"Kau tunggu sebentar, aku mau lihat dulu," ucap Jake setelah membantu Helena berbaring dengan nyaman. Jake berjalan cepat ke pintu ruangan, membuka pintu namun tubuh Jale seakan mematung. Ia sangat terkejut melihat seseorang yang berdiri di hadapannya."Nyonya Angela?" desis Jake ketika wanita yang berpakaian glamour membuka masker. Jake memang mengenal sosok istri Samuel Christian. Beberapa kali ia melihat wanita itu diundang pada acara bisnis di televisi."Kedatangan saya ke sini bukan ingin menjenguk wanita yang bernama Helena Adiwilaga. Tetapi, saya hanya ingin menanyakan beberapa hal penting padanya. Apa saya boleh menemuinya?" Kalimat Angela sangat tertata, seolah menandakan bahwa dirinya wanita sosialita, wanita berkelas dan wanita bangsawan."Boleh, Nyonya. Silakan masuk." Jake membuka pintu lebar, mempersilakan Angela masuk ke dalam ruangan VVIP. Wanita itu mengenakan masker kembali. Kedua tangannya pun mengenakan sapu tangan. Ia khawatir tertular penyakit yang dialami Helena
Hati Helena sangat tersentuh mendengar ketulusan yang disampaikan Jake. Helena merunduk, meremas selimut. Jake tahu, Helena tidak mudah jatuh cinta. Tidak mudah melupakan cintanya yang lama."Jake, aku minta maaf ...." lirih, Helena berucap. Jake tersenyum sambil berkata, "Tidak perlu minta maaf. Tugasku menikahimu bukan menyuruhmu untuk mencintaiku. Sudahlah, sebaiknya kau istirahat. Aku mau menemui dokter, semoga kau bisa pulang nanti sore." Jake berkata sambil tersenyum. Sekuat hati dia akan berusaha ikhlas menerima Helena. Mungkin tanpa Jake sadari, dirinya telah jatuh cinta pada anak bungsu Tuan Abimanyu.*** Hari ini Samuel memutuskan pulang ke rumah, tidak masuk kantor. Hidungnya mengalami luka yang cukup serius akibat pukulan calon suami Helena."Samuel, hidungmu kenapa?" Nyonya Merlyn, ibu kandung Angela menyapa menantunya. Samuel meringis, berpura-pura merasa sakit."Ada orang yang memukulku, Mam.""Apa? Kau dipukul orang? Dipukul kenapa? Coba sini, Mami lihat!" Nyonya Mer
"Sayang, kau lihat hidungku! Hidungku terluka, Sayang ... Kau tahu? Hidungku seperti ini karena berhadapan dengan preman yang menghalangi proyek kita. Sayang, ini sakit sekali ...." Samuel merajuk pada saat Angela masuk ke dalam kamar. Wanita cantik, tubuh semampai menelisik hidung suaminya. Tidak terlihat khawatir apalagi panik seperti yang biasa Angela lakukan. Dahulu, tiap kali Samuel terluka, Angela pasti akan panik. Mengajaknya ke rumah sakit ternama. Tetapi, kali ini Angela tampak santai dan tidak peduli."Luka biasa."Hanya dua kata itu yang diucapkan Angela. Kening Samuel mengkerut. Aneh, akan sikap istrinya yang tidak peduli. Angela justru berjalan ke arah lemari pakaian. Menurunkan satu koper besar.Bibir Samuel menyunggingkan senyum. Berpikir kalau istrinya mengajak ia dan anak-anak pergi berlibur. "Sayang, kita mau second honeymoon atau mau holliday bersama anak-anak?" tanya Samuel lagi. Dirinya sangat penasaran. Samuel memerhatikan gerakan Angela yang mengeluarkan pakaia
"Angela, kau ... kau bercanda bukan? Tidak mungkin kau akan menggugat cerai? Aku tahu, kau pasti bercanda! Sayang, aku sangat mencintaimu. Bodoh sekali jika aku mengkhianati kesetiaanmu, Sayang?" Samuel enggan mempercayai kalau istrinya tega mengusir dan menggugat cerai. Ia masih mencoba merayu Angela agar tidak mengusirnya apalagi sampai menggugat cerai. Bagaimana nasib Samuel jika diceraikan Angela? Pasti akan menjadi gelandangan. Kemiskinan akan kembali menemani hari-harinya. Angela menghela napas panjang, memandang suaminya yang menunjukkan raut wajah memelas. Kali ini, sedikit pun Angela tidak menaruh belas kasih pada Samuel. Lelaki itu benar-benar telah mengecewakan dan mengkhianatinya."Aku berkata sungguh-sungguh. Tidak mungkin aku membiarkan pengkhianat berada di rumah ini. Dan aku? tidak mau memiliki suami yang tidak menepati janjinya! Apa kau lupa? Sebelum kita menikah, kau sudah berjanji tidak akan berselingkuh, hanya aku yang kau cintai dan hanya aku istrimu!" Angela ke
Helena sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Jake sangat bahagia karena kondisi Helena sudah berangsur membaik. Tidak akan ada orang yang menyangka kalau Helena mengalami keguguran. Surat keterangan dokter disimpan Jake. Bahaya, jika Helena yang menyimpannya. Khawatir ketahuan Saraswati, Cella atau Tuan Abimanyu. Helena tidak mau itu terjadi."Jake, orang tuamu tetap tidak mau datang ke acara pernikahan kita?" tanya Helena saat mereka sedang dalam perjalanan pulang. Jake menghela napas kasar. Dia tidak bisa memaksa kedua orang tuanya."Maaf, Nona. Sepertinya tidak," kata Jake lemah. Helena memalingkan muka ke luar jendela. Bayangan kehidupannya yang terlewati kembali melintas. Dia yang dulu hidup bebas serta pernah menjadi simpanan suami orang. Mengingat semua itu, Helena merasa dirinya kotor. Helena meneteskan air mata. Namun, segera menyekanya.Tiba di rumah Tuan Abimanyu, terlihat Saraswati duduk seorang diri di depan rumah. "Kau sudah pulang rupanya," cetus Saraswati berdi
Makan malam di keluarga Tuan Abimanyu sangat sunyi. Hanya terdengar suara alat makan yang beradu. Tuan Abimanyu enggan memulai pembicaraan. Begitu pula Cella dan Saraswati. Mereka hanya saling lirik satu sama lain. Sedangkan Helena, wanita itu memilih berdiam diri di kamar. Malas, bertemu apalagi makan satu meja bersama ibu dan saudara sambungnya. Usai makan malam, Tuan Abimanyu memerintahkan salah satu asisten rumah tangga agar membawakan makan malam ke kamar anak bungsunya. Setelahnya, Tuan Abimanyu masuk ke dalam ruang kerja. Sudah beberapa malam lelaki tua itu lebih memilih menghabiskan malam di ruang kerja dari pada satu kamar dengan istrinya, Saraswati."Kau lihat, Cella! Mas Abi sikapnya semakin hari, semakin menyebalkan! Lama-lama Mama tidak sanggup menghadapinya," keluh Saraswati setengah berbisik. Cella tampak menikmati makan malam, tanpa ingin terganggu dengan sikap Papa sambungnya."Kalau Mama gak sanggup, pergi saja dari sini." Kedua mata Saraswati membeliak. Tidak menya
Sekitar jam satu siang, Tuan Abimanyu telah datang di restoran. Ia datang lebih dulu dari pada Angela. Tuan Abimanyu datang seorang diri. Tidak mengajak Cella seperti biasanya. Sekarang Tuan Abimanyu tidak memiliki orang kepercayaan. Dia hanya percaya pada diri sendiri. Tidak berlangsung lama, seorang wanita berpenampilan glamour, tubuh semampai memasuki restoran. Tuan Abimanyu tersenyum lebar, menyambut kedatangan partner kerjanya. "Selamat siang, Nyonya Angela," sapa Tuan Abimanyu mengulurkan tangan kanan ke hadapan wanita yang masih mengenakan kaca mata besar nan mewah."Selamat siang juga, Tuan." Nyonya Angela menyambut baik uluran tangan Tuan Abimanyu, kemudian dua pengusaha itu duduk bersebrangan. Mereka pun memesan makanan dan minuman sebelum membahas permasalahan yang dihadapi."Sebelumnya saya mohon maaf, Tuan. Karena ... telah memutuskan kerja sama kontrak sebelah pihak. Saya juga mengucapkan terima kasih banyak karena Tuan tidak mempermasalahkan ini ke jalur hukum." Angel
Samuel sangat terkejut mendengar keinginan Melani, gadis yang telah direnggut kegadisannya. Melani adalah mahasiswa di salah satu Universitas. Ia nekat kuliah di Jakarta karena terpaksa. Orang tuanya yang bekerja sebagai pemetik teh di salah satu perkebunan daerah Bogor, membuatnya harus memiliki pekerjaan sampingan. Awalnya Melani menjadi salah satu pelayan Cafe. Siang kuliah, malam bekerja. Pada saat Melani bekerja itulah berkenalan dengan Samuel Christian. Lelaki yang dulu sebagai pengusaha. Siapa sangka, Melani yang dulu seorang gadis lugu, berubah menjadi wanita simpanan Samuel. Apapun yang diinginkan Melani selalu Samuel penuhi termasuk mengontrak di kontrakan yang cukup besar. "Lho kok gitu? Memangnya kau tidak sayang kalau sampai berhenti kuliah?" tanya Samuel, mengurangi kegugupan sikapnya. Andai Melani tahu kalau Samuel saat ini jatuh miskin, apakah gadis itu masih mau dengannya? "Capek! Aku capek, Om. Aku maunya tuh ... tinggal di rumah besar ... jalan-jalan keluar negeri