar masuk yang baru saja masuk ke dalam kamar bayi Noah. "Jelas dong mi, kita bakalan main masak-masakan. Nanti kalau mereka sudah selesai main bola kita bakalan makan," kata Eliza dengan sangat antusias. Dikelilingi anak-anak kecil dengan wajah yang tampan-tampan dan cantik-cantik pasti sangat menyenangkan. Baru membayangkan saja sudah membuat dia merasa bahagia. "Papi jadi nggak sabaran pengen main bola dengan 3 cucu laki-laki. Nanti papi akan ngajak mereka main bola basket. Dulu sewaktu kuliah papi salah seorang atlet basket terbaik dari kampus." Hermawan bercerita dengan penuh semangat. Perkataan Eliza membuat semua orang larut dalam khayalan. Wajah Hermawan tersenyum ketika membayangkan betapa menyenangkannya bisa bermain dengan 3 orang cucu laki-laki. "Kalau main basket, Liza juga ikut dong Pi. Meskipun gak jago tapi kemampuan basket Liza juga gak buruk." "Kita akan membentuk regu cewek lawan regu cowok. Berhubungan jumla
Pesta pernikahan Marwan bersama dengan Lusi digelar mewah di sebuah hotel berbintang. Pernikahan kedua Marwan disambut dengan penuh sukacita oleh kerabat, rekan kerja, serta para warga yang tinggal di sekitar rumah Marwan. Tidak sedikit pengusaha yang hadir dalam acara ini.Hampir semua tamu undangan tahu bahwa Marwan baru saja menyandang status duda. Namun tidak ada yang menyalahkan keputusan Marwan untuk nikah lagi. Karena mereka semua tahu seperti apa watak jelek dari mantan istri Marwan.Agar wajahnya terlihat lebih muda dan juga tampan, dengan sengaja Marwan membuang bagian kumis serta jenggotnya. Rambut yang mulai ditumbuhi uban disemir berwarna hitam. Hingga penampilannya tampak seperti masih berusia 40 an. Para tamu yang hadir tidak henti-hentinya memuji kecantikan calon istri kedua Marwan. Lusi sangat anggun dan mempesona dengan balutan kebaya berwarna coklat. Kebaya hasil rancangan Rose Juliet membuat wanita itu semakin memukau."Bagaimana pak Marwan, Apa sudah bisa dimula
Kiara masuk ke dalam kamar dengan jantung berdebar cepat. Berulang kali ia menepuk pipinya untuk memastikan apakah ini nyata atau mimpi? Apakah benar ia akan menjadi istri dari Dokter Rizky? Salah seorang dokter yang paling dikaguminya di rumah sakit. Selain berwajah manis dan baik, dokter itu juga terkenal minim gosip. Padahal di rumah sakit begitu banyak yang mengagumi sang dokter, baik dari kalangan dokter perempuan yang berstatus gadis ataupun janda. Begitu juga dengan para perawat. Namun siapa yang bisa menyangka bahwa Kiara lah yang akan menjadi pemiliknya. "Untung aja nasib aku nggak seperti Siti Nurbaya yang harus menikah dengan Datuk maringgih." Kiara tersenyum bahagia mengingat sebentar lagi Ia akan menikah dengan dokter Rizki. "Andaikan Samsul Bahri cepat datang dan membawa Siti Nurbaya kabur seperti dokter Rizky, pasti judul novelnya bukan kasih tak Sampai." Kiara sangat menyayangkan kisah cinta Siti Nurbaya dan juga Samsul Bahri. Kisah cinta yang seharusnya berakhir b
"Gini Om ceritanya. Kiara perawat yang bekerja di rumah sakit, akan dinikahkan sama orang tuanya. Kiara tidak mau menikah dengan orang itu. Karena itu aku menyelamatkannya dari pernikahan. Pernikahannya dua hari lagi, aku sudah membawa dia kabur." Rizky menjelaskan dengan singkat. Dia berharap Hermawan dan juga Mawar mengerti situasinya saat ini. "Kamu melarikan calon istri orang?" Mawar langsung menyahut. Ia tidak menyangka bahwa Rizky yang merupakan seorang dokter hebat dan dosen, bisa bersikap seperti ini. Padahal gadis cantik seperti apapun, bisa didapatkannya dengan mudah."Iya, Tante," jawab Rizky."Ya ampun kamu berani sekali melarikan calon istri orang," sembur Hermawan."Nggak ada jalan lain," Rizky berkata dengan nada suara lemah. Ia tidak menyangka akan menikah dengan Kiara. Gadis yang tidak pernah hadir dalam mimpinya. "Kalau kamu benar-benar ingin menikah, wanita seperti apapun yang kamu mau, bisa Tante carikan. Kalau seperti ini, nama kamu bisa rusak." Mawar menasehati
"Ya nggaklah," jawab Rizky. Ia sangat membutuhkan dokumen pernikahan. Karena itu syarat untuk mendapatkan hak asuh Yura. Setelah akad nikah, Rizky akan langsung mengurus dokumen serta syarat pernikahan. "Abang hebat, gercep, gaya lo asik," kata Elisa yang belagu sok gaul. Nathan yang sedang mengemudikan mobil tertawa melihat gaya Eliza yang sok jauh."Gercep adek?" Tanya Rizky yang tidak tahu istilah anak muda."Gerak cepat," jawab Eliza dengan sedikit tertawa. "Daripada kak Kiara dinikahi sama Pak tua mending Abang yang nikahi. Kak Kiara itu cantik banget. Terus juga orangnya baik, yang terpenting Yura sangat dekat sama kak Kiara. Oh iya apa Abang jadi mau adopsi Yura?" Tanya Eliza dengan cerewetnya."Iya, syaratnya harus nikah baru bisa adopsi Yura," jelas Rizky."Wah enak banget kalau seperti itu, nikah langsung dapat anak." Eliza berkata dengan riang. "Iya," jawab Rizky yang masih ragu dengan keputusannya."Abang itu sangat cocok sama kak Kiara. Sama-sama cantik dan juga gant
Eliza memandang Nathan yang sedang mengemudikan mobil. Nathan yang memakai kacamata tampak semakin gagah dan tampan. Entah sejak kapan Eliza memiliki hobi memandang wajah duda satu anak itu. "Apa belum puas memandang wajah Mas?" Nathan berkata tanpa menoleh ke arah Eliza yang duduk di sebelahnya. "Siapa yang pandangi Mas," elak Eliza. Wajahnya sudah memerah menahan rasa malu karena ketahuan sedang memperhatikan sang bos."Oh nggak ada ya," kata Nathan dengan sedikit tersenyum. Ia tidak mempermasalahkan jawaban Eliza yang tidak jujur. "Mas, apa masih ngantuk?" Eliza dengan sengaja mengalihkan topik obrolan. Apalagi Nathan sudah menguap berulang kali. "Lumayan, kepala juga rasanya agak pusing mungkin karena tidur pagi," kata Nathan yang tidak terbiasa tidur di pagi hari. "Kenapa nggak libur aja ke kantornya?" Eliza memberikan saran."Ada kerjaan penting, mas sudah ada janji sama klien. Nggak enak kalau cuma mengutus Dirga. Sedangkan klien datang dari Bali." Nathan sedikit te
"Kia akan mencari suami lewat media sosial. Disana pasti ada pria yang mau nikah sama Kia." Kiara tersenyum lebar.Jika tidak ada masalah dengan Rudi dan Rini, Kiara tidak akan seperti wanita yang sudah kebelet kawin seperti ini.Rizky terdiam dengan kepala berdenyut nyeri. Kiara kelewatan cantik. Jika ingin mencari suami lewat media sosial, pasti banyak pria yang bersedia. Apalagi dia menikah tidak punya tuntutan uang hantaran, mahar, uang isi kamar dan pengeluaran besar lainnya."Bagaimana jika kamu dapat suami yang jahat?" Tanya Rizky."Kia gak mikir masalah itu dok, yang penting bebas aja dulu," jawab Kiara tanpa pikir panjang.Rizky memijat kepalanya yang berdenyut nyari. Sepertinya Kiara benar-benar sudah stres. Jika mendapatkan suami asal-asalan, takutnya keluar dari mulut buaya masuk ke mulut harimau. Bagaimana jika Kiara justru dijadikan psk oleh suaminya? Kepala Rizky semakin pusing ketika membayangkan hal tersebut. Lalu apa gunanya penyelamatan yang dilakukannya?Belum lag
Rizky benar-benar tercengang melihat Kiara. Di mana gadis lugu yang selama ini sering dia lihat. Dan kenapa sekarang Kiara tampak jauh berbeda. Meskipun dirinya dokter, namun dia laki-laki normal. Mana mungkin dia sanggup menahan godaan yang seperti ini."Kamu tidak risih pakai seperti itu?" tanya Rizky."Kenapa harus risih, ini baju dokter yang kasih. Lagian juga Dokter sudah lihat sendiri kan jadi buat apalagi malu." Kiara berkata dengan tersenyum malu sambil menundukkan kepalanya.Rizky mengusap keringat di pelipis kepalanya. Dia tidak menyangka bahwa gadis yang selama ini lugu cukup barbar. "Dok saya lapar.""Saya akan pesan makanan." Rizky langsung memesan makanan secara online. Yang bodohnya lagi dia memesan makanan tanpa bertanya apa yang diinginkan oleh Kiara. Bukan hanya satu jenis atau tiga jenis makanan yang dipesannya tapi sudah lebih dari 10 jenis makanan. Hal ini menunjukkan bahwa sang dokter dalam keadaan grogi. Rizky meletakkan handphonenya setelah selesai memesan ma
"Ya masih ingat," jawab Rizky jujur. Bentuknya sangat indah dan menggoda, mana mungkin ia bisa melupakannya dalam waktu singkat."Tuh kan dokter masih ingat. Kalau gini Kia jadi malu." Kiara memandang Rizky sekilas kemudian menundukkan kepalanya.Rizky bingung harus berkata apa. Bagaimana jika Kiara salah paham dan menganggap dirinya sudah sudah direndahkan. Kiara diam beberapa saat dan kemudian memandang Rizky.Dokter berwajah manis itu benar-benar gugup ketika Kiara memandangnya. Ia tahu bahwa Kiara pasti marah dan kecewa. Belum lagi image nya sebagai pria baik, sopan dan pintar akan tercoreng dan dikatai pria mesum. "Dokter, sudah menyelamatkan nyawa saya serta menyelamatkan Saya dari pernikahan. Apa dokter mau menjadi suami saya?" Rizky sangat terkejut mendengar pertanyaan dari Kiara. Ia langsung melakukan pemeriksaan terhadap kepala pasiennya tersebut. "Dok, saya sadar, saya juga tahu dengan apa yang saya katakan." Kiara berkata sambil memandang wajah sang dokter yang begi
Kiara memperhatikan sosok pria yang tidur di sofa. Meskipun pria itu membelakanginya namun dari potongan rambut dan postur tubuh, ia tahu bahwa pria itu dokter Rizky. "Kepala aku pusing." Kiara memegang kepalanya sambil terus mengingat apa yang terjadi semalam. "Apakah aku pingsan? Baju aku siapa yang ganti?" Kiara panik ketika menyadari bahwa saat ini pakaiannya sudah diganti. Lalu siapa yang telah menggantinya? Ya sudahlah Kiara tidak perlu terlalu memikirkan masalah pakaian. Yang terpenting ia selamat. Kiara merasakan tenggorokannya kering. Dilihatnya di meja yang disamping tempat tidur. Tidak ada gelas ataupun air mineral kemasan. Ia ingin membangunkan Rizky, namun tidak enak. Pada akhirnya Kiara bangkit dari tidurnya dan berniat mencari air minum.Rizky tersentak ketika mendengar suara berisik dari tempat tidur. Dilihatnya Kiara yang sudah turun dari atas tempat tidur. "Suster Kiara, Kamu sudah bangun?" "Iya Dok, saya haus." Kiara berkata sambil menundukkan kepalanya. Berdu
Begitu sampai di apartemen, Rizky merebahkan tubuh Kiara di atas tempat tidur. Dilihatnya wajah Kiara yang sudah pucat. Sedangkan tangannya sudah merah dengan darah Kiara. Rizky langsung melakukan pemeriksaan terhadap Kiara. Kondisinya cukup lemah dan kekurangan darah. Ia menghubungi salah seorang dokter di rumah sakit dan meminta untuk diantarkan satu kantong darah golongan O untuk Kiara.Agar luka Kiara tidak infeksi, ia langsung memberikan suntik tetanus. Luka di kepala Kiara cukup dalam dan juga panjang. Ia membersihkan luka terlebih dahulu kemudian memotong rambut di bagian luka. Setelah itu barulah luka dijahit. Setelah menjahit luka di kepala Kiara, Rizky memasang jarum infus di tangannya. Karena kondisi Suster itu dalam keadaan lemah. "Baju kamu sangat kotor dan penuh darah. Maaf ya saya harus menggantinya." Rizki memandang baju yang melekat di tubuh Kiara. Jantungnya berdebar dengan cepat ketika membuka kancing kemeja yang dikenakan Kiara. "Tidak apa-apa, ini adalah penan