Share

Jaga Diri saja

last update Last Updated: 2023-07-13 09:03:54

Di pagi hari. Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi. Jasmine bangun dari tidurnya. Masih dalam keadaan polos karena pergulatan semalam yang memakan waktu yang cukup lama.

Tiba-tiba perutnya kram. Ia pun meringis kesakitan sambil memegangi perutnya.

"Sstt! Kenapa perutku kram sekali," lirihnya sembari memegangi perut buncitnya itu.

Kevin lantas terbangun kala mendengar rintihan Jasmine. Pria itu segera bangun dari tidurnya. Menatap Jasmine dengan rasa panik yang tidak karuan.

"Kamu kenapa, Jasmine?" tanyanya sembari memegangi perut Jasmine.

"Tiba-tiba perut saya kram, Mas. Sakit banget."

Mendengar rintihan Jasmine, Kevin bergegas mengenakan pakaian. Juga Jasmine, ia kenakan daster seadanya.

Membawa perempuan itu ke dalam mobil, menuju rumah sakit.

"Tidak ada darah keluar, kan?" tanya Kevin sembari mengusapi rambut istrinya itu.

Jasmine menggeleng pelan. Tangannya memegang erat kaus yang dikenakan Kevin. Rasa sakit itu kian terasa di perutnya.

"Sejak kapan rasa sakit itu datang, heum?"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menikah dengan CEO Dingin   Namanya juga Lupa

    Kevin tersenyum mendengarnya. “Tidak ada perempuan seksi di sini, Sayang. Hanya bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah tua.”“Baguslah. Ya sudah. Saya mau lanjut makan lagi, yaa.”“Iya, Sayang.”Kevin menutup panggilan tersebut. Pikirannya terus melayang pada ucapan Jasmine yang seketika mengingatkan dirinya agar jaga diri.‘Perasaanku memang sudah tidak enak sedari tadi. Mungkin batin Jasmine juga merasakannya. Tapi, apa yang aku khawatirkan di sini? Sedangkan di sini, tidak ada yang membuatku curiga,’ ucapnya dalam hati.“Kevin?” Seseorang memanggil nama pria itu.‘Perasaanku memang sudah tidak enak sedari tadi. Mungkin batin Jasmine juga merasakannya. Tapi, apa yang aku khawatirkan di sini? Sedangkan di sini, tidak ada yang membuatku curiga,’ ucapnya dalam hati.“Kevin?” Seseorang memanggil nama pria itu.Kevin menoleh dengan pelan ke arah sumber suara. Menghela napasnya dengan pelan, kemudian membuang muka kembali.“Ngapain lo di sini?” tanya Kevin datar.Pria itu yang tak lain adalah

    Last Updated : 2023-07-13
  • Menikah dengan CEO Dingin   Godaan masih Datang

    "Sekarang kan udah nggak. Kan gue mau nikah, sama Desi. Gimana sih, lo! Si Desi sama Gemma udah cerai, kan?"Kevin menganggukkan kepalanya. "Iyaa. Undang gue, kalau mau nikah sama dia. Jangan lupa, bahagiain dia. Supaya nggak ganggu gue lagi.""Pasti!! Gue akan bahagiakan Desi."Justin tertawa sambil melahap kacang almond. 'Udah mabuk beneran ini anak. Mana mau, gue nikah sama cewek asal masuk goa kayak dia! Mending nyari yang gadis, kalau gak bisa dapetin Jasmine,' ucapnya dalam hati.Kevin mendongakan wajahnya. Kemudian menerbitkan senyumnya dengan lebar. "Sayang ... kok kamu ada di sini? Mau jemput aku pulang, yaa?"Justin menarik tangan Kevin. "Bawa pulang! Dan lakukan apa yang sudah kita rencanakan!"“Jangan ngomong doang! Elo juga harus ikut. Siapa yang akan rekam semuanya, kalau elo nggak ikut! Gimana sih!” sengal perempuan itu kepada Justin.Pria itu lantas mengacak rambutnya. “Tapi, gue nggak mau sampai ketahuan Jasmine. Kalau ketahuan, dia nggak akan mau sama gue!”Perempuan

    Last Updated : 2023-07-13
  • Menikah dengan CEO Dingin   Sudah Melakukan Kesalahan Besar

    Hampir lima belas menit lamanya, Desi melakukan permainan sendirian. Dengan Kevin yang meracau jika dirinya tidak bisa melakukannya lantaran menganggap jika Desi adalah Jasmine.Tidak bisa melakukannya karena perintah dokter. Untuk libur dulu, agar kandungan Jasmine kembali pulih.“Sayang, stop. Nanti perutmu sakit lagi. Saya tidak ingin menyakiti anak kita,” lirih Kevin dengan pelan.Desi menghentikan aksinya. ‘Anak kita? Berarti … Jasmine sedang hamil?’ ucapnya dalam hati.Desi menggelengkan kepalanya. Masa bodoh dengan kondisi Jasmine yang sedang mengandung itu.“Sayang … kamu jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja. Hanya sebentar saja. Tidak akan melukai siapa pun,” ucap Desi dengan manis.“Ouuhh!” Kevin yang berada di bawah itu hanya menikmati hujaman yang dilakukan oleh mantan istrinya itu.Seandainya dia tahu, dia pasti akan segera keluar dari kamar itu. Tidak sudi, tidur dengan orang yang sudah menanam penyakit dalam dirinya.Hanya saja, kondisi Kevin sedang mabuk. Bahkan, i

    Last Updated : 2023-07-13
  • Menikah dengan CEO Dingin   Saya tidak mau Pisah

    “Ya. Saya tidur dengan dia. Tapi, sumpah demi Tuhan. Saya tidak tahu menau soal ini. Saya dijebak, Andrian. Ada yang menjebak saya!”Andrian menganggukkan kepalanya. “Ya. Saya percaya pada Anda, Pak Kevin. Mana mungkin Anda tega melakukan itu semua pada Jasmine. Anda tidak mungkin mengkhianati Jasmine.”Kevin memijat keningnya. “Semoga Desi tidak bicara apa pun pada Jasmine. Apalagi dengan sengaja, memperlihatkannya.”“Itu yang saya khawatirkan, Pak. Khawatir Bu Desi menjebak Anda dengan cara tidur bersama. Kemudian memberikan video itu pada Jasmine.”Semakin terasa pecah lah otak Kevin. Kembali, pria itu menjambak rambutnya dengan kedua tangannya.“Anda sudah menghubunginya?” tanya Andrian kemudian.“Aaah iya. Alasan menginap di rumah kamu saja. Karena ada kerjaan urgent.”Andrian mengangguk. Sementara Kevin mencoba menghubungi Jasmine. Namun, hingga dering terakhir, perempuan itu tidak menerima panggilan darinya.“Ke mana Jasmine? Kenapa panggilanku tidak diangkat-angkat,” gumam Kev

    Last Updated : 2023-07-14
  • Menikah dengan CEO Dingin   Maafkan Saya

    “Tapi saya ingin. Orang yang sudah melakukan kesalahan memang tidak pernah mau menerima keputusan apa pun. Begitu juga dengan Mas Kevin. Terserah! Jika memang Mas Kevin tidak mau pisah, biar saya saja yang urus semuanya!”Ranti bangun dari duduknya. Memegang kedua tangan Jasmine. Menatapnya penuh dengan memohon.“Jangan ya, Sayang. Mama mohon sekali lagi. Demi Mama. Demi calon anak kamu.” Ranti memegang dengan erat tangan Jasmine.Jasmine menggeleng pelan. “Maafkan saya, Ma. Sekali selingkuh, ke depannya pasti akan selingkuh. Saya nggak mau, Ma. Terlebih, Mas Kevin pernah tertular penyakit kelamin dari Mbak Desi.”Ranti menganga. Pun dengan Edward. Semua tampak terkejut mendengar penuturan Jasmine. Tubuh Ranti seketika menjadi lemas. Tak mampu berdiri dengan tegak.“A—apa?!” Ranti benar-benar tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Jasmine.Kevin terdiam. Hanya diam. Kemudian mengusap air matanya. Air mata penyesalan, kesedihan, semua campur aduk di dalamnya.“Benar-benar keterlalu

    Last Updated : 2023-07-14
  • Menikah dengan CEO Dingin   Yang Tabah

    Kevin menganggukkan kepalanya pelan. "Untuk apa mencari penyakit, Dok? Saya sudah punya Jasmine. Yang lebih bersih. Bebas dari penyakit aneh itu," ucapnya dengan lemas.Dokter Felix menganggukkan kepalanya. Kemudian, dengan segera pria itu melakukan pemeriksaan kepada Kevin sebelum penyakit itu semakin menyebar dan sulit untuk disembuhkan."Sudah kuduga. Memang benar, penyakit itu berasal dari mantan istri Anda, Pak Kevin. Baru melakukan sekali saja, penyakit itu sudah menempel di kelamin Anda. Belum mandi, yaa? Sisa-sisa cairan Bu Desi saja masih menempel."Dokter Felix geleng-geleng kepala kala memeriksakan kondisi kelamin Kevin."Jadi, penyakit itu menular lagi pada saya?" tanya Kevin setengah putus asa.Dokter Felix mengangguk. "Sedang saya bersihkan. Jangan lupa, minum obatnya. Dan juga ... mandi yang bersih. Di leher Pak Kevin juga ada tanda cinta. Tidak mungkin jika Bu Jasmine yang melakukannya."Kevin menutup matanya dengan tangan kirinya. Menelan salivanya dengan pelan, kemud

    Last Updated : 2023-07-15
  • Menikah dengan CEO Dingin   Jangan Sampai Jasmine Dekat dengan Justin

    Jasmine mengangguk dengan pelan. "Makanya saya ingin Mas Kevin berjuang demi mempertahankan rumah tangganya. Memangnya nggak sakit, mengucapkan apa yang Mama suruh tadi."Ya. Jasmine berkata seperti itu karena titah dari Ranti. Agar Kevin tahu, betapa fatalnya apa yang sudah dia lakukan kepada Jasmine. Berakibat buruk yang sudah dia lakukan itu.Melukai hati Jasmine, dibalas dengan luka yang amat sangat menusuk relung hati. Semua itu Ranti lakukan agar anaknya bisa menjadi lebih baik lagi. Agar Kevin bisa lebih waspada lagi."Maafkan Mama. Mama hanya ingin yang terbaik untuk kalian. Biarkan Kevin merenung. Meratapi semua yang sudah dia lakukan. Dan ... agar jangan bertindak gegabah. Kalau Kevin benar-benar dijebak, kamu mau kan, memaafkan dia?"Jasmine menganggukkan kepalanya dengan pelan. "Jika memang itu jebakan, saya tidak akan mau memaafkan orang yang sudah menjebaknya. Dia melakukan itu karena pasti ingin rumah tangga saya hancur. Tapi, kalau memang Mas Kevin sengaja melakukannya

    Last Updated : 2023-07-16
  • Menikah dengan CEO Dingin   Surat dari Pengadilan Agama

    Andrian terkekeh pelan. “Nama Desi sudah diblacklist untuk masuk ke rumah ini, Bu Desi yang terhormat!”“Andrian! Kenapa kamu yang menerimanya. Ini nomornya Mas Kevin, kan?”“Ya, benar. Nomor ini memang milik Pak Kevin. Tapi, Pak Kevinnya sudah tidur. Dan Anda … mohon maaf, Anda sudah dilarang masuk ke dalam rumah ini lagi.”“Arrgghh! Kenapa? Kenapa saya dilarang masuk, huh?” tanya Desi kembali.“Karena Anda sudah berani menjebak Pak Kevin.”“Menjebak? Hei! Sudah berapa kali saya katakan pada kalian semua. Saya tidak menjebak Mas Kevin. Dia sendiri yang sudah membawa saya ke hotel. Merangkul saya, masuk ke kamar yang sudah dipesan olehnya.”Andrian menoleh pada Kevin, yang dibalas dengan gelengan kepala oleh pria itu. Andrian mengangguk. Ia memang tidak akan percaya dengan ucapan bualan yang diucapkan oleh Desi.“Begitu? Kalau memang Anda tidak menjebak Pak Kevin, lantas kenapa Anda sengaja merekam adegan tersebut, dan mengirimkannya kepada Jasmine? Bukankah itu semua satu kesengajaan

    Last Updated : 2023-07-16

Latest chapter

  • Menikah dengan CEO Dingin   Tamat!

    Justin mengangguk setuju. “Kamu bener, Jasmine. Si Kevin bakal rugi kalau nggak mau Gita dijodohin sama anakku. Orang ganteng-ganteng gini. Iya, nggak?”Jasmine terkekeh sembari menganggukkan kepalanya. “Yang ini namanya siapa, Pak? Kan, sudah ada di sini.”“Anak yang pertama yang mana, yaa?” tanya Justin. Ia pun bingung mana anak pertama dan anak kedua.“Yang pertama yang sedang diberi ASI, Pak. Yang ini anak kedua,” kata perawat memberi tahu Justin.“Awas! Jangan sampai keliru. Wajahnya nggak mirip banget kok, Mas. Yang pertama lebih mirip kamu.”Justin menggaruk rambutnya kembali. Ia masih belum bisa membedakan kedua anaknya itu. Kemudian memberikan cengiran kepada istrinya itu.“Nanti beli baju dikasih nama masing-masing. Pesan dua ratus jenis baju beda-beda. Terus border, biar nggak keliru. Aku belum bisa membedakan mana yang pertama dan mana yang kedua,” ucapnya jujur.Selena menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah kocak suaminya itu. “Terserah kamu aja!”Justin kembali m

  • Menikah dengan CEO Dingin   Sudah kodratnya, Selena

    Rosita menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Iya, Pa. Semoga nggak gila kayak papanya aja.”Kini, Antony tak bisa menahan tawanya. Mentertawakan Justin, kapan lagi. Sementara orang yang sedang mereka bicarakan tidak peduli bahkan tidak menyadari.“Justin!” panggil Antony kemudian.Justin menatap sang papa dengan malas. “Ada apa sih, Pa?” tanyanya dengan lemas.“Nama anak-anak kamu, sudah kamu siapkan?”Justin mengangguk pelan. “Udah. Kasih tau kalau Selena udah bangun.”“Dua jam lagi bangun, Justin. Kamu hitung saja. Tebakan Papa pasti bener.”Justin tak peduli. Yang ia pedulikan kini menatap Selena agar tidak tertinggal saat Selena membuka matanya.Kevin dan Jasmine baru saja tiba di rumah sakit setelah mendengar kabar dari orang tua Justin mengenai Selena yang sudah melahirkan kedua anaknya itu. Sementara orang tua Selena masih di jalan menuju rumah sakit."Belum sadar juga?" tanya Kevin kepada ada kedua orang tua Justin. Karena ia tahu Justin tidak akan menjawab pertanyaannya.Ros

  • Menikah dengan CEO Dingin   Welcome to the World

    Pria itu lantas mengecup kening sang istri. “Kita akan segera melihat bayi-bayi kita. Walaupun harus melakukan perawatan terlebih dahulu di ikubator. “Selena mengulas senyum tipis. “Jangan ke mana-mana, Mas. Temani aku saat operasi nanti.”“Of course, Sayang. Aku akan menemani kamu sampai si twins keluar. Kamu jangan khawatir. Sebelum kamu meminta, aku sudah berniat akan menemani kamu.”Hati Selena sangat tenang mendengarnya. Ia kemudian menjatuhkan kepalanya di bahu Justin. “Terima kasih untuk cinta dan sayang kamu, Mas Justin. Kamu adalah alasan aku untuk bertahan dan berjuang untuk bayi kembar kita.”Justin mengusapi perut buncit Selena dengan lembut. “Anak-anak, Papa. Kita akan segera bertemu. Jangan buat Mama sakit lagi ya, Sayang-sayangnya Papa.”Selena mengulas senyum tipis kala mendengar percakapan Justin dengan bayi-bayi di dalam perutnya.“Maaf ya, Mas. Aku hanya bisa memberi kamu dua anak. Nggak akan bisa lagi kasih kamu anak lagi,” ucap Selena dengan pelan.Justin terseny

  • Menikah dengan CEO Dingin   Mulas

    Justin menutup wajahnya dengan kedua tangannya sembari menangis sesenggukan. Pun dengan Selena. Lebih berduka karena kehilangan Diandra yang belum sempat berbaikan itu.“Justin! Selena! Di mana Diandra?”Kevin dan Jasmine baru tiba di rumah sakit setelah mendengar kabar dari Selena.“Kenapa kalian menangis? Apa yang terjadi dengan Diandra?” tanya Kevin kembali. Kemudian menoleh ke arah Dokter Felix. “Ada apa dengan Diandra, Dok?”Dokter Felix menghela napas pelan. “Bu Diandra sudah pergi menyusul kakaknya, Pak Kevin.”Kevin menganga. Begitu juga dengan Jasmine. Kevin tersenyum pasi seolah tak percaya dengan ucapan Dokter Felix.“Anda sedang bercanda? Diandra baik-baik saja, Dok! Mana mungkin pergi!” ucap Kevin tak percaya.Dokter mengangguk-anggukan kepalanya. “Saya paham. Kalian semua pasti tidak akan percaya dengan ucapan saya jika tidak melihat langsung jasad Bu Diandra yang masih berada di dalam.”Kevin menoleh ke arah pintu ruang operasi. Kemudian masuk ke dalam dengan tergesa-ge

  • Menikah dengan CEO Dingin   Kondis Diandra Sangat Buruk.

    Justin mengendikan bahunya. "Hanya Giandra yang tahu. Walaupun aku bilang nggak siap, ternyata Giandra siap. Mungkin bisa kamu tanyakan saja pada Giandra langsung.""Nggak mau!""Ya udah kalau nggak mau. Aku gak maksa juga."Selena mengerucutkan bibirnya kemudian menoleh ke arah Diandra. Perempuan itu ternyata melihat kehadiran mereka. "Mas?" panggilnya kemudian."Heung? Kenapa, Sayang?"Selena menunjuk Diandra. "Dia sudah terlanjur melihat kita. Sebaiknya kita masuk ke dalam, Mas. Setidaknya memberi semangat untuk perjuangannya."Justin menoleh ke arah Diandra kemudian menatap Selena kembali. "Ayok!" Justin menggenggam tangan Selena lalu masuk ke dalam ruangan persalinan Diandra.Pria itu menepuk bahu Giandra yang tengah duduk di samping Diandra. "Udah bukaan berapa?" tanya Justin kemudian."Baru dua," ucapnya dengan pelan.Justin manggut-manggut. Sementara Selena menghampiri Diandra yang tengah menahan rasa sakit. Namun, tak bersuara sedikit pun. Hanya mengulas senyumnya kepada Sele

  • Menikah dengan CEO Dingin   Diandra akan Menceraikan Giandra

    Giandra menghela napas pelan. "Dari mamanya. Amanda datang ke rumah gue sambil bawa Gino. Kasih tau ke Diandra kalau itu anak gue. Bahkan, dia berani tes DNA kalau gue gak mau mengakuinya."Justin menaikkan alisnya sebelah. "Apa maksudnya si Amanda datang ke rumah? Elo gak pernah nengokin anak elo sih! Jadi marah kan, si Amanda."Giandra menelan salivanya. "Gue gak pernah tengok Gino karena ada Fery. Dia yang bilang kalau gue udah gak punya urusan lagi sama Gino. Ya udah, gue menuruti perintah si Fery. Tapi, ternyata dia jebak gue."Justin manggut-manggut. Ia paham maksud arti dari kata menjebak. Karena pada akhirnya Amanda datang ke rumahnya, membawa Gino yang akhirnya membuat Diandra murka karena tidak tahu menau perihal Giandra memiliki anak dari perempuan lain."Terus, kondisi rumah tangga elo gimana sekarang?" tanya Justin kembali.Giandra mengendikan bahunya. "Dari awal Diandra memang gak pernah cinta sama gue. Gue yang udah jatuh cinta sama dia. Bisa dianggap kalau cinta itu be

  • Menikah dengan CEO Dingin   Dari Mana Diandra Tahu

    Kevin memiringkan kepalanya menatap Justin. “Ketemu Diandra di toko donnut? Beliin Selena?”Justin mengangguk. “Iyalah. Buat siapa lagi!”Kevin tersenyum miring. “Ketemu Diandra, terus nyapa elo? Biasanya gak pernah nyapa sama sekali bahkan kata elo udah kayak warga negara asing? Cukup aneh. Mau minta maaf kali, ke elo.”“Minta maaf kok gak bilang waktu ketemu.”“Siapa tahu lupa.”“Mana mungkin lupa. Minta maaf itu harus pake niat. Otomatis pasti akan keinget terus.”“Ya udah. Gue juga gak tahu alasannya kenapa. Yang penting elo bersikap biasa aja sama Diandra.”Justin menghela napas pelan. “Kalau dia mau damai sama gue, semuanya selesai. Tapi, kalau damainya karena lagi berantem sama Giandra, patut dicurigai.”“Pinter! Jangan sampai elo tergoda oleh bujuk rayunya Diandra. Selena jauh lebih baik dari dia. Diandra juga baik. Tapi, istri elo saat ini Selena, bukan Diandra. Dia hanya masa lalu elo. Jangan goyah hanya karena tahu Diandra lagi marahan sama lakinya.”Justin menganggukkan ke

  • Menikah dengan CEO Dingin   Bohong

    Kini, kondisi Selena sudah terlihat sedikit lebih baik. Hanya main sekali tidak masalah menurutnya.Selena menganggukkan kepalanya. “Silakan, Mas Justin!” ucapnya dengan lembut.Justin lantas mengecup kening Selena dan mengulas senyumnya. “Terima kasih, Sayang. Aku janji, hanya kelembutan yang akan aku lakukan padamu.”Selena mengangguk. “I trust you!”Justin pun memulainya. Membuka seluruh pakaian yang ia kenakan. Kemudian pakaian Selena. Penetrasi terlebih dahulu tentunya. Walau sinyal itu sudah terpancar begitu terang, Justin tidak akan selonong boy begitu saja.Memanjakan istri juga harus. Agar menggapai kenikmatan masing-masing. Tak ingin egois adalah salah satu sikap Justin yang paling baik jika dalam hal berhubungan intim.**Pagi hari telah tiba. Terik matahari mulai menyinari bumi. Mengintip di balik tirai jendela, mencoba masuk ke dalam tirai jendela kamar. Tidur terlelap setelah pergumulan semalam yang menurut Selena begitu indah.Penuh dengan kelembutan sesuai dengan janji

  • Menikah dengan CEO Dingin   Sure!

    Justin menghela napasnya. “Surat ini … sengaja dia kasih ke kamu agar kamu membalas cinta dia? Selama ini kamu pura-pura cinta sama aku, padahal mencintai Andrian. Begitu?”Jelas perempuan itu menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tangannya beradu karena harus mencari alasan yang logis agar Justin tidak marah padanya.“Lalu apa, Selena?” tanya Justin dengan suara menekan.Selena menghela napas pelan. “Maaf, Mas. Aku hanya ingin menyimpannya sebagai kenang-kenangan dari dia. Nggak ada lagi selain itu. Soal cinta, aku hanya mencintai kamu. Nggak ada lagi selain kamu.”Selena menatap Justin agar pria itu tahu, dia sedang berbicara dengan serius. Agar Justin paham dan mengurungkan niatnya untuk memarahinya.Justin memang tak berani memarahi Selena dalam keadaan hamil seperti ini. Yang dia lakukan hanya memutus kalung tersebut kemudian membuangnya dengan kasar ke lantai.Mata Selena hanya bisa menatap kalung yang kini sudah hancur itu. Sementara Justin pergi dari kamar tersebut. Namun, saa

DMCA.com Protection Status