Beranda / CEO / Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya / Bab 22: Jaya Yang Menyeramkan

Share

Bab 22: Jaya Yang Menyeramkan

Penulis: UniSaja
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ah.. Ah.. Ah..

Teriakan Yuni dari dalam kamar membuat Anita dan Wira tampak ragu membuka pintu. Mereka takut melihat adegan yang terlarang.

"Ya, sepupumu rupanya mesum juga. Apa dia menggoda kakakku hingga mengambilnya?!" tanya Anita sambil melirik Wira dengan tatapan merendahkan.

"Sepupuku yang salah? Bukannya suara kurang mengenakkan itu dari mulut kakakmu? Berarti dia sangat menikmati permainan sepupuku!" ucap Wira membalas.

"Ya, kakakku janda yang harga dirinya lebih tinggi dari yang kau duga. Bukan hanya itu, selama ini kakakku sangat menjaga dirinya, pasti sepupumu itu yang menggoda kakakku lebih dulu!" tunjuk Anita dengan tajam.

"Kakakmu yang salah, kenapa membawa sepupuku. Aku yakin sekali dan menjamin Rafael bukan sembarang lelaki. Dia itu masih perjaka selama ini!" jelas Wira yang emosi.

"Apa?! Kau yakin Rafael masih perjaka? Tadi saja dia membawa bra wanita, sekarang mulai bertingkah pada kakakku. Dia juga sudah melepas status perjaka nya itu!" umpat Anita dengan keras.

Wir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 23: Anita Sang Penyelamat

    "Jaya! Jaya!" Panggil Anita di bawah. Jaya langsung menoleh dan menghentikan langkahnya menuju papanya. Buru-buru Wira menyembunyikan laptop itu di dalam kamar Lilis."Selamat!" ucap Wira dengan lega. Hal menakutkan di dunia ini tidak jadi datang.Setelah memastikan Jaya sudah tidak ada diluar, Wira segera pergi darisana sambil membawa laptop Jaya. Dia memperhatikan laptop Jaya yang sudah rusak."Ini tidak bisa di perbaiki lagi. Apa aku harus membeli yang baru? Tetapi, Jaya akan tahu jika laptopnya rusak," guman Wira yang di penuhi rasa bersalah."Pak Wira! Bagaimana keadaan sekarang, sudah aman?!" tanya Rafael yang masuk ke ruang kerja Wira setelah bersembunyi tadi."Dasar kamu!" Wira melempar buku ke arah Rafael, begitu kesal anak itu baru muncul sekarang setelah membuat kekacauan."Maaf, bukan aku yang salah." bela Rafael."Iya, bereskan masalah ini cepat sebelum Jaya menyadarinya. Dia selalu memeriksa barang-barangnya sebelum tidur." kata Wira yang khawatir."Bagaimana caranya? In

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 1: Kesialan Dipagi Hari

    Setelah sinar matahari menyilaukan mata Anita di pagi hari, anak itu langsung bangun dengan terburu-buru. Dia baru teringat akan hal penting hari ini."Sial, aku bangun telat. Jangan sampai terlambat!" Ucap Anita yang kesal. Hanya butuh waktu setengah menit merias wajah, Anita sudah keluar dari kamar dengan merangkul tas kecilnya yang hanya berisi kertas kosong. Hari ini, Anita bersiap melakukan wawancara di sebuah perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan bagi lulusan akuntasi. Anita sendiri sudah menunggu untuk bekerja diperusahaan ternama itu meski dirinya hanya sebagai karyawan biasa saja."Hei, kau mau kemana?" Tiba-tiba suara nenek paruh bayah membuat langkah gadis perawan berusia 27 tahun itu terhenti. Dia menoleh dan melihat tatapan tajam dari nenek buyutnya."Aku mau wawancara kerja." Jawab Anita yang memaksa suara lembutnya keluar."Sejak kapan kau mau bekerja? Bukannya kau senang hidup bebas tanpa memikirkan apapun?" Ejek sang nenek yang berjalan menghampiri Anita."Bisak

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 2: Anak Nakal

    Di sebuah ruangan yang astetik, mata Anita membulat melihat pemandangan sekelilingnya. Dia takjub dengan ruangan sang direktur. Banyak barang antik yang tersusun rapi di sisi ruangan beserta tembok yang sengaja dibalut dengan emas."Hei! Apa yang kau lihat? Apa kau masih terpukau disaat anakku barusaja kau racuni?" ucap direktur dengan nada suara yang arogan."Aku santai begini karena tidak merasa bersalah. Aku tidak meracuni anak kecil itu." balas Anita dengan suara tegas."Benarkah? Apa aku harus percaya denganmu? Lihat saja apa yang terjadi padamu, jika Jaya tidak sadarkan diri. Aku buat hidupmu hancur, lebih hancur diriku." ucapnya dengan tegas."Kau sudah selesai mengancam? Apa boleh aku pergi?" tanya Anita sambil bangkit. Sebelum direktur menjawab, salah satu asisten pribadinya datang dan langsung berbisik padanya."Jaya sudah sadarkan diri. Mari kita pergi melihatnya bersama!" titahnya sambil berjalan lebih dulu sebelum mendapat persetujuan dari Anita."Aku banyak pekerjaan, ak

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 3: Ibu Sambung

    Anita sibuk bermain dengan Jaya hingga tidak sadar, orang yang membuatnya kesal setelah melihatnya sudah datang. Alis Anita sempat tertaut ketika melihat orang menyebalkan itu tersenyum ke arahnya."Kau salah makan? Apa barusaja kau keracunan?" Tanya Anita sambil bangkit. Jaya yang berada di sampingnya ikut berdiri dengan senyum manisnya."Papa sudah tiba? Mama dan aku dari tadi menunggu disini." Adu Jaya dengan wajah riang."Aku sudah bilang, berhenti memanggilku dengan sebutan mama. Aku benar-benar bukan mama mu!" Teriak Anita sambil menekan perkataannya."Ah, mama tidak perlu malu-malu didepan papa. Jaya tahu kok, hati mama selalu merindukan papa." Ujar Jaya sambil menyenggol tubuh Anita. Mata Anita membulat, dia menunjuk dirinya sendiri. Tidak percaya dengan perkataan anak kecil yang barusaja ditolongnya."Aku? Merindukan orang menyebalkan ini? Apa tidak ada pria lain di dunia ini?" Sahut Anita sambil melipat kedua tangannya."Wah, wajah mama semakin manis. Sama waktu itu." Ucap J

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 4: Serba-serbi Ibu Sambung

    Belum juga Anita bangun, dia sudah mendapat pesan dari Wira untuk mengantar Jaya ke sekolah. Jaya tidak mau pergi, jika bukan Anita yang mengantarnya. Hal ini membuat Anita pusing berkeping-keping. Mana dia juga punya keponakan cantik yang harus diantar tiap pagi."Ya ampun, beban bertambah lagi." Umpat Anita yang merenungkan nasibnya.Setelah selesai sarapan pagi bersama Lilis, Anita berangkat membawa Lilis ke sekolah. Namun dia singgah ke rumah Jaya terlebih dahulu untuk membawa anak itu juga. Lilis yang melihat aunty nya melewati jalan berbeda, mulai berkomentar."Aunty! Kau salah jalan!" Teriak Lilis dengan keras."Tidak, ini jalan yang benar." Balas Anita."Benarkah?" Lilis kebingungan dan semakin bingung setelah Anita berhenti di depan sebuah rumah megah. Anita turun dan membuka pagar sambil menarik Lilis."Aunty, kita mau merampok di rumah orang?" Tanya Lilis yang tidak mau berhenti berbicara."Aunty mau memperkenalkan kamu dengan teman baru." Ujar Anita tersenyum ramah. Kebetu

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 5: Terpesona

    Di ruang tamu, Nenek Anita menatap tiga orang di depannya dengan tatapan menusuk, termasuk Anita. Cucu yang selama ini dijaga baik malah pulang membawa anak."Berapa usiamu?" Tanya nenek Anita menunjuk Jaya."Sepuluh tahun," jawab Jaya singkat sambil mengibas senyum manisnya."Ayahmu?""Aku tidak punya ayah, hanya papa yang menjagaku selama ini." "Umur papamu!" Teriak nenek Anita yang masih kesal dengan Anita. Amarahnya belum mereda."Papaku berumur sekitar empat puluh tahunan. Apa nenek mau bicara dengan papaku? Aku bisa menghubunginya," ujar Jaya menarik ponselnya dari saku celana."Tidak perlu, aku tidak tertarik. Papamu jauh lebih tua dari cucuku, bagaimana bisa.." Nenek Anita memegang kepalanya yang terasa nyut-nyut menyelesaikan masalah cucu kesayangannya. Dengan menghela nafas perlahan, nenek Anita berusaha menenangkan dirinya."Ayahmu rupanya sudah tua," sahut nenek Anita dengan suara ditekan. Hatinya tidak bisa menerima, cucunya yang masih lajang dekat dengan seorang duda me

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 6: Di larangan berhubungan

    Satu keluarga besar berkumpul di rumah nenek Anita. Kakak Anita, Yuni ikut pulang menemui sepupu dan bibinya. Mereka memang selalu membuat acara berkumpul setelah tiga bulan."Bu, cucu tersayang ibu belum juga nikah? Apa takut menikah karena akan seperti kakaknya?" sahut Umi, menantu kedua nenek Rani yang angkuh dan sombong. Suaminya bekerja sebagai asisten kantor hingga mendapat gaji yang tinggi membuat harga dirinya juga tinggi."Apa maksud kamu? Kalau punya mulut dijaga dengan baik!" titah Nenek Anita melirik dengan tatapan sinis. Selalu saja berkata seperti itu ketika datang ke rumah mertuanya."Kau harus punya sopan santun ketika bertemu mertua. Bukan karena Anita trauma dengan kerusakan rumah tangga kakaknya, tetapi dia tidak laku. Tidak ada lelaki yang minat dengannya." ejek Sulis, bibi Anita yang selalu membanggakan dirinya."lihat anakku, dia sudah cantik, punya suami polisi lagi. Aduh, kalau dibandingkan dengan Anita, mana bisa mengalahkan anakku?" ucap Sulis menunjuk anakny

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 7: Detak Jantung Wira

    Setelah membawa Jaya ke rumah Wira untuk sementara, kini Anita dihakimi sepupu dan bibinya ketika kembali. Mereka dengan sengaja menunggu Anita di depan ruang tamu dan langsung menyinggung Anita terang-terangan."Ya ampun, sudah lelah cari uang, sudah lelah merepotkan keluarga, kini bermimpi jadi isteri sang dudu yang kaya. Kalau aku, jelas tidak mau beda usia kan mereka?!" tanya Anjar, sepupu Anita yang paling cerewet."Itu bukan cinta yang tumbuh, mata yang bersinar ketika melihat uang. Dari dulu, Anita itu mirip banget sama kakaknya. Mau juga berhubungan dengan orang lebih tua darinya, setelah diceraikan nanti, baru sadar diri!" tambah Umi yang sengaja mengeraskan suaranya.Anita membanting pintu, lalu masuk dengan tatapan tajam mengarah pada semua orang yang duduk di sofa. Tangan Anita pun terlipat di depan dada dengan angkuh."Lagi nggak ada pekerjaan, emak-emak?" tanya Anita menaikkan kakinya di atas meja membuat para bibinya terkejut."Kamu selalu kurang ajar, tidak punya sopan

Bab terbaru

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 23: Anita Sang Penyelamat

    "Jaya! Jaya!" Panggil Anita di bawah. Jaya langsung menoleh dan menghentikan langkahnya menuju papanya. Buru-buru Wira menyembunyikan laptop itu di dalam kamar Lilis."Selamat!" ucap Wira dengan lega. Hal menakutkan di dunia ini tidak jadi datang.Setelah memastikan Jaya sudah tidak ada diluar, Wira segera pergi darisana sambil membawa laptop Jaya. Dia memperhatikan laptop Jaya yang sudah rusak."Ini tidak bisa di perbaiki lagi. Apa aku harus membeli yang baru? Tetapi, Jaya akan tahu jika laptopnya rusak," guman Wira yang di penuhi rasa bersalah."Pak Wira! Bagaimana keadaan sekarang, sudah aman?!" tanya Rafael yang masuk ke ruang kerja Wira setelah bersembunyi tadi."Dasar kamu!" Wira melempar buku ke arah Rafael, begitu kesal anak itu baru muncul sekarang setelah membuat kekacauan."Maaf, bukan aku yang salah." bela Rafael."Iya, bereskan masalah ini cepat sebelum Jaya menyadarinya. Dia selalu memeriksa barang-barangnya sebelum tidur." kata Wira yang khawatir."Bagaimana caranya? In

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 22: Jaya Yang Menyeramkan

    Ah.. Ah.. Ah..Teriakan Yuni dari dalam kamar membuat Anita dan Wira tampak ragu membuka pintu. Mereka takut melihat adegan yang terlarang."Ya, sepupumu rupanya mesum juga. Apa dia menggoda kakakku hingga mengambilnya?!" tanya Anita sambil melirik Wira dengan tatapan merendahkan."Sepupuku yang salah? Bukannya suara kurang mengenakkan itu dari mulut kakakmu? Berarti dia sangat menikmati permainan sepupuku!" ucap Wira membalas."Ya, kakakku janda yang harga dirinya lebih tinggi dari yang kau duga. Bukan hanya itu, selama ini kakakku sangat menjaga dirinya, pasti sepupumu itu yang menggoda kakakku lebih dulu!" tunjuk Anita dengan tajam."Kakakmu yang salah, kenapa membawa sepupuku. Aku yakin sekali dan menjamin Rafael bukan sembarang lelaki. Dia itu masih perjaka selama ini!" jelas Wira yang emosi."Apa?! Kau yakin Rafael masih perjaka? Tadi saja dia membawa bra wanita, sekarang mulai bertingkah pada kakakku. Dia juga sudah melepas status perjaka nya itu!" umpat Anita dengan keras.Wir

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 21: Mulai Berkoar-koar

    Jaya berlari menuruni tangga mencari Wira. Anak itu tampak memutar kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri mencari wajah tampan Wira."Papa! Gawat! Darurat!" Jaya berteriak keras agar Wira segera memunculkan dirinya di hadapan anaknya.Tidak butuh waktu lima menit, Wira datang dengan tergopoh-gopoh. Wajahnya tampak panik melihat keadaan anaknya."Jaya! Kau kenapa nak? Apa sesuatu terjadi padamu?!" tanya Wira sambil memeriksa tubuh Jaya."Baik saja, tetapi hati Jaya yang sakit, Pah!" rengek Jaya."Hati Jaya?!" Alis Wira terangkat, terheran-heran mendengar jawaban Jaya."Iya benar. Mama akan pergi berkencan, dia sampai berdandan sangat cantik. Bagaimana jika mama mendapat calon papa baru yang tajir dan tampan, lalu punya anak juga yang lebih menggemaskan dari Jaya? Jaya sangat khawatir karena itu, Papa harus menahan mama agar tidak berkencan dengan duda lain." Jelas Jaya mengutarakan isi hatinya."Apa yang kau bicarakan?!" "Papa mau kehilangan Jaya? Tidak kan, kalau begitu turuti perka

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 20: Pesona Anita

    Baru pagi hari, dua pasang mata saling melotot. Terlebih, Anita melipat kedua tangannya tidak mau kalah dari Wira."Mungkin wajahmu tampak menyeramkan, tetapi aku tidak takut denganmu sama sekali!" ucap Anita penuh percaya diri."Cihh, dasar perawan tua! Apa kau tidak tahu kesalahan mu padaku, ha? Kau mengajari anakku hal yang tidak seharusnya dia lakukan!" Bentak Wira dengan suara lebih keras lagi dari Anita."Siapa yang mengajarinya!" Sifat emak-emak Anita mendadak muncul. Tangannya berpindah posisi ke pinggangnya."Aku dari tadi memberitahumu, aku tidak tahu apa yang terjadi kemarin malam. Aku tidur nyenyak di dalam kamar. Mana aku tahu, Jaya membuat ulah!" teriak Anita lebih keras lagi membuat Wira segera menutup telinganya."Suaramu terlalu keras, telingaku terasa mau pecah!" balas Wira yang menjauh sedikit dari Anita."Iya, kamu jangan terus menyalahkan aku. Bukan aku yang menyuruh Jaya untuk melakukannya. Aku ini orang baik dan selalu mengajari Jaya hal yang baik seperti seoran

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 19: Rafael Vs Yuni

    Dua orang memasang mata mereka di depan layar komputer Wira. Anita menepuk meja sambil menghela nafas panjang, belum bisa memecahkan kode yang dibuat Jaya."Kenapa ini sangat sulit?!" ucap Anita mengeluh."Iya, kau sendiri yang mengajari Jaya. Dulu, dia lebih nakal dari ini, sekarang masih bertambah. Ajari yang benar sebagai ibu angkat, kau bisa tidak mendapat gaji!" ucap Rafael mengancam Anita."Aku?!" Anita menunjuk dirinya sendiri."Iya, siapa lagi." jawab Rafael dengan suara meninggi. Wajah Jaya memerah, tidak suka mamanya di bentak. Jaya langsung menendang buaya darat Rafael membuat Rafael merintih kesakitan sambil memegang buayanya."Paman, berhenti memarahi mamaku. Aku bisa menghilangkan buaya mu nanti agar kau tidak bisa punya anak dan tidak bisa menikah!" balas Jaya mengejutkan Anita dan Wira."Jaya! Bersikap sopan!" sahut Wira menatap tajam anaknya."Sopan? Hei! Kau tidak memberi anakmu hukuman? Dia memukulku dan hampir merusak keturunanku!" teriak Rafael menunjuk Wira."Ka

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 18: Pengaduan Jaya

    "Ayah Lilis?!" Yuni kaget setengah mati, tubuhnya langsung membeku di tempatnya."Kalian tidak bercanda?!" Kini Anita maju dan memastikan ucapan Jaya."Jaya tidak mungkin bercanda, Ma. Orang itu sendiri mengaku jika dia, ayahnya lilis!" jelas Jaya.Pagi ini, kondisi di rumah Wira begitu ramai. Pasalnya, Jaya dan Lilis tidak ke sekolah karena hari libur membuat mereka banyak bermain di rumah. Namun, Jaya tiba-tiba menghampiri Anita yang sedang berbicara dengan Yuni dan memberitahu kejadian kemarin. Tentu saja, dua bersaudara itu syok setengah mati."Kenapa wajah kalian terkejut begitu? Apa dia bukan ayahnya Lilis?!" tanya Jaya memasang wajah polosnya."Jaya! Kemari sebentar!" panggil Wira yang baru bangun. Dia melambaikan tangan pada anaknya yang tidak jauh darinya."Ma, aku ke papa dulu. Setelah itu, Jaya akan kembali melapor, Oke?!" ucap Jaya dengan senyum manis sebelum berlari ke pelukan Wira.Setelah mereka berdua pergi, Yuni mulai memperlihatkan ketakutannya. Dia tidak menutupnya

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 17: Pengakuan Seseorang

    "To too!" tunjuk Jaya memberi kode rahasia pada Lilis. Akhir ini, Jaya dan Lilis membuat bahasa baru jika mereka dalam keadaan tidak aman.Sama dengan hari ini, tiba-tiba seseorang datang dan mengaku sebagai ayah Lilis."To too?! (Siapa dia)" tanya Jaya kembali mengulang perkataannya. "Non too! (Aku juga tidak tahu!)" balas Lilis sambil menggeleng kepalanya."Lilis, kamu baik-baik saja, Nak? Apa keadaan kamu selama ini tidak aman? Katakan pada ayah, karena ayah akan membawamu pergi jauh dari sini!" ucap Lelaki yang berdiri di depan Lilis. Masker diwajahnya dia lepas demi menyakinkan anaknya."Paman, aku tidak boleh sembarang pergi dengan seseorang. Mamaku memberitahu aku hal itu." ucap Jaya sambil mendorong orang tak di kenal itu menjauhi Lilis."Benar, akhir ini banyak kasus penculikan anak di bawah umur." ujar Lilis menambahkan."Tunggu sebentar, aku akan beri bukti jika diriku ini benar ayah kamu!" ucapnya yang mencari sesuatu di sakunya.Namun, seorang guru melihat kejadian itu d

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 16: Orang Asing

    Keadaan Jaya sudah membaik total, Jaya pun mendapat izin kembali ke sekolah. Pagi itu, Rafael yang di utus untuk mengantar Jaya dan Lilis. Awalnya, Jaya tidak mau dan memberontak. Dia ingin Anita ikut mengantarnya. Dengan lembut, Anita membujuknya."Jaya sayang, jangan seperti ini. Dengarkan kata mama, kau tidak boleh memasang wajah cemberut. Berangkat bersama paman Rafael saja!" ujar Anita sambil mengusap dengan lembut rambut Jaya."Kenapa mama tidak mau mengantarku?!" tanya Jaya semakin marah."Ya, kau tidak boleh marah dengan aunty ku. Kalau aku mengambil aunty ku kembali, kau tidak akan punya mama lagi!" sahut Lilis yang jengkel melihat sikap manja Jaya."Mama ada urusan sebentar, setelah pulang nanti baru mama bisa jemput!" ucap Anita dengan ramah."Baiklah, tetapi janji!" Jaya mengajukan jari kelingkingnya, Anita segera menautkannya. Keadaan menjadi aman. Setelah mobil Jaya pergi, Anita buru-buru memesan taksi lalu pergi tanpa mengatakan apapun. Wira sedari tadi memperhatikan

  • Menjadi Ibu Sambung Anak Duda Kaya   Bab 15: Mulai Curiga

    "Kondisi Jaya sudah semakin membaik, tetapi dia tidak berhenti memanggil mamanya! Aku sarankan, Jaya segera bertemu dengan mamanya!" Pinta Dokter pribadi keluarga Wiratman.Wira bernafas lega, anaknya sudah baik-baik saja. Jaya juga sudah sadar. Wira masuk menemui Jaya dengan senyum mengembang. Tetapi anak lelaki itu memurungkan wajahnya sambil melipat kedua tangannya menandakan dirinya sedang kesal. "Jaya! Kau...""Sebaiknya papa keluar! Jaya nggak suka papa yang selalu bentak Mama! Apa papa tahu, Jaya begitu senang mama kembali menemui Jaya. Tetapi, malam itu papa memarahi mama membuat Jaya jadi marah! Jaya benci papa!" Teriak Jaya dengan suara keras mengagetkan Wira."Jaya, waktu itu..." Saat Wira berniat menjelaskan pada anak yang lebih pintar darinya, kedua telinga Jaya di tutup rapat membuat Wira menghela nafas kasar. "Baiklah, istirahat saja disini. Papa akan belikan kamu makanan yang enak!" ujar Wira sambil menepuk kaki anaknya sebelum bangkit. Jaya buru-buru membersihkan be

DMCA.com Protection Status