Share

Masih Menghargai

Penulis: Salwa Maulidya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-24 21:48:33

"Nggak apa-apa, Mas. Saya paham. Dan ... saya harap Mas Kevin bisa melupakan itu semua. Saya bukan Mbak Desi, Mas. Saya Jasmine. Lihat saya sebagai masa depan Mas Kevin, bukan terus menatap masa lalu Mas Kevin.

"Saya memang menjadi nomor dua yang masuk dalam hidup Mas Kevin. Tapi, saya juga punya hati dan perasaan yang bisa terluka, jika suami saya tidak bisa melupakan masa lalunya sendiri."

Jasmine berbicara sambil menitikan air matanya. Berbicara tanpa menoleh sedikit pun kepada Kevin. Ia ingin melihat Kevin. Melihat perasaan yang sebenarnya Kevin rasakan untuknya.

"Ada apa ini? Kenapa kamu berbicara seperti itu, Jasmine? Bukankah kalian sudah melakukannya? Kenapa jadi seperti ini?" tanya Ranti yang masih bingung dengan keadaan di ruangan itu.

Jasmine menelan saliva dengan pelan. Selanjutnya, menghela napasnya dengan panjang.

"Kami belum melakukan apa pun, Ma. Saya rasa, Mas Kevin tidak bisa keluar dari bayang-bayang itu. Kata Dokter Fadil, saya harus bisa menyembuhkannya. Tapi, sep
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Shafeeya Humairoh
nagus jasmine kamu tegas, lagian justin napa sih deketin istri orang, mih diandra ada tuh masih single
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menikah dengan CEO Dingin   Jangan menjadi Benalu

    Justin mengangguk. “Ya. Kamu tenang saja. Saya bukan laki-laki pengkhianat, yang akan merebut milik orang. Terlebih, kamu adalah milik sahabatku sendiri. Tidak akan terjadi, Jasmine.”Padahal, di hatinya ia sangat menyesal karena baru kenal dengan Jasmine, setelah Kevin mempersuntingnya.“Saya antar kamu pulang, mau? Kamu dan Kevin marahan karena apa?” Dan Justin baru bertanya mengenai Jasmine yang menangis sendirian di sana.Jasmine menggeleng pelan. “Hanya sedikit kecewa. Karena Mas Kevin belum seratus persen melupakan mantan istrinya itu.”Justin manggut-manggut. “Ya sudah. Nanti juga cinta seratus persen sama kamu. Ini hanya sebuah cobaan yang harus kamu hadapi. Harus bisa kamu hadapi. Ayo, pulang! Jangan buat Kevin cemas.”Jasmine mengangguk dan menuruti titah Justin. Pulang bersama dengan Justin. Jasmine mengira jika Kevin masih di rumah sakit. Dan Jasmine juga tidak membawa ponsel maupun dompet.“Pak. Terima kasih sudah menghampiri saya. Saya lupa, kalau saya tidak membawa apa

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-24
  • Menikah dengan CEO Dingin   Permintaan Jasmine

    Andrian memperingati Justin agar berhenti mendekati Jasmine. Sebab ia tak ingin bosnya itu kembali terluka akibat ulah sahabatnya sendiri.‘Kamu tidak pernah melihat Diandra yang selalu mencintai dan menunggumu. Adikku yang sejak lama mencintai kamu, tidak pernah kamu lirik sekali pun.‘Sedangkan Jasmine, yang baru kamu lihat … langsung menaruh perasaannya kepada perempuan itu. Jangan mengganggu Jasmine. Jasmine sudah milik Pak Kevin.’Andrian hanya bisa berucap dalam hati. Ia tak akan memberi tahu Justin perihal perasaan Diandra padanya. Biarkan Justin sendiri yang peka dan tahu dengan sendirinya.“Kamu tenang saja. Aku bukan laki-laki brengsek yang akan merebut istri dari sahabatku sendiri. Aku hanya akan datang ketika Jasmine terluka oleh Kevin,” ucap Justin dengan lugas.Andrian tersenyum pasi. ‘Bukan itu yang kumaksud, Justin. Seharusnya kamu melihat orang yang selalu ada di samping kamu. Diandra. Dia menunggumu, selalu menunggumu.’Andrian yang menyayangi adik satu-satunya selal

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-26
  • Menikah dengan CEO Dingin   Saya tidak Menuduhmu!

    Kevin mengangguk. “Boleh. Tapi, kalau masakan kamu tidak seenak yang Bibi buat, jangan pernah buat lagi.”Glek!Jasmine menelan salivanya kembali. “Gi-gitu ya, Mas.” Jasmine mengusapi lehernya.Kevin menatap dengan lekat wajah Jasmine. “Kamu tidak perlu berusaha untuk memasak kesukaan saya. Sudah ada Bibi. Itu tugas Bibi. Tugas kamu cukup mencintai saya saja.”Semakin meleleh lah hati Jasmine kala mendengar ucapan Kevin. Perempuan itu mudah terbuai oleh ucapan manis yang diucapkan oleh Kevin. Hanya berlaku jika Kevin yang bicara. Yang lainnya lewat.“Jangan bikin saya terbang, Mas,” kata Jasmine malu-malu.Kevin terkekeh. Kemudian melanjutkan acara makannya. Yang masih tersisa banyak. Ia tak biasa bicara saat makan. Oleh sebab itu, ruangan makan itu kembali hening. Keduanya sama-sama fokus menyantap makanan yang sudah disiapkan oleh ART.“Jasmine. Saya punya sesuatu untuk kamu. Semoga kamu suka,” kata Kevin setelah menyelesaikan acara makan malamnya.“Sesuatu? Apa itu?” tanya Jasmine

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-26
  • Menikah dengan CEO Dingin   Sakitnya tidak Ada Obatnya

    Jasmine mendehem pelan. "Iya, Mas. Tapi, saya akan membuktikan jika saya pasti setia," ucapnya kemudian menerbitkan senyumnya."Ada hal yang ingin saya sampaikan ke kamu, Jasmine," kata Kevin berucap dengan pelan."Apa tuh?" tanya Jasmine sembari memegangi liontin kalung yang diberikan oleh Kevin tadi.Pria itu menghela napas panjang. "Saya cemburu, lihat kamu dekat dengan Justin. Dia memang sahabat saya, tapi dia juga mencintai kamu."Jasmine menahan tawanya kala mendengar ucapan Kevin. "Cinta ... sama saya? Nggak mungkin, Mas. Orang cakep kayak dia mana mungkin suka sama saya.""Lalu, menurut kamu ... saya tidak tampan?""Cakep kok. Tapi, lebih ganteng Pak Justin." Jasmine menerbitkan cengiran pada suaminya itu. "Gantengnya seseorang bukan tolak ukur untuk mencintainya, Mas. Mas Kevin tenang saja. Walaupun dia mencintai saya, saya tidak akan pernah mencintainya," janji Jasmine kepada Kevin.Pria itu mengangguk pelan. "Saya memang percaya sama kamu. Tapi, saya tidak percaya pada Just

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-30
  • Menikah dengan CEO Dingin   Lagi-Lagi Membahas Masa Lalu

    Kevin sudah terlelap dalam tidurnya. Sementara Jasmine masih terjaga. Ia memandang wajah damai Kevin yang tengah terlelap itu. Rasa lelah tak dapat dihindari jika sedang tertidur.‘Mas Kevin … apa lagi yang belum saya ketahui tentang Mas Kevin? Kenapa wajah Mas Kevin terlihat sangat lelah sekali. Beban apa yang membuat Mas Kevin terlihat seperti ini?’Banyak pertanyaan yang melintas di pikiran Jasmine. Terlebih, kini ia tahu kelemahan yang dimiliki Kevin. Terlalu takut gagal kembali, itulah yang dirasakan oleh Kevin.Pernah gagal sekali, selalu membuat Kevin was-was. Seolah Jasmine juga akan pergi meninggalkannya. Hanya karena Justin yang terus mendekati Jasmine.‘Mas Kevin. Seandainya waktu bisa diulang. Saya yang bertemu lebih dulu dengan Mas Kevin. Pasti Mas Kevin tidak akan pernah merasakan sakit yang luar biasa seperti saat ini.‘Mbak Desi … kenapa kamu mengkhianati suami yang baik seperti Mas Kevin. Kamu nggak kuat karena Mas Kevin yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Bagaima

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-30
  • Menikah dengan CEO Dingin   Kamu Tanya Soal apa?

    Jasmine memukul-mukul bibirnya karena selalu saja membahas tentang mantan istrinya Kevin. Ia tak bisa menjaga lisannya. Sampai akhirnya dia kembali membahas mantan istri Kevin.Sementara Kevin hanya menghela napasnya. Ia tak bisa banyak berkata. Memperingati Jasmine pun sudah. Tak tahu lagi harus apa agar istrinya itu tidak membahas tentang Desi di depannya.“Mas Kevin, marahin saja. Nggak apa-apa kok. Karena memang saya yang salah. Maafkan saya, Mas. Mas Kevin mau maki-maki saya juga nggak apa-apa. Saya akan terima,” kata Jasmine yang sudah pasrah jika Kevin akan memarahinya.Kevin menoleh. Kemudian tersenyum kepada istrinya itu. “Harus dengan cara apa, saya bisa memarahi kamu agar kamu berhenti membahas dia?”Jasmine menunduk malu. Suara Kevin yang penuh dengan penekanan itu berhasil membuat Jasmine ketakutan.Namun, pria itu tidak memarahinya. Hanya geleng-geleng kepala sambil membalikan daging di atas panggangan.

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-01
  • Menikah dengan CEO Dingin   Sudah Siap dihantam

    Jasmine menggaruk rambut yang tak gatal. “Eeum … kan, Mas Kevin udah lama nggak anu.”“Terus?” Kevin semakin penasaran.“Duh! Gimana ngomongnya, yaa. Jadi takut saya, Mas.”Kevin menghela napasnya dengan panjang. “Mungkin, malam ini saya tidak akan menyentuhmu dulu. Karena saya masih mengumpulkan keberanian.”“Keberanian? Sama, saya juga.”Kevin terkekeh pelan. “Yang dikatakan oleh Andrian, apa?”“Oh, iyaa. Tapi, jangan sampai teringat masa lalu Mas Kevin, yaa?”Kevin mengangguk. “Kamu orang baru, bukan orang lama. Sudah pasti beda rasanya. Dan juga, kamu masih gadis.”“Memangnya dulu, Mbak Desi udah bukan gadis?”Kevin tertawa mendengar pertanyaan polos istrinya itu. “Jelas masih gadis lah, Jasmine. Saya penasaran, apa yang dikatakan oleh Andrian ke kamu. Kenapa kamu seperti ketakutan begitu.”

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-01
  • Menikah dengan CEO Dingin   Tersebar di Media

    “Teruslah bicara, agar rasa sakit itu tidak terlalu terasa,” kata Kevin yang sedang berusaha menyatukan miliknya yang terus melesat.“Mas Kevin lagi ngapain?” tanya Jasmine kemudian.Kevin menghela napasnya. “Saya sedang menembus dinding dara kamu, Jasmine.”“Oooh … udah masuk bel—“ Jasmine meringis sambil meremas pundak Kevin, kala benda asing masuk dengan sempurna di bawah sana.“Ssssttt! Ya ampun, sakit banget, Mas!” rintih Jasmine dengan mata terpejam. Air matanya keluar, tak kuasa menahan sakit di pusat intinya itu.Kevin belum bergerak. Masih mengatur napasnya, dengan sorot mata menatap wajah Jasmine yang tengah merintih.Lalu, mengecup kening Jasmine. Cukup lama ia tempelkan di sana. “Terima kasih, karena sudah menjaga kesucian kamu,” bisik Kevin dengan lembut.“Saya tidak akan bergerak sebelum kamu terbiasa,” ucapnya kembali. Kemud

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-02

Bab terbaru

  • Menikah dengan CEO Dingin   Tamat!

    Justin mengangguk setuju. “Kamu bener, Jasmine. Si Kevin bakal rugi kalau nggak mau Gita dijodohin sama anakku. Orang ganteng-ganteng gini. Iya, nggak?”Jasmine terkekeh sembari menganggukkan kepalanya. “Yang ini namanya siapa, Pak? Kan, sudah ada di sini.”“Anak yang pertama yang mana, yaa?” tanya Justin. Ia pun bingung mana anak pertama dan anak kedua.“Yang pertama yang sedang diberi ASI, Pak. Yang ini anak kedua,” kata perawat memberi tahu Justin.“Awas! Jangan sampai keliru. Wajahnya nggak mirip banget kok, Mas. Yang pertama lebih mirip kamu.”Justin menggaruk rambutnya kembali. Ia masih belum bisa membedakan kedua anaknya itu. Kemudian memberikan cengiran kepada istrinya itu.“Nanti beli baju dikasih nama masing-masing. Pesan dua ratus jenis baju beda-beda. Terus border, biar nggak keliru. Aku belum bisa membedakan mana yang pertama dan mana yang kedua,” ucapnya jujur.Selena menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah kocak suaminya itu. “Terserah kamu aja!”Justin kembali m

  • Menikah dengan CEO Dingin   Sudah kodratnya, Selena

    Rosita menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Iya, Pa. Semoga nggak gila kayak papanya aja.”Kini, Antony tak bisa menahan tawanya. Mentertawakan Justin, kapan lagi. Sementara orang yang sedang mereka bicarakan tidak peduli bahkan tidak menyadari.“Justin!” panggil Antony kemudian.Justin menatap sang papa dengan malas. “Ada apa sih, Pa?” tanyanya dengan lemas.“Nama anak-anak kamu, sudah kamu siapkan?”Justin mengangguk pelan. “Udah. Kasih tau kalau Selena udah bangun.”“Dua jam lagi bangun, Justin. Kamu hitung saja. Tebakan Papa pasti bener.”Justin tak peduli. Yang ia pedulikan kini menatap Selena agar tidak tertinggal saat Selena membuka matanya.Kevin dan Jasmine baru saja tiba di rumah sakit setelah mendengar kabar dari orang tua Justin mengenai Selena yang sudah melahirkan kedua anaknya itu. Sementara orang tua Selena masih di jalan menuju rumah sakit."Belum sadar juga?" tanya Kevin kepada ada kedua orang tua Justin. Karena ia tahu Justin tidak akan menjawab pertanyaannya.Ros

  • Menikah dengan CEO Dingin   Welcome to the World

    Pria itu lantas mengecup kening sang istri. “Kita akan segera melihat bayi-bayi kita. Walaupun harus melakukan perawatan terlebih dahulu di ikubator. “Selena mengulas senyum tipis. “Jangan ke mana-mana, Mas. Temani aku saat operasi nanti.”“Of course, Sayang. Aku akan menemani kamu sampai si twins keluar. Kamu jangan khawatir. Sebelum kamu meminta, aku sudah berniat akan menemani kamu.”Hati Selena sangat tenang mendengarnya. Ia kemudian menjatuhkan kepalanya di bahu Justin. “Terima kasih untuk cinta dan sayang kamu, Mas Justin. Kamu adalah alasan aku untuk bertahan dan berjuang untuk bayi kembar kita.”Justin mengusapi perut buncit Selena dengan lembut. “Anak-anak, Papa. Kita akan segera bertemu. Jangan buat Mama sakit lagi ya, Sayang-sayangnya Papa.”Selena mengulas senyum tipis kala mendengar percakapan Justin dengan bayi-bayi di dalam perutnya.“Maaf ya, Mas. Aku hanya bisa memberi kamu dua anak. Nggak akan bisa lagi kasih kamu anak lagi,” ucap Selena dengan pelan.Justin terseny

  • Menikah dengan CEO Dingin   Mulas

    Justin menutup wajahnya dengan kedua tangannya sembari menangis sesenggukan. Pun dengan Selena. Lebih berduka karena kehilangan Diandra yang belum sempat berbaikan itu.“Justin! Selena! Di mana Diandra?”Kevin dan Jasmine baru tiba di rumah sakit setelah mendengar kabar dari Selena.“Kenapa kalian menangis? Apa yang terjadi dengan Diandra?” tanya Kevin kembali. Kemudian menoleh ke arah Dokter Felix. “Ada apa dengan Diandra, Dok?”Dokter Felix menghela napas pelan. “Bu Diandra sudah pergi menyusul kakaknya, Pak Kevin.”Kevin menganga. Begitu juga dengan Jasmine. Kevin tersenyum pasi seolah tak percaya dengan ucapan Dokter Felix.“Anda sedang bercanda? Diandra baik-baik saja, Dok! Mana mungkin pergi!” ucap Kevin tak percaya.Dokter mengangguk-anggukan kepalanya. “Saya paham. Kalian semua pasti tidak akan percaya dengan ucapan saya jika tidak melihat langsung jasad Bu Diandra yang masih berada di dalam.”Kevin menoleh ke arah pintu ruang operasi. Kemudian masuk ke dalam dengan tergesa-ge

  • Menikah dengan CEO Dingin   Kondis Diandra Sangat Buruk.

    Justin mengendikan bahunya. "Hanya Giandra yang tahu. Walaupun aku bilang nggak siap, ternyata Giandra siap. Mungkin bisa kamu tanyakan saja pada Giandra langsung.""Nggak mau!""Ya udah kalau nggak mau. Aku gak maksa juga."Selena mengerucutkan bibirnya kemudian menoleh ke arah Diandra. Perempuan itu ternyata melihat kehadiran mereka. "Mas?" panggilnya kemudian."Heung? Kenapa, Sayang?"Selena menunjuk Diandra. "Dia sudah terlanjur melihat kita. Sebaiknya kita masuk ke dalam, Mas. Setidaknya memberi semangat untuk perjuangannya."Justin menoleh ke arah Diandra kemudian menatap Selena kembali. "Ayok!" Justin menggenggam tangan Selena lalu masuk ke dalam ruangan persalinan Diandra.Pria itu menepuk bahu Giandra yang tengah duduk di samping Diandra. "Udah bukaan berapa?" tanya Justin kemudian."Baru dua," ucapnya dengan pelan.Justin manggut-manggut. Sementara Selena menghampiri Diandra yang tengah menahan rasa sakit. Namun, tak bersuara sedikit pun. Hanya mengulas senyumnya kepada Sele

  • Menikah dengan CEO Dingin   Diandra akan Menceraikan Giandra

    Giandra menghela napas pelan. "Dari mamanya. Amanda datang ke rumah gue sambil bawa Gino. Kasih tau ke Diandra kalau itu anak gue. Bahkan, dia berani tes DNA kalau gue gak mau mengakuinya."Justin menaikkan alisnya sebelah. "Apa maksudnya si Amanda datang ke rumah? Elo gak pernah nengokin anak elo sih! Jadi marah kan, si Amanda."Giandra menelan salivanya. "Gue gak pernah tengok Gino karena ada Fery. Dia yang bilang kalau gue udah gak punya urusan lagi sama Gino. Ya udah, gue menuruti perintah si Fery. Tapi, ternyata dia jebak gue."Justin manggut-manggut. Ia paham maksud arti dari kata menjebak. Karena pada akhirnya Amanda datang ke rumahnya, membawa Gino yang akhirnya membuat Diandra murka karena tidak tahu menau perihal Giandra memiliki anak dari perempuan lain."Terus, kondisi rumah tangga elo gimana sekarang?" tanya Justin kembali.Giandra mengendikan bahunya. "Dari awal Diandra memang gak pernah cinta sama gue. Gue yang udah jatuh cinta sama dia. Bisa dianggap kalau cinta itu be

  • Menikah dengan CEO Dingin   Dari Mana Diandra Tahu

    Kevin memiringkan kepalanya menatap Justin. “Ketemu Diandra di toko donnut? Beliin Selena?”Justin mengangguk. “Iyalah. Buat siapa lagi!”Kevin tersenyum miring. “Ketemu Diandra, terus nyapa elo? Biasanya gak pernah nyapa sama sekali bahkan kata elo udah kayak warga negara asing? Cukup aneh. Mau minta maaf kali, ke elo.”“Minta maaf kok gak bilang waktu ketemu.”“Siapa tahu lupa.”“Mana mungkin lupa. Minta maaf itu harus pake niat. Otomatis pasti akan keinget terus.”“Ya udah. Gue juga gak tahu alasannya kenapa. Yang penting elo bersikap biasa aja sama Diandra.”Justin menghela napas pelan. “Kalau dia mau damai sama gue, semuanya selesai. Tapi, kalau damainya karena lagi berantem sama Giandra, patut dicurigai.”“Pinter! Jangan sampai elo tergoda oleh bujuk rayunya Diandra. Selena jauh lebih baik dari dia. Diandra juga baik. Tapi, istri elo saat ini Selena, bukan Diandra. Dia hanya masa lalu elo. Jangan goyah hanya karena tahu Diandra lagi marahan sama lakinya.”Justin menganggukkan ke

  • Menikah dengan CEO Dingin   Bohong

    Kini, kondisi Selena sudah terlihat sedikit lebih baik. Hanya main sekali tidak masalah menurutnya.Selena menganggukkan kepalanya. “Silakan, Mas Justin!” ucapnya dengan lembut.Justin lantas mengecup kening Selena dan mengulas senyumnya. “Terima kasih, Sayang. Aku janji, hanya kelembutan yang akan aku lakukan padamu.”Selena mengangguk. “I trust you!”Justin pun memulainya. Membuka seluruh pakaian yang ia kenakan. Kemudian pakaian Selena. Penetrasi terlebih dahulu tentunya. Walau sinyal itu sudah terpancar begitu terang, Justin tidak akan selonong boy begitu saja.Memanjakan istri juga harus. Agar menggapai kenikmatan masing-masing. Tak ingin egois adalah salah satu sikap Justin yang paling baik jika dalam hal berhubungan intim.**Pagi hari telah tiba. Terik matahari mulai menyinari bumi. Mengintip di balik tirai jendela, mencoba masuk ke dalam tirai jendela kamar. Tidur terlelap setelah pergumulan semalam yang menurut Selena begitu indah.Penuh dengan kelembutan sesuai dengan janji

  • Menikah dengan CEO Dingin   Sure!

    Justin menghela napasnya. “Surat ini … sengaja dia kasih ke kamu agar kamu membalas cinta dia? Selama ini kamu pura-pura cinta sama aku, padahal mencintai Andrian. Begitu?”Jelas perempuan itu menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tangannya beradu karena harus mencari alasan yang logis agar Justin tidak marah padanya.“Lalu apa, Selena?” tanya Justin dengan suara menekan.Selena menghela napas pelan. “Maaf, Mas. Aku hanya ingin menyimpannya sebagai kenang-kenangan dari dia. Nggak ada lagi selain itu. Soal cinta, aku hanya mencintai kamu. Nggak ada lagi selain kamu.”Selena menatap Justin agar pria itu tahu, dia sedang berbicara dengan serius. Agar Justin paham dan mengurungkan niatnya untuk memarahinya.Justin memang tak berani memarahi Selena dalam keadaan hamil seperti ini. Yang dia lakukan hanya memutus kalung tersebut kemudian membuangnya dengan kasar ke lantai.Mata Selena hanya bisa menatap kalung yang kini sudah hancur itu. Sementara Justin pergi dari kamar tersebut. Namun, saa

DMCA.com Protection Status