Share

Enam

Penulis: Mafuchia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Ya Tuhan, Yona. Kau sangat cantik!" Teriak Michae antusias.

Keona terlonjak, sedangkan Erick ingin mengumpat karena terjatuh dari sofa mendengar suara nyaring wanita yang baru saja teriak. Suara Michae tiada tanding, ia terkikik setelah melihat Erick berada di lantai.

"Kau yang selalu membuatku terlihat cantik." Keona tersenyum melalui cermin, saat mendekat ada sedikit hal yang membuatnya merasa asing dengan wajahnya. Michae hanya tersipu. "Apa kau sengaja menciptakan ini?" Michae mengangguk.

"Ku pikir cukup cantik untukmu." Michae memperhatikan bintik yang menghiasi wajah Keona.

Keona setuju. "Terimakasih Michae."

Michae mengangguk girang menatap Keona menjauh membawa sebuah dress pantai berwarna biru dengan bercak putih, pink, dan hijau yang cukup banyak.

"Erick, apa kau bisa membantuku?"

Erick segera meletakkan ponselnya dan memburu menuju ruang ganti. "Apa aku perlu masuk?"

"Ya."

"KEONA!" Teriak Erick.

Bagaimana tidak, Keona memanggilnya hanya untuk menyingkirkan helaian rambut di bagian wajah. Padahal Keona dapat melakukannya sendiri. Gadis yang sangat berbakat untuk membuatnya murka, namun wajah Keona selalu membuatnya lunak.

"Aku mencintaimu." Keona mencuri sesuatu di wajah Erick dengan bibirnya lalu berlari.

Benar-benar Keona.

---

"Keona Dee," ucap seorang pria dengan wajah mendamba dan percikan gairah yang sungguh luar biasa.

"Begitu menjijikkan." Balas seorang pria di sampingnya memutar bola mata.

"Sepertinya dia akan menghiasi tempat tidurku malam ini." Percaya dirinya berlipat ganda bersamaan dengan langkah yang semakin mendekat ke pintu berwarna biru.

"Jangan terlalu percaya diri."

"Justine Heward ekspresimu melukai harga diriku," komentar pria Rusia bernama Ferdio.

Itu yang diinginkan Justine, ia berharap partner kerja Ferdio tidak termakan oleh pesona pria yang baru saja semalam menginjakkan kaki di negaranya. Harapan Justine semakin nyata saat pintu terbuka, ia yakin akan menang walaupun tak ada taruhan yang terucap dari mulut mereka berdua.

Gadis angkuh berwajah malaikat, segala yang melekat pada dirinya terlihat berkelas dan tinggi. Justine beberapa kali bertemu dengannya saat party perusahaan, gadis milik Bready Alan Daguen. Semua orang pasti mengingatnya pemilik wajah berkelas namun membenci party, cukup lucu dan sangat melekat diingatan. Justine sangat ingat dengan wajah masam yang selalu Keona perlihatkan.

"Wah, cukup berat." Justine menyatukan kedua telapak tangan dengan gerakan maju mundur.

Dua orang wanita mendekat, namun tetap satu gadis dengan dress pantai keluar sebagai pemenangnya. Begitu menawan dan membuat pria manapun bereaksi.

"Long time no see Justine Heward." Mhilea mengecup pipi pria yang dapat dikategorikan tampan dan kaya. "She's Keona Dee."

Keona menelisik penampilan pria itu, ratusan dollar melekat di tubuhnya sungguh luar biasa. Rapi, bergaris wajah keras namun mempesona mata hazelnya serta tatapan sopan tanpa menelanjangi membuat Keona merasa aman.

"Cukup lama hingga aku dapat bertemu secara langsung denganmu melalui Mhilea. Justine Heward." Justine sedikit merunduk dengan senyum menawan.

Keona merasa pria dihadapannya tulus sehingga mudah baginya memberikan hadiah senyum menawan.

"Dan ini Ferdio Thompson."

Berbalik, Keona merasa Ferdio menatapnya bagai tanpa busana. Begitu liar dan terpampang jelas apa yang sedang dipikirkannya. Sangat tidak nyaman.

"Mhilea, bisa kita mulai sekarang? Aku memiliki jadwal lain." Keona melihat uluran tangan Ferdio namun tidak ingin membalas. Ia segera pergi.

"Sure, kuharap kalian dapat lebih cepat lagi mempersiapkannya!" Teriak si pemilik pada crew di ruangan. "Kau tahu, Keona sedikit memiliki kepribadian yang buruk," bisik Mhilea pada Ferdio.

Ferdio tersenyum tipis seraya mengangkat kedua alis. Ia menarik telapak tangan yang mengudara tanpa sambutan. Keona sangat melukai harga dirinya.

"Kau akan takluk padaku, apapun caranya!" Ucap Ferdio menatap punggung mulus Keona yang menjauh.

"Jangan terlalu memaksa," ucap Justine dengan kibasan tangan.

Pemotretan dimulai. Berbagai macam pose diperagakan Keona membuat fotographer dan Mhilea tersenyum puas melihat hasil yang di dapatkan. Mereka mengakui bahwa gadis bermata hijau di hadapan mereka benar-benar sangat profesional serta berbakat.

"Kau menatapnya seperti ingin memangsanya," bisik Justine pada Ferdio, namun pandangannya mengarah pada Keona.

Siapapun pria yang menatap Keona dengan dress pantai yang ia kenakan pasti akan menahan milik mereka. Dengan dress pantai mini yang didominasi warna biru dengan bercak pink dan putih serta hijau, dress tanpa lengan dengan belahan rendah dibagian dada. Hanya terdapat dua tali yang terikat di bagian belakang leher membuat punggung mulusnya terekspos dengan sempurna.

"Bukan hanya ingin memakannya, bahkan aku ingin membawanya ke kamarku dan membuatnya menjerit," jawab Ferdio dengan menggebu membuat Justine terkekeh.

"Kau tidak akan mudah mendapatkannya, atau mungkin kau akan ditolak olehnya." Justine menatap Ferdio dan kembali merendahkan.

"Are you sure? Kau merendahkan seorang Ferdio? Kau akan lihat dia berada di tempatku besok pagi, lihat saja saat aku menyentuhnya."

Justine tertawa renyah mendengar ucapan Ferdio yang menurutnya terlalu percaya diri, "aku akan menunggunya Babe."

"Mr. Ferdio. Silahkan masuk," ujar fotographer menghentikan percakapan mereka yang berisi ketegangan tentang harga diri.

"See!" Ferdio menatap Justine dengan smirk. Justine hanya mengangkat kedua tangan.

Pemotretan sesi kedua di mulai.

Ferdio berdiri di belakang Keona, matanya menatap liar pada punggung mulus milik Keona. Ia telah melihat foto Keona di majalah ratusan kali, namun saat bertemu secara langsung. Keona sungguh luar biasa membuatnya bergairah. Ferdio ingin mendapatkannya.

"Kau sangat menggairahkan," ujar Ferdio disela-sela pose mereka.

"Terimakasih atas pujian atau hinaan yang kau berikan." Keona menatap tajam ke arah pria Rusia yang melihat tubuh bagian atasnya.

"Aku ingin kau menemaniku malam ini hingga pagi," bisik Ferdio. Tubuh Keona sungguh membuatnya menggila.

Keona menegang, ingin sekali ia menampar pria sialan yang berada disampingnya bukan karena ucapan Ferdio. Akan tetapi tangannya yang begitu berani meremas bokong penuh Keona. Ia sungguh menahan atas dasar profesional kerja. Keona mengacungkan lengan membuat perhatian semua orang tertuju padanya. Mereka baru lima kali berganti pose namun Keona seakan ingin menggila di buatnya.

"Aku sangat haus boleh aku minum sebentar?" Pinta Keona menatap Mhilea untuk meminta izin, tentu disetujui.

Keona duduk seraya menahan amarah yang membara. Matanya menatap nyalang Ferdio yang terlihat santai berbicara bersama Justine. Saat memperhatikan pria sialan itu, siluet Erick muncul dengan sebotol air mineral dan senyuman.

"Hanya sebentar, aku tahu perasaanmu."

Erick memeluk Keona dan mengecup pucuk kepala gadis itu, hal yang selalu dilakukan Bready jika Keona dalam kondisi yang tidak menyenangkan. Erick melihat dengan matanya jika Ferdio meremas bokong Keona, ia masih menimbang apakah mengatakan kepada Bready adalah pilihan yang tepat?

***

Justine memperhatikan punggung cantik seorang Dewi baru saja masuk ke dalam pintu berwarna merah dengan seorang pria yang ia yakini adalah asistennya.

"Dimana dia?" Tanya Ferdio telah berganti pakaian menjadi kemeja putih dan Jeans biru tua. Justine hanya menunjuk pintu berwarna merah tanpa mengucapkan apapun. Si gadis datang tanpa berganti pakaian, Ferdio mendekat ke arahnya.

"Bagaimana dengan tawaranku?" Tanya Ferdio masih dengan fokus yang sama tentu saja bukan wajah Keona.

Erick yang mengetahui arah pandang pria tampan tersebut sigap membuka syal dan menyampirkan di leher jenjang Keona untuk menutupi belahan dress. Telah ia katakan sebelumnya namun Keona membatu untuk tetap mengenakkan dress pemberian Mhilea.

Keona melayangkan telapak tangan ke wajah pria sialan dihadapannya dengan keras sebanyak dua kali. Justine meringis menatap mereka.

"Yang pertama untuk ucapan sialanmu padaku, dan yang kedua untuk tanganmu yang menyentuhku. Kau tahu, aku bukan jalang murahan!" Cercah Keona dingin dan tajam.

Kali ini Justine tersenyum melihat keberanian Keona. Cukup menarik untuk dilihat.

"Dan ini jawaban untuk tawaranmu." Ia menatap ke bawah dan mengarahkan kakinya yang dialasi dengan sepatu wedges ke arah kaki kiri Ferdio sebelum melangkah pergi. Membuat pria tersebut menjerit dan mengumpat.

Justine menghampiri Ferdio yang masih menahan sakit di kakinya. "Sudah kukatakan tapi kau tidak percaya padaku sahabat." Justine menekankan kata "sahabat" di dalamnya, dan melangkah pergi mengejar Keona.

Wanita itu berjalan dengan terburu, sangat terlihat kemarahan memenuhi dirinya. Justine tetap berjalan dengan langkah lebar berusaha untuk menyusul Keona. Ia hanya ingin sedikit mengganggu ketenangan Keona.

"Aku sangat kagum padamu, kau menjatuhkan harga dirinya disaat perempuan lain sanggup berlutut di kakinya." Komentar Justine setelah berhasil mensejajarkan langkahnya dan Keona..

"Siapa yang perduli dengan bajingan yang tidak memiliki sopan santun seperti dia! Hanya wanita bodoh yang mau berlutut di kakinya!" Umpat Keona menatap pria yang berjalan di samping kirinya.

Justine tertawa renyah mendengar umpatan gadis berambut indah ini, "aku pikir perempuan secantik dirimu tidak mampu mengumpat ternyata aku salah." Justine mengangkat kedua alisnya.

"Jangan tertipu oleh paras cantik seseorang," balas Keona yang masih meneruskan langkah menuju lobby gedung, wajah kesal begitu kentara.

Justine menghadang langkah Keona membuatnya menatap tajam ke arah pria yang kini mengenakan jas hitam. "Seingatku tadi kita tidak berkenalan secara resmi. Aku Justine Heward." uluran tangan persis di hadapan Keona.

"Keona Dee." cukup lama hingga Keona membalas uluran tangan Justine.

"Nice too meet you nona antik, kau sangat cantik. Aku jatuh cinta dengan wajah cantikmu, kuharap bukan pertemuan terakhir untuk kita." Senyum manis Justine begitu mendominasi, membuat Keona tetap tidak tertarik.

"Nice too meet you too Mr. Heward, kau tahu aku sangat terbiasa mendengar ucapan sepertimu dari banyak pria." Ia menaikkan kedua alisnya menatap ke arah Justine sebelum melangkah pergi menuju mobil lamborghini milik Erick Hazley.

Senyum mengembang kembali terlihat di wajah Justine. Ia sungguh terpesona, dan sepertinya mengacaukan milik Bready dan membuat pria pemarah tersebut semakin marah adalah hal yang sangat menarik. Justine harus mencobanya, mungkin saja dirinya akan mendapatkan hadiah spesial dari uji cobanya.

Bab terkait

  • Menikahi Model TerkenalĀ Ā Ā Tujuh

    Happy reading šŸ˜˜Saat ini cukup dengan hanya menatap dan mengetahuimenunggu takdir yang akan bekerja hinggasampai pada waktunya kau dan aku akan menjadi satu garis takdir untuk hidup bersama-Alvin Maldiery ----"Kau tahu orang yang akan kita temui setengah iblis," ujar Jhony bergidik ngeri.Alvin mendengus, "kita hanya akan membicarakan beasiswa yang akan Daguen Group sumbangkan untuk Victorius hilangkan wajah bodohmu.""Lalu apa hubungannya denganku, Dude? kau menyeretku kemari, jika pasienku meregang nyawa saat aku menemanimu maka kau manusia yang paling bertanggung jawab atas segalanya." Alvin mengangkat bahunya acuh saat Jake berucap."Apa kau takut untuk bertemu Bready sendirian?" Ledek Jhony tertawa dengan alis yang di naik turunkan.Alvin menatap Jhony dengan pandangan tidak percaya, "yang benar saja.""Kau tidak mengajak Justine, Vin? Apa kau masih dendam dengannya?" Canda Jake.

  • Menikahi Model TerkenalĀ Ā Ā Delapan

    Happy reading šŸ˜˜Hanya menunggu takdir menyatukan Kita entah berapa lama, denganharapan dapat mencinta lebih lama dari pada saat menunggu takdir menyatukan kita---"Terima kasih atas kerjasamanya, Mr. Daguen. Senang dapat bekerja sama." Alvin mengulurkan tangan ke arah Bready dan tersenyum, diikuti oleh Jake dan Jhony."Me too, kuharap kerjasama yang terjalin tidak cepat berakhir," ujar Bready tersenyum sangat tipis pada Alvin, hingga tidak ada satupun dari tiga pria di dalam ruangan yang dapat menangkap senyuman Bready."Saya harap anda dapat menyempatkan diri untuk datang melihat langsung Risen Victorius University.""Sekretarisku akan segera mengatur jadwalnya, dia akan segera menghubungimu." "Baiklah, kami harus segera berpamitan." Jake menyahut, seraya beranjak dari duduknya dan diikuti oleh Jhony setelah mendapatkan anggukan dari pemilik ruangan.Suasana terasa tidak menyenangkan, aur

  • Menikahi Model TerkenalĀ Ā Ā Sembilan

    Happy reading šŸ˜˜Jika bersabar adalah cara untuk mendapatkan hati dan ragamu. Maka aku akan melakukannya tanpa lelah. -Alvin Maldiery ----Matahari mulai meninggi, sinar hangat kini mulai terasa meningkat menjadi panas. Hembusan napas berat beberapa kali menyusup ke telinga Bready. Seakan memberitahu jika si pemilik napas memiliki sesuatu yang sangat berat yang tidak dapat diungkapkan. Mata Bready mengamati Keona yang selalu menatap ke arah luar jendela."Apa yang sedang terjadi, Yona?" Tanya Bready, sungguh ia tidak tahan lagi. "Tidak ada," jawab Keona singkat. Matanya kembali mengarah keluar jendela. Ia tidak ingin Bready mendapatkan sesuatu dari matanya. "Jangan pernah menyembunyikan sesuatu dariku, kau akan tahu apa akibatnya!" Tukas Bready, matanya hanya dapat menangkap kilauan rambut cokelat yang diterpa sinar matahari. "Kau dapat mengintimidasi siapapun, tapi tidak denganku!" Balas Keona jengah seraya memutar bola mata. Dirinya benci dengan sikap diktator Bready. Suasana

  • Menikahi Model TerkenalĀ Ā Ā Sepuluh

    Gaun ungu terlihat menempel pas di tubuh Keona. Gaun dengan bahan dasar tile ungu muda dipenuhi dengan ribuan rhinestones berwarna senada. Ester mendesain gaun seksi dengan jenis halter, menutupi dua bukit indah Keona dan memiliki tali tipis melingkari perut hingga ke pinggul. Belahan tinggi di bagian tengah seakan ingin memperlihatkan sesuatu yang intim di sela paha si pengguna. Ester terpesona melihat hasil karyanya melekat dengan sangat indah di tubuh Keona. Gaun ini terlihat seakan menemukan pemiliknya. Keona berputar beberapa kali, terlihat pantulan sinar dari rhinestones yang menambah kemewahan gaun seksi ini. "Yona, aku bahkan rela memberikannya untukmu." Si desainer sangat terkagum, para staf yang melihatnya tidak mampu mengalihkan pandangan. Keona kembali berputar, ekor gaun mengikuti langkahnya. Terlihat dari cermin punggung Keona terekspos dengan sempurna hingga ke bagian pinggul. Bukan hanya punggung, belahan dada, perut bagian kanan dan kir

  • Menikahi Model TerkenalĀ Ā Ā Sebelas

    Justine terlihat sangat menikmati pemandangan di hadapannya. Kedua lengannya melebar memenuhi sandaran kursi bersama dengan jemari kanan yang menggenggam wine. Kaki kanan yang terlipat di atas kaki kiri dengan santai semakin menunjukkan betapa Justine sangat sangat menikmati ekspresi tidak perduli yang masih saja Keona tujuan padanya. "Di mana kau mengenal Maldiery?" Bibir Justine mungkin saja akan terlepas sebentar lagi jika tidak ia gunakan untuk bicara. Pria itu benci suasana yang sepi tanpa kata, padahal terdapat sesosok manusia di depannya. Keona menatap sebentar, lalu kembali memalingkan wajah. "Kau tidak perlu tahu, aku hanya akan berada di sini untuk kembali ke apartemenku dan kau yang menawarkan diri. Jadi berhentilah untuk saling berinteraksi." Mata Keona kembali tertuju pada layar datar yang menampilkan adegan vulgar dari video klip musik Barat. Ia lebih baik menatap layar tersebut dari pada menatap wajah menyebalkan Justine. Pria itu bukan menelanjangi Keona dengan tatapa

  • Menikahi Model TerkenalĀ Ā Ā Dua Belas

    Denting bell pengumuman berbunyi beberapa kali, seluruh mahasiswa yang sedang berjalan ataupun melakukan kegiatan segera menghentikan aktivitas mereka. Begitu pula dengan Ulfia, Reina, dan Keona yang sedang berjalan ke arah kelas. Tatapan tanya terpancar dari mata Reina ke arah Ulfia, wanita itu terlihat mengedikkan bahu tanda tidak tahu apa isi dari pengumuman tersebut. Sedangkan Keona menatap layar ponselnya untuk menghubungi Erick. "Mahasiswi bernama Keona Dee harap segera menuju ke gedung fakultas." Pengumuman terulang hingga tiga kali, namun Keona masih tidak menyadarinya. Keona memiliki janji pemotretan hari ini, namun Erick masih tidak dapat di hubungi sedangkan di waktu malam hari Keona harus menemani Bready untuk meninjau resort milik Brealdy. Terkadang Erick sungguh sialan dengan segala tingkah lakunya yang menyulitkan Keona. Beberapa pasang mata menatap ke arah Keona, Reina menyadarinya sedangkan Keona tentu saja tidak. Akhirnya Reina menyent

  • Menikahi Model TerkenalĀ Ā Ā Tiga belas

    Ratusan blitz terlihat sejak sepuluh menit yang lalu, ratusan pose yang diperagakan Keona tertangkap oleh kamera. Layar iPad terpampang jelas hasil jepretan kamera yang menampilkan gambar Keona terlihat sangat sempurna. Erick tetap bertepuk tangan dan menatap kagum ke arah wanita yang kini mengenakan setelan formal. Walaupun beberapa puluh menit yang lalu penyihir jahat itu, mencercanya tanpa rasa kasihan. Tentu saja Keona mengamuk dan mencerca, karena Erick tertidur dan hampir melupakan jadwal pemotretan Keona. Terkadang wajah dan mulut pedas Keona sangat tidak sesuai, terkadang Erick ingin membungkam mulut Keona dengan cara memberi plaster ataupun menyumpal kain. Itu dapat dilakukan Erick hanya dalam benaknya saja, jika ia lakukan di dunia nyata jelas satu menit kemudian tubuhnya dan rohnya akan terpisah karena Bready Alan Daguen membunuhnya. Bagaimana mungkin wajah malaikat tersebut disertai dengan mulut setan yang terkadang membuat Erick ingin sekali membunuh

  • Menikahi Model TerkenalĀ Ā Ā Empat belas

    Bready tersenyum saat mendapati seorang wanita yang baru saja turun dari mobil Lamborghini. Wanita yang mengenakkan setelan formal dengan rambut tergerai indah. Senyumannya serta langkah kecilnya membuat semua yang menatap ke arah Keona turut tertular oleh wajah ceria yang kini diperlihatkannya. "Ingin beralih profesi menjadi salah satu CEO?" tanya Bready. Ia segera mendekap Keona saat wanita itu menerjang tubuhnya dengan pelukan. Wajah Keona ceria, namun terlihat jelas dari mata jika energinya telah habis terkuras. "Tidak Bre. Kau pasti tidak akan memberiku kesempatan untuk santai barang sejenak." Keona menyurukkan kepalanya pada dada bidang Bready, wangi maskulin pria ini begitu candu untuknya. "Kau dapat menyewa seorang profesional untuk membantumu," rayu Bready. Matanya beralih menatap pucuk kepala berambut cokelat yang terlihat menggelengkan kepala. "Lelah? hmm?" Keona mendongakkan kepala menatap ke arah Bready. "Nanti akan kupikir," jawab Keona untuk tawaran Bready. "Ya,

Bab terbaru

  • Menikahi Model TerkenalĀ Ā Ā Sembilan belas

    Alvin menatap Keona yang masih saja tidak sadarkan diri. Setelah Jake memeriksakan keadaannya dan memberikan beberapa salep untuk memar di tubuh Keona, wanita ini masih tetap tertidur. Tiga jam berlalu, ia pikir Bready Alan Daguen akan segera mendatanginya. Namun ternyata tidak, Lucifer itu masih tidak menghampirinya. Ia kembali memperhatikan Keona, segala perhiasan gaun serta sepatu wanita ini telah Alvin lenyapkan. Sejak dirinya kembali ke apartemen, Alvin meminta mata-matanya untuk memusnahkan semua barang milik Keona tanpa terkecuali. Untuk menghindari GPS yang melekat di sana. Ucapan Jake kembali terngiang, apakah mungkin Bready memasang GPS di tubuh Keona tanpa wanita itu sadari? Jika ya, maka Bready adalah manusia yang sangat gila. Jake telah meninggalkan apartemen bersama dengan seorang perawat yang tadi datang bersamanya. Pria itu mengatakan tidak ingin ikut ke neraka bersama Alvin malam ini. Sungguh teman yang tidak setia, seharusnya Jake membantu bagaimanapun

  • Menikahi Model TerkenalĀ Ā Ā Delapan belas

    Rahang mengeras, napas yang memburu mengisi setiap langkahnya saat menuruni tangga. Ia melihat dengan mata kepala, wanitanya di siksa dan di lecehkan oleh seorang pria. Dengan keras ia menghantam kepala pria yang sedang menatap Keona dengan bergairah. Pria itu terjatuh ke arah tangga, akibat kepalan tangan yang baru saja ia berikan. Ia kembali memburu pria yang kini terlihat sedang berusaha untuk berdiri. Ya, pria blonde ini harus mati karena telah menyakiti miliknya. Dengan cepat ia kembali menyerang Ferdio dengan pukulan bertubi-tubi. "Kau harus mati, sialan!" ucapnya. Ia kembali menyerang wajah Ferdio yang berusaha dilindungi pria itu dengan kedua tangannya. "What are you doing, hentikan bajingan! Kita bisa menikmatinya bersama!" Teriak Ferdio, ia berusaha mendorong pria dengan setelan jas hitam di tubuhnya. Pria ini sangat kuat hingga ia kembali terjatuh merasakan dinginnya lantai penghubung. Mendengar ucapan dari Ferdio, ia semakin berang pan

  • Menikahi Model TerkenalĀ Ā Ā Tujuh belas

    Keona memendarkan mata ke segala arah, semua orang terlihat sibuk berbincang, menari, dan berpesta. Sejak tadi pula acara inti kata sambutan dari si pemilik pesta Brealdy Alan Daguen telah selesai dan kini pesta yang sesungguhnya telah dimulai beberapa saat yang lalu. Alkohol, asap dari nikotin, serta para penari yang dengan lincah memperlihatkan lekuk tubuh mereka di atas panggung. Riuh suara musik yang memekakkan telinga menambah suasana menjadi lebih meriah. Seketika ruangan menjadi gelap, berganti dengan lampu redup dan lampu sorot yang sesekali berputar mengelilingi ballroom. Hembusan napas terdengar, Keona kembali memendarkan pandangannya. Matanya menangkap Bready yang terlihat berbincang bersama beberapa orang di meja bundar di sudut ruangan seraya berdiri. Pria itu terlihat mendominasi dengan aura hitam di sekelilingnya. Lucifer yang sungguh tidak tertandingi, Keona yakin semua orang yang berada di sekeliling Bready tidak dapat bernapas dengan sempurna. Kini Keona memutar

  • Menikahi Model TerkenalĀ Ā Ā Enam belas

    Keona dan Bready berjalan seraya bergandengan tangan memasuki resort. Setelah Bready mencerca para wartawan dengan segala kamera dan blitz yang mengarah pada dirinya dan Keona. Wanita itu terlihat biasa, santai dan berjalan dengan anggun. Berbeda dengan Bready yang seakan kesulitan melihat red carpet di depannya karena pandangan menggelap akibat sinar dari kamera yang menyala ratusan kali. "Kau harus sedikit lebih ramah kepada mereka," ucap Keona seraya menatap Bready yang menampilkan wajah masam serta rutukan yang masih saja terdengar. "Aku tidak mengerti dengan manusia bodoh yang ingin dipotret ataupun di rekam dengan blitz yang sangat menyilaukan itu. Wartawan sialan!" umpatnya. "Orang bodoh itu aku." Keona menarik kulit perut bagian kiri Bready lalu memutarnya hingga terdengar erangan. "Sejak tadi mulutmu yang manis itu terus saja mengumpat ku, kau mengatakan aku jalang lalu kau mengatakan aku bodoh." "Yona lepaskan, aku tidak berma

  • Menikahi Model TerkenalĀ Ā Ā Lima belas

    Bready menatap jam tangan Richard Mille berwarna perak yang melingkar pas di pergelangan tangannya. Dirinya telah menunggu Keona sejak enam puluh delapan menit yang lalu. Ia tidak ingin mendesak waktu make up wanita itu, karena beberapa waktu lalu Keona membentaknya. Keona mengatakan jangan mendesak seorang wanita yang sedang bersiap, itu akan menghancurkan mood mereka. Bagaimanapun bajingan nya Bready memperlakukan orang lain, namun ia tetap takut jika Keona telah berteriak padanya. Bready menatap sekeliling apartemen milik Keona, tidak ada yang berbeda. Segalanya tetap sama, pigura yang terpajang rapi menampilkan gambar seorang remaja pria bermata hazel sedang tertawa lebar. Lalu beberapa pigura yang tergantung menampilkan gambar Keona dan seorang remaja pria yang sama dengan berbagai pose yang terlihat sangat bahagia. Bready merindukan suasana kala itu, dimana ia dapat melihat dengan mudah senyum dan tawa bahagia Keona. "Aku sudah siap," ujar Keona setelah mem

  • Menikahi Model TerkenalĀ Ā Ā Empat belas

    Bready tersenyum saat mendapati seorang wanita yang baru saja turun dari mobil Lamborghini. Wanita yang mengenakkan setelan formal dengan rambut tergerai indah. Senyumannya serta langkah kecilnya membuat semua yang menatap ke arah Keona turut tertular oleh wajah ceria yang kini diperlihatkannya. "Ingin beralih profesi menjadi salah satu CEO?" tanya Bready. Ia segera mendekap Keona saat wanita itu menerjang tubuhnya dengan pelukan. Wajah Keona ceria, namun terlihat jelas dari mata jika energinya telah habis terkuras. "Tidak Bre. Kau pasti tidak akan memberiku kesempatan untuk santai barang sejenak." Keona menyurukkan kepalanya pada dada bidang Bready, wangi maskulin pria ini begitu candu untuknya. "Kau dapat menyewa seorang profesional untuk membantumu," rayu Bready. Matanya beralih menatap pucuk kepala berambut cokelat yang terlihat menggelengkan kepala. "Lelah? hmm?" Keona mendongakkan kepala menatap ke arah Bready. "Nanti akan kupikir," jawab Keona untuk tawaran Bready. "Ya,

  • Menikahi Model TerkenalĀ Ā Ā Tiga belas

    Ratusan blitz terlihat sejak sepuluh menit yang lalu, ratusan pose yang diperagakan Keona tertangkap oleh kamera. Layar iPad terpampang jelas hasil jepretan kamera yang menampilkan gambar Keona terlihat sangat sempurna. Erick tetap bertepuk tangan dan menatap kagum ke arah wanita yang kini mengenakan setelan formal. Walaupun beberapa puluh menit yang lalu penyihir jahat itu, mencercanya tanpa rasa kasihan. Tentu saja Keona mengamuk dan mencerca, karena Erick tertidur dan hampir melupakan jadwal pemotretan Keona. Terkadang wajah dan mulut pedas Keona sangat tidak sesuai, terkadang Erick ingin membungkam mulut Keona dengan cara memberi plaster ataupun menyumpal kain. Itu dapat dilakukan Erick hanya dalam benaknya saja, jika ia lakukan di dunia nyata jelas satu menit kemudian tubuhnya dan rohnya akan terpisah karena Bready Alan Daguen membunuhnya. Bagaimana mungkin wajah malaikat tersebut disertai dengan mulut setan yang terkadang membuat Erick ingin sekali membunuh

  • Menikahi Model TerkenalĀ Ā Ā Dua Belas

    Denting bell pengumuman berbunyi beberapa kali, seluruh mahasiswa yang sedang berjalan ataupun melakukan kegiatan segera menghentikan aktivitas mereka. Begitu pula dengan Ulfia, Reina, dan Keona yang sedang berjalan ke arah kelas. Tatapan tanya terpancar dari mata Reina ke arah Ulfia, wanita itu terlihat mengedikkan bahu tanda tidak tahu apa isi dari pengumuman tersebut. Sedangkan Keona menatap layar ponselnya untuk menghubungi Erick. "Mahasiswi bernama Keona Dee harap segera menuju ke gedung fakultas." Pengumuman terulang hingga tiga kali, namun Keona masih tidak menyadarinya. Keona memiliki janji pemotretan hari ini, namun Erick masih tidak dapat di hubungi sedangkan di waktu malam hari Keona harus menemani Bready untuk meninjau resort milik Brealdy. Terkadang Erick sungguh sialan dengan segala tingkah lakunya yang menyulitkan Keona. Beberapa pasang mata menatap ke arah Keona, Reina menyadarinya sedangkan Keona tentu saja tidak. Akhirnya Reina menyent

  • Menikahi Model TerkenalĀ Ā Ā Sebelas

    Justine terlihat sangat menikmati pemandangan di hadapannya. Kedua lengannya melebar memenuhi sandaran kursi bersama dengan jemari kanan yang menggenggam wine. Kaki kanan yang terlipat di atas kaki kiri dengan santai semakin menunjukkan betapa Justine sangat sangat menikmati ekspresi tidak perduli yang masih saja Keona tujuan padanya. "Di mana kau mengenal Maldiery?" Bibir Justine mungkin saja akan terlepas sebentar lagi jika tidak ia gunakan untuk bicara. Pria itu benci suasana yang sepi tanpa kata, padahal terdapat sesosok manusia di depannya. Keona menatap sebentar, lalu kembali memalingkan wajah. "Kau tidak perlu tahu, aku hanya akan berada di sini untuk kembali ke apartemenku dan kau yang menawarkan diri. Jadi berhentilah untuk saling berinteraksi." Mata Keona kembali tertuju pada layar datar yang menampilkan adegan vulgar dari video klip musik Barat. Ia lebih baik menatap layar tersebut dari pada menatap wajah menyebalkan Justine. Pria itu bukan menelanjangi Keona dengan tatapa

DMCA.com Protection Status