"Ais ngapain ngelamun toh?""Apa Bun?""Nah loh, ngelamun beneran ternyata.""Maaf Bun.""Yuk disendok nasinya. Makan dulu. Ngelamun juga butuh energi loh. Atau jangan jangan lagi ngelamunin Nak Reno ya? Orangnya ada di depan mata kok, ngapain dilamunin."Kata kata Bunda otomatis membuat Aisha tersipu malu dan pipinya sedikit memerah. "Nak Reni tunggu apalagi nih. Aisha beneran mikirin kamu nih," Goda Bunda. "Bunda.. " Protes Aisha. "Hahaha.." Tawa semua orang pecah. ***Setelah makan bersama itu usai, Reno langsung pamit pulang. Ia masih harus menghadiri sebuah pertemuan. "Aku pamit pulang dulu Ais. Makasih untuk makan malamnya.""Sama sama. Hati hati di jalan. Nyetirnya jangan ngebut ngebut.""Hemm.. Assalamu'alaikum," Reno melambaikan tangannya pada Aish. Sebenarnya dalam hati Reno ia ingin sekali memeluk Aisha, namun hal itu tentu tidak boleh dilakukan. "Walaikumsalam," Jawab Aisha. Reno pun segera pergi dan setelah itu barulah Aisha masuk ke dalam rumah. "Aisha!" Panggil
"Apa sih? Aku gak ngerti." "Kalau gak ngerti ya gak usah kepo dong!" Buru buru Aisha meninggalkan Adnan. Namun Adnan segera menyusulnya. Hingga menunggu koper, Adnan masih juga menempel pada Aisha. "Kamu ngapain sih dekat dekat?" Aisha tidak suka jika Adnan terus mengikutinya. "Ihh.. Kenapa sih dari tadi. Siapa lagi juga yang menempel sama kamu Aisha? Aku lagi nungguin koperku.""Ya kan bisa disana," Aisha menujuk ke arah lainnya. "Iya suka suka aku la. Bandara ini kan bukan punya kamu. Suka suka aku mau berdiri dimana juga.""Oke fine, aku yang geser. Awas ngikutin aku." Aisha sedikit bergeser menjauh dari Adnan. Setelah menunggu antrian koper mereka, keduanya pun menuju tujuan mereka masing-masing. Aisha pergi ke penginapan tempat ia akan menginap sedangkan Adnan menuju satu kantor untuk bertemu dengan kliennya. ***Setibanya di hotel, Aisha merasa sangat mengantuk dan memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas kasur dan tidak lama, ia pun tertidur.Malam harinya, Aisha terjaga
Aku pasti akan melakukannya," Ucap Adnan. Adnan juga ikut berdiri karena akan kembali ke kamarnya. "Mau kemana?" Tanya Aisha. "Aku mau kembali ke kamarlah, bukan mau ngikutin kamu!" "Iya tahu kok, jangan esmosi lah Pak Adnan." Mereka pun menuju kamar masing-masing, Aisha sedikit penasaran kenapa Adnan masih mengikuti langkahnya. Tapi Aisha mengabaikan rasa ingin tahunya itu sampai tibalah Aisha di depan kamarnya, dan Adnan juga berdiri di depan pintu kamar yang ada tepat di sebelah kamarnya. 'Ini takdir apalagi Ya Tuhan. Kenapa harus di sebelah kamarku banget?' Batin Aisha. "Aku gak ngikutin kamu ya, jelas jelas aku mau ke kamarku," Ucap Adnan. Adnan sadar jika Aisha memperhatikannya. "Oh.. Gitu. Kenapa takdir terus mempertemukan kita ya?" "Entahlah, selamat malam." Adnan segera masuk ke dalam kamarnya meninggal Aisha yang masih berdiri di depan kamarnya. "Malam," Jawab Aisha. Aisha oun segera masuk ke dalam kamarnya. Hari kedua di Singapura, Aisha rencananya
Woi Ren, sadarlah!" Ucap temen Reno. Reno pun segera tersadar dan melihat sosok yang telah mengagetkannya itu. "Kamu..?" "Ya ini aku, aku sudah berulang kali memanggilmu. Tapi kamu gak ngejawab. Ngelamunin apa sih""Kapan kamu kembali?" Tanya Reno."Bukannya menjawab pertanyaanku, malah nanya balik nih orang.""Kamu sih gak ada bilang kapan kembali. Karena itu aku nanya. Apa sulitnya sih ngejawab?""Aku baru tiba tadi pagi. Dan langsung kesini.""Hohh... Udah makan?""Blom.. Perhatian banget lo nanyain aku udah makan atau belum segala.""Perhatian lah. Demi apa gue gak harus perhatian.""Ya elah, jadi lebay deh dia. Oh iya dimana wanita yang kamu maksud itu. Aku sengaja jauh jauh kesini karena mau melihatnya. Wanita mana yang mampu membuat kamu jatuh hati dan menyukainya melebihi aku."Reno pun tersenyum mendengar ucapan teman terdekatnya itu. "Kenapa kamu hanya tersenyum? Dimana wanita itu?" Tanya lagi. "Kamu sangat terlambat Wil. Dia sedang dalam perjalanan keluar negeri untuk b
"Ya udah itu aja Aisha." Reno segera menuju sofa yang ada di kamar Aisha dan berbaring di atasnya."Kamu mau aku bantu pesenin kamar hotel?" Aisha memberikan minuman ion kepada Reno. "Emang gak boleh kalau aku menumpang disini aja Ais?""Serius mau disini aja? Emang gak mau tiduran gitu, biar nyaman.""Haha.. Kamu gak ngerti maksudku ya." Reno yang tadi sudah rebahan kembali duduk. Aisha pun memberikan minuman dingin pada Reno. Reno mengambilnya. "Makasih," Ucap Reno. "Iya. Maksud kamu tadi apa Ren?""Maksudku, aku ingin bermalam disini, tapi aku cuma bercanda loh. Gak beneran, jangan marah oke!""Hohh..""Hoh..??" Tanya Reno."Iya, tadi aku ngeh kamu punya maksud gitu. Tapi aku pikir kamu hanya menggodaku saja. Ya gak mungkin kan kamu mau menginap disini.""Haha.. Iya iya."***Malam hari pun tiba, Aisha mengajak Reno untuk menikmati makan malam di salah satu tempat makan yang dekat dengan hotel. "Kamu udah kemana saja?""Belum ada yang terlalu jauh sih. Aku cuma muter muter kita
"Iya juga yah, udah kamu jangan khawatir. Aku yang akan menyetir besok!""Kamu yang menyetir?" Aisha ingin memastikan dia tidak salah dengar. "Ya, biar aku yang menyetir.""Kamu kan pasti capek banget. Hari ini baru sampe, besok mau nemenin aku lagi ke luar kota. Nyetir pula. No no way!""Iya, gak papa. Aku baik baik aja kok Aisha. Aku juga sehat kok, cuma capek aja dikit. Aku beneran baik kok. Kamu gak usah khawatir gitu.""Beneran? Mana mungkin cum capek doang. Kamu kan udah perjalanan jauh kesini. Kamu sebelumnya juva pasti gak cukup istirahat.""Nanti kita bisa gantian nyetirnya Aisha. Kamu gak usah khawatir. Semuanya bisa kita atasi dengan baik kok.""Terserah sama kamu. Kalau kamu sakit aku gak mau tanggung jawab loh ya.""Gimana aku mau sakit, kamu ada disini kok. Aku gak bakalan sakit lah."AQ"Gak bakalan sakit? Kamu yakin?" "Iya aku yakin. Kamu kan ada disini."Dan disaat yang bersamaan, sosok lain sedang memperhatikan kedekatan keduanya.'Aku tidak tahu mengapa dunia ini
"Aku gak tahu Ais. Tapi aku memang ngerasa itu Adnan. Mirip banget, aku bisa lihat jelas kalau dia merhatiin kita dari dalam mobilnya." "Mungkin cuma mirip aja Ren. Sekarang ayo kita jalan!" Ajak Aisha. "Baiklah, aku akan melupakannya. Kamu mau makan apa?" Tanya Reno. "Kita sarapan roti aja gimana Ren?" "Boleh tu, kita cari toko roti yang dekat sini dulu ya," Jawab Reno. Reno segera menekan pedal mobilnya. Sementara itu di rumah, Hara dan Bunda sedang mengobrol. Hara baru saja selesai mengerjakan pekerjaan rumahnya ditemani Bunda. "Oma, kenapa Ayah gak pernah ngunjungin Hara lagi ya Oma?" "Tapi Ayahkan sering nelpon kamu sayang?" "Iya Oma, Ayah hampir setiap hari nelpon Hara. Tapi Ayah selalu bilang kalau Ayah ada kerjaan Oma. Ayah bilang Ayah sedang berada di luar negeri, belum tahu pulangnya kapan Oma." "Sabar ya sayang, Ayah mungkin sedang banyak pekerjaan. Nanti Ayah pasti akan mengunjungi Hara setelah pulang dari luar negeri. Kamu harus sabar ya sayang." "Tapi Har
101. "Ini?" Aisha memegang satu cup mie instan. "Label halalnya ada?" Tanya Reno. "Of course!" Jawab Aisha. "Oke, give mie one. Airnya jangan banyak banyak ya Ais.""Oke, Wait for a minute.""Oke lady. I will waiting you there!" Reno menujuk tempat duduk yang tersedia di sana. "Oke," Jawab Aisha. Aisha juga memilih beberapa cemilan yang bisa dimakan dengan mie instan. Setelah itu, Aisha langsung menyeduh mie instan itu dan membawanya mendekat ke Reno. Mereka pun duduk bersebelahan dan menunggu mie cup instan siap dinikmati. "Lama lagi Aisha?""Sebentar lagi Ren. Ni aku bawain cemilan lain yang bisa dimakan bareng mienya.""Oke oke, thank you." Reno segera membuka bungkua kripik kripik yang dibawa Aisha. Ada dua bungkus cemilan yang berbeda, dan Reno membuka keduanya. "Bismillah," Ucap Reno. Reni segera menyantap cemilan berula krioik itu dan juga membuka tutup mie yang sudah diseduh oleh Aisha. "Hati hati Ren. Hati hati makannya.""Iya iya," Reno menghembus mie itu sebelum m