Share

167. Permainan Strategi

Author: Ndraa Archer
last update Huling Na-update: 2025-02-12 01:42:06

[Di Kamar Jasmine – Raflesia Hills]

Noah berdiri di tepi ranjang, menatap wajah Jasmine yang tertidur lelap. Wajahnya tampak begitu damai, nafasnya teratur, seakan dunia luar yang penuh konflik tak pernah menyentuhnya.

Noah mengangkat tangan, ingin menyentuh pipi wanita itu, tetapi akhirnya hanya membiarkan jari-jarinya berhenti di udara. Ia tahu, jika terlalu lama di sini, ia akan semakin sulit untuk pergi.

Dengan suara pelan, hampir seperti bisikan, ia berkata, "Tidurlah yang nyenyak, Jasmine. Aku akan memastikan kau tetap aman."

Jasmine bergumam pelan dalam tidurnya, tubuhnya sedikit bergerak, tetapi matanya tetap terpejam. Noah tersenyum kecil melihatnya.

Noah beranjak dari sisi ranjang dan berjalan ke arah pintu. Saat tangannya menyentuh kenop pintu, ia berhenti sejenak dan menoleh sekali lagi.

"Aku tidak akan lama," ujarnya seakan berbicara pada d

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   168. Kebohongan yang Dijaga

    [Di Mansion Dirgantara – Malam Hari]Noah menghela napas panjang sebelum akhirnya berdiri dari sofa. “Aku akan beristirahat, Oma.”Oma Dursila hanya mengangguk kecil, memperhatikannya dengan sorot mata yang sulit ditebak. Noah tahu wanita tua itu selalu penuh perhitungan. Ia tidak boleh lengah.Tanpa menunggu jawaban, Noah berbalik dan berjalan menuju tangga besar yang membawanya ke lantai dua, menuju kamarnya.Saat membuka pintu, ia menemukan Zora sudah tertidur lelap di ranjang. Wajahnya tampak tenang dalam redupnya cahaya lampu tidur. Ada perasaan bersalah yang tiba-tiba menyelinap di hati Noah. Ia memang mengabaikan Zora akhir-akhir ini.Ia berjalan mendekat, duduk di tepi ranjang, menatap istrinya yang masih terlelap. Baru saja ia hendak menyentuh pipi Zora, wanita itu mengerjap kaget, matanya terbuka setengah sadar.“Kamu pulang?” suara Zora terdengar serak karena baru bangun tidur.Noah tersenyum tipis. “Ya. Maaf, aku terlalu sibuk akhir-akhir ini.”Zora menatapnya sekilas lalu

    Huling Na-update : 2025-02-13
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   169. Langkah Zora yang Mencurigakan

    "Kau terlihat sibuk akhir-akhir ini," ucap Dursila. "Apa semuanya baik-baik saja?"Noah menarik napas pelan. "Ya, semuanya baik-baik saja, Oma."Dursila menyipitkan matanya. "Benarkah? Tapi mengapa aku merasa kau menyembunyikan sesuatu dariku?"Noah tetap tenang. "Aku tidak menyembunyikan apa pun."Oma Dursila mendekat dan duduk di hadapannya. "Noah, aku mengenalmu lebih dari siapa pun. Kau tidak bisa membodohiku."Noah diam, menunggu apa yang akan dikatakan neneknya."Aku merasa Zora juga menyembunyikan sesuatu. Dia terlalu... gelisah akhir-akhir ini. Kau sadar itu?"Noah menatapnya tanpa ekspresi. "Mungkin dia hanya lelah."Dursila menyandarkan punggungnya ke kursi. "Aku ingin tahu sesuatu, Noah. Tentang gadis itu... Jasmine."Noah tetap menjaga ekspresinya. "Apa maksud Oma?""Aku melihatmu sangat protektif terhadapnya. Dan aku tidak bodoh, Noah. Aku tahu ada hubungan khusus antara kalian," ujar Dursila, matanya mengamati reaksi Noah. "Siapa dia sebenarnya untukmu?"Jantung Noah ber

    Huling Na-update : 2025-02-13
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   170. Hilangnya Jasmine

    Beberapa detik kemudian, Roberto Jorse tertawa kecil. "Kenapa aku harus mengirim orang ke sana, Zora? Bukankah kau bilang semuanya sudah dalam kendali?"Zora menggigit bibirnya. "Jadi itu bukan Dad?""Tentu saja bukan," jawab Roberto dengan nada meyakinkan. "Kalau aku ingin melakukan sesuatu, aku tidak akan meninggalkan jejak yang bisa kau deteksi, sayang."Meski jawaban itu terdengar masuk akal, Zora tetap merasa ada yang tidak beres."Kalau bukan Dad, lalu siapa?" gumamnya.Roberto mendengus. "Kau tahu musuh-musuh Noah tidak sedikit. Apa kau yakin ini tidak ada hubungannya dengan bisnisnya?"Zora terdiam. Ia tahu, suaminya memang punya banyak lawan di dunia bisnis, tetapi mengapa mereka harus mengincar Raflesia Hills?"Atau...." Suara Roberto menjadi lebih tajam, "Ini ada hubungannya dengan Jasmine?"Zora merasakan tubuhnya menegang. "Kenapa Dad berpikir begitu?""Karena aku tahu kau masih menganggap perempuan itu sebagai ancaman," jawab Roberto dingin. "Dan jika kau meneleponku hany

    Huling Na-update : 2025-02-13
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO     171. Kesepakatan dalam Badai  

    Noah langsung berbalik, langkahnya cepat menuju ruangannya. Namun sebelum ia bisa melangkah lebih jauh, Zora muncul di depannya."Noah, ada apa? Kenapa kau terlihat marah?" tanya Zora dengan wajah sedikit cemas.Noah mengabaikannya dan terus berjalan, tetapi Zora dengan cepat meraih lengannya. "Noah, jawab aku!"Noah menatapnya sekilas, lalu mengembuskan napas kasar. "Jasmine diculik."Zora tertegun. "Apa?! Siapa yang melakukannya?""Itu yang sedang kucari tahu," jawab Noah, melepaskan tangan Zora dari lengannya dengan paksa. "Aku tidak bisa tinggal diam. Aku harus menemukannya sebelum terlambat."Zora menatapnya dalam diam. Di balik keterkejutannya, ada sesuatu yang berkecamuk dalam benaknya."Noah..." Suara Zora lebih pelan. "Apa aku bisa membantumu?"Noah menatapnya tajam. "Jangan ikut campur, Zora. Ini bukan urusanmu."Zora mengepalkan tangannya. Noah tidak menyadari kalau dirinya baru saja membuat Zora semakin curiga dan juga semakin bertekad untuk tidak membiarkan Jasmine kembali

    Huling Na-update : 2025-02-14
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   172. Jejak yang Hampir Hilang

    "Periksa semua orang yang punya urusan denganku. Siapa pun yang mungkin punya dendam atau motif mencelakai Jasmine." Perintah Noah"Mengerti," jawab Miguel cepat. "Tapi Noah... ada satu hal lagi.""Apa?" tanya Noah.Miguel memperhatikan sekitar lalu kembali menjawab panggilan Noah, dia menjelaskan hal penting itu. "Salah satu anak buahku melaporkan bahwa ada seseorang yang mengawasi Raflesia Hills beberapa hari terakhir. Seorang pria dengan luka di pelipisnya, dan menurut deskripsi, dia bukan orang lokal. Bisa jadi ini lebih besar dari yang kita duga."Noah mengepalkan tangannya lebih erat."Cari tahu siapa dia. Dan Miguel..." suara Noah merendah, penuh ancaman. "Jika sesuatu terjadi pada Jasmine, aku akan memastikan mereka membayar mahal."Miguel mengerti betul apa maksud Noah. Tanpa menunggu lebih lama, ia segera mengerahkan timnya untuk mempercepat pencarian.Sementara itu, Noah berusaha tetap tenang. Namun, pikirannya tidak bisa berhenti membayangkan kemungkinan buruk. ’Dimana Jas

    Huling Na-update : 2025-02-15
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   173. Bayangan dalam Kegelapan  

    Jasmine menggigit bibirnya, menahan gemetar di tangannya yang terikat. Kepalanya masih terasa berat akibat efek obat yang diberikan penculiknya. Namun, ia berusaha tetap sadar dan berpikir jernih.Ia tidak boleh panik. Ia harus mencari celah. "Ke mana kalian akan membawaku?" tanya Jasmine, mencoba menggali informasi.Pria bertubuh besar yang berdiri di depannya hanya terkekeh rendah. Ada tatapan meremehkan dalam matanya, seolah Jasmine bukan ancaman sama sekali."Kau tidak perlu tahu," jawabnya datar. "Yang jelas, seseorang telah membayar mahal untuk memastikan kau tidak kembali."Pernyataan itu membuat dada Jasmine semakin sesak. ’Seseorang membayarnya? Siapa yang begitu menginginkan dirinya menghilang?’Pikiran itu berputar dalam benaknya. Ia mencoba menganalisis kemungkinan pelakunya. ’Zora? Tidak, meskipun Zora membencinya saat ini karena cemburu, wanita itu tidak akan sampai menyewa orang untuk menculiknya. Lalu siapa?’’Mungkinkah ini berkaitan dengan masa lalu Noah? Atau masa l

    Huling Na-update : 2025-02-15
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO     174. Jasmine  Melompat ke Laut  

    Jasmine mengatur napasnya, menenangkan debar jantungnya yang berpacu. Ia tahu, satu kesalahan saja bisa berakibat fatal. Pria di hadapannya, dengan wajah penuh luka dan sorot mata tajam, jelas bukan orang yang bisa diajak negosiasi.Namun, Jasmine tidak bisa hanya duduk diam. Ia harus mencari cara keluar dari situasi ini."Kemana kau akan membawaku?" tanyanya, berpura-pura lemah.Pria itu terkekeh rendah, lalu meraih pergelangan tangannya yang masih terikat. "Kau tidak perlu tahu, tapi seseorang akan datang menjemputmu. Dan percayalah, itu bukan seseorang yang ingin kau temui."Jasmine merasakan keringat dingin di tengkuknya. Ia semakin yakin ini bukan penculikan biasa. Ada skenario lebih besar yang melibatkannya, dan ia tidak punya waktu untuk menunggu penyelamatan.Di luar, angin semakin kencang. Ombak mengguncang kapal, membuatnya sedikit oleng. Dari celah jendela kecil, Jasmine melihat langit yang mulai mendung.’Badai? Ini mungkin satu-satunya kesempatan!’ seru Jasmine dalam hati

    Huling Na-update : 2025-02-15
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   175. Di Antara Kesadaran, Jasmine  

    Noah duduk di samping tempat tidur, jemarinya masih menggenggam tangan Jasmine yang dingin. Napas perempuan itu lemah, dadanya naik turun dengan ritme yang lambat.Sudah hampir satu jam sejak mereka menyelamatkannya dari laut, tetapi Jasmine belum juga sadar.Setiap detik terasa begitu lambat. Noah menatap wajah Jasmine yang pucat, bibirnya kebiruan karena kedinginan."Cepat sadar, Jasmine," gumam Noah, hampir seperti doa.Pram berdiri tak jauh dari sana, menyandarkan tubuhnya ke dinding dengan tangan terlipat di dada. Matanya yang tajam mengamati Noah, membaca setiap ekspresi pria itu."Dokter bilang dia butuh istirahat," ujar Pram akhirnya.Noah tidak menoleh. "Aku tahu."Pram mendesah pelan. "Kau bisa keluar sebentar. Aku akan menjaganya."Noah akhirnya menoleh, menatap Pram dengan tajam. "Aku tidak akan pergi ke m

    Huling Na-update : 2025-02-16

Pinakabagong kabanata

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   340. Keputusan Malam Ini

    Jasmine yang sejak tadi diam, merasa darahnya mendidih. Dia berdiri tegak, matanya memandang pesan itu seakan menantang. "Tidak ada lagi tempat bersembunyi," ucapnya, suaranya penuh tekad dan keberanian yang tak bisa dipadamkan. "Kita akan berhadapan langsung."Seketika, seluruh ruangan terasa hening, hanya suara detak jantung yang terdengar keras di telinga mereka. Waktu terasa berhenti sejenak, dan semuanya tahu bahwa mereka tidak bisa mundur lagi. Keputusan telah dibuat. Mereka harus menghadapi musuh mereka, apapun risikonya.Malam itu, langit Arenia dipenuhi bintang-bintang yang seolah menyaksikan perjalanan mereka. Di luar jendela, angin bertiup kencang, membawa nuansa ketegangan yang semakin tebal. Bintang-bintang di langit seakan menjadi saksi dari pertempuran terakhir yang akan segera meletus. Masing-masing dari mereka tahu bahwa ini adalah momen yang tak bisa dihindari. Setiap pilihan yang mereka ambil sekarang akan menentukan masa depan mereka.Jasmine

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   339. Leonhart Harus Jatuh

    Mata Jasmine menyipit. Satu teka-teki terungkap, tetapi gambaran yang lebih besar tampak lebih mengerikan."Bagaimana dengan bukti?" tanya Kiara. "Ada rekaman, dokumen?"Sebastian mengangguk. "Ada. Semua transaksi, semua perintah, disimpan di server rahasia. Aku tahu koordinatnya. Ada di luar Arenia, di fasilitas bawah tanah di Eresia.""Kau mau mengantar kami ke sana?" tanya Noah, nadanya datar.Sebastian mengangguk dengan cepat. "Asal kau jamin keselamatanku... aku akan bawa kalian ke semua bukti."Jasmine mengangguk. "Kalau begitu, kita bergerak besok. Tapi sebelum itu, kau akan menuliskan seluruh kesaksianmu di bawah sumpah."Sebastian mulai menulis. Tangan gemetar, keringat menetes di dahinya.Kiara membantu mengamankan dokumen. Evan menghubungi pengacara Project Axis untuk memastikan semuanya sah secara hukum internasional.Saat Sebastian sibuk menulis, Jasmine berdiri dan berjalan ke jendela. Ia menatap langit malam Aren

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   338. Di Bawah Sumpah

    Kiara memegang tablet kecil yang terhubung ke jaringan deteksi panas. "Tiga orang bersenjata di depan, enam puluh meter. Mereka berjaga.""Itu pasti markas Sebastian," bisik Evan.Mereka berbelok ke gang kecil, berhenti di balik dinding batu berlumut."Kita harus hati-hati," ujar Noah. "Begitu kita masuk, tidak ada jalan mundur."Jasmine menarik napas dalam-dalam, merasakan detak jantungnya berdentum keras di dadanya."Aku siap," katanya.Kiara mengirimkan sinyal disruptor untuk menjatuhkan kamera pengawas sementara. Evan bergerak cepat membobol kunci pintu dengan alat digital.Saat pintu terbuka sedikit, suara langkah tergesa terdengar dari dalam."Dia tahu kita datang!" seru Evan.Tanpa pikir panjang, Jasmine dan Noah menyerbu masuk. Suara benturan kayu dan desakan sepatu memenuhi udara.Di lantai atas, Sebastian Warde berusaha kabur lewat jendela, namun Noah lebih cepat. Ia menarik pria itu jatuh ke lantai deng

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   337. Pengkhianatan yang Tersingkap

    Malam itu di hotel, Jasmine dan timnya menelaah data dengan tegang.Nama-nama besar bermunculan: politisi, CEO, pejabat tinggi. Beberapa nama mengejutkan mereka."Ini tidak mungkin..." bisik Kiara, matanya membelalak.Di antara daftar itu, muncul nama seorang mentor lama keluarga Jorse, seseorang yang selama ini mereka kira sekutu setia."Dia...?" Evan bergumam, suara tercekat.Jasmine mengepalkan tinjunya. Dunia yang ia kenal mulai runtuh, pengkhianatan terasa lebih pahit dari yang pernah ia bayangkan.Namun satu hal pasti: Arenia bukan hanya menjadi tempat pertemuan masa lalu dan masa depan.Arenia akan menjadi medan pertarungan terakhir.Di luar jendela, Château De Lune bersinar megah di tengah kegelapan, seolah menjadi saksi bisu perjalanan panjang mereka.Dan di dalam hatinya, Jasmine tahu, apa pun yang terjadi... ia tidak akan mundur.Karena kali ini, bukan hanya masa depan yang ia pertaruhkan.Tapi seluruh kebenaran tentang siapa dirinya sebenarnya.Pagi di Arenia datang perlah

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   336. Menuju Arenia

    Dalam waktu kurang dari 24 jam, tim kecil dibentuk. Jasmine, Noah, Kiara, dan dua penyelidik andalan Project Axis bersiap menuju Morvenia. Di dalam koper mereka bukan hanya dokumen dan peralatan, tapi juga kekuatan moral dari seluruh dunia yang menanti jawaban.Sebelum keberangkatan, Jasmine berdiri di depan jendela besar yang menghadap kota Avenhurst. Cahaya lampu malam tampak seperti bintang-bintang yang mendekat ke bumi.Noah menghampirinya, memeluknya dari belakang.“Kalau ini benar-benar jebakan, apakah kamu siap?”Jasmine menoleh. “Kalau ini membawaku ke kebenaran yang Ayah dan Ibu pertaruhkan nyawa mereka untuk... maka aku akan datang, walau hanya satu langkah dari jurang.”Dan mereka berangkat. Ke negeri tanpa nama, tempat di mana hukum telah lama dijual, dan kebenaran harus dicuri kembali dari balik kegelapan."Senja perlahan turun di atas langit Valmora," gumam Noah sambil menatap ke luar jendela pesawat pribadi yang meluncur stabil di udara. Di dalam kabin, Jasmine duduk di

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   335. Pelarian Terakhir dan Gerbang Konspirasi

    Sore harinya, sebuah konferensi pers dilakukan oleh Jasmine secara langsung dari kantor pusat Project Axis. Disiarkan secara global, jutaan orang menyaksikan saat Jasmine berdiri dengan latar belakang simbol Jorse dan Project Axis bersatu.“Beberapa orang bilang kami nekat. Bahwa kami bermain dengan kekuatan yang terlalu besar. Tapi hari ini, kami katakan: dunia tidak lagi milik mereka yang menyembunyikan kekuatan dalam bayangan.”Ia mengangkat dokumen resmi dari Mahkamah Internasional.“Surat penahanan Leonhart Vasmer telah disahkan. Dan kami, Project Axis, akan bekerja sama dengan semua negara yang berani berkata ‘cukup.’ Ini adalah awal baru.”Media berebut bertanya. Jasmine menjawab satu per satu dengan ketenangan dan presisi. Namun satu pertanyaan dari wartawan Eresia membuatnya diam sejenak:“Apakah Anda siap menghadapi ancaman terakhir dari jaringan yang kini terpojok?”Jasmine menatap l

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   334. Gerakan yang Menyalakan Dunia

    Sore harinya, Jasmine dan tim hukum membuka sistem cadangan itu. Dengan bantuan ahli digital forensik, dana sebesar 1,7 miliar dolar muncul dalam 13 akun berbeda di bawah nama entitas tak dikenal.“Ini cukup untuk membiayai Project Axis selama dua dekade penuh,” ujar Evan dengan nada kagum.Jasmine menatap layar dengan tenang. “Ayah tidak hanya meninggalkan warisan. Dia meninggalkan senjata terakhir.”Kiara menambahkan, “Dengan ini, kita bisa memperkuat keamanan digital, memberi perlindungan untuk saksi, dan memperluas koalisi.”“Dan kita lakukan itu malam ini,” ucap Jasmine.Sementara itu, di Zurich, Leonhart mendapat kabar bahwa seluruh asetnya telah dibekukan. Lebih buruk lagi, satu per satu mitra bisnis lamanya mulai menawarkan kerja sama kepada Project Axis.“Ini pengkhianatan,” geram Leonhart sambil meremukkan gelas di tangannya.Klemens menjawab datar. “Ini... kelangsungan hidup.”Leonhart bangkit dari kursi. “Kalau begitu, aku harus mencari jalan keluar sebelum semuanya hilang

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   333. Saksi dari Masa Lalu

    “Aku tidak menyangka mereka akan bergerak secepat ini,” kata Evan, melihat daftar partisipan yang terus bertambah.Jasmine menjawab, “Dunia sudah lelah dijajah oleh sistem yang tak terlihat. Kita hanya menyalakan lentera. Mereka yang lain... membawa obor.”Tapi seperti angin sebelum badai, keheningan tidak bertahan lama. Di sore yang dingin, sebuah ledakan kecil terjadi di salah satu gudang data Project Axis di pinggiran Lioren. Tidak ada korban, tapi jelas... ini bukan kecelakaan.“Pesan dari jaringan lama,” ujar Kiara sambil menunjukkan hasil investigasi awal. “Mereka mulai menargetkan infrastruktur. Mereka tidak bisa menghentikanmu secara hukum, jadi mereka serang fondasinya.”Jasmine menatap puing-puing digital dari rekaman drone. Wajahnya tak bergeming.“Kalau begitu... kita pindahkan data ke server awan global, dengan backup di enam negara berbeda. Kita jangan beri mereka kesempatan kedua.”Noah masuk dengan wajah serius. “Dan aku baru dapat laporan. Ada tiga pria tak dikenal ya

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   332. Jalan Menuju Meja Keadilan

    Fajar menyingsing perlahan di langit Avenhurst, tapi hari itu bukan awal biasa. Di ruang tengah kediaman perlindungan tinggi tempat Jasmine ditampung, belasan layar digital menyala serempak. Wajah-wajah dari berbagai penjuru dunia muncul melalui jaringan video terenkripsi—pengacara HAM internasional, jaksa dari Eresia dan Valmora, perwakilan Interpol, serta penasihat hukum dari Mahkamah Internasional.Jasmine duduk di kursi utama. Ia mengenakan setelan hitam dengan rambut dikuncir rapi. Di sampingnya, Kiara dan Evan menatap layar dengan mata yang tak berkedip.“Langkah ini tidak hanya historis,” ujar Kiara, “tapi juga berisiko tinggi. Begitu nama Leonhart diajukan ke Mahkamah Internasional, ia akan diperlakukan sebagai penjahat kelas berat. Dan itu bisa memicu tindakan terakhir dari jaringannya.”Jasmine mengangguk. “Aku tahu. Tapi kita tidak lagi bicara tentang pencucian uang atau sabotase korporat. Kita bicara tentang konspirasi pembunuhan, pelanggaran HAM, dan ancaman terhadap stab

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status