Share

Kampus Baru

Penulis: Khakalara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-22 11:44:16

Happy Reading

Kara meringis saat menuruni tangga, ini sudah hari kedua setelah malam itu tapi Ia masih merasakan nyeri di pangkal pahanya. Jangan tanyakan kemana Marco setelah menidurinya, laki-laki itu bahkan tidak pulang sedari kemarin dan Kara tidak tahu ke mana.

"Nyonya kenapa tidak lewat lift saja?" tanya seorang pelayan menghampiri Kara lalu membantu gadis itu untuk turun.

"Aku ingin melihat-lihat lantai dua," balas Kara sedikit tersenyum Ia mengenakan dress satin yang hanya sebatas lutut.

"Nyonya membutuhkan sesuatu?" tanya pelayan itu lagi saat mereka sudah berada di lantai satu menuju ke dapur.

"Aku mau jus naga," kata Kara lalu menuju ke belakang dimana taman dan kolam renang menyambut kedatangannya.

Rumah ini benar-benar luas jika dibandingkan dengan rumahnya mungkin hanya sepertiga padahal rumah Kara sudah cukup besar pula. Saat gadis itu tengah menikmati datangnya siang, seseorang menghampirinya.

"Kara...," sapa Abella melihat wanita itu Kara pun tersenyum.

"Kak Abella udah pulang?" tanya Kara pasalnya Abella sedari pagi ini sudah tidak ada di rumah lagi.

"Belum...ini pulang sebentar ada yang mau di ambil," balas wanita itu.

"Aku masuk dulu ya," katanya lagi yang hanya diangguki oleh Kara.

"Oh iya besok Kamu jadwalnya ke Kampus ya, Marco udah daftarin Kamu ke kampus baru Aku lupa ngomongnya." Kara pun kembali mengangguk.

"Kenapa nggak langsung si Tuan yang ngomong," ujar pelayan itu dengan menaikan sebelah bibirnya selepas kepergian Abella.

"Ehh Mbak...," ujar Kara menggelengkan kepalanya.

"Nyonya jangan terlalu dekat sama dia, Dia itu ular," bisik pelayan tersebut sepertinya ada banyak yang tidak diketahui Kara.

Kara dengan wajah berpolos itupun ingin tau lebih jauh isi rumah ini sebab sepertinya Marco tidak akan mudah memberikan rumah baru untuk Kara meskipun Ia mengandung anaknya. Lihatlah perangai Marco seperti tidak jelas.

"Sebelum Nyonya Kara ke sini Kami setiap hari pasti akan dimarahi, jika kesal Nyonya Abella akan melampiaskannya pada pelayan di rumah."

"Kerjakan ulang!"

"Tapi sudah Kami cetak—"

"Kalau Saya ngomong kerjakan ulang ya kerjakan! " ujar wanita itu tidak menerima penolakan.

Karyawannya itupun hanya menunduk dan mengambil kembali berkas tersebut berbalik keluar ruangan.

"Aku lagi nggak mau ngomong sama Kamu," ujar wanita tersebut ketika Marco masuk ke dalam ruangannya.

"Kenapa Kamu nggak pergi," ujar Marco melemparkan selembar kertas ke atas meja lalu duduk di sofa.

Wanita itupun langsung menghela napas lalu mengambil kertas itu.

"Medical check up."

"Aku udah capek berobat terus," ujarnya membalikkan tubuh menatap ke luar dimana gedung-gedung tinggi terhampar luas.

"Aku tau Kamu capek...tapi bertahanlah," bisik Marco memeluk Abella dari belakang. Hangatnya pelukan Marco langsung meredakan kemarahan Abella, kedua pasangan itu berdiam cukup lama seraya menatap ke depan sampai pada akhirnya Marco membuka percakapan.

"Mami mau ketemu sama Kara gimana menurut Kamu?" tanyanya yang dibalas senyuman oleh Abella.

"Jadi kapan Kamu mau pergi sama Kara?"

"Kamu memperbolehkan?" tanya Marco tidak percaya ini kali pertama Abella sangat damai dengan Kara.

"Iya...sekalian honeymoon ya," kata Abella lagi.

"Baiklah...."

*****

Udara dingin masuk melalui celah-celah jendela yang masih terbuka, Kara kembali berdiri dan duduk di balkon. Sore ini tampak cerah dengan sunset yang mulai turun, ketika Ia sedang menikmati suasana ini matanya melihat ke bawah dimana dua orang yang baru saja akan masuk.

Marco dan Abella saling berpelukan sambil Abella yang tertawa, pemandangan yang akan sering Kara nikmati tapi, Ia biasa saja walaupun ada rasa tidak enak. Kara kembali melihat pemandangan saat mereka sudah masuk. Lima menit kemudian Kara kembali mendengar percakapan kedua insan tersebut yang sangat jelas di telinganya.

"Kamu bilang kemarin kayak gini," kata wanita itu ntah mengatakan tentang apa.

"Tidak Sayang...."

"Iyaa...dihh Kamu nggak konsisten." Kara berusaha menjauhkan diri dari perbincangan tersebut sampai suara ketukan pintu itu terdengar.

"Kara Kita mau makan malam Kamu mau ikut?" tanya Abella.

"Lima belas menit lagi ya." wanita itu kembali menutup pintunya.

Abella masuk ke kamar Marco yang berada di tengah-tengah lantai tiga tersebut. Kedua insan itu lantas pergi ke kamar mandi dan membersihkan tubuh bersama.

"Gimana rasanya tidur dengan perempuan selain Aku?" tanya Abella berbicara di depan muka Marco seraya menatap wajah laki-laki itu.

"Tidak ada yang lebih nikmat selain Kamu baby," balasnya menarik pinggang Abella sehingga menempel di tubuhnya.

****

Usai berpakaian dan bersiap, mereka bersama-sama keluar dari kamar dan Abella tentu saja kembali mengetuk pintu kamar Kara.

"Kara Kamu sudah siap?" tanyanya tapi melihat Kara hanya mengenakan piyama.

"Kakak pergi aja ya, maaf Aku lagi nggak enak badan," alibi Kara wanita itupun langsung mengangguk.

"Yaudah Kita pergi dulu ya, jangan lupa minum obat," ujarnya kembali menutup pintu.

"Kara kenapa?" tanya Marco sambil mereka berjalan bersama.

"Nggak mau ikut...nggak tau kenapa." Mereka lalu memasuki lift.

Kara turun ke bawah sambil memainkan ponsel, Ia merasa sangat sepi di sini lebih enak di rumahnya walaupun tidak ada orang tua. Ia memiliki banyak teman dan bisa bermain sedangkan di sini Kara sama sekali tidak memiliki siapapun bahkan ini sangat sepi.

Belum lagi rumah ini sangat besar, Kara makan sendirian para pelayan yang lain tidak berani terlalu dekat atau menemani Kara makan. Setelah makan malam Ia berjalan di pinggir kolam sampai jam menunjukkan pukul 22:00 wib Kara kembali naik ke atas.

Sementara di lain tempat Marco dan Abella sedang bermesraan. Kedua orang itu makan di sebuah restoran yang juga mengajak sahabat mereka.

"Gimana istri kedua Lo?" tanya Brian yang dengan enggan dibahas oleh Marco tapi, semuanya justru menunggu jawaban dari Marco tidak terkecuali dari Abella.

"Apaan sih Lo," balas Marco yang tanggapi dengan gelak tawa oleh mereka semua.

"Dia masih mahasiswi jauh banget dari Kita," jelas Abella yang ditimpali dengan dengusan oleh istri Brian.

"Gue denger-denger keluarga dia banyak hutang sama Lo." Marco mengangguk.

"Tapi Lo ngasih mahar nggak tanggung-tanggung, " timpal Akila.

"Karena dia masih perawan," cicit Brian yang dibalas tatapan tajam oleh Marco.

"Emang Abella nggak?" semuanya lantas diam membeku.

****

"Ini kampus Aku?" tanya Kara saat mobil yang Ia naiki berhenti di sebuah gedung tinggi yang lantainya lebih dari sepuluh lantai.

"Iya...," balas Marco singkat, saat laki-laki itu ingin membuka pintu mobil tangan gadis itu menahannya.

"Kamu yakin Aku harus kuliah di sini?" tanya Kara yang dibalas dengan kerutan di kening laki-laki itu.

"Pasti banyak cogan...Aku nggak yakin bisa nahan diri," lanjut gadis itu lagi meletakkan telunjuknya di dagu seolah-olah sedang memilah.

"Kamu hanya perlu belajar terus pulang," ujar Marco dengan wajah dinginnya.

"Dasar om-om," ketus Kara yang lantas enggan untuk turun.

"Kamu mau Saya gendong atau turun," ancam Marco membukakan pintu mobil Kara.

"Resek banget sih." Kara pun terpaksa turun.

Mereka berjalan bersama menuju ruang akademik, saat Kara tengah berjalan gadis yang mengenakan dress selutut itupun diperhatikan oleh orang-orang. Mereka melihat Kara dari atas hingga bawah sampai hilang di balik pintu.

"Selamat pagi Tuan Marco...."

"Iya selamat pagi." Kara tersenyum dan ikut duduk sedangkan Marco tanpa ekspresi apapun datar dan kaku.

"Nona Barbakara ini sks Anda dan besok Anda bisa langsung masuk, Kami memiliki banyak fasilitas yang bisa digunakan." penjelasan dari staff sekaligus dosen tersebut membuat Kara mengangguk-angguk mengerti.

"Ini almamaternya...." saat mereka ingin keluar usai mengobrol dan mendengar penjelasan panjang tersebut staff itu memberikan almamater berwarna merah hati.

****

Thanks guys

Bab terkait

  • Menikahi Pria Dingin   Morning Sickness?

    Pov KaraHari ini Aku merasa benar-benar sedih, ntah tidak tau mengapa alasan yang jelasnya. Moodku berantakan, Aku tidak memiliki gairah untuk belajar sampai ketika seseorang duduk di sebelahku dan itu menambah kekesalan. "Kamu mahasiswa pindahan itu 'kan?" katanya dengan wajah setengah tersenyum. "Iya...," balasku singkat tidak memiliki tenaga. "Kenapa pindah? Kamu nakal ya," tuduhannya menambah bete. Aku enggan berbicara bahkan hanya untuk menganggapi laki-laki itu, sudah cukup om-om dingin dan menyebalkan yang ada di rumah. Aku hanya ingin ketenangan baru saja mengharapkan itu Aku dihadapkan lagi dengan dosen killer yang bertanya. "Yang di belakang silahkan berikan pendapat Anda!" katanya menunjuk ke arahku. Aku kemudian berdiri dan siap membuka mulut tapi, dosen tersebut kembali berujar. "Kamu!" perintahnya menunjuk laki-laki yang tersenyum singkat padaku saat Aku ingin kembali duduk dengan kesal. "Kamu pulang sama siapa? mau Aku antarin?" tanyanya sedikit berlari sehingg

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23
  • Menikahi Pria Dingin   Di Pesawat

    Happy readingAuthor PovKara dan Marco mengobrol di dalam pesawat seraya saling bertukar cerita walaupun tanggapan Marco sangatlah singkat. Wanita muda itu menggunakan jeans denim dipadukan dengan kaos putih tidak lupa blazer yang senada dengan warna jeansnya begitu pula dengan pakaian Marco. Tumben sekali mereka berpakaian dengan warna yang senada. "Coba lihat deh Om, ini tugas Gue udah kemaren terus si dosen ini ngomong belum padahal jelas-jelas udah Gue kirim," kekeuh Kara tidak terima dengan kalimat dosen yang berbicara di room chat kelas. "Sudah Kamu periksa?" tanya Marco ulang seraya meletakkan ponsel Kara di tengah tengah meja. "Apanya?" tanya Kara dengan polos. "E-mail Kamu," ujar Marco lantas membuka email Kara dan belum ada kotak terkirim tugas Kara. "Kok nggak ada ya," keluh Kara sambil memanyunkan bibir saat Marco memperlihatkan e-mail tersebut laki-laki itu kemudian mengecek kembali ponselnya dan yah barulah setelah itu tugas Kara terkirim. Memang kalau banyak yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-24
  • Menikahi Pria Dingin   Honeymoon

    Happy ReadingSementara Marco dan Kara pergi bersama, Abella menyendiri di rumah. Wanita dewasa itu duduk di depan jendela besar yang menghadap pada pemandangan di luar seraya mendekat tubuhnya yang sebagian Ia biarkan terbuka. Ini adalah pilihan yang dia ambil dan tentu Abella tidak boleh menyesal. Sekali lagi Ia harus ikhlas. Abella termenung sedangkan dua orang yang baru saja keluar dari pintu lift itu langsung disambut oleh pelayan. Kara berjalan bersebelahan dengan Marco menuju ke lantai dua penthouse ini. Di sana sudah ada empat orang yang duduk di sofa melingkar. Mereka tersenyum tapi, tidak dengan ramah. "Kenalin Dad...Mom ini Kara," ujar Marco Kara pun tersenyum seraya meremas tangannya yang terasa dingin seketika. "Selamat datang Kara," sapa seorang laki-laki yang usianya berkisar di delapan puluh tahunan. "Terima kasih," balas Kara lalu seorang wanita parubaya yang masih terlihat sangat cantik itu berdiri menghampiri Kara. Kara pikir Ia akan disambut dengan sangat hang

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-25
  • Menikahi Pria Dingin   Bayi Besar

    Happy ReadingDua hari ini Marco dan Kara hanya berada di hotel tidak keluar sama sekali bahkan untuk makan saja mereka meminta pelayan langsung mengantarkan ke kamar. Sekarang Kara sedang membaca buku dengan posisi tengkurap yang menghadap ke kaca lebar yang menunjukkan kota Las Vegas. Sementara Marco sibuk dengan tabletnya membaca beberapa artikel dan berita terkini. Mereka semalaman menghabiskan waktu bersama sampai paha Kara saat ini masih terasa nyeri. Kekuatan dari Marco benar-benar sangat luar biasa untuk pemula seperti Kara, tapi pelan-pelan wanita ini juga belajar. Marco bangkit dari duduknya menuju meja bar yang tidak jauh dari pintu hotel. Memanaskan teko lalu menyeduh bubuk putih yang baru Ia keluarkan dari kotak berbentuk persegi panjang. Setelah itu Marco menghampiri Kara membawa gelas tersebut. "Sudah waktunya...," ujar Marco menyodorkan gelas itu pada Kara. Wanita itupun langsung tersebut dan bergerak untuk duduk bersimpuh menerima gelas susu yang diberikan Marco.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-26
  • Menikahi Pria Dingin   Mendadak

    Happy Reading"Om dingin kenapa?" "Temani Kara berjalan-jalan!" perintah Marco pada kedua bodyguardnya wanita muda itupun semakin mengerutkan kening seraya masih menatap Marco yang berwajah dingin di depannya sambil menatap layar ponsel tak sama sekali ingin menatap wajahnya. "Nggak mau...Kara mau sama Om," kesal wanita itu seraya melipat tangannya di depan dada. Lama gadis itu berdiam di depan Marco yang sibuk pada tabletnya sampai laki-laki itu menghela napas dan memberikan barang tersebut pada asistennya. "Kara... Saya ada pekerjaan mendadak," ujar Marco pada akhirnya seraya memegang pundak Kara dan sedikit menunduk untuk menyetarakan wajah mereka. Kara merengut tapi Ia tetap saja mengangguk. Resiko jika memiliki pasangan sekaligus teman seorang Ceo kapan pun Marco akan disibukkan oleh pekerjaan. Belum lagi Kara harus ingat bahwa Marco juga bukan milik dirinya, ada Abella yang tentu saja membutuhkan waktu Marco. "Temani Kara dan pastikan Dia aman!" perintah Marco lagi-lagi ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-28
  • Menikahi Pria Dingin   Dibohongi

    Happy ReadingBingung sekaligus tidak mengerti dengan apa yang terjadi, ketika sampai di depan pintu kamar Abella Kara menutup mulut terkejut. Tubuh gadis itu mendadak lemas dan hampir pingsan untung Lala sigap menahannya. Marco membawa Abella ke rumah sakit, sedangkan Kara duduk di pinggir kasur di temani Lala yang sedari tadi memegang gelas minum. Sampai malam pun Kara menunggu kepulangan Marco yang tidak pulang, waktu berjalan gelap menjadi fajar hingga wanita itupun tertidur sendiri seraya meringkuk di atas kasur tanpa selimut. Ketika pagi itu Marco menarik selimut dan menutupi tubuh Kara, saat Ia ingin pergi wanita itupun terbangun dan memegang tangannya. "Mau ke mana?" tanya Kara lalu menundukkan tubuhnya di atas kasur. Wanita itu lantas diam, tatapannya kosong dan sangat bingung. Kara tidak tau sama sekali tentang penyakit Abella, melihat itu kemarin tentu membuatnya merasa dibohongi selama ini. "Maaf Kara," kata Marco dengan suara pelan. "Huh...Kak Abella sakit apa sebe

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-30
  • Menikahi Pria Dingin   Penjelasan

    Happy ReadingHampir satu minggu rumah yang besar itu tampak sangat hening, biasanya rumah ini akan dipenuhi keramaian oleh Kara yang ada saja ulahnya tapi, wanita itu mendadak menjadi pendiam. Ia hanya berangkat ke kampus lalu kembali ke dalam kamar sedangkan Marco bolak-balik sibuk ke rumah sakit mengurusi Abella yang masih terbaring lemah. Kara diam saja bahkan sama sekali tidak mau mengganggu, dirinya masih kecewa sampai hari ini. Tidak semua keadaan orang lain bisa kita terima, disaat kita sudah memberikan seluruh kepercayaan kita tapi, justru kepercayaan itu tidak dijaga Kita akan merasa sangat sakit. Kara tau Ia hanya menjadi pelampiasan di sini, selingan, pilihan kedua, atau apalah yang namanya tapi, Ia berharap Marco maupun Abella bisa menghargai dirinya terlepas dari dirinya yang masih muda. Wanita itu membaringkan tubuhnya di atas kasur, energinya sudah habis terpakai seharian ini. Untuk anak introvert kegiatan bersama banyak orang sangatlah memuakkan. Persetan dari komu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Menikahi Pria Dingin   Sebuah Rencana

    Happy ReadingSatu bulan telah berlalu tapi, sikap Marco masih tetap dingin pada Kara. Marco hendak memasuki lift untuk turun ke bawah bersamaan dengan Kara yang hendak juga turun. Namun, mereka justru berdebat di pintu lift. "Siapa Dia?" tanya Marco membuka topik percakapan yang membuat Kara sangat malas membahasnya. "Bukan urusan Kamu," jawabnya seraya melipat kedua tangan di depan dada, hal itu menarik Marco menjadi geram. "Sudah berani Kamu," ujar Marco mencengkram tangan Kara, wanita itu merasakan sakit yang luar biasa. "Apaan sih lepasin," keluh Kara tapi tetap saja tidak dilepaskan oleh Marco. "Lagian Kamu nikahin Aku cuman mau bayi, Aku juga belum hamil jadi it's no problem dong," jelas Kara dengan wajah yang kesal menepis tangan Marco dari pergelangannya. Tatapan keduanya saling menusuk, tubuh Kara sedikit bergetar melihat netra Marco yang menembus seluruh tubuhnya. "Mari akan kubuat Kamu hamil," ujar Marco langsung menarik tangan Kara dan berjalan menuju kamar utama.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01

Bab terbaru

  • Menikahi Pria Dingin   Fantasi

    Happy ReadingBabymoon yang diidamkan semua wanita tanpa terkecuali Kara walaupun Ia tidak pernah membayangkan dirinya akan menjadi seorang Ibu dalam usia yang cukup muda. Kara tidak pernah berpikir akan menikah muda. Sepuluh tahun yang lalu ketika Ia mengobrol pada orang tuanya di ruang tamu Ia mengatakan bahwa Ia ingin menikah setelah menjadi ceo di perusahaan milik orang tuanya. "Mami...Aku nggak mau nikah muda," celoteh Kara kecil sambil melihat televisi yang menampilkan seorang perempuan bussiness independent dengan setelan blazer dan tas ala perempuan dewasa yang sangat sibuk. "Kamu mau jadi seperti Dia?" tanya Ayah Kara seraya merangkul putrinya yang sedang memeluk sang Ibu. Mereka bertiga duduk di sofa ruang keluarga, sangat hangat dan damai. "Tentu saja Papi, siapa sih yang nggak mau kayak putri Isabella," balas Kara yang saat itu sangat mengidolakan seorang wanita yang juga sangat lincah. "Kalau begitu belajar yang rajin Papi akan menyiapkannya untuk Kamu." "Siap Papi

  • Menikahi Pria Dingin   Badmood

    Happy Reading"Aku pengennya naik pesawat yang biasa," rengek Kara saat sudah menaiki pesawat pribadi yang akan mengantarkan mereka ke London.Setelah mengetahui bahwa isi pesawat ini hanya mereka berdua dan dua asisten lainnya Kara merasa sangat sepi dan Dia ingin keramaian. Bukannya lebih nyaman dan leluasa jika hanya ada mereka pikir Marco Ia tidak mengerti dengan keinginan Ibu hamil itu. "Kara...yang ini lebih nyaman," jelas Marco wajah Kara lantas mendadak merengut Ia pun mengajak wanita itu berjalan ke belakang menuju ke sebuah ruangan yang ternyata adalah kamar. "Tapi sepi," keluh wanita itu kalau sudah begini sudahlah Marco membujuknya. "Tidak...Kamu bisa menonton film." Marco lalu menghidupkan netflix mencarikan film disney yang disukai oleh Kara. "Nggak...Aku nggak suka." lama Kara merengut dan tidak ingin berbunyi pada Marco sampai dua puluh menit berlalu seseorang pun mengetuk pintu Marco pun bangkit dan membukanya. Laki-laki itu lalu membuka sesuatu yang ada di tanga

  • Menikahi Pria Dingin   Kedatangan Tamu

    Happy ReadingMarco mengantar pulang Kara keesokan paginya, setelah mengecup bibir Kara sekilas Marco membiarkan wanita itu masuk yang ditemani oleh Lala. Ia tidak lagi turun karena harus langsung pulang. Wajah Kara tampak lemas karena semalaman itu hanya tidur sebentar, sementara di lain tempat Abella dengan wajah masam menyambut pagi hari ini. Matahari yang sudah naik tidak membuatnya beralih dari tempat duduk, kulitnya menyala oleh sinar matahari pagi ini. Wanita itu mengenakan dress satin tanpa lengan dengan belahan yang sangat turun. Marco turun dari mobilnya lalu langsung masuk ke dalam tidak perlu sampai ke parkiran karena ada anak buahnya yang akan melakukan hal tersebut. Marco naik melalui lift langsung masuk ke kamar Abella. Ia pun mengecup kening wanita itu. "Dari mana saja Kamu," sambut Abella dengan pertanyaan, seolah Marco habis pulang dari tidur dengan selingkuhan. "Dari kantor sayang," balas Marco tidak ingin jujur jika Ia semalaman bersama dengan Kara. Melihat ked

  • Menikahi Pria Dingin   Di Kantor

    Happy Reading"Maafkan keluargaku Om," ujar Kara seraya menundukkan kepala dengan meletakkan kedua tangannya di depan Ia sangat merasa bersalah dengan masalah ini. Delapan jam yang lalu Marco langsung menerbangkan helikopter ke tempat Kara tinggal dahulu yaitu rumah pamannya, Marco turun dengan setelan kemeja hitam dan tuxedo yang warnanya senada. Laki-laki itu berjalan dengan keenam bodyguardnya masing-masing memiliki tugas. Ada yang membawakan koper hitam, membawakan tas hingga membawa sebuah senjata. Wajah Marco tampak kaku dengan rahang mengeras laki-laki itu berjalan dengan langkah kaki yang tegap tidak seperti biasanya Ia jauh lebih sangar. Paman Kara yang hampir duduk di sofa ruang tamu mendadak panik sekaligus takut, Ia tidak menyangka Marco akan langsung ke sini setelah mendengar apa yang Ia lakukan. "Selamat siang Tuan Marco, Saya tidak tau jika Tuan akan ke sini padahal Kami bisa menyiapkan diri dulu," sapa Paman Kara dengan wajah yang dipaksakan untuk tersenyum. "Tid

  • Menikahi Pria Dingin   Curiga

    Happy Reading"Tugas Kamu itu hanya melayani Saya!" Marco membelai pundak Kara wanita itu hanya bisa menggeliat menahan geli yang sedari tadi menghinggapinya. Marco seringkali mampir ke sini hanya untuk bercinta pada istri keduanya sementara Abella kembali sibuk dengan pekerjaan dan juga bisnis yang baru di bukanya. Lagi pula Abella tidak bisa lagi memberikan hasrat kepada Marco sebab Ia tidak tertarik. Semakin tidak mengerti dengan jalan pikiran Abella. Wanita itu juga menjalani perawatan jalan yang seminggu sekali harus chek up. Kara mencoba untuk tetap berdiri dengan tenang agar tidak tumbang sedangkan Marco terus-menerus melakukan foreplay. Kehamilan Kara memasuki usia delapan bulan di mana sudah sangat besar dan turun. Teman-teman Kara masih tidak ada yang tau kecuali Bagas, yang sekarang harus duduk di meja hijau mendapatkan interogasi dari kedua temannya yang lain. "Lo sembunyikan di mana Kara?" tuding Della di siang hari bolong ini belum lagi menghadapi cuaca panas kini Ba

  • Menikahi Pria Dingin   Hutang

    Happy ReadingLagi-lagi Kara hanya bisa menggeleng dengan kelakuan Abella yang senantiasa sangat menyebalkan. Wanita itu sekarang kembali ke villa dan marah-marah tidak jelas. "Sekarang Kamu juga mau mengambil Marco dari Saya," ujarnya seraya menunjuk-nunjuk wajah Kara wanita hamil itu hanya memakan es cream sambil duduk dengan tenang tidak ingin terbawak emosi walaupun ingin sekali Ia mencabik-cabik wajah wanita itu. "Tenang Kara tenang. Dia pasti lagi meninggalkan ulah." Kara mengelus dadanya sedangkan Lala berdiri di samping wanita hamil ini takut sekali jika Abella akan melakukan sesuatu pada Kara. "Kamu membuat Marco nggak pulang," teriak Abella lagi Kara pun berdiri agar sejajar dengan wanita ini."Dia yang mau tinggal bukan Aku yang memintanya," balas Kara dengan tenang seraya berucap dengan sopan. "Dasar wanita penggoda," cibir Abella mendengar itu Kara langsung mengerutkan kening. "Nggak perlu digoda, Marco memang nafsuan padaku," kata Kara hendak berbalik tapi, Abella l

  • Menikahi Pria Dingin   Hukuman Yang Nikmat

    Happy Reading"Mereka benar-benar gila Bagas! Gue nggak habis pikir di mana otak mereka," amuk Kara bercerita bersama Bagas yang berjalan juga di sebelahnya. Kedua orang ini berbicara sambil melingkari kolam, Kara perlu melampiaskan emosi yang Ia rasakan sedari kemarin. Setelah Kara keluar dengan amarah tak lama itu Abella dan Marco ikut keluar, Abella terus-menerus membujuk Marco untuk bisa mendapatkan bayi tersebut. Padahal sedari awal tidak ada perjanjian atas hak asuh anak yang dikandung oleh Kara, Ia akan menjadi Ibu dari anak-anak yang dilahirkan begitu pula dengan Abella akan tetap menjadi Ibu sambung anak-anaknya.Sebenarnya Kara tidak akan melarang sama sekali Abella untuk menjadi Ibu dari anak-anaknya tapi, jangan seenaknya mau mengambil seutuhnya. Abella pikir mengandung tidak membutuhkan tenaga dan waktu serta pikiran, Dia pikir mengandung bayi seperti membuat sepotong roti. "Lalu Marco diam aja?" tanya Bagas sambil mengamati langkah kaki Kara takut jika wanita hamil ini

  • Menikahi Pria Dingin   Tawaran

    Happy Reading"Kara...Kami ingin berbicara dengan Kamu," ujar Abella berada di ambang pintu bersama dengan Marco. Abella tersenyum memamerkan gigi-gigi rapihnya, Kara sempat ingin tersenyum pula tapi yang justru muncul malah ekspresi tanda tanya. Wanita yang dengan perut besar itu lalu berdiri, melangkahkan kaki keluar mengikuti kemana arah dua orang ini membawanya. Ruangan kedap suara, salah satu ruangan khas yang dimiliki oleh villa yang di huni oleh Kara beserta para asistennya. Bahkan Kara tak tau sama sekali ada ruangan ini. Marco masuk diikuti Abella dan Kara. Ruangan itu memiliki satu sofa panjang dan meja seperti ruangan kerja pada umumnya. Ketika pintu ditutup maka aktivitas yang ada di dalam sama sekali tidak terdengar. "Ada apa ya?" tanya Kara bingung. "Kara duduk di sini dulu," pinta Abella yang di iyakan oleh Kara. Sedangkan Marco berdiri tak jauh dari mereka berdua. "Begini Kara...Aku dan Marco ingin bernegosiasi sama Kamu." wanita itu memegang tangan Kara lalu me

  • Menikahi Pria Dingin   Perubahan

    Happy Reading"Om...gimana keadaan Kak Bella?" tanya Kara saat Marco masuk ke dalam kamarnya laki-laki itu menggeleng pertanda bahwa Ia juga tidak paham dengan keadaan Abella sekarang. Kara duduk di samping Marco seraya menenggelamkan kepalanya pada pundak Marco. Untuk waktu yang cukup lama keduanya saling berdiam sampai Marco menyentuh bibir Kara, wanita itu menggigit bibir bawahnya membuat Marco menarik bibir itu lalu lumatan kian lumatan tersalurkan. Kara berdehem memperingatkan Marco bahwa ini bukan waktu yang pas tapi, laki-laki tetap laki-laki. Kebutuhan seksualitas mereka harus terpenuhi apalagi jika menghadapi fase krisis dan stres seperti ini. Marco memeluk pinggang Kara sedangkan wanita ini mengalungkan lengannya pada leher laki-laki itu setelahnya keduanya mengecup satu sama lain. Marco membawa Kara ke atas ranjang dengan hati-hati laki-laki ini menidurkan istrinya yang sedang hamil besar. "Akhirnya daddy mengunjungimu nak." batin Marco yang sudah menahan ini cukup lama

DMCA.com Protection Status