Share

Bab 16 - Nyinyir dan Rese

16

Hari Minggu pagi, seperti biasa aku mengikuti saran Raisa untuk berjemur agar warna kulitku menjadi sedikit eksotis. Sekaligus menemaninya untuk berjalan-jalan dengan santai.

Setelah joging beberapa putaran di lapangan kompleks, Raisa memintaku untuk berhenti di sebuah tenda milik tukang bubur ayam.

"Bang, kata Mami, Abang kemarin sempat menghilang dari tempat resepsi. Ke mana?" tanya Raisa sambil bertopang dagu dengan satu tangan.

"Oh itu, Abang ketemu sama teman. Terus kami ngobrol di bangku taman," jawabku pelan. Berusaha menampilkan wajah yang tenang, walaupun sebenarnya hatiku mulai deg-degan.

"Teman? Siapa?"

"Ghea."

"Hmm."

"Apanya yang, hmm?"

Raisa mengalihkan pandangannya ke arah lain, mungkin tengah melihat anak-anak kecil berlarian di seputar taman. Seakan-akan hal itu merupakan hal yang sangat menarik untuk ditonton.

Raut wajahnya tetap tampak datar seperti halnya wajan teflon. Bahkan saat pesanan bubur ayam tiba, Raisa terlihat tidak semangat untuk menyantap hidan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status