Share

Selalu Ingin Menolong

Penulis: Libra Syafarika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-22 06:00:56

Mata Baim teduh saat mendapati para karyawannya membicarkan tentang Ayu. Tapi sorotnya menyiratkan sesuatu yang lebih dalam—sebuah kebingungan yang tak mudah terjawab.

Telinganya dipaksa menangkap setiap kata buruk yang keluar dari mulut mereka.

Tatapannya menunduk, pikirannya berputar.

"Apa yang sebenarnya terjadi padamu, Ayu?"

Kelopak matanya turun, hatinya semakin dipenuhi tanda tanya.

Meski para karyawannya terus membicarakan hal buruk tentang Ayu, Baim tak ikut terpengaruh. Justru, rasa penasarannya semakin dalam. Ada sesuatu tentang wanita itu yang membuatnya ingin mencari tahu lebih jauh.

Tanpa berpikir lama, ia bergegas keluar rumah dan masuk ke dalam mobil. Mesin menderu pelan saat ia mulai berkendara menuju hotelnya. Namun, pikirannya tak tenang. Seribu pertanyaan tentang Ayu berputar di kepalanya, seakan menggema tanpa jawaban.

Beberapa menit berlalu. Perasaan gelisah
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menjadi Ibu Susu Bayi Kembar CEO   Menginginkan Pengganti

    Umi Euis menatapnya dengan sorot penuh keraguan. Jemarinya meremas ujung kerudungnya, seakan enggan mengungkapkan sesuatu yang terlalu berat."Soal itu…" Umi menarik napas, lalu menghembuskannya perlahan. "Umi gak bisa cerita banyak, Nak. Sebaiknya… Nak Baim bertanya langsung saja pada Ayu."Hening.Baim menatapnya lekat-lekat, mencari jawaban lain di wajah wanita itu. Tapi Umi Euis hanya tersenyum tipis—senyum yang penuh makna, tapi juga terasa menahan banyak hal yang tak bisa diungkapkan.Baim mengepalkan tangannya di atas pahanya. "Umi… apakah benar berita yang sedang ramai di televisi itu?"Umi Euis terdiam sesaat. Matanya berkabut, seakan ada beban berat di hatinya. Lalu, dengan suara bergetar, ia menjawab,"Itu gak benar, Nak…"Baim menahan napas."Ayu…" Umi melanjutkan, suaranya terdengar begitu lirih. "Dia adalah korbannya. Bukan seperti yang ramai dibicarakan." Ia mengalihkan pandangan, seperti tak sang

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22
  • Menjadi Ibu Susu Bayi Kembar CEO   Tak Ada Yang Percaya

    Genggaman tangan Baim mengerat, jari-jarinya mencengkeram erat ponsel, seolah ingin meremas harapan yang tersisa di dalamnya. Hening menyelubungi ruangan, hanya suara detak jam yang terdengar seperti pengingat waktu yang terus berjalan—tanpa peduli pada perasaan siapa pun.Tiba-tiba, Baim berbalik. Langkahnya mantap menuju meja kerja. Ia meraih kunci mobil yang tergeletak di sana. Ada sesuatu yang mendesak dalam dadanya, dorongan yang tak bisa ia abaikan."Aku harus menemui Ayu."Tanpa pikir panjang, ia melangkah keluar. Perasaannya berbisik—entah kenapa, kali ini, ia merasa Ayu lebih membutuhkan dirinya daripada siapa pun.Di dalam rumah Baim, Ayu merasakan botol minum di tangannya bergetar. Suasana di dapur terasa begitu dingin, bukan karena udara, tapi karena tatapan dan sikap yang baru saja ia terima.Fatma dan Sari, yang biasanya ramah, bahkan tak menoleh ke arahnya. Indri tersenyum sinis. "Menantu Gubernur yang terhormat..

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22
  • Menjadi Ibu Susu Bayi Kembar CEO   Tatapan Yang Membingungkan

    Suara Baim terdengar tegas, tak memberi ruang untuk dibantah.Ayu hanya bisa menurut, langkahnya tertatih mengikuti derap kaki Baim yang panjang dan tergesa. Jantungnya berdegup kencang—bukan hanya karena ketakutan, tetapi juga kebingungan yang semakin menyesakkan dadanya."Mas… ada apa?" Suaranya lirih, hampir bergetar.Baim tak menoleh."Diam dan ikut saja."Dingin. Tajam. Tak terbantahkan.Ayu menelan ludah. Ia tidak tahu ke mana Baim akan membawanya. Tapi satu hal yang pasti—di tengah kemarahan semua orang, pria ini masih mau menggenggam tangannya.Genggaman itu erat, kuat, seolah tak ingin melepaskannya begitu saja.Tanpa sepatah kata pun, Baim menariknya keluar rumah. Langkahnya tegap, penuh ketegasan yang tak bisa dilawan. Ayu hanya bisa mengikuti, tubuhnya terbawa dalam arus yang lebih besar darinya.Langit mulai berpendar keemasan, matahari condong ke barat, mewarnai sore dengan semburat jingga

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Menjadi Ibu Susu Bayi Kembar CEO   Aroma Maskulin

    Tentang pernikahan yang Ayu jalani tanpa cinta. Tentang perlakuan keluarga Gubernur itu terhadapnya. Tentang luka yang selama ini ia pendam sendirian."Atau… haruskah aku tetap menyimpan semuanya sendiri?"Ia menundukkan kepala, jemarinya saling meremas di pangkuan. Pikirannya terus berputar, membentuk simpul ketakutan yang semakin menjeratnya.Bukan lagi cemoohan orang-orang yang ia takutkan.Tapi kemungkinan kehilangan mereka.Si kembar.Jantungnya berdebar keras hanya dengan membayangkan skenario terburuk—jika Baim lebih mempercayai tuduhan para karyawan dibanding dirinya. Jika pria itu mulai berpikir bahwa ia hanya memanfaatkan anak-anaknya untuk mendapatkan simpati."Bagaimana jika… Mas Baim memisahkanku dengan si kembar?"Bayangan itu begitu menyesakkan, menghantam dadanya dengan kepanikan yang sulit dikendalikan.Namun, di antara semua ketakutan itu, Ayu tetap memilih diam.Ia tidak menj

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Menjadi Ibu Susu Bayi Kembar CEO   Gayung Lope Pink

    "Bulan ini… saya nggak usah digaji aja ya. Buat ganti bayar ponselnya."Baim meraih kembali kartu debit yang baru saja dikembalikan karyawan toko, sementara struk pembayaran masih tergenggam di tangannya. Ia menatap Ayu lekat, seakan memastikan sesuatu di dalam dirinya."Aku beliin ini buat kamu." Suaranya pelan, tapi tegas. "Kamu nggak perlu menggantinya."Ayu terpaku. Tatapan Baim terlalu dalam, terlalu lama, seolah ada sesuatu yang ingin ia sampaikan tanpa kata-kata. Jantung Ayu berdegup keras. Ia buru-buru mengalihkan pandangan, menunduk, meremas tali tasnya. Tidak boleh. Ia tidak boleh membiarkan dirinya terseret lebih jauh ke dalam perasaan ini.Tak lama, Baim mengulurkan sebuah tas belanja kecil ke arahnya."Ini," katanya ringan. "Di dalamnya sudah terpasang kartu. Aku juga sudah menyimpan nomorku."Ayu terdiam sejenak sebelum akhirnya meraih tas itu den

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24
  • Menjadi Ibu Susu Bayi Kembar CEO   Ayo Lawan Mereka

    Ayu mengepalkan jemarinya semakin erat. Napasnya memburu, dadanya naik turun dengan cepat. Ia tidak bisa terus berada di sini. Tidak ingin terlalu lama berhadapan dengan Maharani."Mas… ayo kita pulang saja," pintanya pada Baim. Suaranya terdengar tenang, tapi ada ketegangan yang sulit disembunyikan.Tanpa menunggu jawaban, ia berbalik, berniat mengakhiri semua ini.Namun, dalam sekejap, genggaman kuat menghentikannya.Baim menarik tangannya, menghentikannya di tempat."Kita nggak akan pergi sebelum membayar tas ini," ucapnya datar, tapi tegas.Ayu menoleh, matanya masih dipenuhi gejolak."Mas…" bisiknya, setengah memohon.Namun Baim tetap tak bergeming. Tatapannya dalam, menenangkan. Seolah berkata, Jangan takut. Aku di sini.Genggamannya menghangatkan jemari A

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24
  • Menjadi Ibu Susu Bayi Kembar CEO   Kecupan Pertama

    Baim mengulurkan tangannya, seakan menawarkan sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar perlindungan."Jadikan aku kekuatanmu."Keheningan menyelimuti mereka, menciptakan ruang di mana hanya suara napas yang terdengar, beradu dengan dengung pendingin mobil.Tatapan mereka bertemu.Mata Baim penuh dengan sesuatu yang tak bisa dijelaskan—dorongan, ketertarikan, atau mungkin sesuatu yang lebih dalam dari sekadar rasa peduli.Ayu terpaku.Napasnya memburu, dadanya naik turun tak teratur. Ia seharusnya berpaling, menarik diri, tetapi tubuhnya menolak bergerak.Jantungnya berdebar semakin cepat saat Baim perlahan mendekat.Wajah mereka hanya berjarak beberapa inci. Ayu bisa merasakan hembusan napas hangat Baim menyapu pipinya, membawa aroma maskulin yang samar.Ia ingin berkata sesuatu—apa saja yang bisa menghentikan ini. Tapi suaranya seakan menghilang, terkunci di tenggorokan.Jari Baim terangkat,

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Menjadi Ibu Susu Bayi Kembar CEO   Bodoh!

    Suara Ayu bergetar, hampir tertelan oleh dengungan mesin lift yang bergerak naik."Mas... kita mau ngapain di sini?"Baim tetap diam. Rahangnya mengeras, tatapannya kosong menatap angka-angka di panel lift yang berubah perlahan.Ding!Pintu lift terbuka di lantai tiga. Tanpa menunggu, Baim langsung melangkah keluar, punggungnya tegap, langkahnya cepat.Ayu menghela napas dan bergegas mengejarnya. "Mas, tungguin…"Napasnya mulai tersengal ketika mereka hampir sampai di depan pintu kantor. Ia mempercepat langkah, memutari Baim, lalu berdiri di depannya, menghalangi jalannya."Mas…" Ayu menatapnya, mencari-cari sesuatu di wajah pria itu. "Mas marah?"Baim berhenti, tapi tatapannya tetap dingin. Tanpa menjawab, ia hanya menggeser sedikit badannya dan berjalan melewatinya begitu saja, seolah Ayu hanyalah angin yang tak layak dip

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25

Bab terbaru

  • Menjadi Ibu Susu Bayi Kembar CEO   Di Balik Kepergian Laura

    "Dasar wanita munafik!"Laura membalikkan badan, lalu menuruni tangga dengan langkah cepat. Tumit sepatunya menghentak setiap anak tangga, menciptakan gema tajam yang mendahului kehadirannya.Di dapur, suara riuh para karyawan sontak mereda. Percakapan terputus, piring berhenti berbunyi. Semua kepala menoleh serempak. Keheningan seolah menggantung di udara saat sosok Laura muncul di ambang pintu.Indri berdiri di barisan terdepan. Matanya membulat, berbinar seperti menyala oleh harapan yang akhirnya menjadi nyata. Tanpa ragu, ia melangkah cepat dan memeluk Laura erat—seolah ingin memastikan wanita itu benar-benar kembali, bukan sekadar bayangan dari masa lalu."Bu Laura..." suaranya gemetar, tercekat oleh rasa haru. "Saya... saya benar-benar senang. Akhirnya Ibu kembali ke rumah ini."Laura membalas pelukannya, gerakannya lebih tenang namun kaku. Tangannya meny

  • Menjadi Ibu Susu Bayi Kembar CEO   Hubungan Yang Salah

    Langkah Baim terhenti. Bahunya menegang, namun ia tetap membelakangi Laura."Laura…" Suaranya rendah, nyaris hanya desiran di udara. "Aku mengerti alasan kepergianmu… tapi itu tidak berarti aku sudah memaafkan. Rumah tangga kita sudah terlanjur retak, dan itu kesalahanmu sendiri."Tanpa menunggu jawaban, Baim melanjutkan langkahnya."Mas! Aku masih istrimu, Mas!" teriak Laura.Namun hanya keheningan yang menjawab. Baim terus berlalu, menuruni tangga menuju lantai dua. Begitu tiba di lantai dua, matanya langsung menangkap sosok Ayu yang baru saja keluar dari lift.Kepalanya tertunduk, langkahnya lunglai, seolah beban di pundaknya terlalu berat untuk dipikul. Cahaya lampu koridor memantulkan bayangan sendu di wajahnya, membuat dada Baim semakin sesak."Ayu..." panggilnya, suaranya lirih namun penuh penyesalan.Langkah Ayu terhenti. Perlahan, ia menoleh. Matanya yang basah bertemu dengan tatapan Baim—ada luka di sana,

  • Menjadi Ibu Susu Bayi Kembar CEO   Menyesakkan Dada

    Ayu tidak menjawab. Matanya tetap lurus ke depan, seolah Indri tak lebih dari bayangan yang tak layak dipedulikan. Tanpa sepatah kata pun, ia melanjutkan langkahnya ke lantai atas.Di dalam kamar, ia dengan hati-hati mengangkat si kembar dari stroller, lalu mendekap mereka erat-erat, seakan ingin menyembunyikan mereka dari dunia."Arjuna... Srikandi..." suaranya lirih, hampir serupa bisikan. "Jangan pernah tinggalin Ibu, ya..."Bibirnya bergetar, dan setetes air mata jatuh tanpa bisa ia cegah. Dada Ayu terasa sesak, seolah ada tangan tak terlihat yang mencengkeramnya erat.Ia menggigit bibir, berusaha menahan isakan yang ingin pecah. Tapi tetap saja, lengannya semakin erat melingkupi bayi-bayinya.Seakan mereka adalah satu-satunya yang masih bisa ia genggam.Sedetik kemudian, langkah tergesa-gesa menggema di ambang pintu. Laura muncul dengan napa

  • Menjadi Ibu Susu Bayi Kembar CEO   Kejutan Yang Menyakitkan

    Baim membeku. Napasnya tertahan, pikirannya berputar tak percaya. Laura... wanita yang selama ini menghilang dari hidupnya, kini berdiri nyata di hadapannya."Mas Baim!" suara Laura memecah kebisuan. Tanpa ragu, ia melompat ke tubuh Baim, melingkarkan lengannya erat-erat di sekeliling pria itu.Pegangan Baim pada Ayu seketika terlepas.Ayu menatap mereka, sorot matanya dipenuhi tanda tanya. Tapi di dalam dadanya, sesuatu bergemuruh liar. Ia mungkin belum pernah bertemu Laura sebelumnya, tetapi ia mengenali wajah itu—wajah yang pernah ia lihat dalam foto pernikahan yang tersimpan di gudang."Mas... Aku kangen banget," suara Laura terdengar bergetar di antara dekapan yang tak kunjung ia lepaskan.Baim menghela napas panjang sebelum perlahan melepas pelukan itu. Tangannya turun dari bahu Laura, sementara rahangnya mengatup rapat. "Apa yang kamu lakukan di sini, Laura?" suaranya dingin, nyaris tanpa emosi.Laura menatap matanya. Dulu

  • Menjadi Ibu Susu Bayi Kembar CEO   Kebahagiaan Sesaat

    Ayu menggigit bibirnya, menahan senyum yang perlahan merekah di wajahnya. "Mas Baim..." bisiknya lirih, nyaris tak terdengar, seolah hanya untuk dirinya sendiri."Sebentar lagi, Mas!" serunya, kali ini dengan nada lebih ceria.Tangannya kembali bergerak, merapikan helai terakhir rambutnya sebelum meletakkan catokan. Ia berdiri, menatap bayangannya di cermin. Gaun selutut berwarna merah muda membalut tubuhnya dengan sempurna, mengikuti lekuknya tanpa berlebihan. Ia berputar pelan, ujung gaunnya melayang ringan seiring gerakannya.Dengan cepat, ia meraih tas di atas ranjang, menarik napas panjang, lalu melangkah menuju pintu.Gagang pintu berputar. Saat pintu terbuka, sinar matahari pagi menyelinap masuk, memperjelas rona bahagia yang terpancar di wajahnya."Mas..." ucapnya pelan, lalu tatapannya jatuh pada si kembar yang duduk manis di dalam stroller. Kaki-kaki mungil

  • Menjadi Ibu Susu Bayi Kembar CEO   Ciuman Yang Mendalam

    Hayati mengangguk, jemarinya meremas ujung gaunnya dengan kuat. "Aku akan mencoba mencarinya di rumah Jaka. Mungkin saja dia tidak membawanya."Sambo tak berkata lagi. Ia hanya mengangguk singkat, lalu berbalik menuju kamarnya dengan langkah berat.Di sisi lain, Ayu duduk di atas tempat tidurnya, ponsel tergenggam erat di tangannya. Cahaya layar menyorot wajahnya yang penuh kepuasan.Berita yang bertebaran di media sosial benar-benar menguntungkannya. Setiap komentar yang mendukungnya terasa seperti angin segar yang membebaskannya dari cengkeraman keluarga Jaka.Senyumnya mengembang. Matanya berbinar."Alhamdulillah…" bisiknya pelan, penuh rasa syukur. "Akhirnya. Aku akan segera lepas dari keluarga iblis itu."Jarinya kembali menggulir layar, membaca seruan masyarakat yang memintanya untuk menceraikan Jaka. Dukungan itu membanjiri kolom komentar, membuat hatinya semakin mantap."Ini berarti kei

  • Menjadi Ibu Susu Bayi Kembar CEO   Rahasia Di Balik Pernikahan Ayu

    Sambo meremas ponselnya, rahangnya mengatup rapat. Sorot matanya menajam saat membaca komentar-komentar yang membanjiri berita daring. Ia melangkah cepat mendekati Hayati yang baru saja melempar gelas, jemarinya masih menggenggam remote televisi."Apa yang terjadi, Ma?" suaranya terdengar berat. "Masyarakat justru menyerangku. Kalau begini, reputasiku bisa hancur."Hayati mengangkat wajahnya. Matanya memerah, napasnya tertahan sesaat sebelum ia menghembuskannya perlahan. Bibirnya melengkung tipis, nyaris seperti sebuah senyum."Tenang aja, Pa," katanya, suaranya rendah, terukur. "Kita cuma perlu membalik pendapat mereka."Tiba-tiba, suara langkah cepat menggema dari koridor. Maharani muncul dengan wajah panik, ponsel tergenggam erat di tangannya."Ma… kacau!" suaranya meninggi, hampir histeris. "Akun sosmedku penuh hinaan. Kalau kayak gini, followers-ku bisa turun!"Hayati tak langsung menjawab. Mat

  • Menjadi Ibu Susu Bayi Kembar CEO   Berhasil Bermain Peran

    Ayu menyeringai sinis, lalu berbalik. Tanpa kata lagi, ia melangkah pergi, meninggalkan pesta dengan kepuasan yang berpendar di matanya.Setelah usai melakukan misi di pesta itu, Ayu bergegas keluar ballroom. Ia bertemu dengan Baim yang mengawasinya sedari tadi. Ayu mengangguk memberi kode, Baim membalasnya dengan anggukan yang sama. Ayu kemudian berlalu dari pesta itu, kembali masuk ke dalam Limosin yang menjadi sorotan awak media. Kilatan lampu kamera masih berusaha menembus kaca gelapnya, tapi Ayu sudah tak peduli. Ia menyandarkan kepala, menatap langit-langit mobil dengan napas masih memburu.Tangannya menggenggam erat gaunnya yang sedikit kusut. "Ya Allah… akhirnya aku bisa melewati ini. Aku gak percaya bisa seberani itu di depan umum," gumamnya, lebih kepada dirinya sendiri."Bagus, Ayu."Suara itu datang dari belakang

  • Menjadi Ibu Susu Bayi Kembar CEO   Sentuhan Itu Dingin

    Maharani mengangkat tangan, gelagapan. "Aduh… Rani lupa mau kasih tahu Mama! Pokoknya bukan itu intinya!"Ia menarik lengan ibunya, suaranya semakin mendesak."Sekarang apa yang harus kita lakukan? Gimana kalau Ayu bicara aneh-aneh ke wartawan?!"Hayati terdiam sesaat, napasnya mulai memburu.Di luar ballroom, kilatan kamera dan suara sorakan masih terdengar.Ayu ada di sini.Dan itu hanya bisa berarti satu hal—badai akan segera datang.Mata Hayati membesar, nyaris keluar dari rongganya. Rahangnya mengatup rapat, garis-garis kemarahan terukir jelas di wajahnya. "Kamu gak diundang," suaranya tajam seperti pisau. "Rakyat jelata dilarang ikut pesta orang kaya."Tawa Ayu meledak, nyaring dan penuh ejekan. Ia melangkah santai, tubuhnya condong ke depan, mendekati Hayati. "Mama… Mama…

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status