Beranda / Romansa / Menikahi Mantan Pacar Teman / 123. Don't Worry, to be Happy

Share

123. Don't Worry, to be Happy

Penulis: Indy Shinta
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-19 10:13:49

Mei berkedip-kedip. Juna bilang sudah siap jadi ayah? Tak salah dengarkah dirinya? Mei pun tersenyum dan membelai wajah Juna yang masih menyorot lembut kepadanya.

“Elu pasti akan jadi ayah yang baik, Jun, ayah yang hebat buat anak-anak kita nanti,” ucap Mei sambil menangkup kedua pipi Juna, lalu menepuk-nepuknya dengan sayang. Jadi, mulai sekarang Mei harus berhenti meminum pil KB-nya.

“Elu juga, Mei, elu pasti akan jadi ibu yang luar biasa buat anak-anak kita,” bisik Juna sambil mendaratkan sebuah kecupan di kening Mei, kemudian Juna berguling dari atas tubuh Mei dan memeluknya seperti guling. Juna mendekap Mei dengan hati yang meluap-luap oleh kebahagiaan. Rasanya dia baru saja terbangun dari mimpi buruk yang sangat menakutinya selama bertahun-tahun ini.

Kemudian Juna menceritakan perasaannya kepada Mei. Lega sekali rasanya saat Opa Tomo memberitahunya bahwa Sekar bukanlah ibu kandungnya dan Rudi tentu saja bukan papanya. Dia memanglah anak kandung Wira dan ibunya ternyata Andini, i
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Lesti Dwi Aryani
semangat ya thor sehat2 yap ....
goodnovel comment avatar
Indy Shinta
Hehe maaf, Kak, kemarin masih kumat-kumatan nyeri kepalanya, nggak tahan menatap layar laptop. Tapi sekarang udah up date lagi kok, happy reading ya, Kak :)
goodnovel comment avatar
Lesti Dwi Aryani
thor belum mau nulis kah ? sehat kan ?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   124. Menunggu Paket

    Dengan rasa ngeri yang semakin meningkat, Anton membayangkan sepasang tungkai Mei yang menggairahkan, yang sampai kini masih membayang jelas dalam pikirannya, tentang bagaimana kaki cantik itu melangkah anggun meninggalkannya kemarin saat keluar dari restoran. “Damn!” Anton meremas kaleng bekas bir yang baru saja habis diteguknya. Lalu menggelengkan kepalanya yang pening. Dia sudah membayar mahal biaya kencan dengan wanita misterius pemilik objek foto ini. Benarkah ini Meilani? Wanita yang diidam-idamkan adiknya sejak SMA? Ah! Bisa jadi wanita lain ‘kan? Dia hanya akan tahu setelah melihatnya nanti. Anton pun lekas menelepon. “Halo?” sapa seseorang di sana. “Saya Anton. Apa benar saya sedang bicara dengan Roland?” “Eh, ha-halo Mister? Be-benar. A-apakah ... Mister sudah di Jakarta?” Suara itu terdengar begitu gugup. “Ya. Dan saya sedang menunggu paket yang sudah saya bayar. Besok ready?” Lalu Anton menyebut sebuah alamat rumah di mana dia sedang menginap saat ini, rumah yang telah

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-23
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   125. Menutup Akses

    Sepanjang jalan, Mei benar-benar tak mengacuhkan Juna meskipun Juna sudah bicara panjang lebar bahwa dia tak ingat jika sapu tangan itu kado dari Raya. “Dulu itu Raya nggak tahu kalau gue punya banyak sapu tangan, Mei. Jadi sebelum dia kasih kado itu sebenarnya gue udah punya duluan barang yang sama,” Juna meringis ketika teringat lagi betapa dulu Raya menganggapnya seperti orang susah yang tak mampu membeli sendiri barang-barang branded, “dan gue nggak ingat mana yang punya gue sama mana yang dari Raya, jadinya kecampur deh. Gitu loh, Sayang ...,” lanjutnya sambil mengerem saat mobilnya terhadang lampu merah. Juna menoleh kepada Mei yang masih saja bersedekap sambil membuang tatapannya ke arah jendela. “Mei, udahan dong marahnya. Sumpah gue nggak sengaja. Please? Ngomong dong, Sayang ...,” rengek Juna sambil merangkul pundak Mei yang masih saja terdiam seribu bahasa. Lalu Juna nyengir saat akhirnya Mei menoleh juga padanya. “Bisa nggak sih elu singkirin semua jejak barang-barang da

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-24
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   126. Naif

    Helikopter yang akan membawanya ke Bandung sudah siap mendarat di helipad di atap sebuah gedung milik Utomo Group. “Irna!” katanya dengan berteriak pada sekretaris karena suara si heli yang berisik dan kencang. Tetapi saat Irna mendekatkan telinga padanya, Juna malah menggeleng. Tiba-tiba dia teringat taruhannya dengan Mei, maka diapun mengurungkan niatnya yang semula ingin menyuruh Irna untuk sering-sering mengecek Mei dan melaporkannya kepada Juna.Sementara itu di kantornya, Mei bingung mencari-cari ponsel miliknya. Lalu dia menepuk jidat, “Ah iya ..., hape gue tadi kan dikantongi Juna dan gue lupa banget mau minta balikin pas turun dari mobil tadi. Aaah. Dasar, Juna! Iseng banget sih ngerebut hape gue. Jadi repot gini kan gue, jadi nggak bisa menghubungi siapa-siapa,” gerutunya dongkol. Terpaksa dia puasa ponsel untuk hari ini saja. “Bu, ini saya disuruh Pak Juna mengantar mobilnya Ibu,” kata seorang sopir utusan Juna. “Makasih, Pak. Selain ini, tadi Pak Juna nitip hape juga ngga

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-25
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   127. The Blue Effect

    Anton sudah mendengar tentang skenario yang dibuat Roland sehingga bisa mengantarkan Mei ke sini. Mau tak mau, Anton mengikuti saja alur cerita itu. Toh, ini memang rumahnya. Mengenai negosiasi dengan Mei tentang penjualan rumah ini, bisa diaturnya sendiri nanti, yang penting dia bisa menahan Mei dulu selama mungkin di sini lewat alasan itu. Selanjutnya, Anton tentu saja sudah mempersiapkan rencananya sendiri. “Boleh lihat-lihat?” “Why not? This is your home, right?” Anton berkata dan mengangguk-angguk sambil tersenyum. Mei berkedip-kedip takjub mendengar ucapan Anton barusan. ‘Yes, it’s mine,’ ucapnya dalam hati. “Tapi, habiskan dulu minummu, don’t rush yourself. The house is not going anywhere.” Mei tertawa sembari mengangguk, kemudian menghabiskan tehnya. Anton pun tersenyum menatap pantulan kegembiraan di mata Meilani yang ternyata memang sangat cantik, pantas saja adiknya sampai tergila-gila pada wanita ini. Selain cantik, Meilani juga berhati baik, tetapi cenderung naif.

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-25
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   128. Lebih Baik Mati

    Kevin dan Raya sarapan dalam diam. Sejak Kevin mengancam akan menceraikannya, Raya memang jadi lebih segan dan menurut kepadanya. Raya bahkan tak pernah lagi menginap di rumah orang tuanya tanpa seizin suami. Raya juga sudah mau menyeduhkan teh atau kopi untuk Kevin, membuat pembantunya terheran-heran dengan perubahan sikap nyonya majikannya yang tiba-tiba. Namun perubahan baik itu tak serta merta mengubah hubungan keduanya menjadi kembali menghangat. “Kapan jadwalmu kontrol kandungan ke dokter lagi, Ray?” Suara Kevin memecah keheningan. “Besok malam jam 7,” sahut Raya singkat. “Ingatkan aku besok.” Raya mengangguk, padahal biasanya dia akan membangkang dan bilang biar mamanya saja yang mengantarkan. “Habiskan susumu,” tegur Kevin karena melihat gelas susu istrinya masih penuh. Lagi-lagi Raya menurut tanpa berkata-kata. Padahal biasanya wanita itu fasih mengomel jika Kevin menyuruhnya menghabiskan susu khusus untuk ibu hamil yang membuatnya eneg. Kevin bukannya tak menyadari per

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-26
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   129. Pengendalian Diri

    PRANG!! Sebuah kursi tiba-tiba saja menghantam kaca jendela kamar, beling berceceran di lantai. Bersamaan dengan itu, seorang pria berjaket memasuki kamar dan menendang Anton hingga pria itu terjengkang dari ranjang. Mei memekik dan menutupi tubuhnya dengan sprei. Wanita itu meringkuk dan menangis sekeras-kerasnya. Sedangkan Anton tengah bergumul di lantai dengan pria yang menyerangnya. Bug! Bug! Bug! Mei mendengar jelas pukulan-pukulan keras bertubi-tubi itu. Tangisnya kian menjadi. Sekujur tubuhnya menggigil karena jijik, takut, marah, kecewa, sekaligus masih terangsang. Semua rasa itu menderanya tiada ampun. Sedangkan Anton di sana mengaduh, memekik, merintih ... karena pukulan demi pukulan keras pria itu telak mengenai wajah dan perutnya, pria itu benar-benar membabibuta menyerangnya, membuat Anton terpojok dan kewalahan. Pria itu sama-sama tinggi sepertinya, tetapi tak jauh lebih besar, tapi entah setan apa yang menguasainya, pria ini sangat kuat hingga Anton tak berdaya lagi

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-26
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   130. Keep Silent Please

    “How do you feel, Mei?” Kevin bertanya setelah Mei menghabiskan banyak air kelapa muda guna menetralkan pengaruh obat perangsang dalam dirinya. Mei mengangguk-angguk. “It works, Kev. I feel better,” sahutnya sambil menarik resletting jaket Kevin hingga menutupi seluruh tubuhnya. Ada rasa takut yang terasa mengintimidasinya sekarang. Mei jadi takut jika lekuk tubuhnya dilihat orang lain hingga memancing syahwat mereka. Mei menunduk saja sejak tadi, rasanya dia tak punya kepercayaan diri untuk menatap orang lain. Dia merasa kotor dan jijik pada dirinya sendiri setelah apa yang terjadi tadi. Dia tak ingin mengingatnya, tetapi jejak nyeri yang ditinggalkan Anton di sekujur tubuhnya masih terasa begitu nyata. Mei pun kembali menangis sambil memeluk dirinya sendiri. “Mei ...?” Tangan Kevin terulur ingin menenangkan. “Don’t touch me! Don’t touch ....” Mata Mei terpejam dan kepalanya terus saja menggeleng. Kevin mengepalkan tangan, dia tahu Mei sedang mengalami trauma pasca upaya perkosaan

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-27
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   131. Saat Membuat Keputusan

    “Kalau itu dasar pemikiran elu buat mengambil keputusan ini, elu egois, Mei. Kekacauan yang timbul bakal lebih besar kalau kita diam. Elu nggak kasihan Anna dan teman-teman elu lainnya? Mereka juga korban, Mei! Kita nggak tahu sejauh apa Aden sudah mengedarkan foto-foto pribadi mereka. Dan bisa jadi apa yang elu alami hari ini bakal kejadian juga sama Anna dan lainnya kalau si bajingan Aden ini kelamaan bebas keliaran,” kata Kevin sambil geleng-geleng kepala, tak mau begitu saja mengiyakan permintaan Mei karena bertentangan dengan nurani dan akal sehatnya sebagai manusia. “Kalaupun elu nggak mau lapor, gue yang akan lapor karena kakak gue yang brengsek itu harus berurusan dengan hukum. Gue nggak tahu, selain elu ... bisa jadi dia juga pernah melakukan hal semacam ini ke wanita lain. Bagaimana bisa gue diam setelah melihat kebejatannya dengan mata kepala gue sendiri, Mei? Biar saja dia berkontempelasi di penjara. Ayo ikut gue ke rumah sakit, elu harus visum sebagai barang bukti.” Kevin

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-27

Bab terbaru

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    Mei meletakkan Cinta di box tidurnya secara perlahan setelah selesai mengganti diapers untuk bayi cantiknya yang menggemaskan itu, kini anak keduanya itu sudah berusia 3 bulan. Juna menepuk-nepuk lembut pipi puterinya. “Selamat bobok, cintanya mami dan papi,” bisiknya dengan hati berbunga-bunga. Setelah memastikan Cinta tidur nyaman, Juna menoleh kepada Mei yang sedang memerah ASI. Air susu Mei melimpah ruah, sampai-sampai Mei membeli kulkas baru khusus untuk menyimpan stok ASI bagi sang buah hati. Mei bertekad akan memberi Cinta ASI eksklusif selama 6 bulan, sama seperti Vi dulu. “Masih lama, Mi?” Juna manyun memerhatikan Mei sibuk dengan alat perahnya. “Bantuin sini, malah bengong! Biar cepat beres ini,” omel Mei. Juna pun nyengir dan membantu Mei menuliskan tanggal hari ini di setiap label botol ASI itu, kemudian memasukkannya ke dalam kulkas yang ada di dalam kamar mereka. Sementara Mei membereskan alat-alat pemerah ASI, mencuci, mengelap, dan menyimpan kembali dengan rapi. “S

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    “Mami, bangun! Ini sudah jam berapa?” Juna menarik selimut Mei, menepuk-nepuk istrinya yang malah lebih erat lagi memeluk guling. Juna geleng-geleng kepala. Sepertinya Mei bangun kesiangan lagi, padahal biasanya Mei itu morning person. Istrinya itu sigap melayani apa saja kebutuhannya dan juga Vi. Rajin mempersiapkan keberangkatan Juna ke kantor, dan juga mempersiapkan sendiri box makanan untuk Vi. Tapi sudah seminggu ini, makanan untuk Vi diurus pegawainya. Demikian pula persiapan sarapan untuk mereka. Juna rindu sarapannya dipersiapkan sendiri oleh sang istri tercinta. “Banguun, ... Maemunah.” Juna menarik guling Mei, tapi kemudian Mei mengalungkan lengannya di leher Juna. Membuat Juna terkekeh dan menciumi wajah istrinya. “Jun, ngantuk banget gue loh. Masih kepingin bobok.” Juna pun mengecupi pipi istrinya yang masih memejamkan mata. Mei kelihatan sangat mengantuk memang. Juna jadi tak tega menyuruhnya bangun dan menyelimutinya lagi. Juna mandi pagi dan berganti pakaian, memasa

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    Mei tersenyum puas usai melakukan rapat final dengan manager pengelola gedung Utomo Group. Mei menyabet tempat di lantai dasar gedung Utomo Group yang sebelumnya disewa oleh sebuah restoran franchise asing. Mei ingin menancapkan taring bisnisnya di gedung utama milik kakek suaminya sendiri.Juna pikir istrinya kian menggilai bisnis dan ingin semakin banyak mereguk laba berlipat-lipat. Namun Juna dibuat terkejut saat Mei memaparkan sesuatu kepadanya, bahwa Mei akan memberikan diskon khusus bagi para pegawai Utomo Group yang makan di restoran itu dalam jangka waktu selama mereka berstatus pegawai Utomo Group, yaitu diskon 90% bagi kalangan pegawai kelas bawah semisal security, OB, cleaning service, dan diskon 60% bagi kalangan staf biasa.“Biar apa gitu, Mei?”“Biar mereka merasa dihargai, dan mereka bisa pakai diskonannya buat kepentingan mereka yang lain, atau buat ditabung. Soalnya, Jun, ... gue pernah jadi pegawai rendahan kayak mereka, budget makan siang itu mehong dan berasa bange

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    “Mei, serius ... elu nggak kepengen ngadain resepsi buat pernikahan kita ini?” Juna diam-diam ingin mewujudkan pesta pernikahan impian yang ingin digelarnya secara mewah. Sebagai wujud kegembiraannya memenangkan hati Mei kembali.“Ogah. Kan udah gue bilang ogah. Berisik amat sig elu masih nanyain melulu, Jun?”Juna manyun. “Emang kenapa sih, Mei?” rengeknya sambil memeluk Mei dari belakang, sementara Mei sedang sibuk meracik bumbu untuk makan malam mereka nanti.“Buat apa elu buang-buang duit cuma buat menjamu para sosialita yang fake itu, heh? Gue ingat banget ya, pas gue lagi melarat gimana sikap mereka ke gue. Gue tuh kayak sampah tahu nggak di mata mereka. Anna dan teman-temannya itu! Papasan sama gue di mall kagak ada yang mau noleh barang seorang, padahal gue udah sapa duluan baek-baek,” oceh Mei sambil menggeprek lengkuas sekuat-kuatnya sampai penyet, seakan lengkuas itu adalah perwujudan Anna dan teman-temannya.Jantung Juna nyaris mencelat kaget mendengarnya. ‘Dih, serem juga

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   EPILOG

    Mei dan Juna menginap di sebuah presidential suite. Di sinilah mereka pernah melewati malam pertama pada pernikahan mereka yang terdahulu. Pada malam rujuknya mereka kali ini, Mei dan Juna kembali memilih ruangan yang sama, ruangan yang menyimpan sejuta kenangan tentang mereka. Ruangan ini menjadi saksi bisu, bahwa ada rasa membara yang mengikat Mei dan Juna, sejak dulu sampai sekarang, tak pernah padam. Jika keduanya dulu merasa canggung saat memasuki ruangan ini dalam balutan gaun pengantin, sekarang tidak lagi. Begitu Juna menutup pintu hotel, dia langsung mengangkat tubuh istrinya itu ke ranjang, melucuti pakaian Mei dengan tak sabar. Sudah halal, bukan? Tangan Juna bergerak cepat menyingkirkan segala macam penghalang, dan matanya berbinar-binar begitu tubuh polos Meilani kini terpampang nyata. Mei ternyata masih tetap luar biasa dan semengagumkan dulu. “Bisa-bisanya Mei, elu udah jadi emak-emak tapi body masih mulus langsing singset kayak gini?” pujinya sambil membelai perut Mei

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   184. Demi Juna

    “Buset, ribet amat sih mau rujuk kebanyakan syarat administrasi! Nggak bisa nikah di KUA hari ini dong gue? Mau tuntasin ibadah nikah yang mulia kok ada-ada aja ya ujiannya?” oceh Juna saat menelepon Jonathan. “Ya udah, Jon, elu buruan daftarin dan urusin semua persyaratan rujuk buat gue dan Mei di KUA. Gue sama Mei nikah siri aja dulu hari ini! Biar cepat sah dan halal,” pungkasnya. Mei tertawa mendenngar ocehan Juna yang teramat ramai. “Beneran mau nikah hari ini? Ntar ajalah ... tanggung, nikah di KUA yang resmi sekalian, tunggu Jojon kelar beresin syarat administrasinya dulu, Jun.” “Eits, nggak bisa! Ibadah loh ini, Maemunah ...! Ibadah itu jangan ditunda-tunda. Jangan dengerin bujuk rayu setan buat nunda-nunda ibadah kita.” Mei terpingkal-pingkal. “Cih. Bisa aja nih orang modusnya, ... bilang aja udah nggak tahan pengen grepe-grepe gue!” cibirnya. Juna nyengir. “Itu kan ibadah juga, Mami sayang, ... yang membedakan kita sama kucing! Kucing mau kawin tinggal kawin, kalau kita

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   183. Yes or No

    Mei buru-buru ke dapur, meneguk segelas air untuk membasahi kerongkongannya yang kering karena menahan gondok kepada Juna yang malah mengusilinya soal penggrebegan tadi. Wajah Mei jadi merah padam, bukan hanya karena marah pada keadaan. Tapi dia juga bingung bagaimana caranya menjelaskan ke Vincent? Tadi dia mengecek i*******m dan benar saja, kejadian tadi sudah tayang di I* TV milik Anna dan meraih banyak penonton. “Tuh, kan. Netizen malah belain kita dan kasih selamat sekalian. Orang-orang sekarang sudah tahu soal anak kita, Mei. Juga tentang kita yang sudah rujuk. Dahlah ... yuk, jadiin real aja?” Juna meletakkan ponsel setelah ikut mengecek dan membaca komentar yang berseliweran di I* itu. Juna kemudian merangkul Mei yang duduk menunduk di sofa sambil memegangi kepalanya yang pening. Juna memijiti pundak Mei hingga wanita itu terlihat sedikit nyaman. Mei menangis sambil mengatakan kalau dia takut Vincent marah, takut Vincent kecewa kepadanya. Mei juga meminta saran dan pendapat

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   182. Kesempatan dalam Kesempitan

    “Gue kangen banget sama Vi, Mei. Please? Gue sekarang tahu kenapa gue langsung jatuh cinta sama Vi sejak awal ketemu dulu. Dan semakin ke sini gue semakin sering kangen sama dia. Ternyata itu yang namanya ikatan batin. Iya ‘kan? Elu sendiri tadi bilang, bakal beri gue ruang buat mencurahkan kasih sayang gue ke Vi?” Mei memutar bola mata. “Iya, tapi nggak gini juga keleus ..., lu lihat ini jam berapa sekarang? Jam 12 malam. Gila lu mau masuk-masuk kamar janda tengah malam gini.” Juna tertegun. Setelah pembicaraan seriusnya tadi, sekarang Mei dengan cepat kembali ke mode cablak. Juna garuk-garuk kepala. “Dih, cepat juga waktu berlalu ya, Mei?” “Ya iyalah, dodol. Situ aja nangisnya berapa jam sendiri?” “Njirr ..., jangan cerita ke siapa-siapa ya, Mei. Tengsin gue.” “Wani piro?” Lalu Mei terkekeh jahat. “Cih. Lu kayak John Wick aja, Mei!” seloroh Juna. Karena John Wick suka menantang imbalan Juna dengan dua kata yang sama itu, ‘wani piro’. “John Wick? Keanu Reeves?” Mei kebingunga

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   181. Tak Cukup Hanya Cinta

    Juna merengkuh kedua tangan Mei. Tangan Mei terasa hangat dalam genggaman Juna yang dingin. “Mei ...,” panggil Juna seraya mengecup lembut punggung tangan wanita itu, “gue udah tahu semuanya, ... siapa sebenarnya Vi,” ucapnya begitu lirih. “Sorry ..., I’m too late.” Juna mendesahkan sejuta penyesalan. Juna berlutut di depan Mei seraya mendongak, mempertemukan tatapan mereka. “Mei ...,” panggilnya lagi, karena wanita itu tak jua bersuara sejak tadi. Mei membeku dalam kediaman panjangnya. “Gue sungguh-sungguh minta maaf. Mungkin permintaan maaf gue ini nggak sepadan dengan penderitaan yang sudah elu lewati seorang diri selama ini.” Juna mengetatkan genggamannya seiring pecutan sesal yang kian melecut-lecut dalam hatinya. Juna baru tahu dari Anjani ..., jika ternyata Mei dalam kondisi mengandung darah dagingnya saat Juna menceraikannya dulu. Saat Juna mengusirnya siang itu, meninggalkan rumahnya di bawah terik cahaya mentari yang membakar kulit, dengan berjalan kaki. Ya ..., berjalan ka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status