Share

BAB 92

Author: Hare Ra
last update Last Updated: 2025-04-01 08:01:06

Nyonya Bira masih merasa dadanya sesak saat masuk ke dalam mobilnya. Tangannya mencengkeram kemudi erat, kemarahan masih menggelegak di dadanya. Rasa kesal kepada Egar belumlah hilang.

"Apa sih hebatnya wanita itu? Hanya karena dia mau menyusui Yumi?" gerutunya kesal.

Ia tak habis pikir bagaimana Egar bisa begitu mempertahankan Ilona. Wanita itu bukan siapa-siapa. Ia tak berasal dari keluarga terpandang, tak punya gelar, tak punya harta. Dan sekarang, ia bahkan telah melahirkan anak untuk Egar.

"Dia mau menyusui Yumi karena dibayar. Kalau gratis, dia pasti tidak akan mau. Wanita itu sangat matre, begitu mendengar ada perjanjian akan dibayar, dia langsung setuju!" tambahnya sinis.

“Sulit sekali kalau sudah jatuh cinta dengan orang miskin. Dia tidak membawa keuntunga

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 93

    Egar duduk di atas pasir lembut dengan Gana dalam gendongannya, sementara pandangannya tertuju pada Ilona dan Yumi yang tertawa bersama di pinggir pantai. Wajah Ilona tampak begitu cerah, diterpa cahaya matahari yang mulai condong ke barat. Yumi berlari-lari kecil, sesekali menengok ke arah Ilona sambil tertawa renyah.Dan jika diperhatikan, wajah Ilona itu hampir mirip dengan Gia, istri pertamanya. Apalagi matanya, jadi tidak heran kalau sekilas melihat Yumi dan Ilona itu mirip, meskipun bukan ibu dan anak kandung.Angin pantai berhembus lembut, membawa aroma laut yang khas. Ombak berkejaran dengan lembut di tepian, menyapu jejak-jejak kaki kecil Yumi yang berlarian di atas pasir.Egar menarik napas panjang, menikmati momen ini. "Gia, lihatlah anak kita. Dia telah bertemu dengan ibu yang baik," bisiknya, matanya me

    Last Updated : 2025-04-02
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 94

    Angin pantai berhembus lembut, membawa aroma laut yang khas ke dalam paru-paru mereka. Ilona dan Egar duduk berdampingan di atas pasir, menikmati waktu yang seolah berhenti. Matahari mulai condong ke barat, menciptakan pantulan keemasan di permukaan laut yang seakan membentang tanpa ujung.Ilona menatap suaminya penuh rasa kagum. "Kamu hebat," ucapnya tulus.Dia tahu, perjuangan Egar sampai sejauh ini tidaklah mudah. Dia melepaskan sendok emas dan berjuang mulai dari nol. Berjuang sendiri, tanpa dukungan dari pihak manapun. Namanya masuk daftar hitam saat mau melamar pekerjaan di perusahaan lain. Tapi, dia bisa bangkit.Egar menggeleng, senyum hangat tersungging di bibirnya. "Bukan aku yang hebat, tapi kamu yang kuat. Kamu bertahan dalam keadaan apapun, selalu ada untukku dan anak-anak kita. Kalian yang hebat, karen

    Last Updated : 2025-04-02
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 95

    Angin pantai berhembus lembut, membawa aroma laut yang khas. Langit mulai berwarna jingga keemasan, menandakan sore yang semakin menua. Ilona masih duduk berdampingan dengan Egar, tangan mereka saling menggenggam, menikmati ketenangan yang jarang mereka dapatkan.Namun, ketenangan itu terusik oleh suara yang tiba-tiba menyebut namanya."Ilona?"Ilona terkejut. Ia menoleh cepat, matanya membesar saat melihat sosok yang berdiri di hadapannya."Bu Hikmah?" tanyanya tak percaya.Wanita paruh baya itu tersenyum hangat, matanya berbinar melihat Ilona. Bu Hikmah adalah satu-satunya tetangga yang selalu baik padanya saat ia masih tinggal di rumah ibunya. Ia tidak seperti tetangga lain yang suka membicarakannya, apalagi mempermasalahk

    Last Updated : 2025-04-03
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 96

    Sore itu, angin berhembus lembut di sekitar mereka. Langit yang mulai berwarna jingga membuat suasana semakin syahdu. Namun, Ilona merasakan sesuatu yang lain. Hatinya bergemuruh, dadanya berdebar kencang. Kata-kata Bu Hikmah masih terngiang di telinganya.“Siapa, Bu? Rasanya aku tidak meninggalkan urusan yang belum selesai saat pergi dari kampung,” ujar Ilona penasaran.“Seorang wanita datang mencari ibumu, tapi setelah dicermati, dia mencari kamu.” Bu Hikmah menjelaskan sambil menatap mata Ilona dengan begitu dalam.Ilona mengernyitkan keningnya. "Maksudnya gimana, Bu?" tanyanya, merasa janggal.Bu Hikmah menatapnya dengan mata penuh perhatian, seolah menyadari kebingungan yang menghantui Ilona. Karena amanah orang ini juga bu Hikmah akhir-akhir

    Last Updated : 2025-04-03
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 97

    Angin sore berhembus lembut, menyapu rambut Ilona yang tergerai. Matahari mulai tenggelam di ufuk barat, menciptakan semburat jingga yang memantul di permukaan air laut. Namun, semua keindahan itu tak mampu mengusir gelombang kegelisahan yang tengah menguasai hatinya.Apa yang dikatakan oleh bu Hikmah hari ini mengganggu pikirannya. Semua perasaan bercampur menjadi satu. Dia tidak tahu harus berbuat apa, yang pasti dia merasa marah, emosi yang memuncak yang menguasainya.“Terima kasih, Bu,” ucap Ilona kepada Bu Hikmah dengan suara yang sedikit bergetar.Bu Hikmah menatapnya dengan penuh kasih. “Kamu kuat, Ilona.”Ilona mengangguk pelan, meski di dalam dirinya ia merasa jauh dari kata kuat.Setelah berp

    Last Updated : 2025-04-04
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 98

    Malam sudah larut, tapi Ilona masih duduk, menatap kosong ke arah langit yang bertabur bintang yang menembus pintu kaca di samping. Udara dingin berhembus pelan melalui celah-celah, menyapu kulitnya yang terbuka di balik cardigan tipis yang ia kenakan. Namun, hawa malam tak mampu mendinginkan badai yang berkecamuk dalam dadanya.Di sampingnya, Egar masih setia menemani, menggenggam jemarinya yang terasa dingin. Ia tahu, pikiran istrinya sedang berkelana jauh."Sayang," suara Egar lembut, penuh ketenangan. "Bukankah kamu percaya kalau semuanya adalah takdir Tuhan? Tuhan tahu kapan waktu yang tepat. Mungkin jika dulu Ibu menemui kamu, akan terjadi sesuatu yang lebih menyakitkan bagimu. Dan mungkin sekaranglah waktunya."“Semua sudah diatur oleh Tuhan, berbaik sangka lah kepada sang pencipta. Dia lah yang lebih t

    Last Updated : 2025-04-04
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 99

    Malam semakin larut, tapi mata Ilona masih terbuka lebar. Pikirannya terus berputar pada satu hal—pesan yang ia kirim tadi belum juga mendapat balasan. Layar ponselnya masih menampilkan tanda centang satu abu-abu. Itu berarti pesan itu belum terkirim ke penerima.Apakah wanita itu sedang tidur? Atau sengaja mengabaikan pesannya? Atau mungkin nomor itu sudah tidak aktif lagi? Tapi, aneh kalau tidak aktif lagi, untuk apa dia meninggalkan nomor itu kepada bu Hikmah?“Kamu belum mengantuk?” tanya Egar kepada sang istri.“Belum. Masih ingin menikmati malam ini, diluar sangat gelap,” jawab Ilona.“Iya, sepertinya mau hujan.”“Atau, alam tahu bagaimana perasaanku?” kekeh Ilona da

    Last Updated : 2025-04-05
  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 100

    Rumah itu sunyi saat Egar pulang. Jam di dinding menunjukkan pukul dua siang. Yumi dan Gana, buah hati mereka, sedang tidur siang, membuat suasana rumah begitu tenang.Egar meletakkan tasnya di meja dekat pintu lalu berseru, "Sayang, aku pulang."Ilona, yang sedang membaca di perpustakaan kecil mereka, segera menutup bukunya dan turun menemui sang suami. Senyum lembutnya menyambut kepulangan pria yang selalu menjadi tempatnya bersandar."Kamu sudah makan?" tanyanya sambil mendekat.Egar mengangguk. "Sudah tadi sekalian makan dengan penanggung jawab supermarket. Maaf ya gak kabarin kamu kalau makan di luar."Ilona tersenyum kecil. "Gapapa, kalau belum makan, aku bisa ambilkan nasi."

    Last Updated : 2025-04-05

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 140

    Suasana hangat perlahan mengisi ruang tamu. Xello duduk di lantai, bersila, dikelilingi oleh Yumi dan Gana yang tak henti tertawa mendengarkan dongeng yang ia bacakan. Tangan Xello bergerak dramatis, suaranya naik turun menirukan suara naga, ratu jahat, dan pahlawan kecil.Anita duduk di sofa, matanya berbinar melihat kebahagiaan terpancar dari wajah anaknya. Dalam hati, ia bangga melihat Xello yang sangat menyayangi Yumi dan Gana, meskipun mereka baru bertemu.“Selama di kota ini, Mami tinggal di hotel,” jawab Anita tiba-tiba, memecah keheningan antara mereka berdua. Menjawab pertanyaan Xello tadi.Xello menoleh, memutar badan menatap ibunya. Matanya membulat. “Serius? Selama ini Mami gak pernah nginap di rumah Kak Ilona?”Anita mengangguk. &ldqu

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 139

    Kezio baru saja pergi. Suara mobil yang membawanya masih terdengar samar dari halaman depan, meninggalkan keheningan yang cukup menusuk di dalam rumah Ilona.Anita berdiri mematung di depan pintu, menatap kosong ke arah jalan yang kini lengang. Matanya berkaca-kaca, tapi ia berusaha tidak menangis. Tak mau terlihat rapuh di depan anak bungsunya, Xello.“Sudahlah, Mi. Jangan pikirkan, dia sudah besar,” ujar Xello pelan, berdiri di samping ibunya. Suaranya tenang, tapi mengandung simpati yang dalam.Anita hanya mengangguk perlahan. Hatinya remuk melihat Kezio pergi dalam amarah, tapi juga hangat karena Xello tetap tinggal.“Terima kasih, Xello,” ucap Anita lirih, matanya menatap anak lelakinya dengan penuh rasa syukur. Tak pernah ia duga, Xello yang

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 138

    “Mami mengkhianati Papi!”Kalimat itu seperti belati, menancap tajam ke dada Anita. Anaknya masih bersikeras.Wanita paruh baya itu hanya menggeleng pelan, menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya. Ia menatap Kezio, anak sulungnya, dengan sorot lembut namun penuh luka.“Tidak, sama sekali tidak,” jawab Anita dengan suara serak, nyaris berbisik. “Tapi… bolehkah Mami bahagia sebentar saja… sebelum Mami meninggal, Nak?”Seisi ruangan seketika menjadi senyap. Keheningan merambat pelan seperti kabut, menyelimuti semua yang ada di sana. Kata-kata itu bukan hanya menyayat hati, tapi juga memukul kesadaran semua orang. Bahkan Xello yang biasanya cerewet, kali ini hanya mampu menatap ibunya dengan mata berkaca-kaca.Kezio terpaku. Nafasnya tertahan. Urat di lehernya masih menegang, tapi kata-kata Anita baru saja mengguncang dinding-dinding egonya. Dia seolah tersadar kalau ibu mereka memang menderita sakit sejak lama, dan kapanpun bisa meninggal.“Mi…” gumamnya lirih, namun ke

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 137

    Ruangan makan sore itu terasa lebih dingin dari biasanya, bukan karena AC yang terlalu dingin, tapi karena emosi yang menegang di antara keluarga yang sedang bergolak.“Kenapa aku mesti diam? Aku bertanya, berikan aku jawaban,” suara Xello terdengar lantang, memecah keheningan yang membatu.Semua mata tertuju padanya. Xello berdiri, tubuhnya tegak, suaranya mantap meski sorot matanya mengandung kekecewaan.Kezio memalingkan wajah, rahangnya mengeras. Ia tidak suka ditantang—apalagi oleh adik sendiri. “Kau masih kecil. Kau tidak mengerti apa-apa,” jawabnya dingin, nadanya meremehkan.Xello tertawa kecil, sinis, lalu melangkah maju dan berdiri tepat di depan Kezio. Meskipun selisih usia mereka lima tahun, kini Xello sudah hampir menyamai tinggi tubuh sang kakak.“Aku sudah hampir delapan belas tahun,” katanya dengan tenang namun tegas. “Aku sudah besar. Dan aku cukup mengerti dengan semua kepentingan kalian. Please, Kezio, support Mami…”Anita yang duduk di ujung meja langsung berdiri.

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 136

    “Xello!” bentak Kezio dengan suara tinggi, membuat suasana di ruang keluarga sontak tegang. Nada suaranya bagaikan cambuk yang mencabik-cabik udara sore itu.Dia marah kepada adiknya yang begitu mudah menerima Ilona masuk ke dalam keluarga mereka. Dia tidak merasa memiliki ikatan dengan Ilona, seharusnya Xello juga merasakan hal yang sama, bukan malah menikmati tempat ini.Xello, yang tengah duduk santai sambil menikmati pemandangan halaman belakang dari balik kaca besar, hanya menoleh dan tersenyum ke arah sang kakak.“Come on, brother,” sahutnya dengan nada tenang yang kontras. “Untuk apa marah-marah? Mami terlihat lebih bahagia di sini. Dan juga... cepat atau lambat, semua akan saling meninggalkan. Buktinya kamu sendiri sudah keluar dari rumah dan tinggal di apartemen, bukan? So, di rumah juga hanya aku, Papi jarang ada di rumah.”Kalimat itu menghujam, bukan karena kasar, tapi karena menyentuh titik yang tak ingin Kezio akui. Ia terdiam, namun sorot matanya masih menusuk.Anita, y

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 135

    Rumah itu terasa sedikit lebih sepi dari biasanya, meskipun anak-anak Egar dan Ilona sedang bermain di ruang keluarga. Ketegangan menggantung di udara seperti kabut tipis yang tak terlihat namun bisa dirasakan. Ilona berdiri di samping Egar, mencoba menenangkan kegugupan yang tak bisa ia sembunyikan.Egar berdiri sambil menggendong Gana yang sedang mengunyah biskuit dengan tenang, sementara Yumi duduk di karpet, menggambar bunga dengan pensil warna. Tapi fokus mereka semua kini tertuju pada dua sosok yang baru saja tiba di depan pintu: Kezio dan Xello.Mereka tinggi, tampan, dan membawa aura kota besar dalam gaya berpakaian mereka. Tapi yang paling mencolok adalah ekspresi wajah keduanya. Datar, dingin, dan nyaris tanpa emosi. Jojo, sopir pribadi Anita yang menjemput mereka dari bandara, hanya tersenyum canggung sebelum segera pamit dan meninggalkan mereka dalam keheningan yang mencekam.Anita mengambil langkah pertama. Ia tahu ini akan sulit. Tapi ini adalah pilihan yang sudah ia amb

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 134

    Dapur rumah itu sederhana, namun hangat oleh aroma bumbu dan suara air yang mengalir. Ilona berdiri di depan wastafel, tangannya cekatan membersihkan cumi yang tadi dibawa Egar dari gudang. Di sampingnya, Anita duduk di kursi kecil, mengamati anak perempuannya dengan mata yang tak lelah mengagumi. Sejak kedatangannya ke rumah ini, Anita merasa hatinya mulai disembuhkan—perlahan tapi pasti.“Sejak kapan Egar bisnis hasil laut?” tanya Anita, suaranya ringan namun menyimpan keingintahuan yang dalam.“Sejak sekitar tiga tahun lalu, Ma,” jawab Ilona sambil tetap memfokuskan perhatian pada potongan cumi di tangannya. “Waktu kami pindah ke kota ini, Egar memutuskan untuk membuka usaha sendiri.”Anita mengangguk pelan. “Sebelumnya Egar bekerja di perusahaan ibunya, ya?”“Iya, Ma. Dulu dia menjabat sebagai salah satu pemimpin di perusahaan keluarganya. Tapi itu sebelum kami menikah.”Ada sedikit jeda, sebelum Anita mengajukan pertanyaan berikutnya. “Kalian berdua memang sudah kenal sejak kamu

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 133

    Senja menyelimuti langit dengan semburat jingga yang menenangkan. Di ruang keluarga yang sederhana namun nyaman itu, Ilona duduk di sisi Anita dengan pikiran yang sedikit tidak tenang.Aroma melati dari teh memenuhi ruangan, namun tidak cukup kuat untuk mengalihkan perhatian Ilona dari berita yang baru saja disampaikan ibunya.“Ini adalah hal yang Mama tunggu. Tapi, sekaligus yang Mama takutkan,” ucap Anita lirih.Ilona mengernyit, memandang ibunya dengan penuh tanda tanya. Ada kekhawatiran yang tergurat jelas di wajah Anita, seperti seseorang yang ingin memberi kabar bahagia tapi takut akan badai yang bisa menyusul kemudian.“Adik-adikmu sudah datang. Hari ini… mereka sedang dalam perjalanan ke kota ini. Mereka datang lebih cepat dari yang Mama kira,” sambung Anita.Kalimat itu membuat hati Ilona bergetar. Ia memang telah tahu dirinya bukan anak tunggal dari Anita, ada dua orang lainnya yang lahir dari rahim yang sama. Hanya saja, mereka berbeda nasib. Kehidupan adik-adiknya berbandi

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Mantan   BAB 132

    Hari itu, langit tampak kelabu. Awan menggantung berat seakan menyimpan beban yang tak kasat mata. Di ruang keluarga yang hangat dan tertata rapi, Ilona duduk bersandar di sofa. Cangkir teh di tangannya sudah mendingin sejak tadi, tak sempat ia hirup karena pikirannya terlalu sibuk menebak arah pembicaraan ibunya—Anita—yang baru saja datang membawa kabar yang belum sepenuhnya dijelaskan.Anita duduk di seberangnya. Perempuan paruh baya itu tampak lebih tenang hari ini. Meski garis wajahnya menunjukkan ketegasan, namun ada gurat kelelahan yang tak bisa disembunyikan.Ilona menarik napas dalam, lalu bertanya dengan suara pelan namun menembus tajam, “Apa yang mereka inginkan?”Anita menoleh, tersentak dari lamunannya. Ia tahu siapa yang dimaksud dengan "mereka" — keluarga besar Ilma, keluarga tempat ia berasal dan tempat yang selama ini Ilona bahkan tidak pernah tahu menjadi bagian dari dirinya.“Hanya ingin kenalan,” jawab Anita berusaha tenang, meskipun nada bicaranya terdengar menggan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status