Share

201. Detektif Cilik

Penulis: Pixie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-18 00:03:37
Setibanya di kediaman Harper, perhatian Orion langsung tertuju pada dua bocah di ruang tamu. Mereka sedang duduk bersampingan di sebuah sofa. Tatapan mereka serius, terpaku pada ponsel.

"Selamat pagi, Summer, River," sapa Orion sembari mendekat.

Para bocah akhirnya mengangkat pandangan. "Selamat pagi, Paman Orion." Namun kemudian, mata mereka kembali pada ponsel.

Merasa diabaikan, kening Orion berkerut. "Apa yang sedang kalian lakukan?"

"Tolong jangan ganggu kami, Paman Orion. Kami sedang serius," gerutu Summer. Alisnya tertaut lucu.

Penasaran, Orion berdiri di belakang sofa. Ia membungkuk, memperhatikan apa yang sedang dikerjakan para bocah.

"Siapa perempuan itu?" tanyanya ketika mendapati media sosial milik seseorang yang tidak ia kenal.

Summer menghela napas panjang. Gayanya sudah seperti orang dewasa. "Paman Orion, bukankah sudah kubilang untuk tidak mengganggu kami?"

"Aku tidak mengganggu. Hanya bertanya. Siapa perempuan itu? Kenapa kalian mengamati media sos
Pixie

Waduh, waduh .... Apa yang terjadi dengan Louis dan Sky? Kenapa HP mereka tidak bisa dihubungi?

| 4
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Puji Lestari
wkwwkwkwk dua bocah jenius
goodnovel comment avatar
Rosi Mauliana
mama papa nya sedang asyik buat adik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   202. Interupsi di Bulan Madu

    Beberapa saat yang lalu, Louis dan Sky memasuki kapal. Mereka langsung berjalan menuju kabin mereka. Sepanjang jalan, Sky terus berceloteh tentang apa saja yang dilihatnya. Louis dengan senang hati mendengarkan. Ia merasa seperti kembali ke masa kecil mereka. "Louis, lihat! Itu koper kita!" Sambil tertawa, Sky mempercepat langkah. Meski demikian, ia tetap menjaga tangan Louis dalam genggamannya. Louis pun mengikuti dengan langkah ringan. "Akhirnya, kita sampai di kamar kita. Aku sudah tidak sabar ingin melihatnya. Perlukah kita merekam momen ini? Kurasa Summer juga pasti senang melihatnya," tutur Sky dengan mata berbinar. Louis selalu suka melihatnya. Ia tersenyum manis. "Sky, bagaimana kalau saat ini, kita nikmati saja momen-momen sepenuhnya? Lupakan tentang orang lain. Fokus saja pada kita berdua." "Tapi Summer bukan orang lain. Dia putri kita," timpal Sky dengan alis melengkung tinggi. Kebingungan yang terukir di wajahnya membuat Louis tertawa gemas. Apalagi, gelengan ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   203. Sudah Dewasa

    "Maaf, Louis. Aku sebetulnya tidak mau melanggar kesepakatan, tapi aku harus mengangkat telepon. Siapa tahu ini penting," tutur Sky seraya memeriksa panggilan. "Oh, ternyata ini ayahku. Halo, Papa." Sky berbincang dengan sang ayah selama beberapa saat. Sesekali ia melirik Louis. Raut sang suami lagi-lagi menggelitik hatinya. Saat percakapan mereka usai, Louis langsung menyita ponselnya. "Demi kenyamanan bersama, bagaimana kalau kita mematikan ponselmu juga? Kita boleh menyalakannya lagi setelah aku selesai memanjakanmu." "Bagaimana kalau ada sesuatu yang penting?" Louis menggeleng ringan. Ia matikan ponsel Sky dan meletakkannya di atas meja. "Semua orang tahu kita sedang berbulan madu. Mereka seharusnya mengerti kalau kita sedang tidak mau diganggu. Lagi pula, yang terpenting saat ini adalah kita." Sembari tersenyum manis, Louis menyodorkan tangan. "Apakah kau sudah siap untuk dimanjakan?" "Ya! Walaupun aku sudah bukan anak kecil, aku masih suka dimanjakan," Sky meleta

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   204. Waktu Untuk Berduaan

    "Louis, mau berapa lama lagi kita di sini?" tanya Sky manis. Ia sedang duduk di depan Louis sambil bersandar di dadanya. Dengan pose berendam seperti itu, mereka terlihat sangat mesra. "Apakah kau sudah bosan?" tanya Louis serak. Sky menggeleng manja. "Tidak. Hanya saja, kita sudah selesai bergulat. Apa lagi yang mau kau lakukan di sini?" "Aku masih mau melakukan ini," Louis lanjut memainkan titik sensitif sang istri. Melihat betapa nakal jemari Louis, Sky mendengus geli. "Itu bisa kau lakukan di kamar, Louis. Tidak harus di sini." "Ya, tapi kalau kita keluar dari air, aku tidak bisa melakukan ini," Louis mengambil setangkup air. Saat ia menuangkannya di tubuh Sky, air tersebut mengalir dengan indah. Sky hanya bisa menggeleng tak habis pikir. Ternyata, bukan hanya dirinya yang tak banyak berubah. Louis juga. Mereka berdua masih kekanakan. Selagi Louis bersenang-senang dengan tubuhnya, Sky mulai mencari kesibukan. Ia menatap sekeliling. Tak lama kemudian, ia bertanya, "Louis,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   205. Godaan Wanita

    Sayangnya, Summer masih saja resah. "Haruskah aku meminta Paman Orion untuk menghubungi pihak kapal? Aku bisa menyampaikan pesan kepada Papa dan Mama lewat mereka. Atau .... Summer menggembungkan pipi. "Perlukah aku meminta kru kapal untuk melempar Angelica ke laut? Tapi itu termasuk tindakan kriminal. Aku bisa dilempar ke penjara dan masuk neraka. Lalu, bagaimana caranya menjauhkan Angelica dari Papa dan Mama kalau mereka berada di tengah laut? Haruskah aku meminta dia dikurung saja?" Merasa iba, Briony pun menghampirinya. "Summer, apa yang sebetulnya kamu khawatirkan?" tanyanya lembut. Summer melirik Briony dengan wajah cemberut. "Angelica berteman dengan Kendrick, Bibi. Dia pasti dikirim oleh Kendrick untuk merusak bulan madu Papa dan Mama. Karena itulah, kita harus menghubungi mereka. Papa dan Mama perlu waspada." "Kau mau orang tuamu menikmati bulan madu mereka, kan?" Summer mengangguk lucu. Sambil tersenyum, Briony mengusap rambut keritingnya. "Menurutmu, apakah me

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   206. Gagal Menyerang

    Melihat sikap genit Angelica, dada Sky terasa panas. Ia sangat ingin menjambak rambut wanita itu dan menyeretnya keluar dari lounge. Untungnya, Louis bisa membaca keadaan. Sebelum kecemburuan Sky semakin membara, ia menunduk dan mendengus jijik. "Padahal, kata-kataku sederhana, tapi kenapa dia tidak mengerti juga?" Angelica tersentak mendengar gerutuan tersebut. Ia tidak menduga bahwa Louis akan meresponsnya sedingin itu. Meski demikian, ia tetap mempertahankan senyum di wajah cantiknya. "Maaf, Tuan. Saya memang tidak mengerti. Tolong jelaskan kepada saya. Kenapa Anda menyangkal identitas Anda sendiri?" Tiba-tiba, Louis menggebrak meja. Sedetik kemudian, ia sudah berdiri dengan tatapan menghunus mata Angelica. "Saya tidak menyangkal. Saya memang bukan Louis Harper yang Anda bayangkan," tegasnya lantang. Lengkung bibir Angelica akhirnya sirna. Sekalipun ia berusaha untuk mengembalikannya, ia tetap gagal. "K-kenapa begitu, Tuan? A-apakah Anda sudah berganti nama? Atau

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   207. Paling Berkesan

    Sore harinya, banyak orang bersantai di dek lido. Sebagian asyik berenang di kolam. Sebagian lagi bersantai di kursi lounge, termasuk Louis dan Sky. Louis sengaja menggeser kursinya agar berdekatan dengan kursi Sky. Dengan begitu, mereka bisa duduk berdampingan, sembari mengisi buku spesial mereka. "Selesai!" Sky membuat satu titik di kalimat terakhir. Senyumnya sangat manis, apalagi saat ia melirik ke samping. "Pertemuan dan petualangan pertama kita sudah ditulis di sini. Sekarang apa lagi? Kurasa kita tidak mungkin menceritakan semua kebersamaan kita, Louis. Itu banyak sekali. Bagaimana kalau kita pilih saja beberapa yang paling berkesan?" Hati Louis terasa ringan melihat semangat istrinya itu. Sambil membelai kepalanya, ia berbisik, "Ide bagus, Sky. Tapi masalahnya, semua momen yang kulalui bersamamu itu berkesan." Sky mendengus geli. "Kau benar. Semua petualangan kita memang berkesan. Tapi, dari sekian banyak momen itu, pasti ada yang paling membekas." "Begitukah?" A

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   208. Agen yang Menggemaskan

    "Halo? Apakah ini nomor Angelica?" tanya seorang anak kecil yang mengubah suaranya agar terdengar seperti orang dewasa. Angelica mengernyitkan dahi. "Siapa ini?" "Perkenalkan. Saya Summer." "Dan saya River," sambung anak lain dengan suara yang juga dibuat-buat. "Kami berdua adalah agen rahasia dari kepolisian." Angelica tercengang mendengar informasi tak terduga itu. "Kepolisian?" Ia tampak sangat terkejut. Namun, sedetik kemudian, ia tertawa meremehkan. "Heh, anak kecil, dengarkan aku baik-baik. Kalau kalian mau mengusili seseorang, kalian sebaiknya menghubungi orang lain. Aku tidak punya waktu untuk meladeni keisengan seperti ini." "Ini bukan keisengan, Angelica. Meskipun kami masih kecil, kami ini profesional. Kalau tidak, bagaimana kami bisa menemukan nomor ponselmu? Ini nomor rahasiamu, kan? Bukan nomor bisnis?" Raut Angelica tiba-tiba berubah serius. Ia perhatikan layar ponselnya. Panggilan yang ia terima ternyata masuk ke SIM-card 2. "Dari mana kalian men

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   209. Jangan Cemburu

    Draco tertawa samar. "Maaf, Tuan Harper. Saya tidak bermaksud seperti itu. Saya hanya ingin menyapa teman lama. Jadi, apakah kau sudah berhasil mengingatku, Sky? Aku Draco. Kau pernah memanduku saat kita masih remaja dulu." Sky terdiam. Matanya memicing, sibuk menelusuri ingatan. "Masih belum ingat?" tanya Draco seraya meninggikan alis. "Waktu itu, aku ikut tur keliling Eropa. Kamu bekerja sebagai pemandunya. Saat itu, kamu adalah pemandu termuda di HealingHills Travel Company. Fakta tersebut membuatku terkagum-kagum. Aku bahkan mengajakmu berfoto dan meminta tanda tanganmu." Sky menggeleng samar. "Maaf. Aku terlalu sering berfoto dan memberikan tanda tanganku." "Lalu kita bertemu lagi beberapa tahun kemudian, secara tidak sengaja, di Kanada. Summer masih sangat kecil saat itu," Draco menambah petunjuk. Alis Louis semakin tertaut. "Kau mengenal Summer?" gumamnya dengan nada tak senang. Draco mengangguk ringan. "Ya, dia bayi mungil yang lucu. Meskipun saat itu dia belum bi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27

Bab terbaru

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   218. Strategi Louis

    Sky pun menyimak apa yang dikerjakan oleh Louis. Ternyata, Louis memeriksa data individu yang pernah berinteraksi dengan akun Angelica dan Kendrick. Setelah menemukan beberapa nama, ia mencocokkannya dengan data penumpang kapal. Begitu hasilnya keluar, mereka terkesiap. "Bukankah dia petugas keamanan itu?" desah Sky, penuh keterkejutan. Louis mendengus tak senang. "Sekarang semuanya jelas. Kenapa mereka bisa membawaku ke kamar Angelica dengan cepat, kenapa mereka sempat membela Angelica, dan kenapa Draco menghilang tanpa jejak. Semua itu karena laki-laki bernama Pablo ini." "Apa yang harus kita lakukan sekarang, Louis?" tanya Sky dengan nada serius. "Ayo kita modifikasi perangkap yang sudah kita rancang." Sky dan Louis berdiskusi selama beberapa saat. Begitu strategi mereka matang, Sky kembali keluar kamar. Ia pergi ke ruang security. Sesuai dugaan, tangan kanan Kendrick berada di sana. "Apakah sudah ada perkembangan tentang Draco?" tanya Sky dengan wajah resah. Pablo meng

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   217. Petunjuk dari Summer

    "Aku tidak punya banyak waktu di sini. Jadi, cepat sampaikan keputusanmu. Mau, ya mau. Tidak, ya tidak. Tapi satu hal yang harus kau ingat. Siapa pun orang yang membayarmu, dia tidak akan lebih berkuasa dibandingkan Louis. Suamiku adalah pebisnis nomor satu di L City, dan dia termasuk yang paling berpengaruh di muka bumi," tutur Sky seraya mengedikkan bahu. Angelica termenung. Diamnya membuat Sky tidak sabar. "Ayolah .... Jangan sok jual mahal. Kau sadar bahwa tawaran ini terlalu bagus untukmu, kan?" pancing Sky. Angelica kembali cemberut. "Apa maksudmu? Kau merendahkan aku lagi?" "Tidakkah kau sadar dengan posisimu sekarang? Kau terancam masuk penjara. Dengan adanya tawaran ini, kau jadi punya pilihan. Uang dan peningkatan karier, atau kehilangan semuanya?" Angelica menggertakkan geraham. Ia sedang berhadapan dengan pilihan sulit sekarang. "Kau berniat membayar berapa kali lipat?" tanyanya selang perenungan singkat. "Apakah dua kali lipat belum cukup?" Sky terbelalak. A

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   216. Tawaran Baru

    "Baiklah. Akan segera kami laksanakan," ujar si petugas sebelum pergi menjalankan tugas. Sky akhirnya bisa membaringkan Louis di ranjang. "Apakah kepalamu masih sakit?" bisiknya sembari mengelus rambut sang suami. Louis mengangguk. Sky pun tersenyum kecil. Ia tidak menduga kejadian lima tahun lalu dapat terulang. Dirinya berhasil menyelamatkan Louis dari wanita liar lagi. "Kalau begitu, tidurlah. Kau akan membaik setelah bangun nanti." "Tolong jangan pergi," pinta Louis seraya memegangi tangan Sky. Sky tersenyum geli. "Aku tidak akan ke mana-mana. Tidurlah." "Baiklah." Sambil menaruh tangan Sky di dada, Louis kembali terlelap. Sky hanya bisa termenung sembari memandangi wajah tampannya. "Skenario yang dimainkan Draco dan Angelica mirip dengan yang terjadi dulu. Apakah dalang di balik kejadian ini adalah orang yang sama? Tapi, bukankah Kendrick di penjara? Bagaimana mungkin dia bisa membayar orang kalau dia belum bebas?" pikir Sky, mulai gundah. Tiba-tiba, seseorang men

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   215. Menyelamatkan Louis

    Angelica kembali menggertakkan geraham. Sambil berkacak sebelah pinggang, ia berkata, "Kau bahkan belum menyentuhku. Bagaimana mungkin kau bisa menyimpulkan begitu?" "Aku tidak perlu menyentuhmu. Melihatmu saja aku sudah tahu. Kau gadis murahan yang tidak pantas mendapatkan perhatianku," tegas Louis walau dengan suara menggerutu. Lagi-lagi, Angelica memekik. Bukan karena tamparan Sky, melainkan sindiran Louis. Ia merasa terhina. "Bisa-bisanya kau merendahkan aku? Aku adalah Angelica, model ternama yang dikagumi oleh semua pria. Kau tidak normal kalau berani menolakku!" tuduhnya. "Kaulah yang tidak normal! Mana ada perempuan waras yang berani merebutku dari istriku?" gerutu Louis sembari menggosok-gosok kepala Sky dengan pipinya. Merasa geram, Angelica berjalan cepat menuju sebuah rak. Sebelum ia bisa menarik salah satu laci, Sky menodongkan pistol ke arahnya, "Jangan bergerak atau kau kutembak!" Angelica melirik dengan sorot mata sinis. Melihat apa yang ditodongkan oleh Sky,

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   214. Menyelamatkan Diri

    Sky menggertakkan geraham. Matanya telah memerah. Dadanya sesak oleh amarah. Semakin lama Draco menahannya, semakin tipis kemungkinan ia bisa melabrak Angelica. "Berapa sesi yang kau butuhkan?" tanyanya lantang. Draco masih merasa kesakitan. Sambil meringis dan tetap menodongkan senjata, ia menjawab, "Sebanyak-banyaknya. Aku tidak akan berhenti sampai benihku betul-betul tertanam." Sky mendengus meremehkan. "Kau selemah itu, rupanya? Suamiku hanya butuh satu sesi untuk menghasilkan anak." Harga diri Draco terluka. Ia angkat pistolnya lebih tinggi. Kepala Sky kini menjadi targetnya. "Jangan membandingkan aku dengannya! Sekarang juga, cepat lakukan apa yang kuperintahkan! Kau tidak mungkin membiarkan nyawamu melayang sia-sia, kan?" ancamnya. Akan tetapi, Sky sama sekali tidak gentar. Ia memutar mata dan menghela napas cepat. "Aku tidak punya banyak waktu sekarang. Satu sesi saja. Setelah itu, biarkan aku menyingkirkan Angelica," tuturnya sembari melangkah dengan mala

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   213. Bersama yang Lain

    "Louis," panggil Sky ketika memasuki kamar. Ia bergegas menghampiri tempat tidur, mengira bahwa Louis terbaring di sana. Sayangnya, tidak seorang pun terlihat. "Di mana Louis? Apakah dia di kamar mandi? Mungkin dia merasa mual dan bangun untuk muntah?" pikir Sky, menduga-duga. Sky pun pergi ke kamar mandi. Tidak menemukan Louis di sana, kepanikannya merebak. "Ini gawat! Drac, Louis tidak ada di sini! Kurasa dia diculik!" serunya sambil berlari keluar. Namun, begitu melihat Draco, Sky tersentak. Mulutnya berhenti mengeluarkan suara, dan matanya terbelalak. Pria itu telah mengganjal pintu dengan kursi dan duduk di sana! "Drac? Apa yang kau lakukan?" tanya Sky, penuh keheranan. Draco tersenyum misterius. "Bisakah kita bersantai sebentar? Biarkan Angelica mendapat sedikit waktu untuk mewujudkan impiannya." Sky menggeleng tak paham. "Apa maksudmu?" "Biarkan dia bersama pria idamannya." "Dia sedang bersama Louis?" Suara Sky meledak. Matanya terbuka maksimal. Selang satu dengu

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   212. Louis Hilang

    Angelica menggeleng cepat. "Aku tidak sengaja. Aku bermaksud untuk bersalaman dengan Nyonya Harper, tapi selendangku menyibak botol sampanye-nya." Setelah menjepit pangkal hidungnya sebentar, Draco berkata, "Tuan Harper, tolong maafkan Angelica. Dia memang ceroboh dan keras kepala. Mulai sekarang, saya janji dia tidak akan mendekati Anda lagi. Permisi." Draco mencengkeram lengan Angelica, mengajaknya untuk meninggalkan ruangan. Wanita itu sempat melakukan perlawanan. Ia belum mau pergi jika Louis masih salah paham terhadapnya. Namun, dengan kehadiran dua orang security, ia tidak punya pilihan. Sementara ia diseret ke luar, Draco berjalan kembali ke meja Louis dan Sky. "Tuan dan Nyonya Harper, maaf atas apa yang sudah Angelica perbuat. Dia memang suka membuat masalah. Saya tidak seharusnya meninggalkan dia sendirian tadi. Dia jadi punya kesempatan untuk mengganggu kalian berdua," ujar Draco dengan sebelah tangan diletakkan di depan dada. Sementara Louis fokus membersihkan gaun S

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   211. Sedikit Basah

    "Sky, kamu kelihatannya tegang sekali. Ada apa?" selidik Louis saat mereka sedang menyantap makanan pembuka. Sky berkedip-kedip dengan mata bulat. Punggungnya yang tegak akhirnya condong ke depan. "Apakah kamu sadar? Semua orang sedang memperhatikan kita. Rasanya, mereka sudah siap melempariku dengan gelas jika aku mengambil sendok yang salah," bisiknya dengan penuh keseriusan. Louis tertawa mendengar alasan tersebut. "Untuk apa gugup, Sky? Bukankah kamu biasanya tidak peduli dengan pendapat orang lain? Cukup jadi dirimu sendiri." "Ini bukan soal menjadi siapa, Louis. Ini soal penempatan diri. Kita sedang makan malam di kapal pesiar yang megah. Table manner harus diperhatikan." Louis menggeleng tak habis pikir. "Sky, aku mengajakmu kemari untuk menikmati makanan lezat, bukan untuk mengikuti ujian. Jadi santai saja. Kalaupun kamu memakai sendok yang salah, tidak akan ada yang menghukummu." "Aku hanya tidak mau menjadi aib bagimu, Louis. Bisa kamu bayangkan betapa hebohn

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   210. Jangan Khawatirkan Aku

    "Halo, Mama? Kenapa meneleponku? Bukankah Mama seharusnya sedang bersenang-senang bersama Papa?" sapa Summer dengan suara lucunya. "Hai, Sayang. Kami tiba-tiba saja merindukanmu. Kamu sedang apa?" tanya Sky sambil melirik Louis dengan tatapan was-was. Sang suami juga sedang memasang telinga. "Aku?" Summer agak terkesiap. "Sedang bermain bersama River." "Ya, kami sedang bermain bersama, Nyonya Harper," sambung seorang bocah laki-laki. Mulut Sky membulat. "Oh, kalian tidak bereksperimen hari ini?" "Bereksperimen, Mama. Hanya saja, ini sedang waktu istirahat. Jadi kami bermain," tutur Summer lantang. Hal itu membuat Louis dan Sky semakin curiga. "Bermain apa, Sayang?" selidik Louis, penasaran. "Kami sedang bermain ponsel. River sedang menunjukkan permainan keren kepadaku." "Permainan apa?" "Jual beli saham. Tapi ini hanya simulasi," jawab River tergesa-gesa. Louis dan Sky jadi semakin bertanya-tanya. "Kalian tidak sedang melakukan sesuatu yang terlarang, kan?"

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status