Share

Part 157. Bawaan Hamil

Waktu semakin larut berjalan, tanpa bisa beristirahat meski sejenak. Aku berpikir keras bagaimana caranya supaya Harry bisa kembali tanpa aku yang harus menjemputnya karena kecil kemungkinan Bang Amar mengizinkan.

"Kau ke sana hanya berdua dengan Puji, ya, Ran?"

"Nggak, Na, kami bawa anak panti."

Aku kembali berpikir, tak mungkin jika aku meminta Puji menemani Rania untuk menginap di rumah Nek Rahima, mengingat tanggung jawab Puji lebih besar pada anak-anak panti.

"Ya sudah, kalau begitu, apa kau bisa untuk ikut ke rumah Ibu Rahima?"

"Maksudmu, Na?" Rania balik bertanya.

"Telpon Bang Haikal untuk jemput kalian, kupastikan Harry nggak akan menolak jika Bang Haikal yang menjemputnya. Aku nggak mungkin kayaknya kalau harus jemput Harry ke sana. Lagian Bang Amar pasti keberatan karena aku tengah hamil muda, Ran, dan sekarang tengah mabok parah."

Akhirnya aku berkata jujur pada Rania kenapa aku tak bisa datang langsung menjemput Harry. Rania diam sesaat, seperti tengah berpikir.

"Baiklah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status