Saraswati sekarang benar-benar bersedih dan kecewa akan sikap anak kandungnya. Sepanjang jalan pulang, di dalam taksi Saraswati tak henti menangis. Menangisi nasib yang menimpanya. Saat ini, ia merasa hidup seorang diri. Sikap Abimanyu yang selalu menghindar dan juga sikap Cella yang telah tega membohonginya. Kepada siapa lagi Saraswati mengadu dan berkeluh kesah? Biasanya pada Abimanyu dan Cella. Kini, dua orang itu justru tampak membencinya."Bu, maaf, Bu. Ibu mau kemana?" Suara supir taksi membuyarkan kesedihan Saraswati. Wanita itu menyeka air mata dan cairan yang keluar dari lubang hidungnya."Pulang saja, Mas. Ke rumah awal saya naik taksi.""Baik, Bu."Hancur sudah perasaan dan kehidupan Saraswati. Mungkin sebentar lagi dia akan diusir Tuan Abimanyu karena tidak dapat membuat mobilnya kembali lagi. Saraswati bingung mencari keberadaan Samuel. Dia tidak terlalu mengenal lelaki itu. Hanya mengenal namanya saja.Sampai di rumah Tuan Abimanyu, Saraswati membayar ongkos, kemudian mas
Saraswati sangat terkejut melihat keberadaan Bella di rumah Tuan Abimanyu.'Siapa yang menyuruhnya kembali ke rumah ini? Apa mungkin Mas Abi sendiri yang meminta anak sulungnya tinggal di sini lagi?' bathin Saraswati bertanya."Aku yang meminta Bella tinggal di sini lagi. Kenapa memangnya? Kamu keberatan?" Jawaban Tuan Abimanyu seolah memancing kemarahan Saraswati. Baru saja reda amarah Saraswati terhadap Cella, kini dirinya diliputi kemarahan lagi karena kedatangan Bella di rumah ini. Tidak mungkin Saraswati bahagia melihat keluarga Tuan Abimanyu bersatu dan hidup bersama dalam satu atap. Apalagi sekarang kedua anak perempuan Tuan Abimanyu telah menikah. "Tentu saja aku keberatan! Apa Mas gak berpikir, adanya Bella di sini akan mencoreng nama keluarga, Mas? Ingat lho, dulu dia pernah melakukan kesalahan! Kesalahan yang sangat fatal! Aku harap Mas tidak melupakan itu!" Tanpa tahu diri, Saraswati berkata demikian. Helena mengepalkan kedua tangan sangat kuat. Menatap Saraswati penuh ke
Cella memutuskan tidak pulang ke rumah Tuan Abimanyu. Wanita itu yakin kalau Mamanya sudah bercerita tentang pernikahannya dengan Roger. Cella tidak dapat membayangkan reaksi Tuan Abimanyu saat mengetahuinya. Apakah ia marah besar? Atau justru tidak peduli? Cella menghempaskan ke apartemen tempat ia bertemu dengan Roger. Cella sudah menghubungi suaminya itu agar bersedia menemaninya malam ini. Cella tidak mungkin tidur seorang diri di apartemen ini.Suara ketukan pintu terdengar. Cella terperanjat, tersenyum manis menyambut kedatangan lelaki yang dicintai. Begitu membuka pintu, Cella langsung menghambur dalam pelukan Roger."Hei, tunggu. Masuk dulu! Aku gak mau ada orang yang melihat kita." Roger berkata, menarik tangan Cella agar masuk ke dalam."Temani aku malam ini di sini, ya? Please ...." rengek Cella pada lelaki yang menatapnya heran. Roger melepaskan rengkuhan Cella, duduk di sofa. "Kenapa kamu gak pulang ke rumah Tuan Abimanyu?" selidik Roger sambil mengeluarkan sebungkus ro
Saraswati sangat kesal karena pesannya tidak dibalas Cella, hanya dibaca saja. Menghempaskan tubuh ke atas ranjang, mengepalkan kedua tangan. Rahangnya mengeras, menahan amarah yang sudah di ubun-ubun. Saraswati tidak mau mengakui kalah dalam permainan ini. Ya sebenarnya hanya dia yang menganggap sebuah permainan. Helena dan Bella, sama sekali tidak menganggap itu sebuah permainan. Saraswati tak kunjung bisa memejamkan kedua mata. Ia berada di dalam kamar seorang diri. Sudah beberapa malam, Saraswati tidur sendirian. Tuan Abimanyu lebih memilih tidur di ruang kerja dari pada tidur bersamanya. Sebagai wanita normal yang sudah berhari-hari tidak disentuh, malam ini ingin rasanya ia memadu kasih dengan seorang pria yakni suaminya. Saraswati beranjak, memilih gaun yang akan membuat suaminya itu terangs*ng. Tak lupa, parfum mahal yang biasa digunakan untuk berc*nta dia semprotkan ke area-area sensitif. Wajahnya pun tak lupa dipoles make up lumayan tebal. Bibir Saraswati yang agak tebal, k
Saraswati mendengus kesal mendengar ucapan anak bungsu tuan Abimanyu. Helena berlalu pergi, enggan menunggu tanggapan dari wanita yang ingin memecah belah keluarganya. "Astaga, aku lupa! Bukannya semalam aku sudah berencana akan pura-pura baik pada keluarga ini? Hadeuh ...." gumam Saraswati menepuk keningnya. Wanita itu lantas masuk ke dalam kamarnya, membersihkan diri dan membantu para asisten rumah tangga di dapur."Pokoknya aku harus bisa membuat si Helena dan Bella baik padaku! Aku harus bisa merebut hati dan kepercayaan dua anak sialan itu!" tekad Saraswati usai menyisir rambut. Wanita itu melenggang keluar kamar. Bibirnya menyunggingkan senyum manis. Dengan ramah, Saraswati menyapa para asisten rumah tangga yang ada di rumah ini. Tentu saja mereka merasa aneh akan perubahan sikap Saraswati. "Kalian hari ini masak?" tanya Saraswati pada ketiga asisten rumah tangga Tuan Abimanyu. Salah satu asisten rumah tangga itu menyebutkan beberapa menu makan siang dan makan malam nanti. Sa
Cella bungkam, bibirnya terkatup rapat. Cella bingung menjawab pertanyaan suaminya. Dia tidak mungkin mengatakan kalau karena pernikahannya dengan Roger-lah yang menjadi penyebab dirinya diusir dan dipecat Tuan Abimanyu. "A-aku juga gak tahu, Sayang ... mungkin Papa Abi begitu karena hasutan kedua anaknya. Sekarang kan Bella dan Helena tinggal di sana. Mereka dari dulu memang selalu iri padaku." Akhirnya Cella menemukan jawaban yang menurutnya tepat. Roger memang tahu mengenai hubungan Cella dengan kedua saudara tirinya. Sejak dahulu memang tidak baik."Kau memang payah, Cella! Harusnya mereka yang keluar dari rumah itu bukan kau!"Sambungan telepon diputus Roger begitu saja. Kemarahan yang sebelumnya sudah menguasai diri Cella, semakin menjadi-jadi. Ia berteriak histeris, kesal dan kecewa dengan keadaan yang menimpanya. Bahkan Roger, lelaki yang telah dipilihnya tidak bisa menenangkan Cella. Justru Roger seolah menyalahkannya.Suara ketukkan pintu menyentak Cella. Ia segera menyeka
"Mas, aku minta pulang sekarang!" titah seorang wanita pada suaminya yang bernama Roger. Melani, nama istri Roger sangat geram mengetahui kalau suaminya berselingkuh dengan seorang wanita bernama Cella. Bahkan mereka telah menikah. Melani yang baru saja pulang dari butik sangat terkejut, mendapat kiriman paket berisi flashdisk dan juga beberapa lembar foto pernikahan antara suaminya dan Cella."Ada apa, Mel? Kenapa kamu menyuruhku pulang sekarang?" Tentu saja Roger heran, tiba-tiba saja Melani menyuruhnya pulang. Ada apa? Apa yang sebenarnya terjadi? Roger bertanya-tanya. Tidak biasanya Melani menyuruh Roger pulang cepat."Pokoknya aku minta Mas pulang sekarang juga! Aku tunggu!" Sambungan telepon terputus. Roger menggelengkan kepala akan sikap istrinya yang berubah. Menit berikutnya, Roger sudah keluar dari kantor, masuk ke dalam mobil. Kendaraan yang ditumpangi Roger sudah keluar dari halaman perusahaan yang dirintis oleh orang tua Melani. Ya sebenarnya nasib Roger dan Samuel tidak
Seperti biasa, setiap pagi keluarga Tuan Abimanyu sarapan bersama. Rumah ini semakin ceria sejak kedatangan Bella dan keluarga kecilnya. Bella pun bahagia dapat berkumpul kembali bersama Papa dan adik satu-satunya yaitu Helena.Saraswati mulai pagi ini menyiapkan sarapan untuk mereka. Bukan, bukan karena ia sudah berubah baik. Tetapi, karena Saraswati kini tak ada lagi orang yang mau didekatinya. Cella, anak tunggalnya dari pernikahan pertama, sekarang justru meninggalkannya. Kini, Saraswati berjuang sendirian menjalankan rencana yang telah ia susun.Usai menyantap sarapan, para lelaki di rumah itu semua berangkat ke kantor. Mereka mengelola perusahaan Tuan Abimanyu bersama-sama. Sejauh ini, Rino dan Jake tidak mengalami kendala yang berarti. "Jake, meeting jam dua nanti sebaiknya kau saja yang menemui klien. Kerjaanku yang kemarin belum selesai. Tidak masalah 'kan?" ucap Rino yang duduk di jok samping kemudi. Jake yang menyetir kendaraan yang mereka tumpangi menoleh."Siap, Kak. Tet