Share

8. Malam di Kamar Pengantin

Penulis: Ndraa Archer
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-19 16:50:43

Malam itu terasa hening. Jasmine melangkah masuk ke kamar pengantin yang telah disiapkan oleh Zora. Rumah di kompleks perumahan Raflesia Hill itu terlihat megah, tetapi Jasmine merasa kecil dan terasing di dalamnya.

“Kamar ini... terlalu mewah,” gumam Jasmine, mencoba menenangkan dirinya sendiri. Namun, suaranya terdengar bergetar.

Kamar itu cukup luas, dengan dekorasi yang elegan. Wangi aromaterapi memenuhi udara, campuran lavender dan melati yang begitu kuat hingga membuat kepala Jasmine sedikit ringan. Cahaya lampu temaram memantul dari dinding krem, menciptakan suasana yang aneh, hampir seperti mimpi.

“Noah akan datang,” gumamnya pelan. Hatinya berdebar kencang.

Saat Jasmine duduk di tepi tempat tidur, pintu kamar tiba-tiba terbuka. Noah masuk dengan langkah tenang, tetapi ekspresinya tetap dingin seperti biasa. Jasmine langsung berdiri, merasa canggung.

“Noah...” Jasmine mencoba berbicara, tetapi suaranya tercekat. “Aku... aku tidak tahu harus bagaimana.”

Noah tidak menjawab. Dia melangkah lebih dekat, perlahan. Aromaterapi itu sepertinya juga memengaruhinya. Noah terlihat sedikit gelisah, tetapi tetap berusaha menjaga kendali.

”Apa cuacanya panas? Aku akan menaikkan suhunya,” ujar Jasmine bingung dan cangung.

Noah menatapnya sekilas, lalu berkata datar, “Aku di sini hanya untuk memastikan semuanya berjalan sesuai rencana Zora. Jangan berpikir macam-macam”

Jasmine menggigit bibirnya, menunduk. “Aku mengerti.”

“Apa kamu takut?” tanya Noah tiba-tiba.

Jasmine mengangkat wajahnya, mencoba membaca ekspresi di wajah Noah. “Aku... aku hanya tidak tahu harus bagaimana.”

Noah menghela napas panjang, mendekati Jasmine. Aromaterapi di ruangan itu mulai memengaruhinya juga. Noah menatap Jasmine dengan pandangan yang sulit dijelaskan bukan marah, tetapi juga bukan lembut.

’Perasaan apa ini , tidak nyaman sekali. Kenapa wajahnya sesekali berubah mirip Zora,’  batin Noah gelisah.

Jasmine yang di tatap intens semakin cangung, bahkan dia sampai menjatuhkan gelas yang berada di tangannya.

”Hati-hati, itu bisa melukaimu, ” ucap Noah yang langsung membersihkan pecahan gelas itu.

” Ma-af,” jawab Jasmine lirih nyaris berbisik.

Pria itu nampak tampan, tapi Jasmine sadar kalau dia hanya bermain peran saat ini, hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya sebagai Ibu penganti, untuk keturunan Dirgantara.

“Dengar,” katanya dengan suara rendah. “Aku tidak ingin melakukan apapun malam ini. Kalau bukan karena Zora, aku tidak akan pernah ada di sini bersamamu.”

Jasmine terdiam, mencoba mencerna kata-kata Noah. Hatinya sakit, tetapi dia sudah tahu bahwa pernikahan ini bukan tentang cinta. Dia hanya harus melahirkan penerus Dirgantara corp.

“Aku tahu,” Jasmine akhirnya menjawab pelan. “Aku juga tidak pernah menginginkan semua ini.”

Noah menatapnya lebih lama, lalu tertawa kecil, tawa yang terdengar getir. “Ironis, bukan? Kita menikah, tapi sama-sama terjebak.”

Jasmine hanya mengangguk, merasa kata-kata tak akan ada gunanya. Dia kembali duduk di tepi tempat tidur, merasa dadanya sesak. Noah tetap berdiri di sana, memandangnya tanpa bicara.

“Kalau begitu, kenapa kamu di sini?” tanya Jasmine akhirnya, memecah keheningan.

Noah mendekat, berdiri di depan Jasmine. “Karena ini bagian dari kesepakatan. Aku harus memainkan peran, Jasmine. Sama seperti kamu.”

“Aku mengerti,” Jasmine mengulangi, meski suaranya nyaris tak terdengar. Dia seperti tidak bisa bernapas saat Noah berdiri di hadapannya.

Noah  kemudian duduk di sofa. Dia menyandarkan tubuhnya, menatap langit-langit kamar.

“Kamar ini aneh,” katanya, tiba-tiba mengalihkan pembicaraan. “Aromanya terlalu kuat. Membuatku... tidak nyaman.”

Jasmine mengangguk kecil. “Aku juga merasakannya.”

Keheningan kembali mengisi ruangan. Jasmine merasa tubuhnya semakin berat, seperti dipaksa menyerah pada keadaan. Noah memejamkan matanya sejenak, lalu bangkit berdiri.

“Tidurlah,” katanya singkat. “Aku tidak akan melakukan apa pun.”

Namun, saat Noah hendak melangkah pergi, dia berhenti. Wangi aromaterapi semakin memengaruhinya dan ketegangan di antara mereka kembali terasa. Noah berbalik, menatap Jasmine dengan pandangan yang sulit dijelaskan.

“Noah...” Jasmine memanggilnya dengan suara pelan, tetapi Noah tidak menjawab.

Noah mendekat, tangannya menyentuh pipi Jasmine dengan lembut. “Aku tidak menginginkan ini,” katanya lagi, seperti berbicara pada dirinya sendiri.

Jasmine merasa tubuhnya gemetar, tetapi ia tidak bergerak menjauh. “Aku tahu,” jawabnya pelan.

“Tapi semuanya terasa... salah.” Noah melanjutkan kata-katanya. Sentuhan lembut itu mendarat di bibir Jasmine.

Jasmine menghela napas panjang, mencoba menguasai dirinya. Namun, wewangian di kamar itu seolah semakin membuatnya kehilangan kendali. Noah juga tampaknya terpengaruh.

“Noah...” Jasmine berbisik pelan.

“No,” potong Noah, suaranya berat. Tetapi dia tidak menjauh. Sebaliknya, tangannya terulur, menyentuh Jasmine lebih dalam. Sentuhan itu seperti sengatan listrik bagi keduanya.

“Aku tidak ingin ini,” Noah berbisik, tetapi tubuhnya berkata sebaliknya. Sentuhannya perlahan berubah menjadi lebih dalam, lebih intens. Jasmine mencoba menolak, tetapi dirinya juga kalah oleh situasi.

“Noah, ini salah,” kata Jasmine dengan suara bergetar. Namun, dia tidak bergerak untuk menjauh.

“Mungkin,” jawab Noah singkat.

Dan dalam sekejap, ketegangan di antara mereka pecah. Malam itu, di bawah tekanan kewajiban, rasa bersalah dan aroma wewangian yang menguasai ruangan, mereka terlibat dalam hubungan yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya, sebuah hubungan intim.

’Aku sudah melepas keperawananku,’  batin Jasmine. Air matanya mengalir mewakili perasaaan yang sakit.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
ochaa ochaa
tanpa cinta ya jasmine
goodnovel comment avatar
ochaa ochaa
ya malam pertama ngenes
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   9. Jangan Bergerak, Aku Hampir Selesai

    Jasmine duduk di tepi ranjang, tangannya memeluk lutut. Tubuhnya terasa berat dan pikirannya kacau. Mata Jasmine memejam mengingat tubuh Noah yang bergerak di atasnya semalam.”Zora!” Suara Noah memangil istrinya membuat Jasmine merasa kotor dan bersalah.Saat Jasmine menyentuh bibirnya terasa benar lembut sentuhan dari Noah, yang membuatnya tengelam kembali dalam keintiman dan rasa sakit.”Jangan bergerak aku hampir selesai,” ucap Noah, yang setelahnya di ikuti erangan terngiang di benak Jassmine. Membuat Jasmine mengingat jeritan dan rasa aneh yang pertama kali dia rasakan seumur hidupnya.Jasmine mendongak, memandang ke sekeliling kamar pengantin yang sunyi. Hanya sisa aroma melati dari malam sebelumnya yang mengingatkannya pada apa yang telah terjadi.Pintu kamar terbuka perlahan. Jasmine menoleh dengan cepat dan di sana berdiri Noah, dengan kemeja yang sebagian terbuka dan wajah dingin seperti biasanya. Dia tidak berkata apa-apa, hanya berjalan menuju meja di dekat ranjang, meng

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   10. Merasa Bosan

    “Ugh!”Jasmine masih merasa sakit di sekujur badannya, padahal waktu sudah berlalu berhari-hari. Hari-hari berlalu dengan lambat bagi Jasmine.Setiap pagi dimulai dengan rutinitas yang sama: bangun, sarapan sendirian, dan menunggu kabar dari Zora atau Noah. Rumah besar itu terasa seperti penjara yang mewah, dengan tembok-temboknya yang dingin dan sunyi.“Aku bosan, mana aku belum waktunya kuliah. Kapan liburan semester ini berakhir,” gumamnya lebih memprotes diri sendiri.Pagi itu, Jasmine memutuskan untuk menghubungi rumah sakit. Dengan hati-hati, dia mengambil ponsel yang tergeletak di meja samping tempat tidur dan mengetik nomor rumah sakit. Setelah beberapa dering, suara ramah dari seorang perawat terdengar di seberang telepon.Perawat: "Selamat pagi, Rumah Sakit RSUP Candra Mulia, ada yang bisa saya bantu?"Jasmine: (menarik napas dalam sebelum berbicara) "Selamat pagi, Sus. Saya Jasmine Ayu Kartika, keluarga pasien Cahaya Dewi. Nenek saya sedang dirawat di ruang ICU. Saya ingin

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   11. Ingin di Hargai, Sentuhan tak Sengaja.

    Malam itu, Jasmine memberanikan diri mengetuk pintu ruang kerja Noah. Dia tahu pria itu mungkin akan mengabaikannya, tetapi dia tidak ingin menyerah untuk mencoba.Noah membuka pintu, tampak terkejut melihat Jasmine berdiri di sana. "Ada apa lagi?" tanyanya dengan nada dingin."Aku hanya ingin berbicara. Tidak lama," kata Jasmine dengan nada memohon.Noah menghela napas dan membuka pintu lebih lebar, mengisyaratkan agar Jasmine masuk. Ruang kerja itu besar dan penuh dengan rak buku, tetapi suasananya terasa sama dinginnya dengan Noah."Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Noah sambil duduk di kursi kerjanya.Jasmine duduk di seberang meja, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Aku ingin tahu... apakah kita bisa mencoba menjalani ini dengan lebih baik? Maksudku, aku tahu ini semua adalah perjanjian, tapi aku ingin hubungan kita tidak terlalu tegang. Seperti manusia pada umumnya."Noah menatapnya lama sebelum menjawab. "Kamu ingin hubungan ini menjadi lebih baik? Jasmine, ini bu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   12. Keinginan untuk Mandiri

    ”Nyonya mau sarapan apa?” tanya Nikmah.Pagi itu, Jasmine duduk di meja makan, menikmati teh hangat yang disiapkan oleh Nikmah. Sinar matahari masuk melalui jendela besar di dapur, tetapi hatinya masih terasa berat.”Nasi goreng boleh,” jawab Jasmine singkat.Dia memikirkan percakapannya dengan Noah tadi malam, serta kejadian kecupan Noah yang membuat wajahnya memerah. Meski sedikit lega, dia merasa hidupnya masih seperti berada di persimpangan tanpa arah.’Untung saja dia melepas tubuhku, sebelum matanya terbuka,’ ujarnya dalam hati sambil tersenyum simpul.Banyak hal yang Jasmine pikirkan, terutama rasa bosan. Saat ini dia masih libur kuliah. Satu hal yang jelas dalam pikirannya. dia tidak bisa terus berdiam diri di rumah ini.Jasmine adalah seorang mahasiswi yang terbiasa aktif. Menghabiskan hari-harinya tanpa tujuan membuatnya merasa sepert

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   13. Hari Pertama di Dirgantara Corp.

    Dua hari kemudian, Jasmine melangkah masuk ke gedung Dirgantara Corp, perusahaan milik Noah yang terkenal sebagai salah satu konglomerasi terbesar di negara itu.Bangunan megah dengan dinding kaca dan lantai marmer mengintimidasinya, tetapi dia menarik napas panjang, berusaha menenangkan diri.’Semangat Jasmine, ini hari pertamamu. Kamu bisa melakukan yang terbaik. Fighting!’ batinnya menyemangati diri.Di lobi, seorang wanita berpakaian rapi menyambutnya. "Selamat pagi, Nona Jasmine. Perkenalkan Saya Astin Sekertaris Tuan Noah.” Astin Mengulurkan tangan yang di balas jabatan tangan itu oleh Jasmine dengan senyuman.Jasmine sudah membuat janji dengan wanita itu, satu hari sebelumnya. Bermodal nomor kontak yang di kirim Noah, hanya tentang dia bekerja di Dirgantara Corp. belum di ketahui oleh Zora.”Tuan Noah telah memberi tahu saya ten

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   14. Kembali ke Divisi Pemasaran  

    “Jasmine, kamu oke?” suara Tania, rekan satu divisinya, memecah lamunannya. Tania menatapnya dengan ekspresi khawatir. “Wajah kamu pucat banget. Sakit ya?”Langkah kaki Jasmine terasa berat saat keluar dari lift. Aroma kopi dari pantry bercampur dengan suara riuh rendah percakapan rekan-rekannya di divisi pemasaran.Jasmine berusaha memaksakan senyum tipis, meskipun pikirannya masih terguncang oleh percakapan dengan Noah di lift tadi.Jasmine menggeleng cepat, mencoba menguasai dirinya. “Enggak kok, aku cuma kurang tidur tadi malam,” jawabnya sambil meletakkan tas di meja kerjanya.“Kalau gitu, istirahat dulu aja deh. Tapi ingat, ada rapat sore ini,” kata Tania sebelum kembali ke mejanya.Jasmine terkejut mendengar itu. “Rapat? Hari ini?” tanyanya bingung.Tania mengangguk sambil memandang Jasmine dengan heran. “Iya, bener. Biasanya sih karyawan baru cuma but

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   15. Program yang Gagal

    Sudah tiga minggu sejak Jasmine mulai magang, dan selama itu, Noah tak sekalipun datang menjenguknya di rumah. Pertemuan dan interaksi hanya terjadi di kantor, Dirgantara Corp.Rutinitas bekerja dan pulang ke rumah yang sepi semakin membuat Jasmine tertekan. Yang lebih parah, meski sudah berusaha mengikuti pola hidup sehat seperti saran Zora, tidak ada tanda-tanda kehamilan.”Kenapa sejak malam itu aku belum ada merasakan tanda kehamilan, seperti yang ada di informasi kehamilan lainnya, ya?” tanya Jasmine, sendiri.Pagi itu, Zora datang tanpa pemberitahuan. Ia membawa Jasmine ke dokter kandungan untuk memeriksakan kondisi rahimnya. Jasmine tahu Zora tak pernah peduli pada perasaannya, tetapi ia tetap menurut.”Aku sengaja majukan, soalnya aku gak sabar mau punya bayi,” ujar Zora , yang tetap berusaha terlihat ramah di depan Jasmine.Jasmine tersenyum dan hanya menjawab satu kata, ”Iya.”Jarak dari perumahan kompleks Raflesia Hill menuju , Klinik Dokter Arindia Wiryagunadi, Sp.OG. me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   16. Amarah Noah  

    Siangnya, Zora dengan sengaja memberi tahu Noah tentang hasil pemeriksaan Jasmine. Dan seperti yang sudah bisa ditebak, Noah meledak di kantornya.“Dia terlalu sibuk bekerja! Aku sudah bilang fokus pada kontrak, bukan malah magang di tempat ini,” seru Noah sambil melempar dokumen ke meja.Tak menunggu lama, Noah langsung pulang untuk menemui Jasmine. Ketika ia membuka pintu rumah, Jasmine yang baru selesai menyeduh teh hampir tersedak melihatnya.“Noah? Kenapa pulang mendadak?” tanyanya heran.Tanpa basa-basi, Noah langsung mendekat. Ekspresi wajahnya keras. “Kamu serius tanya itu, Jasmine? Aku dengar dari Zora kalau kamu belum juga hamil. Apa ini karena kamu terlalu sibuk bekerja?”Jasmine terdiam beberapa detik, mencoba mencerna tuduhan itu. “Maksudmu apa?” tanyanya dengan nada hati-hati.Noah menggeleng, wajahnya semakin tegang. “Kamu menganggap kontrak ini main-main, ya? Aku sudah bilang, fokus saja pada tanggung jawabmu. Kalau kamu terlalu sibuk magang, bagaimana kamu bisa memenu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18

Bab terbaru

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   273. Jejak Pengkhianatan

    "Aku ingin laporan lengkapnya dalam waktu satu jam. Jangan ada satu detail pun yang terlewat."Noah menutup telepon dengan wajah tegang. Di tangannya, ponsel itu terasa seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja. Jasmine, yang duduk di sofa di seberangnya, memandangnya dengan ekspresi serius."Pesan itu... siapa yang mengirimnya?" tanya Jasmine.Noah melemparkan ponselnya ke meja, menyandarkan tubuh ke kursi. "Nomor tak dikenal. Tidak ada identitas yang bisa dilacak. Tapi isinya jelas bukan ancaman biasa."Jasmine mengambil ponsel itu dan membaca kembali pesan misterius yang mereka terima tadi malam:"Kau ingin tahu siapa musuh terbesarmu? Mulailah dengan melihat siapa yang tidur di ranjang musuh."Jasmine mengernyit. "Ini bisa berarti banyak hal. Tapi satu hal yang pasti, seseorang ingin kita menggali lebih dalam."Noah mengangguk, tangannya mengetuk meja dengan ritme pelan. "Dan aku berniat melakukannya."Di temp

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   272. Langkah Licik dalam Kegelapan

    "Kita punya masalah."Pradipta melemparkan ponselnya ke meja dengan kasar. Wajahnya mengeras, matanya menatap Leonard yang duduk dengan santai di kursi kulit hitam. Di tangannya, Leonard memegang segelas bourbon, menggoyangkannya perlahan seakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.Leonard mendesah pelan, menaikkan sebelah alis. "Kau terlihat terlalu tegang, Pradipta. Apa sekarang kau baru sadar bahwa ini permainan yang berbahaya?"Pradipta mendengus. "Mereka semakin dekat. Noah dan Jasmine tidak akan berhenti sampai mereka menemukan semua bukti. Aku tidak bisa terus menutupi jejak selamanya."Leonard meneguk bourbonnya, kemudian meletakkan gelasnya dengan tenang. "Lalu, apa rencanamu? Menyerah?"Pradipta mengepalkan tangannya. "Aku butuh waktu untuk menutup semua celah. Mereka pasti akan mengaudit semua transaksi dalam waktu dekat."Leonard tersenyum tipis. "Kau tahu cara terbaik untuk mengalihkan perhatian mereka? Beri mereka sesuatu yang l

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO    271. Perang yang Sesungguhnya Dimulai

    "Kau pikir aku tidak tahu apa yang sedang kau lakukan?" Noah menatap Pradipta dengan tajam, jemarinya mengetuk permukaan meja dengan ritme lambat, tetapi penuh tekanan.Pradipta tersenyum tipis, berusaha tetap tenang meskipun keringat mulai mengalir di pelipisnya. "Saya tidak mengerti maksud Anda, Tuan Noah."Jasmine yang berdiri di sisi Noah menyilangkan tangan di dada, matanya menajam. "Sangat aneh jika seseorang yang tidak bersalah langsung membela diri sebelum dituduh. Bukankah begitu, Tuan Pradipta?"Ruangan rapat Dirgantara Group mendadak terasa lebih sempit. Para eksekutif saling bertukar pandang, merasakan tekanan dari ketegangan yang menggantung di udara.Noah melemparkan sebuah dokumen ke meja di depan Pradipta. "Bukti transaksi mencurigakan. Ada dana besar yang keluar dari perusahaan dalam beberapa bulan terakhir. Dan setelah kami telusuri, benang merahnya mengarah kepadamu."Pradipta menunduk, membaca sekilas dokumen itu sebelum kembali

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO    270. Langkah Pertama Menuju Kemenangan

    Malam itu, Jasmine berdiri di balkon kamarnya, menatap langit kota yang dipenuhi cahaya. Angin malam yang dingin menerpa kulitnya, tetapi pikirannya jauh lebih berkecamuk dibandingkan udara yang menusuk. Ia menggenggam erat ponselnya, membaca ulang pesan dari Noah yang meminta kehadirannya dalam rapat dewan direksi esok hari.Jasmine menarik napas dalam, berusaha menenangkan detak jantungnya yang tidak beraturan. Ini bukan hanya sekadar pertemuan bisnis. Ini adalah langkah pertamanya untuk membuktikan bahwa dirinya bukan lagi gadis lemah yang bisa diinjak-injak oleh siapa saja.Ketukan di pintu membuyarkan lamunannya. "Masuk," ujarnya dengan suara datar.Pintu terbuka, dan Noah muncul, masih dengan kemeja putihnya yang tergulung di lengan, wajahnya tampak lelah tetapi tetap terlihat dingin seperti biasanya."Kau sudah bersiap untuk besok?" tanyanya langsung, suaranya rendah namun tajam.Jasmine menoleh, menatap Noah dengan mata penuh determinasi. "Aku sudah membaca laporan keuangan pe

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   269. Mengawasi Pergerakan Noah

    Suasana di rumah Noah dan Jasmine semakin terasa mencekam setelah serangkaian ancaman yang mereka terima. Meskipun keamanan rumah telah diperketat, baik Noah maupun Jasmine tahu bahwa ini hanyalah awal dari badai yang lebih besar. Mereka tidak bisa lagi menganggap enteng ancaman Zora dan orang-orang yang membantunya.Di dalam kamar mereka, Jasmine duduk di tepi ranjang, mengusap lembut tangan mungil anak mereka yang sedang terlelap di dalam boks bayi. Hatinya terasa sesak mengingat semua yang telah terjadi belakangan ini. Seolah kebahagiaan yang baru saja mereka bangun sedang diuji oleh kekuatan yang tak terlihat namun berbahaya.Noah, yang baru saja selesai berbicara dengan tim keamanannya, masuk ke dalam kamar dengan ekspresi serius. Ia berjalan mendekati Jasmine dan meraih tangannya, menggenggamnya erat."Kita tidak akan membiarkan mereka menang, Jasmine," ucap Noah dengan suara penuh ketegasan.J

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   268. Ketakutan Jasmine Mendalam

    Malam itu, langit di atas Arthaloka berwarna pekat tanpa bintang. Angin dingin berembus pelan, menggoyangkan tirai-tirai di dalam kamar Jasmine dan Noah. Suasana rumah yang biasanya terasa hangat, kini terasa sedikit berbeda. Ada ketegangan yang mengendap di udara, seperti bayangan yang mengintai di sudut-sudut gelap.Jasmine duduk di tepi ranjang, memeluk kakinya sambil menatap jendela. Cahaya lampu jalan memantulkan bayangan samar di kaca, tetapi pikirannya sedang melayang jauh. Sejak kejadian beberapa hari lalu, di mana seseorang mengawasi mereka dari jauh, ia merasa ada yang tidak beres. Sekalipun Noah telah meningkatkan keamanan di rumah mereka, perasaan tidak nyaman itu tetap mengusiknya.Pintu kamar terbuka perlahan. Noah masuk dengan wajah serius, tetapi ketika melihat Jasmine dalam posisi seperti itu, ekspresinya melunak. Ia mendekat, duduk di sampingnya, lalu menyentuh pundaknya dengan lembut."Masih memikirkan

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   267. Ancaman Berlanjut.

    Malam telah larut ketika Noah akhirnya tiba di rumah setelah seharian berkutat dengan pekerjaan di perusahaan. Cahaya lampu di ruang tamu masih menyala, memberikan suasana hangat yang menyambutnya. Langkah kakinya ringan ketika ia melepas jas dan menggantungnya di dekat pintu. Keheningan di rumah itu hanya ditemani oleh suara jam dinding yang berdetak pelan.Jasmine sedang duduk di sofa dengan secangkir teh di tangannya. Matanya yang semula fokus pada layar ponsel segera beralih begitu melihat Noah berjalan mendekat. Wajahnya masih menyiratkan kelelahan, tetapi ada kehangatan dalam tatapannya."Kau pulang lebih larut dari biasanya," ucap Jasmine pelan.Noah menghela napas dan duduk di sampingnya. "Ada beberapa laporan yang harus kuselesaikan. Aku ingin memastikan semuanya beres sebelum akhir pekan."Jasmine tersenyum kecil, kemudian menyandarkan kepalanya ke bahu Noah. "Jangan terlalu memaksakan diri

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   266. Paket Misterius  

    Malam semakin larut, tetapi kediaman Noah dan Jasmine masih terang benderang. Jasmine duduk di sofa ruang tamu, menatap layar ponselnya dengan perasaan tak menentu. Sejak ancaman yang mereka terima, perasaannya menjadi tidak tenang. Sesekali ia melirik ke arah bayi mereka yang tertidur lelap di dalam boks, wajah mungilnya begitu damai seakan tidak menyadari kekacauan yang sedang terjadi di sekitar mereka.Noah yang berdiri di dekat jendela menatap ke luar dengan sorot mata tajam. Sistem keamanan rumah ini sudah diperketat sejak insiden kemarin, tetapi firasatnya tetap tidak bisa tenang. Ia tahu Zora tidak akan berhenti begitu saja, dan itu membuatnya semakin waspada."Kau masih memikirkan ancaman itu?" tanya Noah, berjalan mendekati Jasmine dan duduk di sampingnya.Jasmine mengangguk pelan. "Aku tidak bisa mengabaikannya begitu saja, Noah. Aku merasa mereka mengawasi kita setiap saat."Noah menghela

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   265. Pesan Ancaman.

    "Jasmine, kau yakin tidak ingin beristirahat lebih lama?" suara Noah terdengar lembut, tetapi ada nada kekhawatiran yang jelas dalam nada bicaranya. Ia berdiri di ambang pintu kamar mereka, melihat Jasmine yang tengah mengayun-ayunkan bayi mereka di dalam dekapan.Jasmine tersenyum kecil, tetapi ada sedikit kelelahan di matanya. "Aku baik-baik saja, Noah. Aku hanya ingin memastikan dia tidur nyenyak."Noah mendekat, duduk di sisi Jasmine di tepi tempat tidur. Matanya mengamati bayinya yang perlahan-lahan terpejam dengan napas tenang. Tangannya terulur, menyentuh lembut punggung Jasmine sebelum beralih ke kepala bayi mereka. "Aku hanya tidak ingin kau terlalu lelah. Kau baru saja melalui begitu banyak hal."Jasmine menghela napas, menyandarkan kepalanya ke bahu Noah. "Aku tahu. Tapi aku merasa lebih tenang kalau berada di dekatnya."Noah tidak membantah. Sebagai seorang ayah, ia pun merasakan hal yang

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status