Beranda / Pernikahan / Menikahi Suami Sahabatku / Chapter 04 | Keanehan Lauren

Share

Chapter 04 | Keanehan Lauren

Penulis: Els Arrow
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-29 21:11:38

Azriya baru saja pulang saat waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Beruntung masih ada penjaga yang membukakan pagar untuknya. Kemudian ia lantas masuk ke dalam mansion mewah tersebut. Saat hendak menuju kamar, lagi-lagi dirinya melihat sosok yang berjalan cepat ke arah pintu dan langsung keluar begitu saja.

Azriya langsung bersemedi di balik vas bunga besar yang berada pojok tangga. Untungnya semua lampu utama sudah padam.

"Siapa, sih?" gumamnya.

Sepersekian detik kemudian nampak seorang maid berjalan sendirian di kegelapan mansion itu, tiba-tiba sebuah ide terlintas di benak Azriya untuk menanyakan sesuatu kepada maid tersebut.

"Nona ... maaf, saya kaget. Saya pikir siapa," ucap maid tersebut saat Azriya tiba-tiba muncul di depannya.

"Maaf, ya," jawabnya dengan cengiran polos.

"Tidak apa-apa, Nona. Oh, iya, pasti Nona baru saja pulang 'kan? Mau saya siapkan makanan?"

"Nggak usah. Aku cuma mau tanya, kamu tadi lihat nggak ada orang keluar?"

Maid tersebut diam beberapa saat, mungkin saja ia tengah berpikir sesuatu. Pasalnya Azriya juga tidak dapat melihat ekspresi wanita muda di depannya tersebut.

"Oh, maksudnya yang baru saja keluar, Nona? Itu Nyonya Besar."

"Nyonya Besar?" tanya Azriya.

"Iya, Nona. Nyonya Lauren, Mommy Mertuanya Nona."

Azriya sontak membelalakkan mata, ternyata wanita penuh misteri itu bernama Lauren. Namun, ia juga menjadi semakin penasaran.

"Memangnya apa yang di lakukannya di tengah malam seperti ini? Beliau sering keluar malam-malam memangnya?"

"Setiap malam Nyonya selalu keluar dan menuju paviliun yang terletak di sebelah selatan mansion ini, Nona. Hal itu sudah dilakukan Nyonya sejak dulu, kalau untuk tujuannya ... saya kurang tahu."

Azriya lantas mengangguk, setidaknya rasa penasarannya kemarin malam sudah terjawab.

"Oh, iya ... aku boleh tanya lagi satu hal?"

"Silakan kalau mau bertanya, Nona."

"Apa kamu mengenal Kartika?"

Hening! Cukup lama maid tersebut tidak bersuara, dari siluetnya Azriya bisa tahu kalau wanita di depannya ini tengah terkejut.

"Eum, maaf ... tapi saya belum cukup mengenalnya, Nona. Kalau begitu saya mohon izin permisi, Nona."

Maid tersebut langsung pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban Azriya. Jelas saja wanita cantik itu merasa aneh, bagiamana bisa tidak ada yang mengenal Kartika di mansion ini? Pikirnya.

"Penghuni mansion ini semuanya aneh," gumamnya dan lantas melangkahkan kaki menuju kamar.

***

Pagi hari.

Azriya melangkahkan kaki menuju kamar Austin dan Adolf, tidak mungkin jika dirinya mengunjungi kamar Gavriel pagi ini. Wanita cantik itu menikah adalah untuk menjaga kedua anak mendiang sahabatnya, jadi janji itulah yang harus ia utamakan.

"Aunty Riya hari ini mau nemenin aku main?" tanya Austin dengan raut wajah menggemaskan.

"Tentu saja, Sayang. Kebetulan hari ini Aunty tidak ada jadwal ke rumah sakit, jadi kita bisa bermain seharian."

"Benarkah? Dulu Mommy selalu mengajakku bermain, tapi sekarang ...."

Austin menundukkan kepala, bibirnya mulai bergetar, dan sepertinya anak kecil itu hendak menangis. Azriya yang melihatnya sontak memeluk erat tubuh kecil tersebut, tangannya mengusap pelan kepala Austin hingga anak laki-laki itu perlahan bisa kembali tenang.

"Aunty janji nggak akan ninggalin aku 'kan?"

"Nggak, dong. Aunty akan selalu ada di sini."

"Mommy ninggalin aku, Aunty ...," ucapnya terdengar sendu.

"Mommy nggak ninggalin kamu, Sayang. Mommy akan selalu ada di hati kamu, di hati Adolf, di hati Daddy, dan di hati semuanya. Raganya mungkin tidak bisa kita lihat, tapi hati Mommy tetap berada dalam dekapan kita."

"Benarkah, Aunty?" tanyanya dengan mata berbinar.

Azriya mengangguk. Wanita cantik itu tengah menahan kesedihannya, ia khawatir kalau berbicara akan ketahuan suaranya bergetar.

"Kita harus mendoakan Mommy, ya, Nak."

"Tentu, Aunty. Aku dan Adolf selalu mendoakan Mommy setiap hari," jawabnya.

Azriya membawa tubuh mungil itu ke dalam dekapannya. Hingga beberapa menit kemudian seorang anak laki-laki yang berusia lebih kecil turut masuk ke dalam kamar itu. Dia adalah Adolf, putra bungsu Kartika.

"Adolf, ayo kita main sama Aunty Riya!" pekik Austin yang tak ayal membuat Azriya tersenyum.

"Aku nggak mau," jawabnya yang lantas membuat senyuman manis Azriya sontak memudar.

"Kenapa?" tanya Austin.

"Kamu pasti sudah tahu jawabannya, Austin. Dan selamanya aku nggak akan mau dekat-dekat dengan Aunty Riya."

"Adolf, Aunty ini temannya Mommy."

"Yang aku tahu Aunty Riya adalah pembunuh Mommy kita, Austin!"

Deg!

Azriya menganga lebar. Ya Tuhan ... bagaimana mungkin ada orang yang tega meracuni pikiran anak sepolos Adolf?

"Jaga bicaramu, Adolf!" sentak Austin.

Azriya yang panik lantas segera melerai keduanya. Wanita cantik itu segera bangkit dan menenangkan Austin yang wajahnya sudah memerah dengan mata melotot, sementara Adolf masih mempertahankan raut tanpa ekspresinya.

"Semoga kamu nggak bernasib sama kayak Mommy karena dekat-dekat dengannya, Austin!"

"Adolf! Aku ini Kakakmu! Jaga bicaramu!"

Azriya semakin memegangi tubuh Austin dan meminta anak laki-laki itu untuk menahan amarahnya. Hingga kemudian Lauren masuk ke dalam kamar tersebut lantaran mendengar kegaduhan.

"Kamu baru beberapa hari di mansion ini sudah membuat perpecahan antar Austin dan Adolf, Riya! Apa aku masih harus mempertahankan mu sebagai menantuku?!"

Deg!

Azriya hanya bisa menggeleng, sesekali matanya akan memandang kepada Adolf yang sama sekali tidak ada perubahan ekspresi pada wajahnya. Anak ini benar-benar mirip dengan Gavriel.

"Austin Sayang, kamu mau ikut sama Grandma dan Adolf?" tanya Lauren sembari melemparkan senyuman manis kepada Austin.

Namun, anak laki-laki itu menggeleng, "tidak, Grandma. Aku di sini saja sama Aunty Riya," jawabnya yang tak ayal membuat Lauren mendengus.

Wanita paruh baya itu kembali mengalihkan pandangan membunuhnya kepada Azriya.

"Awas saja kalau kamu sampai mempengaruhi Austin yang macam-macam!"

Azriya masih tidak bergeming. Pikirannya malah membayangkan bagaimana menderitanya Kartika harus mendapat mertua seperti Lauren.

"Kamu di rumah ini itu orang baru, jadi sebaiknya kamu jaga adab! Jangan sembarangan! Karena kamu adalah istri yang diambil anakku karena kasihan," ucap Lauren yang langsung berlalu pergi sembari menggandeng tangan Adolf untuk ikut bersamanya.

Azriya terus menatap punggung wanita paruh baya itu hingga bayangannya sudah hilang dari pelupuk mata. Wanita cantik itu lantas mengalihkan pandangannya kepada Austin yang masih memandangnya dengan tatapan nanar.

"Aunty nggak papa? Maafin Grandama, ya, Aunty," ucapnya lembut.

"Aunty nggak papa, Sayang. Tapi, apa boleh Aunty tanya?"

Austin mengangguk gemas.

"Apa Grandma juga pernah memarahi Mommy?"

"Tidak, Aunty. Grandma selalu baik kepada Mommy. Bahkan Grandma nggak pernah marah-marah selama ini, tapi nggak tahu kenapa sekarang jadi marah sama Aunty," jawabnya.

Azriya memeluk tubuh mungil Austin dengan erat. Pikirannya kembali berkecamuk, ia terus memikirkan tentang sikap Lauren barusan.

'Apa yang sudah menghasut Adolf itu Mommynya Gavriel? Tapi, apa tujuannya? Lalu dia nggak pernah marah sama Kartika? Ah, rasanya nggak mungkin!' batinnya menebak-nebak.

Bab terkait

  • Menikahi Suami Sahabatku    Chapter 05 | Austin Hilang

    Azriya menidurkan Austin setelah anak laki-laki itu merengek lantaran mengantuk. Keduanya usai bermain cukup lama, mungkin Austin kelelahan. Wanita cantik itu masih mengipas tubuh mungil dalam dekapannya tersebut, hingga ia tidak menyadari di belakangnya berdiri sosok laki-laki yang menatap datar ke arahnya."Austin sudah tidur?" tanyanya yang membuat Azriya tersentak kaget.Ia lantas menoleh, dan mendapati Gavriel berdiri menjulang di samping tempat tidur."Gav," ucapnya dan lantas menegakkan tubuh."Ada yang mau aku bicarakan."Azriya kembali menoleh kepada Austin yang sudah terlelap dalam mimpinya."Jangan di sini, Austin baru saja tidur. Kita bicara di tempat lain saja.""Baiklah, kalau begitu ayo ke kamarku."Azriya mengikuti langkah Gavriel menuju kamarnya, setelah tiba di kamar berukuran sangat luas tersebut, Gavriel langsung mengunci pintu dan menyalakan alat kedap suara."Apa yang kamu lakukan sama Adolf?!" tanyanya tanpa basa-basi."Apa, Gaf?""Kamu pengaruhi Adolf sama Aust

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-30
  • Menikahi Suami Sahabatku    Chapter 06 | Suatu Kebetulan

    Malam ini semua isi mansion berhamburan keluar, semua penjaga bahkan sampai turun ke jalanan untuk mencari Austin. Tidak terkecuali Azriya yang turut kalut lantaran perasaannya yang merasa sangat bersalah. Wanita cantik itu tengah berdiri mematung dan termenung seakan tidak tahu harus melakukan apa, tangannya menggenggam erat jemari lentiknya guna menahan kegelisahan, bahkan bibirnya juga tiada henti berdoa.Tanpa di sadari olehnya, dari arah ruang tengah Lauren tengah berjalan cepat ke arahnya. Wanita paruh baya itu langsung menarik lengan Azriya hingga menyebabkan wanita itu hampir terjungkal. Belum berakhir keterkejutan Azriya, Lauren melayangkan tangannya, dan menampar kuat pada pipi wnaita yang baru saja menjadi menantunya tersebut.Plakkk!"Akh!" pekik Azriya saat merasakan pipinya memanas."Dasar wanita tidak tahu diri!"Plakkk!Lagi, sebuah tamparan kembali Lauren layangkan pada pipi kanan Azriya, sedangkan wanita cantik itu hanya bisa menahan rasa panasnya tanpa berniat memba

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-02
  • Menikahi Suami Sahabatku    Chapter 07 | Berkenalan dengan Silvana

    Azriya berdiri mematung di tengah pintu kamar Austin. Di atas ranjang itu, bocah laki-laki tersebut tengah terbaring dengan seorang gadis kecil di sampingnya. Sedangkan Gavriel masih mengelus punggung mungil putranya, tatapan matanya masih menyorotkan kekhawatiran."Bagaimana kamu bisa bertemu dengan Austin, Van? Padahal kami sudah menyusuri jalanan ini, tapi kami sama sekali nggak menemukan apa-apa.""Saat aku pulang dari jemput Aurell les piano, sekitar jam tujuh malam itu, Mom. Aku lewat kedai es krim yang deketnya Apotek Lestari, kamu tahu 'kan, Gav?" tanya Silvana seraya mengalihkan pandangan kepada GavrielLelaki itu sontak mengangguk dengan pandangan yang menyorot lurus ke dalam manik mata Silvana."Nah, Aurell minta es krim. Waktu kami keluar mobil, aku nggak sengaja lihat ada anak kecil duduk sendirian, meringkuk gitu, di trotoar jalan. Aku langsung ke sana gandeng tangannya Aurell, Mom. Dan ternyata itu Austin.""Ya Tuhan!" pekik Lauren."Austin sendirian, Kak? Lalu, kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-02
  • Menikahi Suami Sahabatku    Chapter 08 | Kepergok Gavriel

    Setelah memastikan anak-anak berangkat sekolah, Azriya lantas berbalik badan dan hendak masuk kembali ke dalam rumah. Namun, tiba-tiba tubuhnya terlonjak ke belakang saat Gavriel berada tepat di depannya."Kenapa?" tanyanya seraya semakin mendekatkan wajah kepada Azriya."Ka-Kamu ngapain berdiri di belakangku?! Aku 'kan jadi kaget!"Azriya mundur ke belakang. Jujur saja, berhadapan dengan jarak sedekat ini membuat wanita cantik itu gugup."Memangnya kenapa? Ada masalah?" tanyanya dengan raut datar.Azriya menggeleng, wanita cantik itu lantas berlalu pergi meninggalkan Gavriel yang masih mempertahankan tatapan tajamnya. Hingga kemudian lelaki yang berstatus sebagai suaminya itu kembali membuka suara."Nanti malam acara peresmian pernikahan kita, sebaiknya hari ini kamu jangan ke rumah sakit. Atau kalau bisa, kamu berhenti beberapa waktu dulu biar fokus menjaga Austin dan Adolf."Deg!Berhenti? Apa maksudnya? Menjadi Dokter adalah cita-cita Azriya sedari dulu. Meskipun saat ini Azriya be

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-02
  • Menikahi Suami Sahabatku    Chapter 09 | Dituduh

    Gavriel masih berdiri di tengah pintu dengan pandangan datar. Namun, siapa yang tahu bahwa jantungnya sedari tadi terus berdesir, ia bahkan sudah menatap tubuh polos Azriya hampir satu menit lamanya. Pria itu bukannya tidak normal, ataupun tidak tertarik dengan Azriya. Bohong kalau matanya tidak jatuh cinta saat menatap tubuh indah tersebut, tetapi lagi-lagi bayangan Kartika lebih dulu hadir dalam benaknya.Yeah! Gavriel masih mencintai mendiang istrinya, begitu dalam, sehingga tidak mampu mengkhianatinya meskipun jalan ini adalah jalan yang dipilihkan oleh Kartika sendiri. Gavriel masih ingin mengingat Kartika di setiap detak jantungnya. Gavriel masih ingin menyuarakan nama Kartika di setiap hela napasnya. Gavriel masih ingin bersama dengan bayangan Kartika di setiap langkahnya menyusuri sisa akhir hayatnya.'Kenapa takdirku harus se-pedih ini, Ka. Aku harus berpisah denganmu saat belum sempat melakukan itu semua. Aku harus bagaimana? Kenapa kamu tega denganku dan memintaku untuk me

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-03
  • Menikahi Suami Sahabatku    Chapter 10 | Perhatian Gavriel

    "Apa maksudnya, Mom?" Gavriel kembali melontarkan pertanyaan, pasalnya ia bingung. Apalagi Azriya yang hanya menangis memegangi pipinya, sedangkan Mommy-nya masih melayangkan tatapan tajam."Mommy sudah lihat video CCTV, Gav! Dia yang sudah mengambilkan salad buah untuk Austin. Dia juga yang berlagak menjadi malaikat penyelamat untuk cucuku! Padahal dia berniat membunuh putramu, Gav. Dia ingin membunuh Austin seperti dia membunuh Kartika!" pekik Lauren dengan suara tertahan.Azriya menggelengkan kepala."Aku memang mengambilkan salad buah, tapi itu Austin yang minta. Aku juga nggak kasih susu, aku nggak tahu kenapa di piringnya tadi ada susu," ucapnya dengan air mata yang terus mengalir deras."Alasan!" sentak Lauren.Wanita paruh baya itu maju satu langkah dan mendekat kepada Azriya. Niatnya ingin menggertak, tetapi Azriya sama sekali tidak gentar."Kebenarannya memang seperti itu, Mom. Aku nggak ada niat mencelakai Austin, aku juga tahu dia alergi susu," ucapnya berusaha membela dir

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-03
  • Menikahi Suami Sahabatku    Chapter 11 | Pesan Silvana

    Pagi ini Austin sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter, jelas saja Gavriel dan Azriya langsung menggumamkan rasa syukurnya pada kuasa Tuhan. Mereka sampai di mansion Erlando sekitar pukul sembilan pagi. Adolf yang melihat Kakaknya baru saja turun dari mobil langsung berlari menghampiri dan memeluk tubuh bocah kecil itu. Samua orang yang melihatnya tak ayal tersenyum. "Aku khawatir banget sama kamu, Austin. Masih ada yang sakit nggak?""Nggak, Adolf. Aku cuma ngerasa ngantuk sekarang.""Ngantuk?" tanya Adolf dengan kening mengerut."Efek obat, Nak. Sebaiknya kalian berdua istirahat saja di kamar, ya," sahut Gavriel.Kedua bocah laki-laki itu kompak mengangguk dan lantas menuju kamar mereka. Beruntung hari ini sekolah libur, jadi Austin tidak akan kesepian karena ada Adolf dan Aurell yang menemani."Gav, Austin sudah benar-benar sembuh?" tanya Lauren saat memastikan kedua cucunya sudah masuk."Syukurlah, racunnya belum menyebar. Dan untungnya saat itu ada Azriya yang memberikan pertol

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-03
  • Menikahi Suami Sahabatku    Chapter 12 | Rindu Mommy

    Usai mengembalikan peralatan makan ke dapur, Azriya tidak sengaja berpapasan dengan Adolf. Anak bungsunya yang sangat pendiam dan dingin tersebut sangat mirip dengan Gavriel. Wanita cantik itu mengulas senyum manis, tetapi bocah tampan itu sama sekali tidak melirik kepadanya."Kamu mau ambil apa, Nak?""Coklat," jawabnya singkat. Bahkan Adolf sama sekali tidak menoleh.Azriya mengerutkan kening."Bukannya kamu kemarin sudah makan banyak coklat? Apa gigimu nggak akan sakit, Nak?" tanyanya yang lantas membuat Adolf menoleh."Apa urusan Aunty?""Nak, Aunty cuma mau mengingatkan. Karena 'kan coklat nggak baik buat gigi kamu yang masih dalam masa pertumbuhan. Bagaimana kalau diganti dengan yang lain? Kamu tertarik?" tawarnya dengan senyum cerah."Memangnya apa masalahnya bagi Aunty? Yang akan sakit aku, bukan Aunty 'kan?"Azriya menahan napas mendengar jawaban menohok keluar dari mulut bocah sekecil itu."Tapi cukup siang ini saja, ya, Nak. Nanti jangan makan coklat lagi," ucapnya lagi.Ji

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-04

Bab terbaru

  • Menikahi Suami Sahabatku    Perasaan Lega — ENDING

    Azriya membawa tubuh Aurell masuk ke dalam pelukannya, wanita cantik itu mengusap lembut rambut hitam putri kecilnya. Pedih.Yeah! Aurell hanya gadis kecil yang sudah kehilangan orang tuanya dan sekarang harus kehilangan sang Grandma, ditambah ia baru tahu fakta ini."Kenapa Grandma menyiapkan ini semua untukku, Mom? Aku tidak mau. Apa itu semua bisa ditukar agar Grandma bisa kembali lagi?" tanyanya di sela-sela isak tangis."Grandma menyerahkan itu kepada kamu, karena Grandma percaya kamu bisa menjaganya, Nak. Jangan berpikir seperti itu, ya. Nanti Grandma sedih. Aurell tidak mau 'kan Grandma sedih di sana?" Gadis cantik itu menggelengkan kepala, meskipun hatinya masih perih dengan kejadian ini, tetapi ia harus kuat demi Grandma nya. Azriya menyugar pelukan, menghapus titik air mata yang masih mengalir deras dari pelupuk netra Aurell. Sementara Gavriel sudah memalingkan pandangan, tidak kuasa melihat pemandangan haru ini."Sekarang kamu buka kotak ini. Setelah ini kotak dan isinya

  • Menikahi Suami Sahabatku    Kedatangan Ghina dan Wasiat untuk Aurell

    "Tuan, Nyonya," sapa Ghina seraya membungkukkan badan.Wanita paruh baya dengan setelah serba hitam itu mengulas senyum tipis, di tangannya memegangi goodie bag berwarna hitam yang entah berisi apa."Kamu ... datang sendirian?" tanya Azriya."Iya, Nyonya. Tadi saya naik taksi ke sini," sahut Ghina dengan kepala yang masih menunduk."Ayo masuk saja." Ajak Gavriel yang melangkah lebih dulu ke dalam Mansion.Pria itu mendudukkan dirinya di atas sofa diikuti oleh Azriya, sementara ketiga anak itu langsung menuju kamar masing-masing tanpa harus diperintah lagi."Silakan duduk Ghina, tidak usah sungkan. Kamu di sini adalah tamu," ucap Azriya yang lantas diangguki oleh Ghina.Wanita itu duduk dengan kikuk, goodie bag ia letakkan di atas sofa kemudian kedua tangannya ditumpuk di atas paha."Kedatangan saya malam ini karena mendengar kabar Nyonya Lauren meninggal, saya mengucapkan berduka cita yang sedalam-dalamnya." Ghina menjeda ucapannya barang sesaat. "Saya juga ingin mengembalikan barang

  • Menikahi Suami Sahabatku    Pemakaman Lauren

    "Baby, kamu masih lama?" suara bariton itu sontak membuat Azriya tersentak."Gav, aku menemukan ini," ucapnya tanpa menjawab pertanyaan Gavriel barusan."Apa itu?" Pria itu melangkah masuk ke dalam kamar, meraih sebuah buku kecil yang ditunjukkan istrinya."Apa ini, Baby?" Gavriel kembali melontarkan pertanyaan."Aku tidak tahu, sepertinya itu buku diary Mom. Yeah, meskipun awalnya aku tidak percaya Mom masih menulis di diary, tetapi setelah aku membaca lembar pertama, aku yakin kalau buku itu memang buku diary," jelas Azriya yang membuat Gavriel mengernyit bingung.Selama hidup ia tidak pernah tahu kalau Mommy-nya menyimpan buku ini, ia semakin terkejut saat melihat sekilas isi lembar buku itu yang kebanyakan berisi isi hati Mommy-nya untuk mendiang sang Kakak — Silvana."Aku menemukannya di tumpukan kain batik, Gav," ucap Azriya yang langsung diangguki oleh Gavriel."Baiklah, kita akan melihat nanti saja. Sekarang kita ke depan, pemuka agama sudah menunggu kainnya." Gavriel memasukka

  • Menikahi Suami Sahabatku    Menemukan Buku Diary

    Gavriel luruh ke lantai saat Azriya melipat kembali surat tersebut. Dadanya sakit, seperti ada tangan tak kasat mata yang meremas jantungnya.Gavriel adalah seorang pria, ia sudah membunuh banyak musuh dengan tangannya. Menghadapi segala rintangan dan tantangan dalam hidup. Pahit manis kehidupan dan tipu daya musuh sudah pernah ia rasakan.Namun, kenapa sekarang ia menangis? Kenapa menjadi lemah?Oh, sungguh! Mau sejahat apapun Mommy-nya, Gavriel tetap tidak sanggup kalau harus kehilangan. Lauren adalah seluruh cintanya, baginya posisi wanita paruh baya itu setara dengan posisi Azriya di hatinya."Sayang?" Azriya mengambil posisi jongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan sang suami. "Jangan seperti ini, Mom pasti sedih melihat kamu begini," ucapnya lagi."Memangnya apa yang lebih sedih dari ini? Mom sudah mendapatkan ingatannya tiga bulan lalu, tapi Mom berlagak tidak ingat dan tidak mau bicara denganku. Hanya momen saat di taman tadi yang menjadi kebersamaan manis kita, Baby. Bagaimana

  • Menikahi Suami Sahabatku    Surat dari Lauren

    Gavriel ingin tidak percaya, tetapi Dokter sendiri yang mengatakannya. Pria itu akhirnya menuju rumah sakit dengan memacu mobilnya secepat mungkin, hingga tidak seberapa lama kemudian mobil mewah itu sudah berhenti di parkiran gedung rumah sakit.Ia turun dan lantas berlari memasuki rumah sakit dengan Azriya yang mengekor dari belakang, langkahnya menuju ke kamar rawat Lauren. Sampai di sana ia melihat kamar itu sudah penuh dikerubungi tim medis."Dokter!" pekiknya yang sontak membuat semua orang menoleh. "Kenapa bisa seperti ini? Saya tadi meninggalkan Mom, Mom masih baik-baik saja. Bahkan hari ini Mom mau keluar ke taman, bukankah itu suatu perkembangan bagus? Lalu kenapa sekarang bisa seperti ini?" tanyanya lagi."Pak, tolong dengarkan saya dulu." Dokter paruh baya itu menarik napas dalam, kemudian ia mulai berkata," saat suster mengantarkan makan siang untuk pasien, suster mendapati kalau pasien sedang tidur, Pak. Suster berusaha membangunkan, tetapi pasien sama sekali tidak meres

  • Menikahi Suami Sahabatku    Kabar Mengejutkan

    Hari-hari berlalu, setiap ada kesempatan selalu digunakkan Gavriel untuk mengunjungi Lauren. Pria itu mengajak sang Mommy berbincang, ia juga menceritakan banyak hal. Meskipun tidak ada jawaban dari wanita paruh baya itu, tetapi Gavriel tidak menyerah.Sampai akhirnya hari ini Lauren meminta ditemani berjemur di taman. Gavriel sangat bahagia, ia dengan semangat membantu Mommy-nya untuk turun dari ranjang dan naik kursi roda.Yeah! Terlalu banyak mendapatkan suntikan berefek pada kondisi Lauren yang semakin lemas, bahkan terkadang kakinya mati rasa. "Matahari pagi ini bagus banget, Mom. Udaranya juga segar," ucap Gavriel. "Mommy suka?" Pria itu kembali melontarkan pertanyaan.Lauren hanya mengangguk, bibirnya mengulas senyum memandang langit biru. Meskipun ia hanya menyebut nama Silvana dan Kartika, tetapi Lauren sama sekali tidak membenci Gavriel. Wanita paruh baya itu juga menurut saat beberapa kali Azriya menyuapinya.Ah, entahlah. Lauren tidak membenci, atau ingatannya belum puli

  • Menikahi Suami Sahabatku    Berharap Sembuh?

    Gavriel memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, membelah jalan raya dengan perasaan was-was dan pandangan mata ke mana-mana seakan bingung."Tenang, Sayang. Semua akan baik-baik saja," ucap Azriya seraya mengelus lembut lengan suaminya.Pria itu hanya mengangguk, ia tidak menyahut karena terlalu fokus dengan kemudinya. Sementara Austin yang duduk di kursi belakang hanya bisa diam karena takut salah bicara dan membuat Daddy-nya semakin pusing.Setelah menempuh perjalanan tidak terlalu lama, mobil mewah itu sudah berhenti di parkiran rumah sakit. Gavriel turun dan berlari masuk untuk menemui Dokter, sementara Azriya menggandeng tangan Austin dan berjalan cepat menyusul Gavriel.Azriya mendapati suaminya tengah berbincang serius dengan Dokter, tubuh atletis itu tiba-tiba lemas dan terduduk luruh ke kursi. Azriya segera menghampiri, khawatir dengan wajah suaminya yang sudah memucat."Ada apa, Dok?" tanya Azriya."Ibu Lauren mengingat kenangan masa lalunya, Bu. Setiap hari beliau melihat a

  • Menikahi Suami Sahabatku    Bingung Judul

    Keesokan harinya.Aurell dan Austin sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter, hari ini Adolf juga tinggal di Mansion Erlando selama satu hari, tentunya bersama si cantik Vessia."Di sini menyenangkan, ya. Banyak makanan," celetuk Vessia yang langsung mendapat senggolan dari Clara."Kenapa, Mah?" Vessia menoleh menatap Mamanya, sejurus kemudian gadis kecil itu menunduk saat melihat Mamamya mendelikkan mata.Azriya yang melihat interaksi ibu dan anak itu hanya mampu mengulas senyum. "Tidak apa-apa, Cla. Namanya juga anak kecil, toh kami menyiapkan ini juga untuk anak-anak," ujar wanita itu."Aku malu, Riy. Anakku seperti tidak pernah makan saja, padahal dia juga setiap hari makan jajan saat di rumah," sahut Clara dengan berbisik, supaya Vessia tidak mendengar dan tidak malu.Azriya terkikik geli. "Sudah, biarkan saja. Lebih baik kita ngopi-ngopi cantik, yuk, di halaman belakang."Clara mengangguk antusias, tetapi sebelum beranjak ia menyempatkan diri mengecup lembut pipi gembul putrinya.

  • Menikahi Suami Sahabatku    Cemburu kepada Adolf

    Hari-hari berganti minggu, tanpa terasa sudah menginjak bulan dan ini tepat enam bulan pasca kecelakaan nahas itu. Dokter mengatakan hari ini Aurell dan Austin akan menjalani operasi pelepasan pen, tentu saja kabar itu membawa kebahagiaan untuk semua orang.Saat ini semua orang sedang duduk di kursi tunggu yang terletak di depan ruang operasi, ada keluarga Erlando dan keluarga Mahendra di sana. Tiga puluh menit kemudian...Pintu ruang operasi terbuka, Dokter keluar bersama perawat dengan mendorong dua brankar yang masing-masing berisi Aurell dan Austin, mereka dibawa ke ruang pemulihan dan seluruh keluarga turut mengikuti ke sana.•"Bagaimana keadaan anak-anak saya, Dok? Semuanya normal 'kan?" tanya Gavriel, saat ini dirinya sedang berada di dalam ruang Dokter setelah beberapa saat lalu Dokter memanggilnya."Syukurlah operasinya berjalan lancar, juga membawa hasil baik, Pak. Setelah ini Aurell dan Austin cukup menjalani latihan di rumah, dan datang ke rumah sakit untuk kontrol dua b

DMCA.com Protection Status