Beranda / Romansa / Menikahi Pria (tak) Sempurna / Part 103 Diary Bahagia

Share

Part 103 Diary Bahagia

"Nyenyak enggak tidurnya tadi malam?" tanya Kamalia kepada Yana pagi itu. Ketika Yana ikut menyiapkan sarapan pagi di ruang makan.

"Iya, sampai malas mau bangun. Subuh aja hampir kelewatan. Kalau enggak mendengar Mbok Darmi nyetekin kompor di dapur. Biasanya kalau di rumah Willy kan kami mendengar suara azan."

"Makanya kami selalu membunyikan alarm di ponsel tiap masuk waktu Maghrib dan Subuh."

Kamalia memperhatikan teman yang mengeluarkan kue cucur dan mendut dari plastik, kemudian menyusunnya di piring oval. Rambutnya kering. Apa mereka cuma tidur aja dalam suasana tempat baru? Ah, kenapa ia sibuk memperhatikan.

"Kira-kira betah enggak tinggal di pegunungan begini?"

Yana tersenyum. "Kalau semua tersedia seperti kamu gini, ya, betah aja Lia. Tapi kalau semua harus dikerjakan sendiri, mau ke mana-mana mesti sendiri so pasti aku enggak bakalan kerasan."

"Aku kalau lagi bosan, hampir seharian main ke rumah Mbak Eva. Tapi jarang juga, sih. Paling sebulan sekali aku ke sana."

Setelah sara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status