Share

BAB 97

Penulis: Hare Ra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-04 08:00:54

Angin sore berhembus lembut, menyapu rambut Ilona yang tergerai. Matahari mulai tenggelam di ufuk barat, menciptakan semburat jingga yang memantul di permukaan air laut. Namun, semua keindahan itu tak mampu mengusir gelombang kegelisahan yang tengah menguasai hatinya.

Apa yang dikatakan oleh bu Hikmah hari ini mengganggu pikirannya. Semua perasaan bercampur menjadi satu. Dia tidak tahu harus berbuat apa, yang pasti dia merasa marah, emosi yang memuncak yang menguasainya.

“Terima kasih, Bu,” ucap Ilona kepada Bu Hikmah dengan suara yang sedikit bergetar.

Bu Hikmah menatapnya dengan penuh kasih. “Kamu kuat, Ilona.”

Ilona mengangguk pelan, meski di dalam dirinya ia merasa jauh dari kata kuat.

Setelah berp

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 98

    Malam sudah larut, tapi Ilona masih duduk, menatap kosong ke arah langit yang bertabur bintang yang menembus pintu kaca di samping. Udara dingin berhembus pelan melalui celah-celah, menyapu kulitnya yang terbuka di balik cardigan tipis yang ia kenakan. Namun, hawa malam tak mampu mendinginkan badai yang berkecamuk dalam dadanya.Di sampingnya, Egar masih setia menemani, menggenggam jemarinya yang terasa dingin. Ia tahu, pikiran istrinya sedang berkelana jauh."Sayang," suara Egar lembut, penuh ketenangan. "Bukankah kamu percaya kalau semuanya adalah takdir Tuhan? Tuhan tahu kapan waktu yang tepat. Mungkin jika dulu Ibu menemui kamu, akan terjadi sesuatu yang lebih menyakitkan bagimu. Dan mungkin sekaranglah waktunya."“Semua sudah diatur oleh Tuhan, berbaik sangka lah kepada sang pencipta. Dia lah yang lebih t

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 99

    Malam semakin larut, tapi mata Ilona masih terbuka lebar. Pikirannya terus berputar pada satu hal—pesan yang ia kirim tadi belum juga mendapat balasan. Layar ponselnya masih menampilkan tanda centang satu abu-abu. Itu berarti pesan itu belum terkirim ke penerima.Apakah wanita itu sedang tidur? Atau sengaja mengabaikan pesannya? Atau mungkin nomor itu sudah tidak aktif lagi? Tapi, aneh kalau tidak aktif lagi, untuk apa dia meninggalkan nomor itu kepada bu Hikmah?“Kamu belum mengantuk?” tanya Egar kepada sang istri.“Belum. Masih ingin menikmati malam ini, diluar sangat gelap,” jawab Ilona.“Iya, sepertinya mau hujan.”“Atau, alam tahu bagaimana perasaanku?” kekeh Ilona da

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 100

    Rumah itu sunyi saat Egar pulang. Jam di dinding menunjukkan pukul dua siang. Yumi dan Gana, buah hati mereka, sedang tidur siang, membuat suasana rumah begitu tenang.Egar meletakkan tasnya di meja dekat pintu lalu berseru, "Sayang, aku pulang."Ilona, yang sedang membaca di perpustakaan kecil mereka, segera menutup bukunya dan turun menemui sang suami. Senyum lembutnya menyambut kepulangan pria yang selalu menjadi tempatnya bersandar."Kamu sudah makan?" tanyanya sambil mendekat.Egar mengangguk. "Sudah tadi sekalian makan dengan penanggung jawab supermarket. Maaf ya gak kabarin kamu kalau makan di luar."Ilona tersenyum kecil. "Gapapa, kalau belum makan, aku bisa ambilkan nasi."

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 101

    Suasana rumah tetap sunyi setelah panggilan telepon itu berakhir secara tiba-tiba. Ilona menatap layar ponselnya dengan dahi berkerut. Dan itu pastinya akan membuat Ilona merasa kesal."Kok mati?" gumamnya, merasa heran.Wanita itu yang meneleponnya lebih dulu, tetapi justru sekarang memutuskan sambungan begitu saja. Ilona masih penasaran dengan kata-kata terakhir yang diucapkan wanita itu, terutama mengenai "sebelum terlambat." Ada sesuatu dalam nada suaranya yang terdengar begitu mendesak, seolah ada hal yang harus dikatakan secepatnya. Tapi, kenapa malah dimatikan?Egar, yang sedari tadi memperhatikan ekspresi istrinya, mendekat dan menyarankan, "Telepon balik saja."Namun, Ilona menggeleng cepat. Ada gengsi yang masih menguasai dirinya. Untuk apa aku menelepon balik?

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 102

    Ilona masih menatap layar ponselnya yang kini kembali diam. Sesaat setelah memberikan alamat rumahnya kepada wanita itu—seseorang yang mengaku sebagai ibu kandungnya—hati Ilona terasa campur aduk. Ragu, takut, penasaran, dan marah bercampur menjadi satu.Ia tidak tahu apakah ini keputusan yang benar atau justru sebuah kesalahan besar. Dia tacit, memberikan alamat rumahnya, itu artinya membiarkan orang lain masuk ke dalam rumah mereka.Egar, yang duduk di sebelahnya, memperhatikan raut wajah istrinya dengan penuh pengertian. Ia tahu, Ilona pasti tengah bergelut dengan perasaannya sendiri.“Tidak, ini adalah keputusan yang tepat,” ucap Egar sambil tersenyum.Ilona menoleh padanya, menatapnya dengan mata penuh keraguan. "Kenapa?" tanyanya pelan.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 103

    Egar mengangkat tangan ke udara dengan penuh semangat. “Kita akan beli es krim!” serunya dengan nada riang, membuat Yumi bersorak gembira.“Horee…”“Terima kasih, Papa.”Ilona tertawa kecil melihat suaminya yang tampak begitu bahagia. Begitu pula Yumi, putri kecil mereka yang hampir berusia empat tahun, melompat-lompat kegirangan di sampingnya.Hari ini benar-benar menyenangkan. Bermain di taman, menikmati makanan sederhana di pinggir jalan, tertawa bersama tanpa beban.Di tengah perjalanan pulang, mereka bernyanyi bersama di atas motor. Suara kecil Yumi yang ceria bercampur dengan suara Egar yang sengaja dibuat lucu untuk menghibur putri mereka. Ilona yang duduk di belakang ikut ter

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 104

    Tepat pukul sepuluh pagi…Suara deru mesin mobil memenuhi halaman rumah Egar dan Ilona. Sebuah mobil mewah hitam perlahan memasuki halaman itu, kontras dengan suasana sederhana di sekitarnya. Ilona yang tengah menggendong Gana, menghentikan langkahnya, menatap kendaraan itu dengan kening berkerut.Egar yang baru saja keluar dari dapur pun ikut berhenti di ambang pintu, matanya memperhatikan mobil tersebut dengan penuh selidik. Karena, selama ini tidak pernah ada mobil mewah yang bertandang ke rumah mereka, kecuali Nyonya Bira.“Apakah itu dia?” tanya Ilona, suaranya terdengar ragu dan penuh emosi yang tertahan.Egar menggeleng samar. “Gak tahu. Tapi, kan beda kota. Kalau memang beliau,berarti tiba disini langsung sewa mobil. Kirain dari bandara k

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 105

    Udara pagi terasa hangat, namun Ilona merasa dadanya semakin dingin. Di hadapannya, berdiri seorang wanita yang seharusnya memiliki ikatan kuat dengannya, namun nyatanya, ia hanyalah seorang asing.Dari dalam mobil mewah yang terparkir di halaman, seorang pria tampak menurunkan beberapa kardus besar. Ilona bisa menebak, itu pasti berisi barang-barang mahal, mungkin hadiah dari seorang ibu yang datang terlambat untuk anaknya, dan dia tidak membutuhkannya."Mama tahu, mungkin Mama tidak pantas mendapat panggilan yang begitu istimewa darimu," suara Anita terdengar berat, mengandung penyesalan yang mendalam."Kamu tidak perlu memanggilku Mama. Kamu boleh memanggilku apa saja yang kamu inginkan, Ilona."Ilona tidak merespons. Ia tetap berdiri kaku disamping Egar, tangannya me

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08

Bab terbaru

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 110

    Langit siang itu masih menggantung mendung, menggambarkan suasana hati Ilona yang bergemuruh. Rumahnya yang biasanya terasa hangat dan nyaman kini berubah menjadi ruang pengakuan, tempat luka-luka lama terbuka kembali. Di sofa, terbaring seorang wanita yang baru saja mengaku sebagai ibu kandungnya — Anita.Tubuh wanita paruh baya itu tampak lemah. Ia terjatuh ketika hendak pergi, dan Ilona yang semula membeku akhirnya ikut menolong. Tapi apa yang baru saja ia dengar dari mulut sopir wanita itu, Jojo, membuat dunia Ilona seakan runtuh.“Nyonya menderita sakit jantung koroner dan osteoporosis,” jawab Jojo, cepat dan tanpa ragu.Ilona tersentak. Tatapannya langsung terarah ke wanita di sofa. Dada Ilona sesak. Rasa asing yang sedari tadi ia tahan mulai berubah menjadi sesuatu yang tidak ia mengerti&mda

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 109

    “Ini alamat mama, siapa tahu kamu berkenan untuk datang,” ucap Anita pelan.“Aku tidak butuh,” jawab Ilona dengan cepat.Namun, tidak dengan Egar. Dia menerima sebuah kertas yang diberikan oleh Anita tersebut. Dia tahu, saat ini Ilona mungkin belum bisa menerima, tapi suatu saat dia akan luluh.“Terima kasih, Egar.”“Iya, Ma.”Mata Anita berkaca-kaca mendengar Egar memanggilnya “mama” rasanya begitu menenangkan, meskipun Egar hanyalah menantu. Tapi, baginya itu sudah lebih dari cukup.Ilona duduk di kursinya dengan tubuh tegap dan ekspresi yang datar, tapi hatinya bergejolak hebat. Emosi campur aduk memenuhi dadanya. Ia i

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 108

    Ruangan itu dipenuhi ketegangan yang nyaris tak tertahankan. Ilona duduk tegak, berusaha menahan getaran di dadanya. Ia menatap Anita yang duduk di hadapannya, wanita yang telah melahirkannya, namun sekaligus wanita yang meninggalkannya.Ada banyak pertanyaan di benaknya, tapi yang paling mendesak akhirnya meluncur dari bibirnya dengan suara yang tertahan, “Siapa ayah kandungku?”Ia baru sadar, dengan kehadiran Anita di hadapannya, berarti ia juga memiliki seorang ayah kandung. Seorang pria yang mungkin tidak pernah tahu keberadaannya. Seorang pria yang seharusnya bisa menjadi pelindungnya jika saja takdir berkata lain.Tapi, mungkin juga seorang lelaki yang juga tidak menginginkan kehadirannya di dunia ini. Dia tidak pernah tahu.Hatinya terasa berat. Jika b

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 107

    “Semuanya seperti sebuah karangan yang terstruktur. Dan sangat sulit membedakan cerita ini nyata atau hanyalah fiksi,” gumam Ilona pelan, nyaris tidak terdengar.Anita tampak terus memandang Ilona, seolah ingin mengingat setiap inchi wajah anaknya, buah hati dari orang yang dicintainya. Yang kini, juga hilang kabar entah kemana. Bukan kekasihnya yang menghilang, sebenarnya dialah yang menghilang."Ketika Mama dikirim ke luar negeri, mama benar-benar merasa hancur. Mama tak bisa kembali, tak bisa mencari tahu bagaimana keadaanmu. Mama terus mencoba menghubungi orang-orang yang mungkin bisa memberiku informasi, tapi keluargaku mengawasi setiap gerak-gerikku,” ujar Anita kembali bercerita, seolah cerita itu tidak ada habisnya.Ruangan itu dipenuhi keheningan yang menyesakkan. Mata Ilona menatap Anita

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 106

    Anita kembali menatap Egar yang kini sudah duduk di sebelah Ilona. Dia juga bisa mendengar suara anak-anak dari dalam.Akhirnya sebelum melanjutkan penjelasannya, Anita bertanya. “Sebelumnya, mama belum kenalan. Apakah ini suami Ilona?” tanya nya kepada Egar.Egar mengangguk. “Iya, Bu. Saya suaminya Ilona, Egar. Kami sudah menikah dan memiliki anak. Anak-anak sedang bermain di dalam. Nanti boleh kenalan dengan mereka setelah semuanya selesai,” jawab Egar.“Terima kasih, Egar. Terimakasih sudah mencintai Ilona dengan tulus.”Ilona menghela nafas berat. “Kau hanya melihat yang tampak saat ini. kau tidak melihat apa yang telah aku dapatkan selama hidupku.”“Maafkan, Mama. Mam

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 105

    Udara pagi terasa hangat, namun Ilona merasa dadanya semakin dingin. Di hadapannya, berdiri seorang wanita yang seharusnya memiliki ikatan kuat dengannya, namun nyatanya, ia hanyalah seorang asing.Dari dalam mobil mewah yang terparkir di halaman, seorang pria tampak menurunkan beberapa kardus besar. Ilona bisa menebak, itu pasti berisi barang-barang mahal, mungkin hadiah dari seorang ibu yang datang terlambat untuk anaknya, dan dia tidak membutuhkannya."Mama tahu, mungkin Mama tidak pantas mendapat panggilan yang begitu istimewa darimu," suara Anita terdengar berat, mengandung penyesalan yang mendalam."Kamu tidak perlu memanggilku Mama. Kamu boleh memanggilku apa saja yang kamu inginkan, Ilona."Ilona tidak merespons. Ia tetap berdiri kaku disamping Egar, tangannya me

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 104

    Tepat pukul sepuluh pagi…Suara deru mesin mobil memenuhi halaman rumah Egar dan Ilona. Sebuah mobil mewah hitam perlahan memasuki halaman itu, kontras dengan suasana sederhana di sekitarnya. Ilona yang tengah menggendong Gana, menghentikan langkahnya, menatap kendaraan itu dengan kening berkerut.Egar yang baru saja keluar dari dapur pun ikut berhenti di ambang pintu, matanya memperhatikan mobil tersebut dengan penuh selidik. Karena, selama ini tidak pernah ada mobil mewah yang bertandang ke rumah mereka, kecuali Nyonya Bira.“Apakah itu dia?” tanya Ilona, suaranya terdengar ragu dan penuh emosi yang tertahan.Egar menggeleng samar. “Gak tahu. Tapi, kan beda kota. Kalau memang beliau,berarti tiba disini langsung sewa mobil. Kirain dari bandara k

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 103

    Egar mengangkat tangan ke udara dengan penuh semangat. “Kita akan beli es krim!” serunya dengan nada riang, membuat Yumi bersorak gembira.“Horee…”“Terima kasih, Papa.”Ilona tertawa kecil melihat suaminya yang tampak begitu bahagia. Begitu pula Yumi, putri kecil mereka yang hampir berusia empat tahun, melompat-lompat kegirangan di sampingnya.Hari ini benar-benar menyenangkan. Bermain di taman, menikmati makanan sederhana di pinggir jalan, tertawa bersama tanpa beban.Di tengah perjalanan pulang, mereka bernyanyi bersama di atas motor. Suara kecil Yumi yang ceria bercampur dengan suara Egar yang sengaja dibuat lucu untuk menghibur putri mereka. Ilona yang duduk di belakang ikut ter

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 102

    Ilona masih menatap layar ponselnya yang kini kembali diam. Sesaat setelah memberikan alamat rumahnya kepada wanita itu—seseorang yang mengaku sebagai ibu kandungnya—hati Ilona terasa campur aduk. Ragu, takut, penasaran, dan marah bercampur menjadi satu.Ia tidak tahu apakah ini keputusan yang benar atau justru sebuah kesalahan besar. Dia tacit, memberikan alamat rumahnya, itu artinya membiarkan orang lain masuk ke dalam rumah mereka.Egar, yang duduk di sebelahnya, memperhatikan raut wajah istrinya dengan penuh pengertian. Ia tahu, Ilona pasti tengah bergelut dengan perasaannya sendiri.“Tidak, ini adalah keputusan yang tepat,” ucap Egar sambil tersenyum.Ilona menoleh padanya, menatapnya dengan mata penuh keraguan. "Kenapa?" tanyanya pelan.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status