Share

7. Kesalahan

Penulis: Niniluv
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-04 06:00:49

Sesuai permintaan Sehan, walau mereka belum menikah tapi Liona sudah membawa beberapa barang-barangnya ke rumah laki-laki itu.

Dia baru saja turun dari taksi, dengan membawa satu koper dan tas berukuran besar.

Sehan yang sejak tadi sudah menunggu kedatangan Liona, langsung membukakan pintu.

"Apa tidak masalah aku memindahkan barang-barangku ke sini sebelum kita menikah?"

"Memangnya siapa yang akan melarang? Ini rumahku."

Sehan masuk ke dalam lebih dulu, tanpa membantu Liona menyeret koper besarnya.

Perempuan itu kemudian duduk di ruang tengah untuk menghilangkan rasa lelahnya. Sehan lalu meletakkan sebuah undangan pernikahan di depan Liona.

"Apa ini?"

"Undangan pernikahan kita. Aku sudah menentukan tanggalnya, jadi saat keluarga kita bertemu nanti kita hanya perlu menunjukan undangan ini. Mereka pasti setuju-setuju saja. Lagi pula siapa yang berani membantah keinginanku?"

Liona sedikit terkejut. Ternyata Sehan sudah menyiapkan semuanya tanpa sepengetahuannya.

"Kebetulan, aku juga ingin memberitahu kabar pernikahan kita kepada kakek. Aku sudah sangat lama tidak menemui kakek. Jadi aku akan menemuinya nanti sambil membawa undangan ini."

Liona menatap undangan yang baru saja diletakkan di atas meja oleh Sehan. Dia penasaran, dan memutuskan untuk mengeceknya.

Sehan duduk di samping Liona, sambil meminum minuman kaleng yang dia ambil dari lemari es. Membiarkan perempuan itu meneliti undangan itu sesaat.

"Liona Arrabele?" Liona mengernyit bingung saat mendapati kejanggalan pada undangan tersebut.

Sehan nyaris saja menyemburkan minuman yang sudah ada dalam mulutnya. Dia segera merampas undangan tersebut dan melipatnya dengan asal. "Sepertinya salah ketik. Aku lupa, namamu ... Liona Atharya."

"Lupa?" Liona nyaris tak percaya. Bagaimana bisa Sehan lupa dengan nama calon istrinya. Tapi, Liona segera sadar dirinya bukan perempuan yang dicintai Sehan. Bahkan pernikahan mereka hanya berdasarkan bisnis. Tapi Liona masih saja bingung. "Siapa Liona Arrabele?"

"Ini kesalahan dari tempat yang mencetak undangan ini. Aku akan meminta mereka memperbaiki ulang."

Sehan segera beranjak pergi. Walau sudah dijelaskan oleh Sehan, tetap saja Liona masih penasaran.

"Tapi ... mungkin yang dikatakan Sehan memang benar. Pasti kesalahan dari orang yang mencetak undangan itu."

***

Malam harinya, seperti apa yang Liona katakan pada Sehan tadi. Dia akan menemui Atharya, kakeknya yang sudah lama tak Liona lihat.

Tapi sayang sekali, Atharya saat ini ditempatkan di sebuah rumah yang dijaga ketat oleh bodyguard dan perawat suruhan Darwin.

Terakhir Liona melihat kakeknya saat dia masih duduk di bangku kuliah, itu pun dia tak terlalu akrab dengan Atharya. Saat ini kakeknya sudah sangat tua dan mengidap demensia, jadi Darwin menjaga ketat Atharya dengan membayar beberapa orang.

Dan tak ada yang bisa menemui Atharya jika tanpa persetujuan Darwin atau Gretta. Bahkan saat ini, sebelum Liona ke tempat kakeknya dirawat dia harus ke rumah sang ayah lebih dulu untuk meminta ijin. Liona harap Darwin mengijinkannya karena niat baik Liona.

"Kau yakin, aku mengantarkan sampai sini saja?" tanya Sehan sebelum Liona keluar dari mobil.

Saat ini mereka sudah sampai di depan rumah Darwin. Tadinya Liona tak mau merepotkan Sehan, tapi karena laki-laki itu juga ada urusan di luar jadi sekalian saja memberikan tumpangan untuk Liona.

"Nanti setelah mendapat ijin dari ayah, aku akan mencari taksi untuk mengantarkanku ke tempat kakek."

"Kau yakin?" tanya Sehan sekali lagi untuk memastikan.

Liona mengangguk menyakinkan, lalu tersenyum senang. "Sehan, aku tau kita sudah berjanji untuk saling membantu. Tapi terimakasih, tidak perlu berlebihan seperti ini untuk mengkhawatirkanku."

Laki-laki itu kembali meluruskan pandangannya, lalu menghela nafas kasar. "Siapa juga yang mengkhawatirkanmu. Aku melakukan ini karena kau adalah partner kerjaku saat ini."

Liona tersenyum, dia sudah tau hal itu. "Kalau begitu aku keluar ya."

Sehan tak menjawab. Liona akhirnya keluar dari mobil.

Namun belum sempat sampai pintu utama rumah orang tuanya, dia justru berpapasan dengan Reno yang baru saja keluar dari rumah itu. Liona cukup terkejut. Langkahnya seketika terhenti.

Begitupun juga dengan Reno yang baru saja keluar dari rumah Darwin, tentu dia juga terkejut saat menemui Liona di luar rumah. Dia memutuskan untuk segera menghampiri.

"Liona, kemana saja kau selama ini?"

Liona mengalihkan pandangannya ke arah lain, tak mau menatap laki-laki itu. Entah kenapa setiap melihat Reno hatinya masih saja teriris perih.

"Semenjak kau keluar dari rumah sakit aku sama sekali tidak melihatmu. Dan aku juga cukup kaget dengan berita akhir-akhir ini yang mengatakan kau akan menikah dengan Sehan. Pernikahan kita ditunda karena kau mengalami kecelakaan, tapi setelah sembuh kau justru membatalkannya demi menikahi pria lain. Kau mengkhianatiku Liona!

"Aku mengkhianatimu?" Liona tersenyum sinis. Dia nyaris tak percaya pada Reno, bisa-bisanya laki-laki itu menyalahkannya. Padahal yang merusak hubungan mereka lebih dulu adalah Reno. "Apa kau lupa, sebelum hari pernikahan kita, kau lebih dulu mengatakan mencintai perempuan lain? Kau mencintai Aoura dan memohon padaku agar tetap melaksanakan pernikahan demi membantumu untuk tetap dekat dengan Aoura. Kau sama sekali tidak peduli dengan perasaanku, dan sekarang kau menuduhku mengkhianatimu?"

Reno mendengus kesal. "Tapi, kau tidak bisa meninggalkanku begitu saja tanpa penjelasan dan tiba-tiba menikah dengan pria lain! Setidaknya kau harus mendiskusikan ini lebih dulu padaku."

"Itu hak ku, kau tak boleh ikut campur. Sekarang aku tidak mempunyai urusan lagi denganmu, jangan pernah berbicara lagi padaku!"

Liona nyaris melangkah meninggalkan Reno. Namun laki-laki itu segera mencekal pergelangan tangan Liona, menahannya.

"Lepas Reno!" Liona memberontak, namun Reno terus mencengkram tangan Liona dengan kuat.

"Liona, menikahlah denganku! Ibuku sudah sangat berharap bisa berbesanan dengan keluarga Atharya."

"Benarkah? Hanya ingin berbesanan dengan keluarga Atharya, kenapa tidak kamu nikahi saja Aoura? Kamu juga mencintainya kan?"

"Liona aku ingin mengatakan satu hal lagi padamu. Kau tidak pantas bersama Sehan, dia lebih pantas dengan Aoura. Dan ... Kenapa aku memilih menikah denganmu? Itu karena kita sama. Jika aku menikahi Aoura pasti itu juga terlihat tidak pantas, sama seperti kau berada di sisi Sehan. Aku sadar, jadi aku hanya bisa mengagumi Aoura dengan cara seperti ini. Tapi, kau ... apa tidak sadar jika semua orang menilaimu seperti memanfaatkan harta Sehan karena menikahinya?"

Mata Liona mulai memerah menahan air mata. Hatinya begitu sakit mendengar ucapan Reno. Dia kemudian tersenyum perih. "Aku tidak peduli orang menilaiku bagaimana. Aku akan berusaha membuat diriku terlihat sebanding dengan Sehan, tidak sepertimu yang memilih diam dan mengorbankan orang lain untuk mengagumi perempuan yang kau cintai."

"Liona -"

"Lepas Reno, kau melukai tanganku!"

"Liona, kau -"

"Lepaskan Liona!"

Reno terhuyung kebelakang, saat seseorang tiba-tiba datang dan mendorongnya dengan kasar. Dia melemparkan tatapan tajam pada Reno.

"P-pak Sehan?" Reno gugup. Dia tidak menyadari bahwa Sehan juga ada di sini, begitupun dengan Liona. Perempuan itu pikir Sehan sejak tadi sudah pergi, ternyata mobilnya masih terparkir di sekitar sana.

Tak mau berurusan dengan Sehan. Reno sadar dirinya adalah karyawan di perusahaan Wiratama group. Walau Sehan tidak termasuk anggota di perusahaan itu, tetap saja berurusan dengan laki-laki yang memiliki marga Wiratama itu juga sama saja telah melemparkan dirinya ke dalam bahaya.

Tatapan Reno kembali pada Liona, memberi peringatan. "Liona, jangan harap kau akan mendapat kebahagiaan jika kau saja tak pernah peduli dengan penderitaan orang lain."

Liona terdiam.

'Dulu saat aku menderita, semua orang yang melihatku terluka kenapa bisa bahagia?'

Bab terkait

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   8. Pernikahan

    Setelah pertemuannya dengan Reno malam itu, Liona jadi sering melamun. Bahkan perempuan itu membatalkan rencananya untuk menemui sang kakek. Hingga hari pernikahan tiba. Keluarga Wiratama dan Atharya juga sudah saling bertemu. Walau Gretta selalu mencari cara untuk membuat Liona terlihat buruk di mata keluarga Sehan, namun pada akhirnya pernikahan tetap dilaksanakan. Hari ini, dengan balutan dress berwarna putih yang mewah. Juga veil dan mahkota berlian yang Liona gunakan, membuatnya tampak lebih cantik dan anggun. Liona sudah selesai dirias. Kini dia duduk di ruang tunggu pengantin sendirian."Liona."Sorot mata yang tadinya terus menatap kosong, kini mengarah pada sosok perempuan yang baru saja memasuki ruangan itu. Tangan Liona seketika mengepal erat. Gretta mulai berjalan menghampirinya dengan senyum mengejek."Kau sangat cantik, ini kedua kalinya aku melihatmu memakai gaun pengantin." Gretta mengamati

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   9. Perjanjian

    Pagi harinya, setelah bangun dari tidur Liona langsung keluar dari kamar. Dia berniat untuk mengambil air minum di dapur, namun justru mendapati Sehan sedang memasak."Sudah bangun?" tanya Sehan tanpa mengalihkan pandangannya. Liona tersenyum, lalu mengangguk. "Sepertinya aku bangun kesiangan." Perempuan itu kemudian duduk di salah satu kursi makan.Kebetulan masakan Sehan sudah matang. Laki-laki itu langsung menghidangkan bubur ayam yang dia buat barusan ke atas meja. "Seharusnya memasak adalah tugasku," ucap Liona yang sadar akan hal itu. Sehan tak menghiraukan, dia mencicipi makanan yang ada di piring Liona."Apa kau tidur nyenyak?" Sehan kini duduk di seberang meja Liona, dia lalu menikmati makanan yang ada pada piringnya.Liona mengangguk. "Tadi aku tidur lewat tengah malam.""Kenapa?"Liona diam sesaat, lalu berdiri dari duduknya. "Tunggu sebentar."Sehan menatapnya bingung. Perempuan itu kembal

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   10. Siapa Sehan Sebenarnya?

    Rahang Sehan mulai mengeras, dia melepaskan cekalannya pada pergelangan sang istri dan berpindah mencengkram kerah kemeja Galen. Membuat semua perhatian orang-orang di sana kini tertuju pada mereka. Sehan menarik paksa Galen untuk berdiri, tak peduli sang kakak kesusahan karena kaki kirinya cidera. Dalam hitungan detik, Sehan mendaratkan pukulan tepat di pipi Galen. Membuat Galen seketika ambruk tersungkur menabrak meja lainnya.Seluruh pengunjung di restoran itu berteriak histeris, mereka ikut merasakan takut setelah melihat apa yang Sehan lakukan pada Galen.Sedangkan Liona hanya membelalak tak percaya. Dia ingin menolong Galen, tapi melihat Sehan seperti itu membuatnya juga takut. "Kau ingin mencelakaiku di depan banyak orang lagi? Padahal kaki kiriku sudah tak berfungsi, apa kau tidak puas melihatku seperti ini?" Mata Sehan menusuk tajam ke arah Galen, dia kembali melangkah mendekati sang kakak sambil berucap penuh peneka

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   11. Kenangan Yang Menyakitkan

    "Dua puluh tahun lalu, di acara ulang tahun Sehan yang ke delapan tahun.""Entah apa yang terjadi, Sehan telah mendorong Galen hingga Galen jatuh dari tangga.""Galen mengalami cidera, dan menyebabkan kaki kirinya cacat untuk selamanya.""Semenjak itu, keluarga bahkan orang-orang mulai membenci Sehan. Kenapa Sehan harus melakukan itu pada Galen tanpa alasan?""Sehan menjadi lebih pendiam, dan tidak mau berbaur dengan banyak orang. Hingga usianya menginjak dewasa, Sehan memilih keluar dari rumah Wiratama dan memulai hidupnya sendiri.""Ulang tahun yang biasanya didambakan oleh banyak anak, bagi Sehan ulang tahunya justru membuat kenangan buruk dan merubah kehidupannya.""Mulai saat itu orang-orang membenci Sehan. Bahkan kak Bram juga tampak sangat kecewa pada Sehan. Yang tidak berani marah pada Sehan hanya kak Sandra dan aku."Berlin tersenyum sedih, mengingat kejadian itu. Saat itu umurnya juga telah memasuki usia remaja

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   12. Honeymoon

    Sehan terjaga dari tidurnya, nafasnya sudah tak teratur. Keringat dingin bercucuran membasahi tubuhnya. Dia lalu beringsut duduk, dan mengusap wajahnya dengan kasar."Kenapa mimpi itu datang lagi?"Benar, akhir-akhir ini dia bisa tidur nyenyak. Sejak kecil Sehan selalu mengalami mimpi buruk yang membuatnya sering kali takut untuk tidur. Tapi, setelah beberapa hari, kini mimpi buruk itu datang lagi."Apa karena aku melihat Liona menemui kak Galen malam itu?"Sehan segera menggeleng, menepis semua pemikiran buruk yang ada di kepalanya. Dia kemudian beranjak dari tempat tidurnya, lalu berjalan menuju dapur untuk minum.Belum sempat dia menuangkan air minum ke gelas, secarik kertas berada di atas meja telah menyita perhatiannya. Sehan segera mengambil untuk membacanya.'Aku sedang pergi liburan, selama dua hari. Sebenarnya aku ingin mengatakan langsung padamu, tapi sepertinya kamu banyak pikiran jadi aku tidak mau menggangg

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   13. Mesum

    Sudah menunjukan pukul delapan malam. Liona sejak tadi terus duduk di sisi kasur. Sesekali dia menatap sang suami yang tengah duduk di sofa tak jauh dari kasur. Entah kenapa sejak tadi Liona tidak bisa menenangkan detak jantungnya. Apalagi ketika teringat ucapan Sehan saat di pantai tadi siang.Sampai sekarang Liona tak paham. Apa maksud Sehan mengatakan hal itu?Sehan mulai berdiri menghampiri sang istri, lalu duduk di sampingnya. Liona menggeser duduknya, menjaga jarak dari laki-laki itu. Namun Sehan justru tersinggung. Dia ikut menggeser duduknya agar kembali dekat dengan Liona.Hal itu membuat jantung Liona terus berdegup tak tenang. 'Apa yang akan Sehan lakukan padaku?'"Liona -""Maaf aku memesan hotel yang ruangannya tidak begitu luas," ucap Liona memotong kalimat Sehan. Entah apa yang ingin dikatakan laki-laki itu, Liona tak ingin mendengarnya. "Tadinya aku berencana untuk liburan sendiri, jadi aku menyewa ruangan yang c

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   14. Terpaksa

    Pandangan Sehan mengarah pada sang istri yang kini sudah terbaring di atas kasur dengan berbalut selimut tebal. Dia berjalan menghampiri sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk."Kau tidak mandi?"Liona tak menjawab, dan justru menarik selimut tebalnya hingga atas kepala. Membuat Sehan mengernyit curiga."Kau sudah tidur?"Masih tidak ada jawaban. Kini Sehan mengalihkan pandangannya pada sofa yang tak terlalu jauh darinya, di atas sofa itu sudah ada bantal dan satu selimut yang dilipat. "Kau menyuruhku untuk tidur di sofa?"Liona berusaha tetap diam dibalik selimut tebal tersebut, matanya terpejam berpura-pura untuk tidur.Sehan hanya menghela nafas kasar. Dia kemudian berjalan ke sofa, membuang handuknya yang basah ke sembarang arah, lalu mulai merebahkan tubuhnya di sofa itu.Tidak ada pilihan lain. "Aku akan tidur di sini."Mata Liona kini mulai terbuka. Hening, setelah Arka mengataka

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   15. Kebenarannya

    "Tidak ada yang percaya padaku, saat aku berusaha menceritakan kejadian yang sebenarnya. Mereka justru menganggap aku berusaha menolong diriku sendiri."Liona menatap mata Sehan, tidak ada kebohongan. Liona merasa apa yang dikatakan Sehan barusan memang benar. Membuatnya justru semakin bingung."Semenjak itu aku memilih diam. Karena percuma juga berbicara, tidak akan ada orang yang mau mendengarkanku bukan? Aku memutuskan untuk membiarkan semua orang menilaiku seperti apa yang kak Galen ceritakan."Sehan kini melepas genggamannya pada tangan Liona, dan beralih memegang kedua bahu perempuan itu. Menatapnya dengan serius. "Bahkan kak Galen juga pernah mengatakan, dia akan menghancurkan orang-orang di sekitar ku, dan juga orang yang sangat aku cintai. Itu sebabnya aku meninggalkan keluarga Wiratama, karena aku tidak ingin terlihat dekat dengan siapapun dan membuat kak Galen membenci keluarganya sendiri karena aku. Aku ingin kak Galen menerima mama,

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07

Bab terbaru

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   219. Bahagia - End

    Enam tahun kemudian ...Rumah keluarga Wiratama kini tampak ramai. Para tamu undangan mulai berdatangannya, dan banyak anak kecil membawa hadiah.Tepat hari ini, Arsen Wiratama berusia genap lima tahun. Semua orang merayakan ulang tahunya dengan kegembiraan. "Okey, selanjutnya adalah acara potong kue!"Semua anak dan para tamu undangan bertepuk tangan dengan meriah, saat sang MC membacakan urutan acara selanjutnya. "Potong kuenya!""Potong kuenya!"Sorak anak-anak yang ada di sana. Dibantu dengan sang papa dan mamanya, Arsen mulai memotong kue ulang tahun di hadapannya. "Baik, kuenya sudah dipotong. Sekarang, Arsen ingin memberikan suapan pertama kuenya ke siapa ya?" tanya MC membuat semua orang di sana jadi penasaran tak sabar. Arsen menoleh ke kenan dan kirinya sesaat, mulai bingung."Arsen pasti ingin memberikan suapan pertama pada mama kan?" bisik Liona berusaha merayu putra kecilnya te

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   218. Hukuman

    Ke esok harinya, Sehan dan Galen duduk di jok belakang mobil. Sedangkan Dua pria berbadan kekar kekar duduk di jok depan mereka, dan satu pria itu mengemudikan mobil.Di depan mobil mereka, juga ada satu mobil lain yang menunjukan arah sekaligus mendampingi Sehan dan Galen.Setelah cukup lama, mereka telah sampai di sebuah bangunan beton yang tampak kusam. Menuju ke sana memerlukan waktu hampir tiga jam, letakkan memang sangat jauh dari pusat kota.Dua bodyguard yang ada dalam mobil tersebut keluar lebih dulu, lalu berdiri di sisi mobil, dan mengawasi sekitarnya.Sehan tak langsung keluar, dia menoleh ke samping, menatap sang kakak. "Kak Galen tidak mau menemuinya bersamaan langsung denganku?"Galen menggeleng. "Aku akan berbicara dengannya setelah kau selesai. Aku hanya ingin memarahinya karena sudah berani membuat kakiku tidak berfungsi, sedangkan kamu pasti banyak hal yang ingin dibicarakan bukan?"Sehan mengangguk m

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   217. Pernikahan Aoura

    Di sebuah gedung besar, sebuah pesta pernikahan dilaksanakan dengan tema yang begitu sangat sederhana. Tamu undangan hanya terbatas, yaitu para rekan kerja dan sahabat-sahabatnya dari mempelai pria. Reno dan Aoura berdiri berdampingan, bersalaman dan menyambut para tamu dengan ramah.Hingga kedatangan Darwin bersama anak dan mantunya, berhasil mengalihkan perhatian semua orang di sana. Beberapa orang yang dilalui oleh mereka tersenyum menyapa. Tentu karena kebanyakan tamu undangan di sana adalah karyawan Wiratama group, jadi mereka begitu menghormati Darwin dan Liona, terutama Sehan.Melihat tiga orang penting itu berjalan ke arahnya, tangan Aoura mendadak berkeringat dingin. Dia lalu menyenggol lengan Reno di sampingnya, dan berbisik protes. "Kau juga mengundang ayah?""Tentu saja, bagaimana pun dia juga pernah menjadi ayah untukmu. Kita harus menghargainya dengan mengundangnya ke pernikahan kita," jelas Reno berusaha membuat Aoura pah

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   216. Membujuk

    Satu Minggu kemudian. Liona dan Sehan sudah berpakaian rapi, bersiap untuk berangkat ke acara pernikahan Aoura dan Reno. "Sudah siap?" tanya Sehan memastikan saat sang istri baru saja keluar dari kamar. Liona tersenyum, lalu mengangguk mengiyakan. "Kalau begitu, kita berangkat sekarang."Sehan dan Liona berjalan keluar rumah. Saat ini mereka sudah berada di rumah mereka sendiri. Sehan memutuskan untuk kembali ke rumah mereka dua hari lalu, setelah Sehan berhasil meyakinkan Joana bahwa keadaannya sudah membaik.Mobil yang mereka tumpangi kini mulai melaju, meninggalkan halaman rumah. Tak langsung menuju gedung acara pernikahan, Sehan dan Liona meminta sang suami untuk mengantarkannya lebih dulu ke rumah Darwin. "Bukankah ayah pasti juga diundang oleh Aoura?" tanya Liona penasaran.Sehan menoleh sesaat, lalu kembali fokus pada jalanan di hadapannya. "Entahlah, aku juga tidak tau. Bahkan setelah meninggalkan rumah ayahmu, seperti

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   215. Ingatan Itu sudah lama kembali

    Setelah sampai di depan kamar yang mereka sewa. Sehan menurunkan Liona dari gendongannya. Laki-laki itu kemudian membuka pintu di hadapannya menggunakan key card yang baru saja dia kantongi.Setelan pintu terbuka, Liona masuk lebih dulu ke dalam sana, diikuti Sehan di belakangnya. Perempuan itu mengedarkan pandangannya ke sekitar, memperhatikan ruangan tersebut dengan seksama. "Sepertinya tidak ada yang berubah, ini masih sama seperti saat aku datang ke sini pertama kalinya."Sehan menghentikan langkahnya di samping sang istri, dia menatap wajah Liona yang tampak bahagia itu sesaat, sebelum akhirnya ikut memperhatikan sekitarnya dengan seksama. Sehan memang tidak pernah merubah tampilan ruangan itu. Sejak dulu masih sama, tetap begitu-begitu saja. Namun Sehan tak pernah bosan dengan tampilan yang seperti itu. "Lagi pula, aku jarang ke sini lagi setelah menikah denganmu. Dulu, aku menyewa kamar ini untuk tempat istirahatku, ji

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   214. Reka Adegan

    Setelah pergi dari rumah Reno, Sehan dan Liona kembali melanjutkan perjalanannya. Kini mobil yang Sehan kemudikan telah sampai di depan gedung hotel Wiratama, seperti apa yang Liona minta. Entah, Sehan belum mengerti kenapa istrinya mengajaknya ke sana. "Apa yang sebenarnya kamu rencanakan Liona?" tanya Sehan yang semakin penasaran. Namun Liona masih tak mau menjawabnya, perempuan itu hanya tersenyum saja. Liona kemudian keluar lebih dulu dari mobil, Sehan hanya mengikutinya. Hingga mereka memasuki gedung tersebut, dan Sehan terus mengikuti Liona dari belakang. Perempuan itu berjalan menuju restoran yang ada di lantai dua hotel tersebut. Hingga sampai di salah satu kursi pengunjung yang terletak di dekat jendela kaca gedung tersebut, Liona menarik Sehan dan memaksa laki-laki itu untuk duduk di sana. Sehan yang sejak tadi masih kebingungan, hanya menurut mengikuti apa yang sang istri lakukan padanya. Setelah Sehan duduk di s

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   213. Kado Untuk Ibu Hamil

    Aoura mengarahkan pandangannya pada Sehan sesaat. Tampak terkejut setelah mendengar pertanyaan Sehan barusan. Aoura lalu menatap Reno, meminta penjelasan. Reno paham apa maksud Aoura. Dia menghela nafas pelan sesaat, lalu menjelaskan, "aku sudah mengatakan semuanya pada pak Sehan.""Kenapa kau memberitahu banyak orang?""Pak Sehan adalah orang penting di tempatku bekerja, tidak mungkin aku tidak akan mengundangnya di pernikahan kita," jelas Reno berusaha membuat Aoura paham."Jadi, apa kau tidak berniat untuk mengundangku?" tanya Sehan pada Aoura. Perempuan itu hanya diam. Sehan lalu mengimbuhkan, "jika Reno menikah tanpa memberitahu atasan di perusahaannya, maka dia tidak akan mendapatkan hadiah istimewa dari perusahaan."Aoura menatap Sehan dengan sorot berbinar. Tentu saja saat mendengar kata 'hadiah' suasana hatinya seketika berubah senang. "Benarkah? A-aku pasti akan mengundangmu Sehan."Reno menghela nafas pelan.

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   212. Menemui Kembali

    Seperti apa yang Liona katakan tadi malam. Perempuan itu akan mengajak suaminya ke suatu tempat, pagi ini.Namun sebelum menuju tempat yang Liona maksud, perempuan itu meminta Sehan untuk singgah lebih dulu ke rumah Reno. Sehan tau apa maksud tujuan Liona menemui Reno dan Aoura.Hingga sesampainya di sana. Sehan mengetuk pintu sebuah kontrakan sederhana yang dia singgahi bersama sang istri. Tak lama kemudian, seorang laki-laki keluar dari kontrakan tersebut.Laki-laki itu menatap Sehan dan Liona dengan sorot terkejut. "Pak Sehan? Liona?""Pagi Reno. Apa kedatangan kami menganggu waktumu saat ini?"Reno tak langsung menjawab. Dia justru berpikir sejenak, sambil berusaha menebak apa tujuan sepasang suami istri tersebut datang ke tempat tinggalnya. Terakhir Sehan dan Liona datang ke sana, untuk bertemu dengan Aoura. "Pak Sehan datang sepagi ini ke rumah saya, tentu membuat saya cukup terkejut. Tapi kedatangan pak Sehan sa

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   211. Kehidupan Yang Tenang

    Pintu kamar terbuka, Liona yang saat itu sedang menyisir rambut di depan kaca menoleh sesaat.Sehan tersenyum, lalu menutup pintu kamarnya kembali. Mereka baru saja menyelesaikan makan malam bersama keluarga yang lain, namun setelah selesai Liona langsung ke kamar, sedangkan Sehan masih berbincang dengan Joana dan Galen. "Sudah selesai berbicara dengan nenek dan kak Galen?" tanya Liona memastikan. Sehan mengangguk mengiyakan. Perempuan itu menatap cermin dan melanjutkan menyisir rambutnya. Sehan melangkah menghampiri, lalu memeluk pinggang Liona dari belakang. Sesekali memberikan usapan kecil pada perut buncit sang istri. Membuat Liona seketika menghentikan kegiatannya untuk menyisir rambut. Dia menatap wajah Sehan melalu cermin di hadapannya, senyum bahagia masih terukir di bibir laki-laki itu. Membuat Liona yang menatapnya juga ikut senang."Sepertinya setelah kamu sadar dari koma, kehidupan ini sangat menyenangkan untuk kita berdua.

DMCA.com Protection Status