Share

Menjadi Ibu Bukanlah Hal Mudah
Menjadi Ibu Bukanlah Hal Mudah
Penulis: Ashana

Bab 1

Penulis: Ashana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-16 19:32:05
Sistem kehidupan 'Kamu Hebat, Kamu Maju' sudah muncul seminggu, tetapi belum ada yang berinisiatif untuk mendaftar.

Andai yang mendaftar bisa menggantikan hidup orang lain dengan baik, dia akan mendapatkan bonus puluhan miliar. Namun, juga akan menyebabkan kesadaran orang yang diadili menghilang, yang setara dengan kematian.

Jika tidak bisa berbuat lebih baik dalam kondisi kehidupan yang sama, maka akan mati.

Semua orang takut mati dan juga takut menjadi pelaku yang membunuh orang lain.

Tak disangka, aku akan menjadi kelinci percobaan pertama.

Aku dibawa duduk di barisan depan oleh robot. Semua kamera fokus menyorotiku.

Ibuku, suamiku, dan putraku semuanya menghindari pandanganku.

Melihat ekspresi bersalah mereka, aku pun bertanya, "Kalau kalian berada di posisiku, apa kalian pikir bisa lebih baik dariku?"

Ibuku membuang muka. "Tentu saja! Aku sudah memberimu pendidikan terbaik. Agar kamu menghasilkan banyak uang dan masuk universitas. Tapi kamu bahkan nggak bisa melakukannya dengan baik."

Suamiku dan putraku saling berpandangan. "Menantu orang lain bisa mengurus rumah dengan rapi dan menjadi ibu rumah tangga yang baik. Kenapa kamu nggak bisa?"

Putraku mengangguk. "Benar, kamu nggak pantas jadi ibuku. Penampilanmu seperti nenek-nenek. Keluar bersamamu hanya membuatku malu saja."

Anak perempuan, istri, dan juga ibu .... Memikirkan tiga identitasku ini, aku tertawa.

Penonton yang berada di bawah panggung ikut mengomentari. "Bahkan, tiga kerabat terdekatnya pun merasa yang dia lakukan kurang baik. Sepertinya, dia memang nggak berguna."

"Mengapa aku nggak terpikirkan untuk mengadili istriku? Padahal, dia hanya di rumah sepanjang hari, tapi masih mengeluh capek. Aku pasti bisa lakukan lebih baik darinya."

"Tiga orang mengadili satu orang. Kalau yang pertama berhasil, apa dua orang lainnya akan diberi bonus?"

Karena kalimat tersebut, ibuku, suamiku, dan putraku langsung berjuang untuk menjadi yang pertama datang.

Aku merasa ironis. Mereka terlalu percaya diri.

Terakhir, sistem menjawab, "Kalau ketiga uji coba berhasil, bonus setiap orang akan menjadi tiga kali lipat."

Ada banyak penonton yang bersorak di bawah panggung.

Ibuku, suamiku, dan putraku makin bersemangat. Mereka bertiga mendadak akrab dan saling menyemangati.

Saat ini, sistem bertanya kepadaku, "Nyonya Hera, sebagai orang yang diadili, apa kamu keberatan?"

Begitu mendengar pertanyaan itu, para penonton merasa tidak puas.

"Cepat mulai. Jangan buang-buang waktu."

"Dia sudah diadili, apa mungkin ada kesalahpahaman?"

"Setelah ketiga peserta selesai, bolehkah aku ikut? Yang aku lakukan pasti akan lebih baik daripada wanita busuk ini. Setidaknya, aku nggak akan membuat ibuku, suamiku, dan putraku membenciku."

Aku mengingat wajah orang yang berbicara itu dan tersenyum tipis. "Nggak ada yang ingin aku katakan. Mari kita mulai saja."

Ibuku adalah orang pertama yang duduk di bangku persidangan.

Wajah ibuku memerah karena terlalu antusias. "Halo semuanya, aku seorang ibu tunggal."

"Agar putriku bisa belajar dengan baik, aku mengambil tiga pekerjaan dalam sehari."

"Aku hanya berharap putriku bisa sukses."

"Tapi putriku bilang, belajar adalah hal yang sulit. Apanya yang sulit? Belajar adalah hal yang paling mudah. ​​​​Dia bahkan nggak bisa melakukannya dengan baik, jadi apa lagi yang bisa dia lakukan?"

"Semua orang membesarkan anak agar kelak bisa berbakti pada orang tuanya. Sia-sia aku membesarkan anak perempuanku. Kalau aku punya kesempatan untuk belajar, aku pasti akan menjadi orang hebat. Setelah lulus kuliah, setidaknya gaji yang akan kudapatkan 200 juta. Tapi putriku hanya diterima di universitas biasa-biasa saja."

"Aku mengorbankan segalanya untuk membesarkannya. Tapi setelah dia besar, dia malah memutuskan hubungan denganku. Menurut kalian, apa orang nggak tahu berterima kasih seperti ini nggak pantas diadili?"

Banyak orang yang setuju dengan perkataan ibuku.

Semua orang berteriak agar segera mengadiliku. Biar aku bisa mati secepatnya.

Sistem bertanya, "Jadi, menurutmu, aspek mana yang bisa kamu lakukan lebih baik daripada putrimu kalau kamu menggantikannya?"

"Semuanya!" Ibuku berkata dengan percaya diri, "Kalau harus dipilih, maka prestasi dan sifat berbakti."

Sistem memberi peringatan. "Segel sebagian ingatan Ningsih Sari dan tarik kesadarannya. Eksperimen simulasi menggantikan hidup orang lain dimulai."

Aku menyadari ibuku tiba-tiba membeku di tempat dan tidak bergerak lagi.

Semua orang juga terkejut melihat pergerakan ini. Mereka semua langsung menatap layar lebar yang tergantung di atas.

Penonton makin penasaran. Mereka ingin tahu seperti apa kehidupan yang akan dijalani ibuku jika dia menjadi aku.

Dari layar, terlihat seorang gadis kecil lahir.

Sistem memberi instruksi untuk menyebut ibuku sebagai Nomor 1. Nomor 1 adalah tubuh dan penampilanku, yang akan menjalani pengalaman hidupku. Namun, kesadaran yang mengendalikan tubuh telah menyegel ingatan. Hanya menyisakan 'prestasi' dan 'berbakti' sebagai tujuan hidup ibuku.

Kondisi keluargaku kurang baik. Apalagi, ibuku melahirkan anak di luar nikah. Setelah melahirkan Nomor 1, ibuku sering mengajak Nomor 1 untuk mengemis.

Dia sangat berani mengambil risiko, jadi mereka masih mendapatkan makanan.

Sampai di sini, penonton mulai berkomentar.

"Si ibu sangat mulia. Sebaliknya, si anak yang sudah paham kondisi keluarga mereka, tapi masih nggak giat belajar. Dia memang harus dipukul."

"Anak dari keluarga miskin sudah seharusnya sadar diri. Mari kita lihat apa yang akan terjadi selanjutnya."

Waktu berlalu dengan cepat. Nomor 1 telah berusia enam tahun. Selama ini, ibuku tidak memberikan didikan apa pun kepada Nomor 1. Ibuku masih membawa Nomor 1 untuk mengemis dan tidak berpikir untuk membiarkan Nomor 1 bersekolah.

Penonton mulai memiliki pendapat berbeda. "Di usia seperti ini, seharusnya dia masuk Kelompok Bermain."

"Nggak semua anak harus dididik sejak dini, 'kan? Semua harus disesuaikan dengan kondisi keluarga. Ada banyak orang yang belajar setelah melanjutkan ujian masuk universitas, tapi juga berhasil menjadi orang sukses. Yang paling penting dari belajar itu tergantung pada individunya."

Saat Nomor 1 berusia delapan tahun, ada orang yang baik hati melihat Nomor 1 dibawa untuk mengemis. Jadi, dia mengingatkan ibunya dan mengatakan Nomor 1 sudah seharusnya bersekolah.

Itu pertama kalinya Nomor 1 begitu dekat dengan lingkungan sekolah. Dia mendengar suara murid membaca dan memandang iri anak-anak yang bermain sepak bola di dalam.

Sebaliknya, ibuku malah menampar Nomor 1. "Belajar membutuhkan uang. Memangnya kamu punya uang? Masih berani mau sekolah."

Penonton terkejut. "Mengapa wanita tua itu berbohong? Dia sama sekali nggak membiarkan putrinya belajar."

"Jangan-jangan dia sengaja berbuat curang agar putrinya mendapatkan uang?"

"Kasih ibu memang paling mulia di dunia ini."

Ada orang menatapku. "Demi mendapatkan uang, kamu tega mengorbankan nyawa ibumu. Hatimu kejam sekali. Untungnya, masih ada suami dan anakmu yang akan menghukummu."

Bab terkait

  • Menjadi Ibu Bukanlah Hal Mudah   Bab 2

    Aku hanya tersenyum dan tidak menghiraukan mereka.Aku tidak perlu membuktikan kebenaran. Sekalipun aku membuktikan, orang yang tidak mau percaya, juga tidak akan percaya.Ada kakak baik hati yang memberikan dana kepada ibuku.Ibuku bertanya, "Dari mana kamu punya uang? Mungkinkah kamu melakukan hal yang aneh-aneh? Aku nggak butuh uang kotor ini."Meski berkata demikian, ibuku enggan melepaskan uangnya.Dari kakak baik hati itu, ibuku baru tahu bahwa hanya mereka yang punya kualifikasi pendidikan yang bisa memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan punya peluang lebih besar untuk menghasilkan banyak uang.Setelah mempertimbangkannya, ibuku mengizinkanku bersekolah keesokan harinya.Dia bahkan menangis keras di kantor kepala sekolah. "Meski aku miskin dan harus mengemis, aku juga harus membiarkan putriku bersekolah."Penonton langsung terharu.Aku hanya tersenyum dan tidak berkata apa-apa.Penonton mulai berdiskusi. "Aku juga pernah memukul putriku sebelumnya, tapi itu semua karena tekana

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Menjadi Ibu Bukanlah Hal Mudah   Bab 3

    Saat duduk di bangku kelas satu SD, aku sudah berusia delapan tahun. Jadi, setelah lulus SD, aku sudah berusia empat belas tahun.Pencari jodoh dari desa sebelah menunjuk ke televisi. "Orang zaman dahulu sudah punya anak di usia seperti ini.""Aku bisa membiayai semua yang kamu butuhkan selama tiga tahun SMP. Tapi setelah lulus SMP, kamu harus menikah. Bagaimana?""Bukannya aku ingin menasihatimu. Anak dari pedesaan nggak akan bisa mengikuti perkembangan di kota. Anak perempuan nggak perlu belajar tinggi-tinggi seperti anak laki-laki. Tiga tahun kemudian, bagaimana kalau kamu nggak bisa lulus ujian? Bagaimana kalau ada yang menghamilimu? Saat itu, kamu nggak akan mendapatkan apa pun."Sekilas, ibuku tampak tidak setuju.Beberapa hari kemudian, saat kakak baik hati yang selalu memberikan uang menanyakan situasiku.Ibuku baru mengatakan ingin aku bertunangan.Kakak itu terkejut. Dia mencari temannya dan memutuskan untuk terus menyokongku.Ibuku baru merasa puas dan menolak pencari jodoh

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Menjadi Ibu Bukanlah Hal Mudah   Bab 4

    Semua penonton kebingungan."Kenapa?""Dia bahkan nggak bisa bertahan sampai masuk SMA ataupun ujian masuk universitas?"Dalam sistem, nilai kimia dan fisika Nomor 1 yang buruk telah memberikan jawaban kepada semua orang.Sebenarnya, jika dia mempelajari fisika dan kimia dengan giat dan lebih banyak menghafal, dia masih bisa mempelajari sesuatu.Namun, mana mungkin orang seperti ibuku, yang terbiasa menarik simpati dan menipu orang untuk mendapatkan uang, akan berjuang keras, menerima pahitnya kehidupan, dan rajin belajar?Ketika menghadapi kesulitan, dia sudah terbiasa mengandalkan bantuan orang lain.Oleh karena itu, Nomor 1, yang berisi kesadaran ibuku, memilih untuk menyerah setelah dia tidak bisa mempelajarinya lagi.Jika ada dorongan dan bantuan dari guru ataupun teman sekelas, Nomor 1 mungkin bisa menjadi lebih baik. Sayangnya, Nomor 1 tidak punya teman.Sistem memutar ulang apa yang terjadi ketika aku masih SMP. Aku berbeda dengan Nomor 1.Aku memiliki harga diri yang kuat. Ora

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Menjadi Ibu Bukanlah Hal Mudah   Bab 5

    Leon mengerutkan kening. "Huh! Ibu bodoh. Aku nggak mungkin jauh lebih buruk darimu."Aku menggelengkan kepala.Sistem bertanya lagi, giliran siapa selanjutnya.Leon berkata dengan murah hati, "Aku duluan. Ayah dan aku akan menjadi miliarder yang punya kekayaan 40 miliar."Sistem bertanya seperti biasa, "Lalu, menurutmu, aspek mana yang bisa kamu lakukan lebih baik dari orang yang diadili?""Semua aspek. Aku pasti akan menjadi seorang ibu yang lembut dan murah hati. Semua orang di kelas akan iri karena aku punya ibu seperti itu," kata Leon dengan percaya diri."Baiklah. Karena orang yang mengadili masih di bawah umur, ingatanmu nggak akan kuhapus kali ini." Sistem memberikan perlakuan istimewa kepada anak di bawah umur.Detik berikutnya, kesadaran Leon berubah menjadi Nomor 2 versi aku.Sistem mengingatkan. "Demi menghindari pengulangan, Nomor 2 akan memulai perjalanan hidupnya setelah Leon masuk SD."Singkatnya, semua yang terjadi sebelum Leon berusia tujuh tahun akan dirilis ketika F

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Menjadi Ibu Bukanlah Hal Mudah   Bab 6

    Nomor 2 tidak mengontrol waktu yang dihabiskan Leon untuk bermain ponsel. Dia masih seorang anak kecil yang tidak punya kemampuan untuk membedakan. Setiap hari, dia menerima banyak informasi yang merangsang, bahkan vulgar dan berbahaya dari Internet.Dia begadang setiap malam sambil bermain ponsel. Setelah mengantuk berat, dia baru tidur. Itu sebabnya, dia tidak bisa bangun keesokan paginya.Leon terlalu banyak menonton video pendek yang menegangkan. Dia bahkan sulit berkonsentrasi saat kelas berlangsung. Nomor 2 juga tidak membimbing studinya Leon. Alhasil, nilai Leon juga mulai menurun.Saat bermain dengan teman sekelasnya, Leon tanpa sadar meniru beberapa adegan vulgar dalam video pendek hingga membuat teman sekelasnya marah.Saat melihat anak-anak dari keluarga kaya di ponsel, dia juga menginginkan mainan mahal dan ingin tinggal di rumah besar. Dia mulai meremehkan kondisi keluarganya sendiri ….Nomor 2 menyadari bahwa dia makin tidak bisa mengatur Leon lagi.Dia bertanya pada diri

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Menjadi Ibu Bukanlah Hal Mudah   Bab 7

    Sayangnya, Farel tidak bisa masuk ke dalam dan menghentikan Nomor 2.Dua bulan pertama.Nomor 2 mengambil uang yang dikumpulkan Farel selama bertahun-tahun untuk meningkatkan statusnya. Dia berdandan dan mencari pekerjaan kelas atas. Berusaha untuk menjadi ibu yang diinginkan oleh semua anak saat menghadiri pertemuan orang tua dan guru.Leon belajar dengan giat.Untuk sesaat, rasanya seperti 'seorang ibu yang penuh kasih dan anak yang berbakti'.Namun, setelah dua bulan, keduanya mulai malas.Menjadi siswa dengan nilai bagus ibaratnya menjadi ibu yang anggun. Semuanya membutuhkan tenaga dan uang.Apalagi, sangat melelahkan.Keduanya memutuskan untuk menjadi selebriti internet.Nomor 2 tampak gugup. Lantaran tidak mendengar suara sistem, dia baru merasa lega dan berkata, "Pemikiran ibuku terlalu kaku. Dengan menjadi selebriti Internet, bukankah bisa dengan mudah menghasilkan uang untuk menghidupi keluarga? Selain itu, juga akan punya reputasi dan status sosial yang baik."Di tempat keja

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Menjadi Ibu Bukanlah Hal Mudah   Bab 8

    Farel menjadi bos yang tidak melakukan apa pun. Nomor 3 menjalani kehidupan di mana harus menghasilkan uang dan melakukan pekerjaan rumah tangga selama dua tahun.Nomor 3 akhirnya berhasil mengumpulkan 200 juta. Di tahun ini, Nomor 3 hamil secara tidak terduga.Namun, selama kehamilan, Farel berselingkuh.Farel pernah bilang, jadi istri harus berlapang dada.Jadi, Nomor 3 hanya bisa menahan emosinya. Jika tidak, dia akan gagal.Banyak penonton yang melihat adegan itu dengan geram. "Kesal sekali. Saat ini, seharusnya dia gugurkan bayi dalam kandungannya dan bercerai.""Kak, seleramu dalam menilai pria terlalu buruk. Setelah punya 60 miliar nanti, kamu harus lebih berhati-hati. Jangan tertipu dengan pria seperti itu lagi."Aku mengangguk.Saat menikah dengan Farel, aku selalu menganggap aku tidak layak mendapatkan cinta sejati dan merasa rendah diri.Selanjutnya, aku dikecewakan oleh kerabat terdekatku. Hanya dengan bekerja menghasilkan uang dan berhubungan dengan lebih banyak orang, kit

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16

Bab terbaru

  • Menjadi Ibu Bukanlah Hal Mudah   Bab 8

    Farel menjadi bos yang tidak melakukan apa pun. Nomor 3 menjalani kehidupan di mana harus menghasilkan uang dan melakukan pekerjaan rumah tangga selama dua tahun.Nomor 3 akhirnya berhasil mengumpulkan 200 juta. Di tahun ini, Nomor 3 hamil secara tidak terduga.Namun, selama kehamilan, Farel berselingkuh.Farel pernah bilang, jadi istri harus berlapang dada.Jadi, Nomor 3 hanya bisa menahan emosinya. Jika tidak, dia akan gagal.Banyak penonton yang melihat adegan itu dengan geram. "Kesal sekali. Saat ini, seharusnya dia gugurkan bayi dalam kandungannya dan bercerai.""Kak, seleramu dalam menilai pria terlalu buruk. Setelah punya 60 miliar nanti, kamu harus lebih berhati-hati. Jangan tertipu dengan pria seperti itu lagi."Aku mengangguk.Saat menikah dengan Farel, aku selalu menganggap aku tidak layak mendapatkan cinta sejati dan merasa rendah diri.Selanjutnya, aku dikecewakan oleh kerabat terdekatku. Hanya dengan bekerja menghasilkan uang dan berhubungan dengan lebih banyak orang, kit

  • Menjadi Ibu Bukanlah Hal Mudah   Bab 7

    Sayangnya, Farel tidak bisa masuk ke dalam dan menghentikan Nomor 2.Dua bulan pertama.Nomor 2 mengambil uang yang dikumpulkan Farel selama bertahun-tahun untuk meningkatkan statusnya. Dia berdandan dan mencari pekerjaan kelas atas. Berusaha untuk menjadi ibu yang diinginkan oleh semua anak saat menghadiri pertemuan orang tua dan guru.Leon belajar dengan giat.Untuk sesaat, rasanya seperti 'seorang ibu yang penuh kasih dan anak yang berbakti'.Namun, setelah dua bulan, keduanya mulai malas.Menjadi siswa dengan nilai bagus ibaratnya menjadi ibu yang anggun. Semuanya membutuhkan tenaga dan uang.Apalagi, sangat melelahkan.Keduanya memutuskan untuk menjadi selebriti internet.Nomor 2 tampak gugup. Lantaran tidak mendengar suara sistem, dia baru merasa lega dan berkata, "Pemikiran ibuku terlalu kaku. Dengan menjadi selebriti Internet, bukankah bisa dengan mudah menghasilkan uang untuk menghidupi keluarga? Selain itu, juga akan punya reputasi dan status sosial yang baik."Di tempat keja

  • Menjadi Ibu Bukanlah Hal Mudah   Bab 6

    Nomor 2 tidak mengontrol waktu yang dihabiskan Leon untuk bermain ponsel. Dia masih seorang anak kecil yang tidak punya kemampuan untuk membedakan. Setiap hari, dia menerima banyak informasi yang merangsang, bahkan vulgar dan berbahaya dari Internet.Dia begadang setiap malam sambil bermain ponsel. Setelah mengantuk berat, dia baru tidur. Itu sebabnya, dia tidak bisa bangun keesokan paginya.Leon terlalu banyak menonton video pendek yang menegangkan. Dia bahkan sulit berkonsentrasi saat kelas berlangsung. Nomor 2 juga tidak membimbing studinya Leon. Alhasil, nilai Leon juga mulai menurun.Saat bermain dengan teman sekelasnya, Leon tanpa sadar meniru beberapa adegan vulgar dalam video pendek hingga membuat teman sekelasnya marah.Saat melihat anak-anak dari keluarga kaya di ponsel, dia juga menginginkan mainan mahal dan ingin tinggal di rumah besar. Dia mulai meremehkan kondisi keluarganya sendiri ….Nomor 2 menyadari bahwa dia makin tidak bisa mengatur Leon lagi.Dia bertanya pada diri

  • Menjadi Ibu Bukanlah Hal Mudah   Bab 5

    Leon mengerutkan kening. "Huh! Ibu bodoh. Aku nggak mungkin jauh lebih buruk darimu."Aku menggelengkan kepala.Sistem bertanya lagi, giliran siapa selanjutnya.Leon berkata dengan murah hati, "Aku duluan. Ayah dan aku akan menjadi miliarder yang punya kekayaan 40 miliar."Sistem bertanya seperti biasa, "Lalu, menurutmu, aspek mana yang bisa kamu lakukan lebih baik dari orang yang diadili?""Semua aspek. Aku pasti akan menjadi seorang ibu yang lembut dan murah hati. Semua orang di kelas akan iri karena aku punya ibu seperti itu," kata Leon dengan percaya diri."Baiklah. Karena orang yang mengadili masih di bawah umur, ingatanmu nggak akan kuhapus kali ini." Sistem memberikan perlakuan istimewa kepada anak di bawah umur.Detik berikutnya, kesadaran Leon berubah menjadi Nomor 2 versi aku.Sistem mengingatkan. "Demi menghindari pengulangan, Nomor 2 akan memulai perjalanan hidupnya setelah Leon masuk SD."Singkatnya, semua yang terjadi sebelum Leon berusia tujuh tahun akan dirilis ketika F

  • Menjadi Ibu Bukanlah Hal Mudah   Bab 4

    Semua penonton kebingungan."Kenapa?""Dia bahkan nggak bisa bertahan sampai masuk SMA ataupun ujian masuk universitas?"Dalam sistem, nilai kimia dan fisika Nomor 1 yang buruk telah memberikan jawaban kepada semua orang.Sebenarnya, jika dia mempelajari fisika dan kimia dengan giat dan lebih banyak menghafal, dia masih bisa mempelajari sesuatu.Namun, mana mungkin orang seperti ibuku, yang terbiasa menarik simpati dan menipu orang untuk mendapatkan uang, akan berjuang keras, menerima pahitnya kehidupan, dan rajin belajar?Ketika menghadapi kesulitan, dia sudah terbiasa mengandalkan bantuan orang lain.Oleh karena itu, Nomor 1, yang berisi kesadaran ibuku, memilih untuk menyerah setelah dia tidak bisa mempelajarinya lagi.Jika ada dorongan dan bantuan dari guru ataupun teman sekelas, Nomor 1 mungkin bisa menjadi lebih baik. Sayangnya, Nomor 1 tidak punya teman.Sistem memutar ulang apa yang terjadi ketika aku masih SMP. Aku berbeda dengan Nomor 1.Aku memiliki harga diri yang kuat. Ora

  • Menjadi Ibu Bukanlah Hal Mudah   Bab 3

    Saat duduk di bangku kelas satu SD, aku sudah berusia delapan tahun. Jadi, setelah lulus SD, aku sudah berusia empat belas tahun.Pencari jodoh dari desa sebelah menunjuk ke televisi. "Orang zaman dahulu sudah punya anak di usia seperti ini.""Aku bisa membiayai semua yang kamu butuhkan selama tiga tahun SMP. Tapi setelah lulus SMP, kamu harus menikah. Bagaimana?""Bukannya aku ingin menasihatimu. Anak dari pedesaan nggak akan bisa mengikuti perkembangan di kota. Anak perempuan nggak perlu belajar tinggi-tinggi seperti anak laki-laki. Tiga tahun kemudian, bagaimana kalau kamu nggak bisa lulus ujian? Bagaimana kalau ada yang menghamilimu? Saat itu, kamu nggak akan mendapatkan apa pun."Sekilas, ibuku tampak tidak setuju.Beberapa hari kemudian, saat kakak baik hati yang selalu memberikan uang menanyakan situasiku.Ibuku baru mengatakan ingin aku bertunangan.Kakak itu terkejut. Dia mencari temannya dan memutuskan untuk terus menyokongku.Ibuku baru merasa puas dan menolak pencari jodoh

  • Menjadi Ibu Bukanlah Hal Mudah   Bab 2

    Aku hanya tersenyum dan tidak menghiraukan mereka.Aku tidak perlu membuktikan kebenaran. Sekalipun aku membuktikan, orang yang tidak mau percaya, juga tidak akan percaya.Ada kakak baik hati yang memberikan dana kepada ibuku.Ibuku bertanya, "Dari mana kamu punya uang? Mungkinkah kamu melakukan hal yang aneh-aneh? Aku nggak butuh uang kotor ini."Meski berkata demikian, ibuku enggan melepaskan uangnya.Dari kakak baik hati itu, ibuku baru tahu bahwa hanya mereka yang punya kualifikasi pendidikan yang bisa memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan punya peluang lebih besar untuk menghasilkan banyak uang.Setelah mempertimbangkannya, ibuku mengizinkanku bersekolah keesokan harinya.Dia bahkan menangis keras di kantor kepala sekolah. "Meski aku miskin dan harus mengemis, aku juga harus membiarkan putriku bersekolah."Penonton langsung terharu.Aku hanya tersenyum dan tidak berkata apa-apa.Penonton mulai berdiskusi. "Aku juga pernah memukul putriku sebelumnya, tapi itu semua karena tekana

  • Menjadi Ibu Bukanlah Hal Mudah   Bab 1

    Sistem kehidupan 'Kamu Hebat, Kamu Maju' sudah muncul seminggu, tetapi belum ada yang berinisiatif untuk mendaftar.Andai yang mendaftar bisa menggantikan hidup orang lain dengan baik, dia akan mendapatkan bonus puluhan miliar. Namun, juga akan menyebabkan kesadaran orang yang diadili menghilang, yang setara dengan kematian.Jika tidak bisa berbuat lebih baik dalam kondisi kehidupan yang sama, maka akan mati.Semua orang takut mati dan juga takut menjadi pelaku yang membunuh orang lain.Tak disangka, aku akan menjadi kelinci percobaan pertama.Aku dibawa duduk di barisan depan oleh robot. Semua kamera fokus menyorotiku.Ibuku, suamiku, dan putraku semuanya menghindari pandanganku.Melihat ekspresi bersalah mereka, aku pun bertanya, "Kalau kalian berada di posisiku, apa kalian pikir bisa lebih baik dariku?"Ibuku membuang muka. "Tentu saja! Aku sudah memberimu pendidikan terbaik. Agar kamu menghasilkan banyak uang dan masuk universitas. Tapi kamu bahkan nggak bisa melakukannya dengan ba

DMCA.com Protection Status