Beranda / Rumah Tangga / Menjadi Cantik Setelah Talak 3 / Bab 49. Tidak Mau Diputuskan

Share

Bab 49. Tidak Mau Diputuskan

Penulis: NonaRich
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-02 20:11:45

"Istri kedua?" tanya Respati dan Widya sontak saja mengangguk dengan heboh. "Kamu gimana, Sayang?" lanjut Respati yang kini sedang bertanya pada sang istri.

Hanifa masih begitu santai menghadapi kekasih mantan suaminya ini yang makin ke sini semakin tak tau malu.

"Ya terserah kamunya saja, Mas. Toh aku juga punya pilihan, menjadi satu-satunya atau mantan istri," balas Hanifa dengan santai.

Respati pun terkekeh dan sontak saja langsung memberikan satu kecupan di pipi Hanifa. Sang empu yang diperlakukan seperti itu oleh suaminya pun mulai menyeringai puas ketika melihat Widya yang sedang menahan amarah.

"Mas tidak mungkin membuang berlian seperti kamu hanya karena kerikil sungai, Sayang. Mas sama sekali tidak ada niatan untuk menikah lagi. Satu saja sudah lebih dari cukup. Mungkin nanti jika ada yang mendaftar, barangkali boleh kalau mendaftar jadi ART!"

Mampus kau Widya. Hanifa sangat puas sekali ketika mendengar penuturan dari sang suami. Suaminya ini bukan seperti Abimana yang beg
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 50. Kekasih Super Matre

    "Hutangnya berapa? Angsurannya juga berapa?" tanya Abimana dengan wajah kusutnya. "Lima puluh juta. Setiap minggu harus bayar dua juta setengah!"Astaga. Uang dari mana itu? Abimana bahkan sudah tidak punya pekerjaan sekarang ini. Rasanya, lelaki itu ingin menangis kencang detik ini juga. Kenapa hidup selalu tak berpihak kepadanya?"Sebentar. Saya masuk ke dalam dulu!" ujar Abimana hingga membuat dua rentenir itu mengangguk.Wajah Abimana sudah tak bisa dikondisikan lagi. Dia berjalan dengan langkah lebarnya menemui Widya yang sudah gelisah tak karuan di ruang tamu. "Buat apa hutang lima puluh juta ke rentenir, hah?" tanya Abimana sarkas. "Buat perawatan, Mas. Sudah sana kamu bayar. Aku nggak mau keluar. Takut!" cicit Widya semakin membuat kadar emosi Abimana semakin meningkat.Tanpa ba bi bu lagi, lelaki itu langsung menarik kuat kalung emas yang Widya kenakan hingga membuat sang empu mengerang kesakitan."Mas Abi. Kamu apa-apaan, sih? Sakit, Mas!" pekik Widya yang tak dipedulikan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 51. Gaya Elit, Ekonomi Sulit

    Hanifa mengedikkan bahu dengan acuh. Dia sama sekali tak merasa tersaingi oleh Widya yang sok sekali mengatakan ingin membeli emas melebihi dirinya. Wanita itu kembali sibuk memilih kalung emas yang ada di hadapannya. Sementara Widya langsung menarik kuat tangan Abimana supaya ikut mendekat ke arah Hanifa. Sang empu hanya bisa pasrah saja lantaran tak mau berdebat lagi. Dia harus menjaga martabatnya di depan Hanifa. Jangan sampai Hanifa merasa ilfeel pada dirinya. "Kamu mau yang mana, Sayang?" tanya Respati seraya memeluk pinggang Hanifa dengan posesif.Abimana yang melihatnya tentu saja kepanasan sendiri. Begitu juga dengan Widya yang merasa sangat iri. "Kayaknya yang ini saja, Mas. Tidak usah terlalu berat gramnya," balas Hanifa dan seketika Widya tertawa mengejek. "Di mana-mana itu perempuan kalau di suruh beli emas pilih yang super berat timbangannya. Emas bagus loh buat investasi di masa depan. Sayang banget lelaki tampan seperti Mas Pati justru dapat istri bodoh yang nggak

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 52. Bulan Madu (1)

    "Mas. Aku mau bulan madu kayak Hanifa. Sudah dibelikan satu set emas, mau di bawa bulan madu lagi!" rengek Widya yang begitu iri. Sayangnya, Abimana justru mendengus geli. Ada-ada saja kekasihnya ini. Halal saja belum, malah pengen bulan madu. "Sudah, jangan mikirin bulan madu. Kamu sana pergi ke dapur bantu Mama masak sekalian belajar. Aku masih menguatkan mental buat ikhlas kalau Hanifa bakal hamil anaknya Respati. Dengan begitu, aku bakal langsung ngerebut Hanifa dan menikahinya!" ujar Abimana dengan lesunya.Widya sontak saja mendengus dan langsung pergi menuju dapur kediaman kedua orang tua Abimana, karena memang semalam mereka menginap di sini. "Pas banget, calon mantu datang ke dapur. Sini bantu Tante buat kupas bawang!" Santi yang melihat keberadaan Widya pun langsung memekik penuh kesenangan.Kandidat menantu idaman bagi Santi masih dipegang kuat oleh Widya. Meskipun sang anak kerap kali mengeluh ini dan itu, tapi tetap saja wanita paruh baya itu masih terus ingin mempert

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 53. Bulan Madu (2) Maldives

    Hanifa mengerjapkan mata setelah hampir dua jam lamanya terlelap usai melayani sang suami di atas ranjang. Respati memang langsung merealisasikan ucapannya ketika mereka baru tiba di bandara beberapa jam yang lalu. Alhasil, baru sampai resort, lelaki itu langsung menyerang sang istri hingga membuat Hanifa kelelahan dan berakhir tertidur.Bangun-bangun dia sudah tak mendapati keberadaan sang suami. Gegas saja wanita itu berjalan tertatih menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Sekitar setengah jam berlalu, Hanifa sudah siap dengan gaun satin tanpa lengan. Dia melihat sosok suaminya yang sedang berada di luar. Lebih tepatnya di area kolam renang yang berhadapan langsung dengan hamparan lautan.Senyum Hanifa mengembang. Gegas saja dia melangkahkan kakinya untuk mendekati sang suami."Selamat malam, Masku, Sayang!" sapa Hanifa seraya memeluk sang suami dari belakang. Tak lupa, wanita itu melabuhkan beberapa kecupan di pundak sang suami yang mana, lelaki itu sekarang ini sama sekali

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 54. Bulan Madu (3) Kissing On the Beach

    Hanifa beberapa kali menghela napas ketika melihat pantulan dirinya di cermin. Sebentar lagi ia dan sang suami akan pergi ke tepi pantai dan outfit yang ia kenakan justru long dress berlengan panjang pilihan Respati. "Kenapa mukanya cemberut begitu, hm? Sudah cantik begini juga!" Respati datang dan langsung merengkuh erat tubuh Hanifa dari belakang. Lelaki itu mengamati penampilan sang istri yang menurutnya sangat cantik. "Masa mau ke pantai pakai kayak gini, Mas? Kayak mau ke kondangan saja pakai long dress!" gerutu Hanifa. Jangan lupakan, bibir wanita itu sudah merengut.Respati menghela napas. Lelaki itu lekas membalikkan tubuh sang istri hingga kini keduanya saling berhadapan. "Lihat Mas!"Hanifa yang merajuk bahkan justru menoleh ke arah samping. Enggan sekali untuk melihat wajah suaminya yang menurutnya sanga menyebalkan. "Sayang, lihat Mas dulu sini!" Respati memegang dagu sang istri hingga wajah cantik itu ia tolehkan dengan amat hati-hati supaya menatap ke arahnya. "Denga

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 55. Morning Kiss

    Hanifa sudah melupakan semua rasa sesak di dada ketika mengingat semua tentang kedua orang tuanya yang dengan tega membiarkan dia sendirian sejak kecil. Bahkan, wajah keduanya saja sudah wanita itu lupakan sejak lama.Sekarang, waktunya bersenang-senang untuk menikmati bulan madu dengan sang suami. Malam ini pun Hanifa berniat untuk menyenangkan sang suami. Wanita itu sudah berada di dalam kamar mandi dengan membawa satu set lingerie pemberian dari Kusuma. Lingerie kali ini ia pilih warna hitam. Sangat kontras dengan warna kulitnya yang lumayan putih untuk ukuran orang Indonesia yang kebanyakan berkulit kuning langsat. Mungkin juga karena dia selalu rutin perawatan selama proses perceraiannya dulu sampai sekarang ini. "Dek. Masih lama di dalam kamar? Nanti masuk angin, loh!" Suara Respati menggema seraya tangannya sibuk mengetuk pintu kamar mandi.Lihatlah, hal sekecil ini saja Respati sudah bisa membuat Hanifa tersenyum cerah. Lelaki itu selalu bisa membuat jantung istrinya berdeta

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 56. Kissing and Jealous

    Baru saja membuka pintu balkon, keduanya sudah disuguhi dengan pemandangan menara eiffel yang begitu memanjakan mata. Hanifa tersenyum sumringah seraya merentangkan tangan menikmati semilir angin yang berhembus di pagi hari. Respati yang tadinya berada di samping, kini langsung berpindah ke belakang tubuh sang istri. Memeluk wanitanya dengan begitu erat. Sang empu yang mendapat serangan mendadak pun justru memilih untuk menyenderkan tubuhnya di pundak sang suami."Mas. Aku bahagia, terima kasih banyak. Sekalinya ke luar negeri, aku bisa mengunjungi tempat indah seperti ini. Apalagi saat di Maldives lalu. Semuanya sangat indah." Suara Hanifa mendayu membuat Respati tersenyum lebar. "Tidak perlu berterima kasih. Sebisa mungkin Mas akan buat kamu bahagia, Sayang!" bisik lelaki itu seraya memberikan beberapa kecupan di pipi sang istri. Keduanya sama-sama menikmati moment indah lewat balkon hotel yang harga sewanya sangat fantasy. Beberapa saat kemudian, Respati dan Hanifa sudah siap

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 57. Memancing Hasrat Sang Suami

    Di sinilah kedua insan itu berada, di atas kapal layar yang sedang menyusuri sungai Seine. Respati sengaja membawa sang istri ke tempat yang tak kalah romantis ini supaya suasana hati Hanifa kembali membaik setelah tadi mengaku cemburu. Hanifa bahkan sudah melupakan rasa cemburunya tadi dan kini terus tersenyum memandang hamparan sungai tersebut dengan perasaan penuh haru. "Bagaimana perasaannya? Apa masih marah sama Mas?" tanya Respati penasaran dan dibalas gelengan oleh Hanifa. "Aku sayang kamu. Maaf kalau tingkahku tadi sangat kekanakan. Padahal niat kamu baik, Mas!" Hanifa menatap sendu ke arah suaminya yang kini hanya mengenakan kaos hitam saja, lantaran jaket besar lelaki itu sudah menutupi tubuhnya.Respati terkekeh dan tak lupa melabuhkan kecupan manis di pipi sang istri. Setelahnya, mereka duduk dengan posisi sang suami yang sedang mengukung tubuh istrinya dari belakang. "Mas justru suka kalau kamu seperti itu. Itu artinya, kamu cemburu!" bisik lelaki itu yang sejujurnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07

Bab terbaru

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 155. Adu Mulut Karena Pembantu Genit

    Setiap hari ada saja tingkah Maya yang selalu memancing emosi Hanifa. Seperti sekarang ini, Maya keluar dari kamar yang di khususkan untuk asisten rumah tangga dengan menggunakan baju milik Hanifa. Pantas saja wanita hamil itu tak menemukan baju kesayangannya, ternyata justru sudah dipakai oleh Maya."Mbak, itu bajuku kok dipakai? Mbak kok terlalu lancang?" Tegur Hanifa yang merasa tak suka dengan sikap Maya yang selalu seenaknya seperti ini.Maya yang di tegur seperti itu malah menaikkan sebelah alisnya. Dia menatap aneh ke arah Hanifa"Loh, kok Mbak Nifa malah bilang kayak gini? Ini loh bajunya saya! Memangnya cuma Mbak saja yang bisa beli?" tantang Maya, padahal jelas-jelas ini baju memang milik Hanifa, tapi mana mau pembantu itu mengaku?Sementara di sisi lain, Hanifa sudah menatap garang pada pembantu satu itu. "Mbak Maya jangan macam-macam, ya. Aku loh tau kalau Mbak ini yang nata baju aku buat di bawa ke lantai bawah. Jadi, ya, kemungkinan besar dan itu memang baju aku. Aku

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 154. Ingin Menjadi Istri Kedua

    Beberapa hari kemudian, keadaan Hanifa semakin membaik dan sudah bisa beraktivitas seperti sedia kala. Bedanya, perempuan itu sama sekali tak diperbolehkan untuk menyentuh peralatan dapur. Alhasil, semua pekerjaan rumah dikerjakan oleh Maya. Di mulai dari bersih-bersih dan juga memasak. Semua di lakukan oleh wanita yang usianya beberapa tahun di atas Hanifa. "Pak Pati, ini saya sudah masak sayur asem sama ikan goreng spesial buat Bapak!" ujar Maya dengan centilnya ketika Respati baru saja memasuki area dapur. Sang empu hanya mengangguk dan mulai sibuk membuka pintu kulkas. Maya yang merasa dicueki pun lekas mendekat ke arah sang empu dan menjawil lengannya."Pak Pati cari apa?"Respati terkejut bukan main dan sontak saja menjauh dari sosok Maya. Bisa gawat nanti jika Hanifa melihat, sudah pasti akan salah paham. "Mbak tolong jangan dekat-dekat seperti ini! Takutnya istri saya salah paham nantinya!" tegur Respati yang seketika membuat Maya memutar bola mata dengan malas. "Istri

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 153. ART Baru yang Genit

    Hampir dua minggu lamanya Hanifa di rawat di rumah sakit dan syukurnya hari ini sudah diperbolehkan pulang. Respati sangat kelelahan lantaran sibuk bolak balik rumah sakit sekaligus memantau pekerjaan. Walau begitu, ia sama sekali tak pernah mengeluh lantaran semua ini dia lakukan demi keluarga kecilnya yang sebentar lagi akan bertambah dalam beberapa bulan kedepan. "Semua barang-barang sudah dipacking?" tanya Handoko. Anisa tidak ikut lantaran sibuk mengurus Kusuma yang beberapa waktu lalu sudah lahiran dan sekarang anak bayinya sedang demam dan rewel. Alhasil, Kusuma membutuhkan bantuan sang Mama."Sudah, Pa. Biaya administrasi juga sudah Pati lunasi!" balas Respati dengan lesu. Bukan karena sedih tapi karena lelaki itu benar-benar butuh istirahat. Handoko mengangguk dan mulai membantu mengeluarkan semua barang bawaan yang dua minggu ini di bawa ke rumah sakit. Sekitar lima belas menit perjalanan menuju ke rumah, pada akhirnya mereka tiba juga dan sudah di sambut oleh satu ART

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 152. Kandungan Lemah

    Hanifa keluar dengan wajah sendu. Bibirnya bahkan sudah melengkung ke bawah. Respati yang melihat semua itu tentu saja langsung menghela napas. Ia gegas mendekat dan merangkul bahu sang istri untuk menenangkan. Lewat ekspresi Hanifa saja Respati bisa menebak hasilnya seperti apa. Mungkin saja memang tak seperti harapan mereka saat ini, tapi Respati tidak mempermasalahkan hal tersebut. "Jangan sedih, kita bisa coba lagi nanti. Masih ada banyak waktu. Ayo dong senyum!" hibur Respati.Nenek Laksmi yang melihat itu terharu bukan main. Dia tak menyangka jika cucu lelakinya yang satu ini sangat dewasa dalam segi pikiran."Maaf—""Kenapa minta maaf, sih, Sayang? Mas tidak masalah, loh! Itu artinya, kita kurang berusaha selama ini. Mas santai begini, kok. Tidak masalah ini!"Hanifa menghela napas. Padahal dia belum selesai bicara, tapi suaminya terus menerus mengoceh seperti ini. "Mas, aku belum selesai bicara, loh. Astaga, coba lihat ini hasilnya!" Hanifa melepas paksa pelukan dari Respat

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 151. Hamil, kah?

    Hanifa jatuh sakit setelah kemarin mendapati teror di rumahnya sendiri. Respati bahkan sampai menambah satpam untuk berjaga di halaman rumah lantaran takut sekali jika sampai ada kiriman teror lagi. "Mas, aku takut!" keluh Hanifa seraya menggenggam erat tangan sang suami. Keduanya sekarang ini berada di dalam kamar. Respati terpaksa menempelkan kompres instan di kening istrinya, lantaran terlampau khawatir. Pasalnya saja, Hanifa sama sekali tak mau di bawa ke rumah sakit. Minum obat pun juga harus ekstra dipaksa. Walau begitu, Hanifa masih belum mau minum obat lantaran mulutnya terasa pahit."Takut apa, Sayang? Mas di sini sama kamu. Di luar juga ada lima satpam yang berjaga. Percaya sama Mas, selama Mas masih ada di samping kamu, semuanya baik-baik saja. Oke?" Respati dengan lembut memberi pengertian kepada istrinya.Dengan terpaksa, Hanifa mengangguk pelan sebagai jawaban. Ia takut, tapi tetap harus yakin jika semuanya akan baik-baik saja seperti apa yang barusan di ucapkan oleh s

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 150. Teror

    Ada yang aneh di kediaman Respati dan Hanifa pagi hari ini. Pasalnya, mereka mendapati kotak di depan pintu yang terbalut pita di atasnya. "Ini apa, Mas? Kok, bisa-bisanya ada beginian?" heran Hanifa. Pasangan suami istri itu terpaksa menunda keberangkatannya yang hendak pergi ke tempat fitness lantaran masih penasaran dengan apa yang ada di dalam kotak tersebut."Harusnya kalau ada paket, dititip dulu sama Pak Satpam!" gumam Respati yang juga merasa aneh dengan semua itu. "Coba buka saja, Mas. Aku kok ya penasaran sama isinya!" Hanifa hendak mengambil kotak tersebut, tapi langsung di tahan oleh Respati. Lelaki itu menggeleng pelan untuk memperingati sang istri supaya tidak membuka kotak tersebut. Ia gegas menatap ke arah pos satpam yang tak jauh dari teras rumahnya."Pak Satpam. Tolong ke sini sebentar, Pak!" panggil Respati dengan nada sopan, tapi penuh akan perintah. Dua satpam yang berjaga di pos keamanan pun lekas mendekati kedua majikannya yang berada di teras rumah. "Iya

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 149. Tingkah Gila Santi

    Sekitar pukul sembilan pagi, pasutri itu baru saja keluar dari kamar. Nenek Laksmi dan Anisa yang melihat itu sontak saja menghela napas. Kedua wanita itu seolah tak tega ketika melihat wajah letih Hanifa."Mau ingin segera punya anak, boleh. Tapi, juga ingat jaga kesehatan. Kalian sudah melewatkan sarapan, loh!" Anisa terlalu gemas dan langsung menegur keduanya, terutama Respati, si biang keroknya. "Mas Pati itu loh, Ma," gerutu Hanifa yang kini sudah duduk menghadap ke arah meja makan. Nenek Laksmi sampai meringis ketika tak sengaja melihat area leher cucu menantunya yang terlihat. Banyak sekali tanda kemerahan di sana. Sudah pasti semua itu adalah ulah dari Respati. "Pati, jangan sampai kamu buat cucu mantunya Nenek sakit. Awas saja nanti!" Respati hanya bisa menghela napas seraya mengangguk. Percuma juga jika dia membuat pembelaan, sudah pasti akan kalah. Tiga lawan satu. Dia bisa apa?"Sudah, intinya jangan terlalu over. Berusaha boleh, tapi ingat juga kesehatan. Kalian ber

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 148. Suami Super Agresif

    Tiga hari setelahnya, kehidupan rumah tangga antara Hanifa dan Respati sudah berjalan dengan semestinya. Sudah tidak ada perang dingin atau pertengkaran lagi seperti yang sudah-sudah.Bahkan, keduanya kembali lengket seperti sedia kala. Hanifa sudah tak pernah lagi membahas kejadian yang lalu. Toh juga Respati sudah kapok dan sudah berjanji tak akan minum-minum lagi. "Sayang!"Hanifa yang kini sedang sibuk memasak pun hanya bisa menghela napas gusar ketika mendengar panggilan dari sang suami. Ada apa lagi dengan lelaki itu? Perasaan tadi masih tidur dengan nyenyak, tapi sekarang sudah ribut sekali."Kamu di mana, Yang?""Di dapur, Mas. Aku lagi masak. Pagi-pagi jangan berisik, ish!" balas Hanifa yang juga ikut berteriak. Sudah tidak ada sahutan lagi dan Hanifa hanya bisa mengedikkan bahu dengan acuh. Wanita itu kembali sibuk memasak. Sekitar dua menit kemudian, Respati datang ke dapur dengan wajah yang masih mengantuk.Grep!Lihatlah betapa manjanya lelaki ini jika sudah bersama d

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 147. Viona dan Cakra

    Meskipun marah pada sang suami, tapi Hanifa sama sekali tidak menolak untuk memberikan jatah pada suaminya. Seperti sekarang ini. Ia baru selesai keramas dengan wajah juteknya. Sementara itu, Respati justru sudah tersenyum sumringah. Cup!Satu kecupan mendarat di bibir manis Hanifa yang justru semakin monyong ke depan lantaran kesal bukan main. Walau begitu, dia tidak mengeluarkan protes sama sekali. "Terima kasih, Sayang. Mas cinta sama kamu!" bisik Respati sangat mesra.Memang dasar lelaki. Sudah diberi jatah, langsung semangat seperti itu. Dia seperti sangat bahagia dan lekas memeluk erat tubuh istrinya. "Jangan lupa senyum, Sayang. Masa sama suami cemberut begitu?" goda Respati. Mau tak mau, Hanifa langsung tersenyum teduh pada lelaki itu. "Aku capek mau tidur sebentar sampai teman kamu datang,"Pada akhirnya, Respati mengalah. Ia membiarkan istri cantiknya mengistirahatkan tubuh terlebih dahulu. Sekaligus menenangkan pikiran. Harusnya kemarin teman yang di maksud oleh Respa

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status