Share

66. Gelisah

last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-27 04:59:06

       Suasana hati sangat buruk. Niatnya, Nyonya Luna dan Tuan Alrecha membawa Ziel bersama mereka supaya hubungan Jay dan Kaira membaik.

        Tidak ada yang melihat hadiah apa yang Kaira siapkan. Setelah bicara tanpa adanya ujung damai, Kaira mengambil hadiah yang ia siapkan meski sudah bertebaran. 

        Kaira pergi untuk menenangkan diri supaya keegoisan dirinya tak lagi menambah hancurnya hubungan yang mulai retak.

       Jay menulis disebuah kertas kecil dan dia meletakkannya di atas tas Keysana. Tas itu Jay letakkan di atas meja samping Keysana berbaring.

       Jay hanya berdiri di depan gerbang rumahnya. Berharap Kaira akan cepat pulang tapi sampai langit menjadi gelap, Kaira tidak juga kembali.

"Aku salah. Aku bersalah Kaira, pulanglah."

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Netty Tya
Asiiiiikkk Rasya Gentleman
goodnovel comment avatar
ega
rasya ini sesuatu ya
goodnovel comment avatar
Anjar Watie
ditunggu.next
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   67. Hak Istimewa

    Kaira pulang ke rumah dalam keadaannya yang basah kuyup. Hal itu juga dirasakan oleh Jay. Ikatan batin yang saling terhubung. Jay tetap berdiri di depan gerbang menunggu kepulangan Kaira. Tidak peduli meski hujan turun sangat deras seperti badai. Penantiannya tak pernah sia-sia. Jay langsung membuka gerbang dan merangkul Kaira. "Kau dari mana saja? Kenapa baru pulang? Apa kau tahu kalau aku khawatir?" cerocos Jay. Kaira hanya diam. Tapi ia tampak sangat tenang. "Aku baik-baik saja," jawab Kaira. "Ayo masuk!" Jay tidak akan membiarkan Kaira kedinginan semakin lama. Ia menggendong Kaira dan membawanya masuk dengan segera. Tap… Tap… Tap… "Tenn! Siapkan air hangat untuk Nyonya!" perinta Jay pada pelayan yang bekerja di rumah. "Hssstttt…" Kaira membenamkan wajahnya di dada J

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-28
  • Menikahi CEO (INDONESIA)   68. Di Atas Ranjang

    Ulang tahun yang bertepatan dengan weekend. Bertepatan dengan banyaknya masalah yang tiba-tiba muncul. Kaira terbangun dalam pelukan Jay tanpa balutan busana ditubuhnya. Kaira mengusap matanya perlahan. Pagi sudah menyambutnya. Kakinya yang menapak lantai, terasa dingin.Srettttt!"Kyaaaaa!" pekik Kaira."Dasar ceroboh!" omel Jay. Posisi matanya yang masih terpejam. Seakan enggan untuk terbuka. Jay menarik Kaira dalam pelukannya."Lepas!" kata Kaira."Hmmmm... Kau selalu saja ceroboh. Bangun tidur menginjak lantai yang dingin. Apa kau tidak bisa memakai alas kaki?" omel Jay lagi."Aku lupa.""Biarkan aku memelukmu. Bukankah hangat?""Kita harus segera bangun. Kita harus menjemput Ziel, Jay.""Tapi apa kau tidak

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-29
  • Menikahi CEO (INDONESIA)   69. Getaran Ranjang (21+)

    Rasya merebahkan tubuh Keysana. Ia yang sedang menarik dasi, tampak begitu tampan. Keysana mencegah tangan Rasya yang ingin menyentuhnya."Ki--kita harus mandi!" ulangnya."Kita akan mandi setelah semuanya selesai," bisik Rasya.Srettttt... Rasya tidak memberikan Keysana waktu untuk bicara. Entah ia setuju atau menolak untuk memberikan dirinya. Rasya mencium bibir Keysana. Melumatnya dengan sangat lembut sembari menaikkan kedua tangan Keysana ke atas dan mengikatnya dengan dasi."Rasya...""Hssstttt..." Rasya terlihat berbeda dan misterius. "Supaya kau tidak lari," imbuhnya."Tapi aku tidak mau diikat," rengek Keysana."Aku akan membebaskanmu setelah ronde ke 2," bisik Rasya.'Kenapa Rasya begitu vulgar dan berterus terang pagi

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-30
  • Menikahi CEO (INDONESIA)   70. Pilihan Sulit

    Keysana kelelahan. Selain karena semalaman sama sekali tidak tidur, ia juga melakukan hubungan intim dengan Raysa beberapa kal. Keysana memejamkan matanya, membiarkan tubuhnya istirahat ke dalam alam mimpi. Rasya sedang menikmati teh hangat yang ia pesan dari layanan hotel. Cuppp... Bibir yang kenyal itu menempel dikening Keysana. Perlahan-lahan matanya mengerjap dan terbuka. Sikap manja itu, Keysana tunjukkan dengan cara agresif. Ia melingkarkan tangannya diperut Rasya yang tengah duduk disisinya. “Jam berapa sekarang?” gumam Keysana. “Jam 3 sore.” “Kalau sekarang jam 3

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • Menikahi CEO (INDONESIA)   71. Kaira

    Ziel sudah berada ditengah-tengah antara Jay dan Kaira. Keluarga mereka kembali damai namun entah alasan apa, Kaira belum mengatakan soal kehamilannya.“Mama, Ziel sekolah dulu ya. Bye Mama... Emmuach—“ kata Ziel sembari mencium pipi Kaira.“Hati-hati, sayang.”Hahhhhhh... Kaira terlihat masih memiliki beban dipikirannya. Ia menghela nafas panjang untuk menetralkan perasaannya. Menjadi istri dari seorang Jay, pengusaha sukses kelas atas. Kandidat terbaik no 1 di London. Kesibukan terkadang membuat Kaira bosan.Drrtttt... Drrrtttt... Drrrttt... Ponsel Kaira berdering. Getarannya sedikit mengganggu. Kaira melihat layar ponselnya untuk mengecek siapa yang menghubunginya. Kaira menyipitkan matanya. ‘Jay?’ batin Kaira.‘Hallo!’

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-04
  • Menikahi CEO (INDONESIA)   72. Perdebatan

    Kaira sudah mencari Ziel disemua tempat yang ia tahu. Taman bermain, pantai, tempat hiburan anak-anak, semuanya tanpa terkecuali. Rasya sama sekali tidak bisa ia hubungi. Kaira tidak mungkin menghubungi Jay karena ceritanya akan sangat panjang. Kaira tidak memiliki jalan lain. Ia mendatangi kantor Jay. Jay masih berada di ruang meeting selama 5 jam dan keluar 30 menit untuk meeting diruang yang lain. Kaira tidak ingin membuat Jay cemas. Ia harus meminta penjelasan Rasya tentang yang terjadi hari ini.Tap... Tap... Tap... Ekspresi Kaira sedang tidak ramah. Matanya yang memerah ia tutupi dengan kacamata yang menyangkut dibatang hidungnya. Kaira melangkah lebar tanpa melihat kanan atau kiri. Tidak seperti biasanya, Kaira menunjukkan emosinya kali ini pada semua orang yang melihatnya. Kaira tidak membalas sapaan ramah dari para baw

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-04
  • Menikahi CEO (INDONESIA)   73. Bersalah

    Pesan Singkat:“Kai, datang ke alamat ini. Jl. Cicle No 144. (Keysana)” Kaira menggenggam erat ponsel miliknya. Pesan singkat tanpa basa basi dan etika, membuat Kaira menggertakkan giginya. Setelah berjam-jam dibuat mencari dan kebingungan, Keysana baru mengabarinya setelah pukul 7 malam. Rencana dinner dengan Jay gagal lagi. Kaira juga lupa mengabari Jay karena ia sangat sibuk dan mengkhawatirkan Ziel. Kaira berada tidak jauh dari alamat yang Keysana kirimkan. Ia meluncur cepat tanpa berfikir panjang. Alamat yang dikirimkan Keysana bukanlah alamat rumahnya, melainkan sebuah kedai coffe. Kaira turun dari mobilnya dan segera masuk ke sana.Tap... Tap... Tap... Kaira menatap tajam apa yang ada di depan matanya. Keysana yang menunduk tanpa

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-05
  • Menikahi CEO (INDONESIA)   74. Kaira, Dengarkan Aku!

    Bagaimana perasaan Jay setelah mendapatkan kabar kalau putrinya masuk rumah sakit? Tentu saja, ia merasa hancur dan marah. Setelah tahu penjelasan dari Rasya meski hanya sepenggal, Jay juga berkeliling mencari Ziel. Rasya mencoba menghubungi Delon dan keysana tapi tidak ada satupun jawaban. Bingung dan bimbang. Hari ini benar-benar kacau hanya karena Delon yang bertingkah. Delon mendekati Ziel tulus karena dia ingin kembali menjalin hubungan baik dengan Kaira. Sayangnya, rencana yang egois itu semakin membuat Kaira menjauh. Hahhhh… Hahhh… Hahhh… Jay berlari diikuti oleh Rasya. Ketika ia melewati lorong rumah sakit, ia bertemu Keysana. Pandangan matanya, ekspresinya, asing dan begitu acuh. "Tuan Jay, Kai…" "Jangan menyebut namanya dengan sembarangan!"

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-09

Bab terbaru

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   95. Keluarga Kecil (Tamat)

    Sebuah kesepakatan akhirnya terjalin setelah Jay dan Loreta saling berjabat tangan. Rasya bisa menghela napasnya sedikit lega membiarkan Tuannya itu pergi bersama Loreta.Perjanjian itu akan terpenuhi setelah Loreta mempertemukan Jay dan Kaira. Lalu, Jay melepaskan Orthela untuk kembali ke negara asalnya.Perseteruan sudah cukup membuat kacau. Loreta tidak ingin semuanya berlanjut semakin jauh karena banyak hal yang terbengkalai karena masalah yang tidak juga kunjung selesai.Loreta membawa Jay pergi ke tempat pemakaman. Pria tersebut menyipitkan matanya heran sembari melirik curiga ke arah Loreta.“Apa yang kau rencanakan dengan membawaku ke sini?” tanya Jay. Bariton suara yang tegas itu, membuat sekujur tubuh Loreta merinding.“Anda jangan salah paham, Tuan. Saya membawa Anda ke sini bukan tanpa sebab,” ujar Loreta.Dari pandangan yang cukup jauh, terlihat dua orang sedang menghadap ke salah satu makam yang tidak asing. Jay berlari tidak sabar ingin segera memeluk wanita yang be

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   94. Di mana Istriku?

    "Jangan mendekat!" teriak Kaira. Rasanya cukup mengerikan. Kaira menjadi ketakutan. Ia berusaha pergi meski cukup sulit, tapi Orthela sudah lebih dulu memegang kendali kursi rodanya."Kenapa kau tkut? Bukankah aku sudah cukup membuatmu tenang? Kau bahkan sudah melihat bagaimana aku sangat menyesal," kata Orthela. Ia bahkan tidak merubah ekspresinya. Tetap terlihat sangat menyedihkan."Pergi! Aku memiliki keluargaku sendiri, Orthela. Aku tidak akan pernah pergi denganmu. Tidak akan pernah!" teriak Kaira."Bagaimana kalau Ziel sudah bersamaku? Apa kau tetap akan menolakku?""Apa? Kau menyandera Ziel? Orthela, dia tidak tahu apapun. Ziel msih anak-anak." Pada dasarnya, Kaira bukan wanita yang pandai mengumpat atau berkata kasar. Ia hanya berteriak meluapkan emosinya dengan kata-kata yang masih tertata dengan lembut."Aku tahu kalau kau akan menolakku. Maafkan

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   93. Pergilah Bersamaku!

    Tiga hari Kaira menghilang. Orang yang paling tertekan dan hampir gila adalah Jay. Jay yang tidak pernah menggunakan kekuasaannya, sekarang menekan semua orang untuk mencari Kaira sampai Kaira ditemukan. Nyonya Luna membawa Ziel pergi. Ziel yang tidak tahu apa-apa, tidak boleh terkecoh dengan keadaan yang ada. Orthela tidak memiliki niatan buruk. Racun yang sudah masuk ke dalam tubuh Kaira adalah buatan dari orangnya. Meski sudah mendapatkan penawar, tapi masih ada satu penawaran lagi yang harus hati-hati dan perlahan disuntikan ke dalam tubuh Kaira."Ini di mana?" gumam Kaira. Kaira terbangun dari tidurnya yang cukup panjang. Kepalanya terasa berdenyut dan berkunang-kunang. Tempat itu sangat asing, apalagi seseorang yang menatapnya."Kau sudah sadar? Syukurlah. Aku bisa mengembalikanmu tanpa rasa bersalah," ucap Orthela."Kau!" pekik Kaira."Jangan terlalu banyak gerak dan bicar

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   92. Menebus Kesalahan

    Kaira belum sadar setelah pengobatan. Tapi, kondisinya berangsur-angsur membaik. Tuan Alrecha dan Nyonya Luna, akhirnya mengetahui kalau keadaan sedang kacau saat ini. Keysana menemani Kaira sembari mengasuh Ziel. Rasya sibuk mengurus gugatan untuk Orthela dan Jay sekeluarga, mengurus pemakaman Grace karena keluarga Grace, semuanya sudah mengakhiri hidupnya sendiri."Grace, sejauh ini..." Jay terdiam dengan kedua matanya yang sembab. "Sejauh ini, aku tidak membencimu. Kau menunjukkan perubahan yang sangat besar. Sebagai rasa terima kasihku, aku akan merawat rumah terakhirmu," lanjutnya. Nyonya Luna mengusap-usap punggung Jay. Jay yang sedang bersimpuh menaburkan bunga di atas gundukan tanah yang masih basah, tangannya terus saja gemetar. Tuan Alrecha tidak banyak bicara. Ia cukup paham dengan perasaa

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   91. Kematian

    Jay masuk ke dalam rumah Orthela. Dia menggendong Grace yang sudah tiada. Tidak hanya itu, Paul yang datang berniat membawa Grace tapi dia malah menjadi sasaran utama kemarahan Jay. Jay menarik kerah kemeja yang Paul kenakan. Jay sudah membuat wajah dan tubuh Paul memar, terluka, berdarah, kesakitan, merintih dan memohon.Srek! Srek! Srek! Suara tubuh Paul yang diseret paksa membuat Delon, Orthela dan Loreta terperanjat kaget. Mata mereka terbelalak lebar. Lantai yang Jay lewati, dibanjiri oleh darah yang mengalir dari Paul dan juga Grace. Wajah Jay suram. Sorot matanya begitu tajam. Delon menelan salivanya karena baru kali ini dia melihat ekspresi iblis dari aura Jay. Jay yang ia kenal sebagai suami yang sangat lembut dan hangat tapi kali ini, ekspresinya begitu kejam.“Menarik!” ujar Jay

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   90. Penyesalan

    “Key, Rasya, aku titip Kaira dan Ziel,” ujar Jay.“Kau mau ke mana? Bukankah pengobatan Kaira hampir selesai?” tanya Keysana.“Ada sesuatu yang harus aku kerjakan. Setelah kembali nanti, aku sendiri yang akan menjelaskannya pada Kaira.” Rasya hanya diam saja. Jay meminta Rasya supaya tetap berada di rumah sakit untuk menjaga situasi di sana. Jay menggenggam erat surat dari Grace yang di dalamnya ternyata ada chip milik Orthela. Jay berfikir kalau ia tidak bisa sepenuhnya lepas tangan dalam masalah ini dan menyerahkannya pada Delon. Kenangan pahit Delon, tragedi, trauma, masih membekas jelas. Jay tidak ingin malah Delon yang terseret lebih dalam lagi. Langkah dan tindakan Jay cepat. Ia berharap kedatangannya jauh lebih dulu dibandingkan Delon di kediaman Orthela.“Delon, aku ber

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   89. Pengorbanan 2

    Brak!“Akh! Uhuk... Uhuk... Uhuk...” Grace memegang perutnya yang ditendang Orthela. Dari mulutnya, keluar darah segar karena ia tempental dan menabrak sisi meja.Plak! Plak! Ortela menarik rambut Grace. Ia menamparnya berkali-kali. Tapi tidak ada rintihan sakit atau permohonan untuk sekedar meminta ampun.“Meski kau sudah menghilangkan semua jejak, apa kau pikir aku tidak tahu kalau kau sudah mengambilnya untuk sample?” gertak Orthela tanpa melepaskan rambut Grace.“Hahahaha... Aku juga sudah tahu akan berakhir seperti ini.”“Aku melepaskanmu, bukankah seharusnya kau membalas budi padaku?” Mata Orthela mendelik, menatap tajam seakan-akan ia akan menelan Grace hidup-hidup. Grace tidak merasa takut karena sejak awal, dia sudah siap.“Apa ini yang kau sebut sebagai kebebasan?&rd

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   88. Pengorbanan

    Jay dihubungi oleh rumah sakit untuk segera datang. Ia langsung bergegas, padahal ia baru saja menemukan cara untuk menemukan penawarnya. Hanya saja, Jay lebih mementingkan untuk datang dan mendengarkan apa ucapan Dr. Crombe.“Dokter sudah menunggumu,” ucap Keysana.“Aku langsung ke sana.” Jay langsung berlari dan menuju ruang Dr. Crombe. Ternyata tidak hanya ada Dr. Crombe saja, tapi ada Dr. Sansan.“Anda sudah datang, Tuan. Silahkan duduk!” pinta Dr. Crombe.“Apa ada sesuatu yang—““Anda tenang dulu. Silahkan Anda minum terlebih dahulu.” Dr. Sansan menenangkan Jay yang sangat gelisah. Di atas meja sudah ada sebuah obat. Jay tidak mengetahui obat apa itu. Ia tidak bisa berfikir jernih. Mungkin karena ia belum siap menerima apa yang akan ia dengar.“Se

  • Menikahi CEO (INDONESIA)   87. Orthela dan Rencananya

    Grace kembali ke rumah Orthela. Alamat yang sudah Loreta berikan untuknya. Grace datang tanpa persiapan. Ia hanya datang dengan keyakinan sesuai alur yang akan Tuhan takdirkan.“Grace, bukankah ada satu minggu untukmu bebas?” tanya Loreta.“Tidak ada yang ingin aku nikmati,” jawab Grace. Tidak ada siapapun di rumah. Loreta, Paul dan juga Orthela pergi. Grace belum diberi tugas olehnya. Kesempatan bagi Grace untuk menemukan obat penawar. Ia tidak peduli kalau dirinya sedang dalam pengawasan atau Orthela sudah memasang jebakan.Tap... Tap... Tap... Kakinya melangkah cepat memasuki kamar Paul. Sebelum masuk ke dalam neraka, Grace sudah mengetahui keahlian setiap penghuninya. Di dalam kamar paul, Grace mulai mencari formula untuk menetralkan racun yang ada ditubuh Kaira. Grace men

DMCA.com Protection Status