Beranda / Romansa / Menikahi Calon Kakak Ipar / 14. Persiapan Pulang Ke Jakarta

Share

14. Persiapan Pulang Ke Jakarta

last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-24 23:28:10
“Iya, Mbak beliau menitipkan bingkisan ini!” jawab Pak Syamsudin tersenyum.

“Baiklah, terima kasih Pak, kalau begitu kami permisi dulu, Assalamualaikum!”

“Wa’alaikumsalam, hati-hati di jalan semoga perjalanan kalian menyenangkan!” sahut Pak Syamsudin

Terima kasih!” jawab mereka serentak.

Akhirnya mereka pun pergi dari kampus itu dengan cepat tanpa menoleh lagi.

Tari pun tidak ingin berlama-lama di kampus itu apalagi di tempat itulah dia dan Ammar memutuskan jalinan pacaran yang sudah terjalin selama hampir tiga tahun ini.

“Bagaimana perasaanmu Tar, lega kan sudah putus dengan pria begajulan itu?” tanya Dafa cengengesan.

“Benar juga katamu Daf, setelah putus dengannya ternyata hatiku senang nggak ada beban,” jawabnya tersenyum.

“Kamu yakin dengan omongan mu itu, bukannya kamu cinta mati sama dia?” selidik Dafa.

Tiba-tiba Tari menangis histeris membuat Dafa kalang kabut untuk menenangkannya.

“Kamu kan tahu Daf, Bang Ammar itu cinta sejatiku, bagaimana aku hidup tanpa dia?” tangis Tari m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   15. Satu Pesawat Dengan Si Calon

    “Waduh saya kurang tahu namanya Mas, seingat saya namanya La-Lanie gitu mungkin!”“Oh, kalau nama orang tuanya tau nggak?” tanya Dafa lagi.“Kenapa Mas, kepo ya?” tanya balik Udin tersenyum.“Nggak juga sih cuma penasaran saja, siapa tahu saya kenal dengan orang itu!” kilah Dafa.“Ya sudah Mas, saya balik ke depan, nggak enak ganggu penumpang lain,” jawab Udin kembali ke tempat duduknya lagi.“Kenapa kamu Din, lama banget ke toiletnya?” tanya Fikri.“Aku hanya heran saja entah sengaja atau tidak, kamu tahu nggak tadi ketemu dengan siapa?” tanya Udin bersemangat.“Emmh, kalau artis nggak mungkin dia naik pesawat ini, kalau pejabat penting apalagi, terus siapa dong, nggak mungkin kan kamu bertemu dengan Kunti di sini?” ledek Fikri tertawa.“Serius ini aku tanya, eh malah tertawa!” gerutu Udin kesal.“Nggak tahu aku, siapa sih?” tanya Fikri menjadi penasaran.“Itu loh Non Tari!” jawab Udin seketika.“Seriusan kamu, nggak bercandakan?”“Noh orangnya ada di belakang deretan kursi kita, bia

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-27
  • Menikahi Calon Kakak Ipar   16. Kesehatan Mbak Lanie

    “Bagaimana kejadiannya sampai-sampai Mbak Lanie seperti itu?” lanjutnya dengan penasaran.“Persisnya kurang tahu Mas, karena pada saat saya lembur sekitar jam tujuh malam, saya ingin menemui beliau di rumah, tetapi karena tidak ada tanggapan, saya langsung masuk saja takut terjadi apa-apa.“Ternyata apa yang saya takutkan menjadi kenyataan, saya melihat Ibu Lanie sudah tergeletak di lantai dengan posisi terlentang dekat kamarnya.“Saya langsung memanggil ambulans dan membawanya ke rumah sakit,” jelas Manda sembari mengingat kejadian itu kemarin.“Saya juga yang menghubungi Ibu Arumi untuk datang ke rumah sakit, Mas!” lanjutnya.Tak lama kemudian Tari datang menghampiri Dafa dan Manda yang berbicara serius, karena dia ingin mengetahui kejadian yang menimpa kakaknya secara detail.“Bagaimana Tar, Mbak Lanie?” tanya Dafa sedih.“Alhamdulillah dia bisa tidur!” ucapnya singkat.“Terus Mbak, apa kata dokter kenapa Mbak Lanie menjadi seperti itu?” tanya Tari penasaran.“Kata dokter kalau Ib

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-27
  • Menikahi Calon Kakak Ipar   17. Terkejut

    “Iya Nak Dafa saya ini ingin menikahkan anak saya Fajar dengan anaknya teman saya waktu sekolah yaitu anak Ibu Arumi,” jawabnya tersenyum ramah.“Ma-maksud Ibu dengan Melanie Nursaumi anaknya Tante Arumi?” tanya Dafa memperjelas.“Iya kok kamu kenal dengan Nak Lanie?” tanya Bu Nia bingung.“Oh ini namanya Dafa dia adik sepupunya Lanie,” ucap Bu Arumi menimpali.“Oh jadi kamu sepupunya Lanie, wah dunia ini sempit ya, malahan kita sudah bertemu juga di kampus tadi pagi, eh malamnya ketemu lagi di sini, memang jodoh nggak ke mana,” ucap Bu Nia senang melihat kehadiran Dafa.Dia pun mencari batang hidungnya Tari, karena menurutnya di mana ada Dafa di situ ada Tari.“Loh berarti Tari itu apanya kamu, Rum, soalnya kata Dafa dia sepupunya?” tanya Bu Nia tambah bingung.“Tari itu anakku juga adiknya Lanie!” jawab Bu Arumi.Seketika Bu Nia merasa bahagia, ingin rasanya mengatakan kalau dirinya ingin mempunyai menantu seperti Tari yang bisa membuat anaknya bertengkar.Namun dilain sisi Bu Nia t

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-31
  • Menikahi Calon Kakak Ipar   18. Penampilan Baru Tari

    “Loh ada Mas Udin, ini asistennya Tuan songong itu kan, ngapain juga ada di sini?” tanya Tari kepada Udin yang masih diam membisu melihat Tari.“Halo!” Mas!” Mas Udin!” teriak Tari membuyarkan lamunan si Udin.“Oh! Maaf Non... maaf, ada apa Non Tari?” tanya Udin tersenyum.“Saya tanya kenapa Mas Udin ada juga di sini?” tegur Tari sedikit berteriak.“Oh ... itu ... anu ... Non itu ... Tu-Tuan Mu-muda ada di sini juga,” ucap Udin salah tingkah.“Terus ngapain di sini, jangan-jangan kalian ngikutin kami dari bandara ya?”selidik Tari sembari memicingkan matanya ke arah Udin.“Bu-bukan begitu Non Cuma itu ...”“Sudah yuk, lebih baik kita bertemu Mbak Lanie soalnya dia dari tadi sudah tanya kamu melulu tuh!” sahut Dafa yang mengalihkan perdebatan kecil mereka.“Eh ngomong-ngomong malam ini kamu cantik banget, memangnya ada yang spesial?” tanya Dafa yang juga kaget dengan penampilan Tari yang sangat feminin.“Masa sih, perasaan biasa saja deh!”“Tadi sebelum ke sini mamah telepon katanya ha

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-31
  • Menikahi Calon Kakak Ipar   19. Kekesalan Tari

    Seketika wajah Bu Arumi memerah, dia tidak menyangka anaknya bisa berbicara seperti itu, namun Bu Arumi masih menahan emosinya tidak ingin terpancing karena masih ada calon besannya yang harus dijamu dengan baik.Begitu juga dengan Bu Nia, seakan-akan bisa merasakan penderitaan seorang anak, walaupun kisah rumah tangga mereka para orang tua hampir sama karena diselingkuhi.“Namun perbedaannya adalah suami Bu Nia yang selingkuh dan lebih memilih wanita itu, tetapi Bu Nia tidak ingin menikah lagi karena fokusnya adalah membesarkan anak semata wayangnya.Sedangkan dalam kisah keluarga Tari adalah kebalikannya kalau Bu Arumi lah yang mempunyai simpanan dan diketahui oleh suaminya sendiri.Sebab itulah suami Bu Arumi membalasnya dengan mempunyai wanita idaman lain.Dan sampai itu pula mereka sepakat untuk berpisah, dan sampai sekarang ini kedua orang tua Tari tidak akur antara sesama mereka.“Rum, bagaimana kalau kita makan malam di luar sekalian kita mengobrol santai, biarkan mereka sali

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-31
  • Menikahi Calon Kakak Ipar   20. Permintaan Mbak Lanie

    “Oh ya Lan ... bagaimana kalau kita membahas masalah pernikahan kita, bukannya dua minggu lagi ya, apakah kamu gugup?” tanya Fajar seketika.“Sedikit Mas, tetapi semua masalah harus di hadapi, jika tidak siap kapan lagi,” jawab Lanie sembari tersenyum.“Hanya orang yang aneh jika menanyakan hal itu, di mana-mana namanya mau nikah ya grogi, gugup, malah nannya lagi!”“Cari pertanyaan itu yang berbobot sedikit, kenapa?” tanya Tari sewot.“Hey gadis kecil kamu nggak usah ikut campur, ini urusan orang dewasa, wajar dong saya tanya!” cerca Fajar.Iya Mas Panda!” celetuk Tari cemberut.“Apa Mas Panda?” tanya Lanie sedikit terkejut.“Iya Mbak, nama panggilan waktu kecil,” ledek Tari yang mengundang tawa mereka.“Sudah tertawanya, awas loh nanti gigi pada rontok semuanya!” goda Fajar tersenyum.“Dek, bukannya kamu suka boneka Panda ya, ingat nggak pertama kali waktu kamu masih kecil minta di belikan boneka Panda yang besar, tapi Mbak belum bisa membelinya.”“Iya Mbak, Tari ingat sampai-sampa

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-31
  • Menikahi Calon Kakak Ipar   21. Kelicikan Bu Arumi

    “Mbak yakin dengan keputusan Mbak ini?” tanya Tari yang masih penasaran.“Kenapa kamu selalu menanyakan hal yang sama Dek?” tanya balik Lanie.“Nggak apa-apa sih cuma ada yang beda dari Mbak!” jawab Tari pelan.“Maksud kamu?” “Seperti ada sesuatu yang Mbak sembunyikan dari Tari, tetapi Mbak nggak mau cerita sama Tari, iya kan?” desak Tari.“Tidak ada semua baik-baik saja, ada kalanya kita harus memilih jalan walaupun itu banyak kerikilnya, bukan kah kita harus berusaha?” tanya Lanie tersenyum.“Maksud Mbak apa, Tari nggak ngerti!”“Suatu saat kamu akan mengerti Dek!”“Oh ya bagaimana dengan pekerjaanmu?” tanya Lanie mengalihkan pembicaraan.“Untung Mbak ingat in, Mbak tahu bos tempat Tari kerja ternyata dia itu kakak sepupunya Mas Fajar, pantas saja si Panda bisa seenaknya memecat Tari, tetapi nggak apa-apa sih!” jelas Tari.“Mas Fajar, Tari, bukan Panda!” “Iya itu namanya!”“Jadi maksudnya kamu mau berhenti bekerja menjadi reporter gitu?” tanya Lanie penasaran.“Iya Mbak, sudah cu

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-01
  • Menikahi Calon Kakak Ipar   22. Masa Lalu Fajar

    Tari yang dari tadi mendengar ucapan mereka, terkejut bukan kepalang, ternyata selama ini ada saja kejutan yang diberikan oleh mereka.“Apa maksudnya ini?”“Apakah betul kalau Bang Ammar dulu adalah mantan pacar Mbak Lanie?” tanyanya dalam hati.“Kenapa aku nggak tahu ya?”“Ah, apa yang harus aku lakukan, apakah mungkin aku bertanya langsung dengan Bang Ammar!”“Aku tidak tahu kalau Bang Ammar mempunyai hubungan dengan Mbak Lanie, ini harus aku cari tahu!”“Ternyata jiwa reporterku masih mengalir, hahaha ....” tawanya dalam hati.Selang beberapa menit setelah Bu Arumi pergi, Tari pun sengaja bangun pagi-pagi dan mengagetkan Lanie yang masih di ratapi kesedihan.“Loh Tari sudah bangun, masih subuh Dek!” ucap Lanie tersenyum sembari mengusap pelan air matanya.“Sudah jam setengah enam Mbak, Tari mau salat subuh dulu sekalian mandi!” kilah Tari sembari beranjak dari sofa saat dia tidur.“Mbak kenapa seperti habis nangis, ada apa Mbak?” tanya Tari seketika setelah menghampiri Lanie dan me

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-01

Bab terbaru

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   67. Diakhiri Dengan Senyuman ( Tamat)

    “Sabar Sayang semua pasti akan baik-baik saja, aku saya yang menandatangani formulir itu,” ucap Fajar dengan lembut.Tari tidak bisa berkata-kata, lidahnya kelu, suaranya tercekat dan tubuhnya kaku, hanya linangan air mata yang selalu mengalir.Fajar lalu menandatangani formulir persetujuan operasi untuk Ibu Arumi. Dia pun memberitahukan kepada maminya kalau sahabatnya itu mengalami kecelakaan.Namun, Sayang tidak ada tiket yang cepat untuk datang ke Jakarta, sehingga dia harus menundanya sehari lagi. Setelah selesai menandatanginya formulir itu Fajar dan Udin pergi ke kamar jenazah untuk memastikan apakah itu benar Lili atau bukan. Sementara itu Fikri, Tante Zahra dan Farrel menemani Tari yang sedari tadi tidak berhenti menangis di pelukan Tante Zahra.Selang setengah jam berlalu akhirnya Bu Arumi masuk ruang operasi setelah prosedur semuanya sudah lengkap. Semua tampak tegang menunggu di luar kamar operasi. Udin dan Fikri sudah menyelesaikan semua administrasi dan pengurusan

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   66. Pertemuan Tari Dan Tante Zahra

    “Istri saya adalah salah satu anak Pak Handoko yang saya nikahi,” ucap Fajar membuat Bu Zahra terkejut sekaligus bahagia.“Apa maksud kam?”“Mentari Khairunnafiza adalah istri saya Bu.”“Dan di mana Lanie, apakah dia sudah menikah juga?” “Maaf Bu, Lanie sudah meninggal empat bulan yang lalu karena sakit jantung.”“Apa, Innalilahi waiinalihi Raji’un, kok bisa Nak Fajar, apakah mereka tidak tahu ?” tanyanya masih penasaran.“Assalamu’alaikum!” Suara seorang wanita yang lembut berhasil mengalihkan perhatian mereka.Tari terpaku begitu juga dengan Bu Zahra pandangan mereka bertemu, Bu Zahra beranjak dari tempat duduk berdiri, memperhatikan wajah itu yang sangat dia kenal walaupun sudah belasan tahun, terasa bulir-bulir air mata mereka bertemu dan berpelukan.“Tari, ya Allah Sayang akhirnya kita bertemu lagi? Apa kabarmu Nduk, kamu sekarang semakin cantik dan kata Mas ini kamu sudah menikah dengannya?” “Ya Allah, Tante nggak menyangka kalau kamu sudah secantik ini dan suamimu juga sa

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   65. Pencarian Tante Zahra

    “Pesanan Bos minta di belikan roti , katanya tadi pagi nggak sarapan,” ucap Joko sedikit berbisik.“Ya mau bagaimana sarapannya berbeda mana bisa kenyang?” protes Fikri menimpali.“Ah elo, kayak nggak pernah menjadi pengantin baru saja, Bos kan lagi jatuh cinta mungkin kalau Bos lihat batu seperti roti kali ya, atau kalau kita ganti roti itu jadi busa kasihan kalau batu kan keras, hihihi” ledeknya sambil cekikikan diikuti yang lain. Udin berinisiatif mengambilkan piring keluar bersama Joko.“Jo, kamu beli di mana itu roti, mahal nggak sih?” tanya Udin penasaran.Dekat warung sini, tadi sih saya coba satu enak banget dan kata pemilik warung itu, roti yang selalu di titipkan di warungnya selalu laris dan banyak peminatnya dan yang saya dengar dari pemilik warung itu juga kalau ibu yang membuat roti ini bisa menyekolahkan anaknya sampai kuliah loh, Pak Udin,” jelas Joko bersemangat.“Oh ya jadi penasaran, ya sudah ambilkan piring dulu buat Bos, saya juga mau coba seberapa enak itu roti

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   64. Aku Mencintaimu Mas Panda

    “Kan cocok dengan kamu, Mas?” “Lah kenapa Sayang, itu kan panggilan kesayangan, berarti Tari sudah mulai sayang dong sama kamu, iya kan Tari?”“Uhuk ...uhuk ... “Tari tersedak dan Fajar berlari mengambilkan segelas air putih dan memberikannya kepada Tari.“Kamu nggak apa-apa, Sayang?” Bu Nia sangat khawatir.“Nggak apa-apa, Mami hanya batuk saja,” jawabnya pelan.“Ya sudah Mami pergi ke kamar dulu sudah mengantuk, dan kamu Fajar jangan membuat Tari sedih atau menangis, kalau sampai itu terjadi Mami akan menghukummu,” ancam Bu Nia.“Dan kamu Sayang, jika Panda besarmu ini susah diatur dan membuatmu marah dan menangis, kasih tahu Mami ya,” lanjutnya lagi.“Iya Mami.”Bu Nia bergegas pergi ke kamar, dia ingin anak dan menantunya lebih banyak waktu berdua agar saling menumbuhkan saling cinta.Fajar masih saja menatap laptopnya, tanpa melihat Tari kembali.“Mas bisa bantu kan?”“Ya ... tergantung.” “Tergantung apa memang?” “Tergantung pembayarannya.”“Maksudnya?”“Ayolah Sayang, s

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   63. Apakah Aku Mulai Jatuh Cinta

    “Mami, cepat katakan siapa yang sudah membuat Mami seperti ini?”“Udin, Fikri, apa kerja kalian, kenapa Mami menangis?” tanyanya dengan nada tinggi.“Lah kok kita sih Bos, seharian kan kita berdua ikut kerja sama Bos, dan bukannya ini hari Minggu ya Bos, kok rapi banget mau ke mana, Bos? Sedangkan nggak jadwal apa pun hari ini?” celetuk Udin saat melihat Fajar berpakaian tapi dan formal setiap pergi kerja.“Apa hari Minggu ...kenapa nggak bilang dari tadi sih, dan kamu Tari kenapa nggak kasih tahu kalau hari ini hari Minggu?” celetuknya kesal.“Duh Den Fajar segitunya efek tadi malam ya, sampai-sampai lupa sama hari,” goda Mbok Surti ikut tersenyum.Seketika Tari dan Fajar salah tingkah di buatnya, kedua pipi mereka kembali merona dan Bu Nia pun segera memeluk Fajar.Momen kebersamaan yang ditunjukkan oleh ibu dan anak itu membuat Tari merasa iri, dia tidak pernah pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya terlebih dari mamahnya sendiri.Bu Nia menyadari kalau Tari pasti meras

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   62. Penyesalan Yang Bahagia

    Menjelang subuh Tari terbangun, tetapi saat dia ingin pergi ke kamar mandi dia pun merasa kaget karena ada seorang pria di ranjang itu tanpa memakai apa pun. Rasa perih dan pegal di sekujur tubuh membuatnya bingung. Melihat seisi ruangan kamar itu juga berantakan.“Aduh ada apa denganku, kenapa semua tubuhku terasa remuk sekali dan augh ... kenapa perih dan sakit?” “Apa yang terjadi sebenarnya?”Tari menatap wajah itu dengan saksama lebih dekat ...lebih dekat lagi dan ...“Mas Pa—Panda?” “Mas bangun ...cepatan bangun kenapa kamu tidur nggak pakai baju sih?” “Apaan sih, Sayang, Mas masih ngantuk nih tadi malam kamu liar banget sih, seperti singa kelaparan, Mas kewalahan makanya capek banget, bentar lagi ya?” jawabnya pelan tanpa membuka matanya.“Terus apa yang kita lakukan tadi malam ya? Dan kenapa Mas nggak pakai baju?” tanyanya bingung.Mendengar pertanyaan istrinya barusan membuat Fajar semakin ingin memeluknya dan tersenyum bahagia.“Bukan nggak pakai baju lagi Sayang, di baw

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   61. Sengatan Listrik Bersama

    Sesuai rencana semula Bu Nia sudah membeli obat itu. Hari ini Fajar pulang cepat karena di hari Sabtu. Pekerjaannya pun tidak terlalu banyak sehingga dia ingin sekali pulang cepat.Begitu juga dengan Tari yang pulang cepat karena merasa sedikit pusing dan tidak enak badan.Bu Nia yang sudah tahu kebiasaan anaknya untuk minum teh setelah makan malam, dengan racikan tangan Bu Nia, secara diam-diam telah memasukkan obat itu. Mbok Surti yang merupakan asisten rumah tangganya pun ikut andil dalam rencana ini.“Mbok, pokoknya setelah saya pergi selama seminggu ini usahakan Mbok mencampurkan obat ini ke minuman mereka, saya tidak sabar untuk bisa mempunyai cucu dari mereka.”“Bu, tetapi apakah ini tidak berbahaya untuk kesehatan mereka, nanti kalau over dosis bagaimana?” tanya Mbok Surti khawatir.“Kita kan memberikan kepada mereka itu dosis kecil lagian cuma untuk seminggu saja, yang penting mereka sudah menyatu, dan saling terbuka, mereka itu gengsinya aja di gede in , mereka sama-sama

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   60. Terpesona

    “Terus kenapa Mas juga langsung tidur dan tidak membangunkan aku, dan kenapa tangan Mas sudah melingkar di pinggangku tanpa seizin yang punya?” tanya balik Tari tak mau kalah dengan Fajar.“Tetap kamu yang salah pokoknya, sudah nggak usah di bahas.” “Oh ya sudah mau magrib aku mandi duluan atau kamu mau mandi bareng sama suamimu yang tampan ini?” Fajar kembali mengandalkan jurusnya untuk membuat Tari salah tingkah.Dan tepat sasaran wajah Tari kembali memerah seperti tomat, dia tidak menyangka pria yang fi hadapannya ini ternyata tidak sedingin yang dia bayangkan.Dengan wajah melongo dan terdiam, kesempatan Fajar kembali mencium bibir ranum Tari seketika membuat wanita cantik itu terkejut.“Mas ... apaan sih, nyosor melulu dasar mesum akurat,” ucap tari kesal.“Kenapa, salah cium istri sendiri itu lebih pahala ketimbang cium wanita lain, kamu mau aku gandengan dengan wanita lain mungkin Clara misalnya,” ledek Fajar tersenyum.“Dengar ya awas saja kamu mendekati wanita itu, aku bisa

  • Menikahi Calon Kakak Ipar   59. Tidur Bersama

    Sampai di rumah Fajar, Tari langsung di sambut oleh beberapa pelayan rumah dengan ramah. Mbok Darmi asisten rumah tangga itu pun segera mengantar majikannya menuju kamar Fajar yang ada di lantai dua.“Istrinya Den Fajar cantik banget, kalau aku sih suka yang ini daripada yang menor itu, sudah nggak jelas, pelakor pula.”“Untung saja Den Fajar nggak jadi menikah dengan wanita itu, kau nggak habis kita di makan hidup-hidup sama dia,” ucap salah satu pelayan rumah itu dengan berbisik-bisik.“Benar juga sih, syukur Alhamdulillah deh kalau begitu,” sahut yang lainnya.“Ayo Neng, Mbok tunjukan kamar Den Fajar,” ucapnya sembari tersenyum.“Terima kasih, Mbok,” sahutnya sembari mengikuti Mbok Darmi dan menaiki anak tangga perlahan-lahan, sedangkan Udin membawakan koper Tari dan mengikuti mereka.Tari memasuki ruangan kamar yang begitu luas, dia pun tidak menyangka kamar seorang Fajar Ali Wardana begitu apik , rapi dan bersih.Semua perabotan di dalamnya pun tersusun dengan rapi tanpa ad

DMCA.com Protection Status