Share

25. Kesalahpahaman

Penulis: Pixie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-12 15:18:58
"Apakah kau butuh bantuanku untuk bicara dengan Summer?" tawar Louis, ragu-ragu. "Aku penyebab dia marah seperti itu. Mungkin—"

"Dia justru akan semakin marah kalau kau mencoba membujuk," sela Sky, yakin. "Percayalah, Louis. Aku bisa menangani Summer. Aku ibunya."

Louis menggertakkan geraham. Ia merasa prihatin kepada Sky dan Summer, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Maaf aku gagal menghiburnya. Dia tidak akan seperti ini kalau aku memenuhi janji," bisik Louis tulus.

Sambil tersenyum getir, Sky menggeleng. "Membahagiakan Summer bukanlah tugasmu. Kau bersedia menjaganya saja, aku sudah sangat bersyukur. Aku justru merasa bersalah karena dia membuat banyak masalah sehingga kau terganggu."

"Kau tahu? Awalnya aku memang merasa terganggu. Dia sangat aktif dan berisik. Tapi setelah diingat-ingat, kurasa kami impas. Bukan aku saja yang jengkel. Summer juga. Aku sudah mengecewakannya beberapa kali."

"Karena permintaannya yang mustahil untuk kau penuhi?" Sky memaksakan tawa.
Pixie

Duh, guys .... Malah jadi makin salah paham. Tapi tenang. Akan terjadi sesuatu di bab selanjutnya. Tunggu besok pagi, ya. Terima kasih sudah membaca. Sehat-sehat semuanya!

| 7
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Yanti Aching
jgn lama2 salah paham nya.. dan ancaman itu kamu ucapkan utk mu sendiri Louis......
goodnovel comment avatar
Dewi Novita
pelukkk buat Summerrrr .........
goodnovel comment avatar
puji amriani
semoga besok gak nyeseg deh kasihan summerkuuuuuu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   26. Antara Ibu dan Anak

    Sky mengintip lewat celah pintu. Summer ternyata sedang tengkurap di atas kasur. Tangisnya sudah tidak terdengar. Tangannya sesekali bergerak mengusap hidung. "Sayang, bolehkah Mama masuk?" bisik Sky lembut. Bukannya menjawab, Summer malah menyembunyikan wajah dan berpura-pura tidur. Melihat itu, Sky pun duduk di tepi kasur. "Sayang, bisakah kita bicara?" tanya Sky seraya mengusap punggung Summer. "Tidak bisa, Mama. Aku sedang tidur," sahut balita itu dengan suara serak. Mendengar kebohongan yang terlampau jujur itu, Sky tersenyum kecut. "Apakah kamu masih marah kepada Mama?" Summer tidak menjawab. Kesenduan di wajah sang ibu pun menebal. "Diam itu tidak menyelesaikan masalah, Summer. Kalau kamu tidak bicara kepada Mama, bagaimana Mama bisa tahu kamu mau apa? Kita berbincang sebentar, hmm?" Akhirnya, Summer memutar kepala menghadap Sky. Matanya sudah tidak terlalu merah, tetapi alisnya masih tertaut erat. "Kenapa Mama masih bertanya? Bukankah Mama sudah tahu ap

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   27. Insiden Memalukan

    "Oh, Sayang," Sky mengecup kepala putrinya, "maaf kalau Mama belum bisa memberikan yang terbaik untukmu. Mama pikir selama ini kamu bahagia. Mama sudah berusaha membuat kehidupanmu sempurna, tapi ternyata, kamu masih menyimpan kesedihan." Dalam pelukan sang ibu, Summer berkedip-kedip mencerna situasi. "Apakah Mama merasa bersalah terhadapku?" "Ya, Mama tidak tahu kalau kamu menginginkan kehadiran seorang ayah," bisik Sky lirih. Mendengar itu, mata Summer membulat. "Apakah itu artinya Mama akan berubah pikiran? Mama mau menikah dengan Paman Louis supaya dia menjadi papaku?" Summer menarik kepalanya mundur dan menatap sang ibu. Sky bisa melihat kerlip harapan di matanya menyapu redup. Namun, ia tidak mau menjaganya tetap menyala dengan kebohongan. "Tidak, Sayang. Mama tidak mungkin menikah dengan Paman Louis. Dia sudah melamar orang lain. Kalau kamu memang menginginkan seorang ayah, Mama harus mencari orang lain. Mungkin di luar sana, ada seseorang yang bisa mencintai kita

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   28. Ancaman Summer

    Sambil meringis menahan malu, Sky menurunkan kakinya dari atas tempat tidur. Setelah itu, cepat-cepat ia bergeser ke samping, menjauh dari Louis. "Aku baik-baik saja. Terima kasih telah menolongku," tutur Sky setengah berbisik. Entah karena terkejut ataupun karena kehangatan yang tadi sempat melingkupinya, debar jantungnya masih terlalu kencang. "Kau yakin baik-baik saja? Tidak ada yang sakit?" selidik Louis. Sky tidak berani membalas tatapan kawatir itu. Ia tertunduk, memutar badan ke kanan dan ke kiri. "Ya, pinggangku aman." Louis pun mengangguk lega. Sementara itu, dari atas kasur, Summer menyaksikan dengan senyum terkulum. Ia merasa lucu melihat ibunya salah tingkah, dan ia senang karena Louis masih perhatian terhadap Sky. "Paman Louis kurasa kau harus memeriksa kaki Mama. Mama bisa saja terkilir. Kakinya terangkat begitu tinggi saat ia jatuh tadi," tutur Summer tanpa sedikit pun rasa bersalah. Mendengar nada ceria tersebut, Sky menoleh. Ia mengira bahwa telinganya salah

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   29. Misi Rahasia Summer

    Louis menghela napas. Tatapannya terkunci pada wajah bulat yang menggemaskan di hadapannya. "Kau boleh tinggal di sini satu hari lagi. Kita lakukan agenda yang tertunda, tapi ingat! Besok kau harus pulang bersama ibumu. Aku tidak bisa mengantar kalian karena hari ini, aku akan menunda banyak pekerjaan. Besok aku harus mengurusnya." "Benarkah?" Mata Summer berbinar. Tawanya bergema. Dengan penuh semangat, ia bangkit duduk menghadap Louis. "Kamu sungguh akan menghabiskan waktu bersamaku hari ini, Paman?" tanyanya dengan suara ringan. Louis mengangguk. "Ya." Summer langsung menghambur ke arah Louis, memeluknya erat. Kalau saja Louis tidak kuat menahan serbuannya, mereka berdua pasti sudah terguling ke lantai. "Terima kasih, Paman Louis. Kamu memang bijaksana! Aku janji tidak akan nakal. Aku akan menjadi anak baik selama kita bersama!" seru Summer ringan. "Jangan hanya saat kita bersama, Manusia Mungil, tapi selamanya. Teruslah menjadi anak baik supaya ibumu tidak pusing."

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   30. Akal-Akalan Summer

    Pagi itu, Summer tak henti-hentinya tersenyum dan tertawa. Hatinya sangat bahagia. Louis betul-betul menepati janji. Ia menemani Summer menggosok gigi dan mencuci muka. Setelah balita itu selesai mandi, ia juga menyisir rambutnya. Louis jadi seperti sedang memanjakan anaknya sendiri. Menyaksikan hal itu, napas Sky terasa berat, matanya berkaca-kaca. Rasa bersalah mengendap di hatinya. Summer sudah berusia empat tahun, tetapi baru sekarang ia bisa merasakan kasih sayang dan perhatian dari “seorang ayah”. Sky merasa bertanggung jawab atas kemalangan putrinya. "Lihat, Mama! Aku akhirnya menjadi bersih dan wangi lagi. Rasanya segar sekali," tutur Summer begitu Louis selesai mengolesi wajahnya dengan krim. Wanita yang sejak tadi mengamati dari pintu pun tersenyum kecut. "Kamu bicara seolah-olah kamu sudah lama tidak mandi, Sayang." "Memang sudah lama, Mama. Sejak tiba di sini, baru pagi ini aku sempat mandi," aku Summer tanpa dosa. Alis Sky sontak terdongkrak naik. "Kenapa? B

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   31. Memotivasi Sky

    Summer tampak sangat lucu dengan setelan balap mungil di tubuhnya. Apalagi, helm yang ia kenakan menjepit pipi gembulnya. Semua orang yang melihat merasa gemas. "Ayo mulai berlatih, Paman Louis! Hari ini, aku harus sudah bisa mengemudi!" seru Summer sembari mengepalkan tangan dengan erat. Saat ia menapakkan kaki di atas mini jeep, semangatnya semakin membara. Semua penjelasan Louis ia simak dengan saksama. Beberapa saat kemudian, ia sudah meluncur meski lajunya berkelok-kelok. "Woohoo! Mama, lihat aku! Aku sudah bisa mengemudi!" serunya sembari melambaikan tangan. Saat itulah, mobilnya berbelok drastis. Louis yang mengawasi dari belakang pun berseru, "Summer, pegang kemudi dengan dua tangan! Bisa gawat kalau kamu menabrak pagar." Melihat bagaimana Louis berlari mengejar gadis kecil, Sky terkekeh. Namun, ketika sesuatu melintas dalam pikirannya, tawanya mereda. Perlahan-lahan, sudut bibirnya berubah arah. Matanya berkaca-kaca. "Apakah aku egois telah membiarkan Summer tumbuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   32. Ayah Kandung Summer

    "L-Louis?" Sky memaksakan senyum. "Kenapa kau melihatku begitu?" "Bukankah aku yang seharusnya bertanya kepadamu? Kenapa kau menggenggam ponselku dan mengerang begitu?" Louis menaikkan sebelah alis. Ekspresinya tampak curiga dan nada bicaranya dingin. Sky pun berkedip-kedip. "Oh, ini ... aku ...." Louis pun mengambil ponsel dari tangan Sky. Sambil sesekali melirik si tersangka, ia memeriksa apa yang berbeda. "Emily menelepon?" simpulnya kemudian. "Ya!" Sky cepat-cepat mengangguk. "Karena itulah, aku berani mengangkatnya." "Dia bilang apa?" Sky menggaruk pelipis sebentar. "Dia bertanya kau sedang apa. Mungkin, dia mau memastikan kau bersikap baik kepada aku dan Summer. Karena itu, aku memperlihatkan kepadanya bagaimana kamu mengajari Summer mengemudi." Mendeteksi kekakuan Sky, mata Louis kembali menyipit. "Lalu, dia bilang apa lagi?" Rahang Sky sontak bergetar. Mulutnya membuka dan menutup, menunggu keputusan otak. Haruskah ia menjawab yang sebenarnya? "Emily bilang k

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   33. Mulai Goyah

    "Ayo kejar aku, Mama, Paman! Kalau kalian berhasil, aku akan mentraktir kalian es krim!" seru Summer dengan suara yang sangat lucu. Akan tetapi, Sky malah semakin geram. "Kami tidak butuh es krim darimu, Sayang. Sekarang juga, cepat kemari! Jangan ke mana-mana lagi! Kamu bisa ditendang kuda nanti!" omelnya. Malangnya, Summer tetap tidak menggubris. "Kuda-kuda itu tidak akan berani menendangku, Mama. Mereka justru akan takut padaku karena aku berpakaian seperti astronot. Mereka mungkin mengira aku alien yang akan menculik mereka! Oh, itu mereka!" Tiba-tiba, Summer mengubah haluan lagi. Sky dan Louis sontak meringis. "Summer, jangan dekati kuda-kuda itu!" Sky berusaha menambah kecepatan. Namun ternyata, Louis-lah yang melesat. "Summer, berhenti!" "Apa? Tambah kecepatan lagi? Oke!" Balita itu terkikik usil. Louis pun berlari semakin gesit. Ia harus menangkap sang balita sebelum mobilnya menabrak kuda. Melihat kepedulian Louis terhadap Summer, hati Sky menghangat. Untuk perta

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16

Bab terbaru

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   216. Tawaran Baru

    "Baiklah. Akan segera kami laksanakan," ujar si petugas sebelum pergi menjalankan tugas. Sky akhirnya bisa membaringkan Louis di ranjang. "Apakah kepalamu masih sakit?" bisiknya sembari mengelus rambut sang suami. Louis mengangguk. Sky pun tersenyum kecil. Ia tidak menduga kejadian lima tahun lalu dapat terulang. Dirinya berhasil menyelamatkan Louis dari wanita liar lagi. "Kalau begitu, tidurlah. Kau akan membaik setelah bangun nanti." "Tolong jangan pergi," pinta Louis seraya memegangi tangan Sky. Sky tersenyum geli. "Aku tidak akan ke mana-mana. Tidurlah." "Baiklah." Sambil menaruh tangan Sky di dada, Louis kembali terlelap. Sky hanya bisa termenung sembari memandangi wajah tampannya. "Skenario yang dimainkan Draco dan Angelica mirip dengan yang terjadi dulu. Apakah dalang di balik kejadian ini adalah orang yang sama? Tapi, bukankah Kendrick di penjara? Bagaimana mungkin dia bisa membayar orang kalau dia belum bebas?" pikir Sky, mulai gundah. Tiba-tiba, seseorang men

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   215. Menyelamatkan Louis

    Angelica kembali menggertakkan geraham. Sambil berkacak sebelah pinggang, ia berkata, "Kau bahkan belum menyentuhku. Bagaimana mungkin kau bisa menyimpulkan begitu?" "Aku tidak perlu menyentuhmu. Melihatmu saja aku sudah tahu. Kau gadis murahan yang tidak pantas mendapatkan perhatianku," tegas Louis walau dengan suara menggerutu. Lagi-lagi, Angelica memekik. Bukan karena tamparan Sky, melainkan sindiran Louis. Ia merasa terhina. "Bisa-bisanya kau merendahkan aku? Aku adalah Angelica, model ternama yang dikagumi oleh semua pria. Kau tidak normal kalau berani menolakku!" tuduhnya. "Kaulah yang tidak normal! Mana ada perempuan waras yang berani merebutku dari istriku?" gerutu Louis sembari menggosok-gosok kepala Sky dengan pipinya. Merasa geram, Angelica berjalan cepat menuju sebuah rak. Sebelum ia bisa menarik salah satu laci, Sky menodongkan pistol ke arahnya, "Jangan bergerak atau kau kutembak!" Angelica melirik dengan sorot mata sinis. Melihat apa yang ditodongkan oleh Sky,

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   214. Menyelamatkan Diri

    Sky menggertakkan geraham. Matanya telah memerah. Dadanya sesak oleh amarah. Semakin lama Draco menahannya, semakin tipis kemungkinan ia bisa melabrak Angelica. "Berapa sesi yang kau butuhkan?" tanyanya lantang. Draco masih merasa kesakitan. Sambil meringis dan tetap menodongkan senjata, ia menjawab, "Sebanyak-banyaknya. Aku tidak akan berhenti sampai benihku betul-betul tertanam." Sky mendengus meremehkan. "Kau selemah itu, rupanya? Suamiku hanya butuh satu sesi untuk menghasilkan anak." Harga diri Draco terluka. Ia angkat pistolnya lebih tinggi. Kepala Sky kini menjadi targetnya. "Jangan membandingkan aku dengannya! Sekarang juga, cepat lakukan apa yang kuperintahkan! Kau tidak mungkin membiarkan nyawamu melayang sia-sia, kan?" ancamnya. Akan tetapi, Sky sama sekali tidak gentar. Ia memutar mata dan menghela napas cepat. "Aku tidak punya banyak waktu sekarang. Satu sesi saja. Setelah itu, biarkan aku menyingkirkan Angelica," tuturnya sembari melangkah dengan mala

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   213. Bersama yang Lain

    "Louis," panggil Sky ketika memasuki kamar. Ia bergegas menghampiri tempat tidur, mengira bahwa Louis terbaring di sana. Sayangnya, tidak seorang pun terlihat. "Di mana Louis? Apakah dia di kamar mandi? Mungkin dia merasa mual dan bangun untuk muntah?" pikir Sky, menduga-duga. Sky pun pergi ke kamar mandi. Tidak menemukan Louis di sana, kepanikannya merebak. "Ini gawat! Drac, Louis tidak ada di sini! Kurasa dia diculik!" serunya sambil berlari keluar. Namun, begitu melihat Draco, Sky tersentak. Mulutnya berhenti mengeluarkan suara, dan matanya terbelalak. Pria itu telah mengganjal pintu dengan kursi dan duduk di sana! "Drac? Apa yang kau lakukan?" tanya Sky, penuh keheranan. Draco tersenyum misterius. "Bisakah kita bersantai sebentar? Biarkan Angelica mendapat sedikit waktu untuk mewujudkan impiannya." Sky menggeleng tak paham. "Apa maksudmu?" "Biarkan dia bersama pria idamannya." "Dia sedang bersama Louis?" Suara Sky meledak. Matanya terbuka maksimal. Selang satu dengu

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   212. Louis Hilang

    Angelica menggeleng cepat. "Aku tidak sengaja. Aku bermaksud untuk bersalaman dengan Nyonya Harper, tapi selendangku menyibak botol sampanye-nya." Setelah menjepit pangkal hidungnya sebentar, Draco berkata, "Tuan Harper, tolong maafkan Angelica. Dia memang ceroboh dan keras kepala. Mulai sekarang, saya janji dia tidak akan mendekati Anda lagi. Permisi." Draco mencengkeram lengan Angelica, mengajaknya untuk meninggalkan ruangan. Wanita itu sempat melakukan perlawanan. Ia belum mau pergi jika Louis masih salah paham terhadapnya. Namun, dengan kehadiran dua orang security, ia tidak punya pilihan. Sementara ia diseret ke luar, Draco berjalan kembali ke meja Louis dan Sky. "Tuan dan Nyonya Harper, maaf atas apa yang sudah Angelica perbuat. Dia memang suka membuat masalah. Saya tidak seharusnya meninggalkan dia sendirian tadi. Dia jadi punya kesempatan untuk mengganggu kalian berdua," ujar Draco dengan sebelah tangan diletakkan di depan dada. Sementara Louis fokus membersihkan gaun S

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   211. Sedikit Basah

    "Sky, kamu kelihatannya tegang sekali. Ada apa?" selidik Louis saat mereka sedang menyantap makanan pembuka. Sky berkedip-kedip dengan mata bulat. Punggungnya yang tegak akhirnya condong ke depan. "Apakah kamu sadar? Semua orang sedang memperhatikan kita. Rasanya, mereka sudah siap melempariku dengan gelas jika aku mengambil sendok yang salah," bisiknya dengan penuh keseriusan. Louis tertawa mendengar alasan tersebut. "Untuk apa gugup, Sky? Bukankah kamu biasanya tidak peduli dengan pendapat orang lain? Cukup jadi dirimu sendiri." "Ini bukan soal menjadi siapa, Louis. Ini soal penempatan diri. Kita sedang makan malam di kapal pesiar yang megah. Table manner harus diperhatikan." Louis menggeleng tak habis pikir. "Sky, aku mengajakmu kemari untuk menikmati makanan lezat, bukan untuk mengikuti ujian. Jadi santai saja. Kalaupun kamu memakai sendok yang salah, tidak akan ada yang menghukummu." "Aku hanya tidak mau menjadi aib bagimu, Louis. Bisa kamu bayangkan betapa hebohn

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   210. Jangan Khawatirkan Aku

    "Halo, Mama? Kenapa meneleponku? Bukankah Mama seharusnya sedang bersenang-senang bersama Papa?" sapa Summer dengan suara lucunya. "Hai, Sayang. Kami tiba-tiba saja merindukanmu. Kamu sedang apa?" tanya Sky sambil melirik Louis dengan tatapan was-was. Sang suami juga sedang memasang telinga. "Aku?" Summer agak terkesiap. "Sedang bermain bersama River." "Ya, kami sedang bermain bersama, Nyonya Harper," sambung seorang bocah laki-laki. Mulut Sky membulat. "Oh, kalian tidak bereksperimen hari ini?" "Bereksperimen, Mama. Hanya saja, ini sedang waktu istirahat. Jadi kami bermain," tutur Summer lantang. Hal itu membuat Louis dan Sky semakin curiga. "Bermain apa, Sayang?" selidik Louis, penasaran. "Kami sedang bermain ponsel. River sedang menunjukkan permainan keren kepadaku." "Permainan apa?" "Jual beli saham. Tapi ini hanya simulasi," jawab River tergesa-gesa. Louis dan Sky jadi semakin bertanya-tanya. "Kalian tidak sedang melakukan sesuatu yang terlarang, kan?"

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   209. Jangan Cemburu

    Draco tertawa samar. "Maaf, Tuan Harper. Saya tidak bermaksud seperti itu. Saya hanya ingin menyapa teman lama. Jadi, apakah kau sudah berhasil mengingatku, Sky? Aku Draco. Kau pernah memanduku saat kita masih remaja dulu." Sky terdiam. Matanya memicing, sibuk menelusuri ingatan. "Masih belum ingat?" tanya Draco seraya meninggikan alis. "Waktu itu, aku ikut tur keliling Eropa. Kamu bekerja sebagai pemandunya. Saat itu, kamu adalah pemandu termuda di HealingHills Travel Company. Fakta tersebut membuatku terkagum-kagum. Aku bahkan mengajakmu berfoto dan meminta tanda tanganmu." Sky menggeleng samar. "Maaf. Aku terlalu sering berfoto dan memberikan tanda tanganku." "Lalu kita bertemu lagi beberapa tahun kemudian, secara tidak sengaja, di Kanada. Summer masih sangat kecil saat itu," Draco menambah petunjuk. Alis Louis semakin tertaut. "Kau mengenal Summer?" gumamnya dengan nada tak senang. Draco mengangguk ringan. "Ya, dia bayi mungil yang lucu. Meskipun saat itu dia belum bi

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   208. Agen yang Menggemaskan

    "Halo? Apakah ini nomor Angelica?" tanya seorang anak kecil yang mengubah suaranya agar terdengar seperti orang dewasa. Angelica mengernyitkan dahi. "Siapa ini?" "Perkenalkan. Saya Summer." "Dan saya River," sambung anak lain dengan suara yang juga dibuat-buat. "Kami berdua adalah agen rahasia dari kepolisian." Angelica tercengang mendengar informasi tak terduga itu. "Kepolisian?" Ia tampak sangat terkejut. Namun, sedetik kemudian, ia tertawa meremehkan. "Heh, anak kecil, dengarkan aku baik-baik. Kalau kalian mau mengusili seseorang, kalian sebaiknya menghubungi orang lain. Aku tidak punya waktu untuk meladeni keisengan seperti ini." "Ini bukan keisengan, Angelica. Meskipun kami masih kecil, kami ini profesional. Kalau tidak, bagaimana kami bisa menemukan nomor ponselmu? Ini nomor rahasiamu, kan? Bukan nomor bisnis?" Raut Angelica tiba-tiba berubah serius. Ia perhatikan layar ponselnya. Panggilan yang ia terima ternyata masuk ke SIM-card 2. "Dari mana kalian men

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status