Share

Part 155. Kabar Tentang Harry

Mungkin tangisnya kali ini bentuk rasa kecewanya pada Bang Haikal karena tidak mampu meyakinkan Kak Farida untuk menerimanya. Aku hanya menebak.

Beberapa detik berlalu. Aku sengaja membiarkan Rania meluahkan luka hatinya dengan menangis. Biarlah aku yang menjadi pendengarnya.

"Na, Harry, Na." Suara Rania terdengar serak. Isak masih rapat terdengat.

Hatiku berdesir ketika nama itu ia sebut. Harry? Ada apa dengan anak itu? Apakah …."

"Harry sudah ketemu, Na." Tangis Rania kembali terdengar.

Tangan kiriku memegang dada. Berusaha menahan debar jantung yang terasa ingin melompat ke luar.

"Di mana, Ran?" tanyaku setengah berteriak. Haru tiba-tiba saja menyesakkan dada. Mataku berkaca-kaca, membayangkan anak itu kembali bisa kupeluk.

Rania menyebutkan nama tempat di mana ia sekarang tengah bersama Harry dan juga orang yang menemukan Harry beberapa bulan lalu.

Aku terperangah. Alamat yang baru saja disebut Rania cukup jauh dari sini. Dengan kecepatan sedang, harus ditempuh dalam 3 sampa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status