Hari itu Namira di arahkan untuk bicararkata per kata,untuk mengetes ketajaman suaranya.
"Coba Namira ,pelan-pelan kamu ngomong kata per kata,coba katakan ,"Apa."Tutur dr Bagja
Namira pun mengikuti sang dokter.
"Aaapa."
"Bagus coba kata yang lain ,"Ibu."
"Ibu."
"Ya bagus,suara kamu merdu sangat Ra,coba saya pegang leher kamu sebentar ya."
Rupanya momen ini di jadikan Bagja, sekaligus menatap dan memandang wajah Namira lebih dekat.
Aku sangat merindukanmu Namira.Gumam sang Bagja.
Tiba-tiba Edra datang menghampiri Namira yang sedang di pegang lehernya oleh dr.Bagja
Edra menyaksikan istrinya bertatapan dengan sang dokter."Ehe.mmmmmmm,"
Bagaimana dokter,apa istri saya sudah sembuh."Tanya Edra raut wajah kesal"Alhamdulillah oprasinya sukses Namira sekarang juga sudah bisa bicara."
"Apa betul Namira coba kamu panggil namaku!"
"Iya mas,Mas Edra, aku sekarang bisa ngmong mas."Ucap Namira s
"Mas Edra keterlaluan banget sih, masa sampe dua tahun, dua tahun kan lama mas. Sekarang kan aku sudah sembuh aku sudah bisa ngomong pasti akan ada perusahaan yang mau nerima aku Mas." "Aduh Namira kamu tau gak, jaman sekarang itu susah sekali cari kerja, banyak penipuan di mana-mana, banyak kejahatan di mana-mana, dan banyak pengangguran di mana-mana, jaman sekarang kerja harus punya orang dalam, harus punya uang banyak buat nyogok orang dalam, dan yang lebih parahnya lagi ada sekelompok oknum yang memanfaatkan calon kariyawannya khususnya yang berjenis kelamin perempuan , mereka sering bahkan rentan menjadi korban pecahan, karena untuk memperoleh sebuah pekerjaan , mereka di paksa menghabiskan satu malam bersama orang yang berwenang yang menangani para karyawan, agar bisa di terima di perusahaan yang mereka kelola, ini fakta Namira, aku punya banyak teman yang menangani kasus-kasus seperti itu,banyak juga yang lulusan Sarjana tapi tetep nganggur, ada banyak Sarjana yang ti
"Sebentar lagi kaka akan menjadi kenangan untuk aku dan ibu, kaka akan menjadi kenangan sama seperti almahrum bapak, caranya perginya saja yang berbeda, mas Edra bilang kalau kaka itu bisa-bisa di jatuhi hukuman mati karena kesalahan kaka tidak bisa di ampuni.""Yah , kaka tahu, sekarang ini yang hanya Ingin kaka lakukan ,kaka ingin bertobat, supaya nanti ketika kaka wafat ,kaka wafat dalam keadaan Khusnul kotimah.""Untuk yang ke dua kalinya, aku kehilangan dua lelaki yang aku sayang, aku selalu menguatkan diri aku sendri sambil bilang dan menepuk-nepuk pundakku sendiri.'Namira yang kuat, Namira yang kuat.Tapi tetep aja aku nangis ka, air mata ku semakin mengalir ketika aku melihat ibu menangis karna kaka."Tutur Namira sambil menangis sampai sesegukan."Kamu ini jarang ngomong , sekali nya bisa ngomong lama berkata-kata dan bikin kaka jadi baper."Ucap Ludas, yang ikut pula menangis.Edara secara diam-diam melihat dan mendengar pembicara
"Oh iya mas, tapi baju nya di lepas dulu ya mas, biar aku jahit kancingnya gak ketusuk badan nya mas." "Kenapa harus di buka dulu, udah jahit aja langsung, ribet buka-buka, terus di pake lagi." "Tapi kan kata orang jaman dulu bad luck, tau mas kalau menjahit baju posisi bajunya masih di pakai." "Itu kepercayaan orang cina,kita kan orang indonesia,aku orang Jakarta kamu orang Cirebon gak usah percaya tahayul-tahayul begitu.Aku tipe orang yang gak percaya kaya gituan." "Iya udah, nanti aku ambilin jarum sama benang dulu ya Mas." "Iya cepetan!" Dalam hitungan menit Namira membawa alat untuk menjahit dan pergi ke kamar Edra. "Mas aku dapat alat jahit nya, sini mas aku jahitin." Namira menjahitkan kancing baju piyama Edra yang terlepas, dengan posisi baju yang masih terpakai di tubuh Edra, Edra memang sengaja supaya dia bisa menatap Namira lebih puas.mereka saling menatap lalu Namira berkata "Udah selesai mas
"Aku punya saudara kembar namanya Edro."Tutur Edra sambil menunjukan foto bersama saudara kembarnya."Iya,aku tahu hal itu terus masalahnya apa?""Selama ini kamu salah paham,ya aku tahu emang aku yang salah karena gak jujur dari awal.""Iya terus?""Kamu baca ini."Edra menunjukan secarik surat peraturan tentang menjadi seorang prajurit agen Intelejen negara.Namira pun membacanya."Kamu baca aja yang aku kasih tanda warna merah?""Agen Intelejen negara tidak di perbolehkan untuk mempunyai sikap menyimpang,jika di ketahui memiliki sifat tersebut markas akan cabut jabatan sang agen tersebut."Tutur Namira sembari membaca."Iya makanya mas tuh,harusnya berubah,mas Edra itu,harusnya punya istri yang bener-bener Mas nikahin,Mas kasih nafakah lahir dan nafakah batin juga,nanti Mas Edra di pecat ."Ya ampun ni cewek bener-bener,niat aku kan mau ngasih tahu kalau aku ini laki-laki tulen,ko dia jadi nasehatin gini sih.
Sesampainya Edra bertemu ibunya di rumah, Edra menyaksikan CCTV dan ternyata benar Toni pelakunya, kali ini Toni menggunakan brewok palsu untuk mengelabuhi security di sana yang sedang berjaga.Edra mengetahui wajah Toni dari seketsa wajah yang di gambar pihak kepolisian untuk mengenali wajah Toni melalui keterangan dari Ludas,dengan sigap, Edra langsung melanglalng buana men cari Namira.Tepat di lokasi perkara, ia akan segera bertemu dengan Toni."Toni keluarlah,kamu sudah kami kepung." Ujar Edra sembari menjulurkan senjata.Toni pun muncul dengan membawa Namira, Toni menutup mulut Namira. Terlihat nampak dahi Namira mengalami luka memar dan ada darah juga, dengan ke dua tangan yang di ikat tidak itu saja Toni juga menodongkan senjata ke arah kepala Namira, tindakan Toni ini seraya mengacam Edra bahwa istrinya dalam bahaya. Melihat tatapan Namira yang penuh Limangan air mata, Edra semakin murka."Kamu apakan istri ku?""Sabar.... sabar...tenang...te
"Mas Edra,aku capek mas,aku udah gak kuat.tengelemin aja aku di sini,biar aku di makan ikan di sini.""Jangan ngomong aneh-aneh,kamu harus semangat Namira,kamu tenang aja, aku masih kuat ko.""Tapi aku udah gak kuat mas badan aku udah lemes."Nampak Namira memejamkan matanya, Namira pun pingsan di tangan Edra."Namira....,"Namira....,"Namira..."Bangun Namira,Namira,Ya Tuhan tolong kami ,tolonglah istri hamba Tuhan,hamba ingin menyelamatkan istri hamba Tuhan,hamba belum sempat bicara jujur pada istri hamba Tuhan,jangan ambil istri hamba sekarang ya Tuhan."Tiba-tiba,terdengar suara dari belakang, Edra melihat ada punuk dua ekor ikan besar, semula Edra mengira itu punuk ikan hiu, Edra langsung bergegas, membawa Namira pergi secepatnya , namun Edra kalah cepat dengan sang ikan,kedua ikan itu menghampiri tubuh Edra dan Namira, setelah kedua ikan itu semakin mendekat, ternyata kedua ikan itu ternyata sepasang ikan lumba-lumba,mereka seraya menawarkan bantuan kepada Edra. "Ini adalah sebu
"Ikuti aku...!"Kita pakai jenis pohon akar begini, lalu kita b buat anyaman menyerupai kasur di atas pohon ini."Ujar Edra sambil menunjukan cara membuatnya."Kamu masih lemas, biar aku aja yang ngerjain semuanya. Kamu istirahat aja!"Perintah Edra."Aku gak papa ko Mas,"Udah agak mendingan, aku mau bantuin kamu mas, supaya cepat selesai dan kita juga bisa cepat-cepat istirahat."Ujar Namira."Mas,dari mana dapat pisau pelati itu?""Setiap aku beroperasi, selain senjata api, aku juga selalu bawa pisau ini di dalam pakaian khusus aku.""Emangnya gak jatuh di laut waktu kita berenang?"Kita kan di tolong Lumba-Lumba,jadi semua barang-barang yang menempel di badan aku semua aman terselamatkan."Semu barang-barang yang menempel di badan aku aman, tidak ada yang jatuh tenggelam di laut." Tutur Edra dengan sedikit senyuman.Mereka berdua bergotong royong supaya tempat tidur mereka segera jadi,dan malam ini bisa di pakai mereka berdua."Akhirnya udah jadi tempat tidurnya."Tutur Namira.Para ti
"Aku minta Mas tutup mata,aku mau buka baju.""Namira kalau aku tutup mata gimana aku mau bikin api."Akhirnya Namira menuruti perkataan Edra, karena dia tidak kuat menggigil kedinginan ia melepas baju basahnya dan menjemurnya di dekat api unggul yang Edra buat.Hal itu membuat hasrat keperkasaan Edra mulai memuncak, untuk pertama kalinya Edra melihat sang istri bagian atas tubuhnya hanya menggunakan bra saja, Edra mendapati tubuh istrinya bak bidadari bentuk pundak dan leher yang panjang, kedua dada yang sangat berisi body Namira itu sungguh sempurna, mereka itu adalah pasangan yang sangat serasi.Namira sudah melepas baju basahnya, namun ia masih merasakan kedinginan melihat hal ini Edra menawarkan diri untuk memberi kehangatan kepada istrinya itu."Namira, baju kamu memang sudah kamu lepas, tapi karena kita tidak punya selimut makanya kamu masih kedinginan, aku mau ijin sama kamu, boleh aku peluk tubuh kamu, hanya untuk supaya kamu merasa hangat saja."Terdengar aneh banget, aku min
"Namira maafkan aku, sekarang aku sudah tidak bisa memberi uang belanja banyak, seperti dulu kala.""Gak papa mas, sebagai istri aku hargai keputusan kamu untuk mengundurkan diri dari pekerjaan kamu yang dulu, aku paham dan aku bisa ngertiin keputusan kamu mas, aku dukung kamu mas, uang blaja yang kamu kasih udah cukup ko, buat makan kita sehari-hari.""Iya, sekarang memang cukup, tapi nanti kalo anak kita mulai sekolah, yang segitu pasti kurang.""Ya kan nanti aku bisa jualan Mas.""Jualan,"Kamu mau jualan apa?""Apa aja , nasi goreng, atau tahu gejrot.""Kamu ini, ngurus anak aja kamu capek banget.""Gak papa kan aku bantu suami sendiri.""Terimakasih ya, kamu udah jadi istri yang baik untuk aku.""Sama-sama mas, terimakasih juga kamu juga sudah jadi suami yang baik untuk aku dan juga sudah jadi ayah yang baik untuk Salman."Oh sungguh bahagia hidup bersama keluarga, penuh kasih sayang mesra, rukun damai sejahtera rumahku itulah surgaku di dunia oh sungguh bahagia. Gumam Namira.Nam
"Itu tidak akan terjadi, kamu sudah di tangkap Toni."Jawab Edra.Beberapa menit kemudian Edra menemui Ludas di ruang tahanan ."Kak,ada Ranti mau bertemu ka Ludas, Ranti itu cinta mati sama ka Ludas, dia sanggup menunggu ka Ludas."Tutur Edra"Tapi orang tuanya sangat benci sama aku." Jawab Ludas."Aku tidak punya alasan lagi untuk menerima dia kembali."Sambung Ludas lagi."Kalau sudah menyangkut orang tua memang susah sih Ka.""Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik buat anaknya.""Terus kaka mau putusin Ranti?""Entahlah, itu membuatku lelah, ini semua sangat melelahkan.""Kenapa kamu jadi ikut-ikutan panggil aku dengan sebutan ka.""Soalnya di suruh Namira.""Ayolah kita ini kan seumuran.""Nanti Namira bisa ngambek kalau denger aku panggil kaka pake nama doang.""Kak, sekarang kaka sudah menjadi paman, karena Namira sekarang sudah melahirkan.""Benarkah."'Iya nanti aku vidio call ya."Edra menelpon Namira, Ludas melihat wajah keponakannya itu lewat siaran vidio call, Lud
"Nak, maapin ayah ya nak'ayah gak bisa temenin kami di saat-saat kamu akan lahir ke dunia ini, kamu harus tahu sudah datang sekali sama kamu Nak."Sambung Edra kembali sambil mencium perut sang istri.Esok harinya Edra mengantar sang istri, ibu mertua dan ibu kandungnya, mereka di asingkan ke tempat yang di rasa jauh lebih aman,mereka berangkat menggunakan pesawat terbang milik pertahanan negara, pesawat terbang milik TNI angkatan udara."Nak, hati-hari di jalan ya'Nak ayah pasti akan merindukanmu, sayang kamu masih ingat kan nanti kalau anak kita lahir nama calon anak kita masih kamu hafal?"Tanya Edra."Iya masih mas."Jawab Namira sambil mengangguk."Nak nanti kalau mau lahir, jangan lama-lama ya di dalem, kasihan ibu kamu, nanti kalau mau lahir kamu gak boleh bikin mamah kelamaan ngerasain sakit ya nak, yang nurut yang cepet keluarnya ya Nak!" Tutur Edra sambil mengelus-elus, dan mencium perut Namira.Tak terasa air mata dari keduanya mengalir, Namira tak kuasa harus berpisah dengan
Sebenarnya Ludas juga sangat merindukan Ranti, sudah bertahun-tahun Ludas berpisah jarak dengan Ranti, Ludas pikir Ranti akan meninggalkan nya sendirian, tapi kenyataannya Ranti memilih setia menunggunya.Hari silih berganti, bulan silih berganti bulankandungan Namira sudah semakin membesar, kini kandungannya sudah berkisar tujuh bulan, perutnya nampak sudah mulai membesar, berita tentang selamatnya Namira dan Edra terdengar oleh Toni, Toni tidak menyangka ternyata Edra dan Namira bisa selamat dari ledakan bom yang dulu ia pasang, Toni merencanakan berencana menculik Namira dengan cara menyamar sebagai dokter kandungan, namun semua trik dan rencananya sudah tercium oleh tim Intel, Namira di perintahkan untuk pergi dari kampung halamannya, Namira akan di asingkan ke luar negeri agar persalinannya berjalan dengan lancar dan selamat."Komandan Edra sepertinya mayor harus berpisah dengan sang istri , karena istri komandan harus di asingkan ke sebuah tempat demi keselamatan istri komandan
"Terimakasih dokter kita pamit pulang dulu dokter."Tutur Namira.Mereka pun pulang dengan membawa rasa tak sabar ingin cepat-cepat janinnya terlihat dan detak jantungnya terdengar."Andai saja Ludas menculik kamu pada saat kita pengantin baru, mungkin sekarang kamu sudah melahirkan."Tutur Edra."Mas kok ngomongnya gitu sih.""Salah masudnya kalau aja,aku eh maksudnya kalau aja,malam pertama kita sudah kita lakukan di awsl kita menikah ,kamu pasti udah hamil,bahkan kamu bisa jadi udah melahirkan.""Mas gak ada yang lebih indah dari rencana Allah,rencana Allah memang di luar dugaan kita.""Iya ,kamu benar Namira, kehendak Allah itu memang indah, meski di awal sangat pahit,tapi setelah semua ini kita mengikuti takdir yang Allah rencanakan." Ujar sang ibuSetelah sampai di rumah, Edra dan Namira berbaring sejenak sebelum mereka menyantap hidangan makan malam yang sudah di masak ibu."Aku udah siapin nama untuk calon anak kita."Tutur Edra." Mas kayaknya udah gak sangat ya mau cepet-cepet
Semua warga terkejut ternyata Edra itu menyamar dan seorang anggota Intel."Nah,ibu-ibu bapak-bapak. Saudara Edra sudah cukup jelas memberikan pernyataan, jadi ibu-ibu dan bapak-bapak jangan mudah terprofokasi.Dan tentang urusan Ludas,biarkan polisi yang mengurusnya,kita tidak perlu ikut campur urusan keluarganya ibu Aminah,karena negara kita ini negara hukum,sudah saya kira masalah ini sudah selesai ,mari sekarang kita semua bubar!" Edra Memutuskan untuk membawa Namira pergi ke kota, karena ia merasa di kampungnya Namira sudah tidak aman dan nyaman untuk Namira tinggal."Namira kamu sama ibu ikut aku aja ya ke Jakarta, aku takut nanti bibi Ribka berbuat hal-hal yang gak baik lagi, apalagi kamu sekarang lagi hamil anak aku.""Ibu di sini saja, tapi kalau Namira ibu rasa ikut nak Edra saja.""Kenapa ibu gak mau ikut Edra Bu?""Karena ibu lebih betah di kampung, dari pada tinggal di kota, ibu dari kecil sudah biasa hidup di kampung.""Tapi ibu kan belum sembuh benar, aku kawatir kalau
"Aku tidak mengarang cerita, memang Mba Elvira itu seorang ibu yang gagal, dia tidak becus mengurus anak-anak nya, di mulai dari putranya yang di tangkap polisi terus Namira yang hamil hasil kumpul kebo." Tutur Bibi Ribka"Tutup mulut kamu Ribka." Sambung ibu Aminah."Loh,"Emang kenyataannya Ludas di tangkap polisi kan."Ujar bibi Ribka"Perkara tentang Ludas di tangkap polisi itu memang benar, tapi perkara tentang Namira hamil karena hasil kumpul kebo itu adalah fitnah kejam." Tutur Edra."Bibi Ribka,dendam itu seperti racun pekat yang ada di dalam hati , berdamailah dengan masa lalu bibi,pak Lurah dan warga setempat, perkenalkan nama saya'Edra Prakasya, dan saya punya saudara kembar bernama' Edro Prakasya, saya adalah salah satu anggota dari tim badan Intelejen negara republik Indonesia, yang sedang menyamar sebagai Edro, dan saya itu laki-laki normal, anak yang ada di dalam perut istri saya itu adalah anak saya, sebenarnya sosok laki-laki yang sering di sebut-sebut gay itu adalah ka
"Namira."Sahut Bagja."Kang Bagja, eh maaf dr .Bagja, dokter lagi ada di kampung?""Iya, aku ambil cuti, ijin pulang kampung, kamu lagi ada di kampung juga?""Iya dokter, ibu lagi sakit, tapi sekarang udah mendingan, udah sehat sekarang mah.""Oh.""Duluan ya dokter, mau pulang.""Iya."Tak terduga mendadak kepala Namira terasa pusing, dan Namira terjatuh pingsan, dr. Bagja yang belum jauh berjalan langsung menolong Namira yang terjatuh pingsan, dr. Bagja membawa Namira ke pukesmas terdekat di desa itu, di pukesmas itu Bagja langsung memeriksa keadaan Namira."Nampaknya tidak ada gangguan di tenggorokan bekas operasinya, ada hal lain yang menakutkan Namira jatuh pingsan." Tutur Bagja kepada salah satu nakes di pukesmas tersebut.Bagja pun meminta bantuan bidan yang sedang berjaga di pukesmas tersebut, terang saja dugaan Bagja benar Namira sedangberbadan dua. Berita tentang ketuhanan Namira sontak membuat heboh dan menggemparkan isi jagat raya desa itu, bagaimana mungkin Namira yang b
Jadi nggak Edra sudah jujur sama Namira?" Tanya ibu."Iya Bu, Masa Edra udah cerita semua tentang dirinya sebenarnya, kita sudah resmi jadi suami istri beneran Bu.""Ibu bahagia sekali mendengar rumah tangga kalian baik-baik saja, ibu berharap kamu bahagia selalu sama suami kamu ya nak."Tiba-tiba terdengar suara bunyi ponsel Edra berbunyi Edra di hubungi Letnan untuk melakukan seribuan misi dalam pekerjasnmenjadi, Edra di minta untuk datang ke markas sekarang juga."Namira, aku harus pergi untuk menemui Letnan aku ada tugas di markas, aku di minta untuk datang menghadap Letnan, aku Pamit untuk pergi kembali ke kota ya, ibu Edra pamit ya, ibu cepet sembuh ya.""Ya mas baru aja kita sampe.""Ini sudah jadi tugas Namira aku harap kamu ngerti ya sayang.""Iya Mas, hati-hati di jalan ya mas".Edra pergi meninggalkan Namira di kampungnya karena tugas dari pekerjaannya, Namira tinggal di rumahnya sendiri untuk mengurus ibunya yang sedang sakit, di lain hari tepatnya pagi-pagi sekali terdeng