Share

Bab 59

Author: Puput Pelangi
last update Last Updated: 2024-07-09 17:27:23

“Ekhem.” Furqon akhirnya memilih berdeham. “Iya, Fe,” sahut Furqon akhirnya, sambil mengulas senyumnya. “Untuk jadi orang tua memang tanggung jawab yang besar. Kalau belum siap memang lebih baik jangan,” tambah Furqon.

“Beneran?” Feiza balas menatap Furqon dengan tajam.

“Iya, Sayang.” Furqon kembali mengulas senyuman lebar.

Keduanya pun saling berpandangan.

“Kenapa natap aku kayak gitu, sih, Fe?” tanya Furqon setelah beberapa lama kembali mengumbar senyum lebar dengan gigi rapihnya. “Kayak punya dendam kesumat gitu,” lanjut Furqon masih menatap Feiza.

“Huft.” Feiza mengela napas. “Cuma nggak yakin aja sama jawaban njenengan.”

“Astagfirullah, Fe.” Furqon terkekeh. “Aku serius, Feiza,” katanya. “Kalau kamu belum siap hamil, nggak pa-pa, aku setuju juga. Toh, kamu yang nanti akan mengandung dan melahirkan. Badan kamu adalah punya ka
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Puput Pelangi
Masih belum Kak. Barusan sudah up. Maaf kemarin2 masih ngurus yudisium sama wisuda di kampus hehe. Setelah ini diusahakan rajin update lagi seperti dulu. Terima kasiih ...
goodnovel comment avatar
Puput Pelangi
Maaf yaa Kak, kemarin masih ngurus yudisium sama wisuda di kampus. Setelah ini diusahakan rajin update lagi seperti dulu. Terima kasiih ......
goodnovel comment avatar
Puput Pelangi
Hehe iya Kak, kemarin masih ngurus yudisium sama wisuda di kampus Kak. Setelah ini diusahakan rajin update lagi seperti dulu :D Terima kasiih Kak ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 60 (a)

    "Bu Tum, wajahmu kenapa? Kok pucet gitu?" tanya Ririn pada Feiza yang duduk di depannya. "Eh?" Feiza yang sibuk membaca sebuah berkas elektronik di ponsel yang ada di genggaman tangannya menoleh kepada temannya itu. "Masa, sih?" balasnya dengan tanya. "Hm." Ririn menganggukkan kepala. "Kamu sakit?" lanjut gadis itu sambil tanpa permisi meletakkan punggung tangan kanannya ke dahi Feiza, disusul punggung tangan kirinya yang ia letakkan pada dahinya sendiri. "Emm, normal. Nggak panas kok tapi," lanjut Ririn menggumam. Feiza langsung mengulas senyuman. "Makasih, ya, udah perhatian, Beb. Tapi alhamdulillah, aku emang lagi nggak sakit kok," tutur Feiza lalu lembut menyingkirkan tangan Ririn yang ada di dahinya. "Beneran?" tanya Ririn tidak yakin. "Iyaa." Feiza mengangguk mantap. "Oke, deh. Alhamdulillah kalau gitu." Ririn tersenyum yang juga langsung dibalas senyuman oleh Feiza. "Tummm. Tum Feizaa." Tiba-tiba sebuah suara terdengar menggelegar, memanggil nama Feiza dari ara

    Last Updated : 2024-07-23
  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 60 (b)

    “Feiza?” Fahmi yang tampak duduk di salah satu bangku kayu yang ada di basecamp DEMA FTIK membulatkan kedua matanya mendapati kehadiran Feiza yang baru saja masuk ke dalam basecamp itu tak jauh darinya di depan pintu. “Mi.” Feiza menatap tajam ke arah Fahmi, seolah melampiaskan kekesalannya kini. Perempuan itu kemudian segera menatap lurus ke depan dan mengucapkan salam, “Assalamu’alaikum.” “Wa’alaikumussalam.” Salam Feiza langsung dijawab serentak oleh orang-orang yang ada di dalam ruangan itu dan perempuan itu pun segera menjadi pusat perhatian bagi seluruh pasang manik mata yang ada di sana. “Tum Feiza?” Salah satu pengurus DEMA yang Feiza lupa namanya cepat-cepat datang menghampirinya. “Ada apa, Tum? Nyari siapa? Nyari wakilnya, ya? Tuh, daritadi keukeuh mau duduk di situ,” cerocos laki-laki berkumis tipis dan berkacamata itu pelan. Feiza menatap sebentar ke arah Fahmi dengan lirikan sebal lantas kembali memandang laki-laki yang ada di depannya. “He he. Nggak, Kak. Sa

    Last Updated : 2024-07-25
  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 61

    Dua orang itu saling tatap dalam sunyi. Tenggelam dalam pikiran sendiri-sendiri. Hingga beberapa waktu kemudian, Feiza kembali buka suara kepada Fahmi yang berdiri di sisi kirinya. “Aku nggak tahu maksud kamu apa. Tapi tolong, Fahmi. Ke depannya jangan bergerak sendiri kalau itu menyangkut HMJ kita.” Feiza sengaja kembali membawa HMJ sebagai bahan obrolan mereka untuk menenangkan dirinya. Fahmi pun merekahkan senyum di wajahnya lantas menganggukkan kepala. "Pasti, Fe," jawabnya. "Kamu ketuaku dan aku wakil kamu. Aku nggak akan berani bertindak tanpa ngasih tahu kamu terlebih dahulu." Feiza diam tidak segera merespons ucapan laki-laki yang ada di depannya itu. Beberapa sekon, Feiza kemudian mengangguk. "Makasih, Mi," ucapnya. "Soal peminjaman aula, biar aku aja yang komunikasikan sama Pak Pres. Kamu tolong bantu ketupel acara kita aja untuk nyiapin plan B, bersiap menghadapi situasi terburuk yang mungkin dapat terjadi," sambung Feiza lagi. "Oke siap, Bu Tum Feiza." Pelan Feiza

    Last Updated : 2024-07-27
  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 62

    "Mas," ucap Feiza pelan pada akhirnya. "Iya, Fe?" balas Furqon yang masih serius menatap Feiza. "Bukan masalah itu yang mau aku bicarakan dengan njenengan." Ekspresi wajah Furqon langsung berubah kebingungan. "Lalu, masalah apa?" tanyanya. Feiza menghela napas lalu kembali memasang wajah kesalnya. "Bukan masalah itu yang mau kubicarakan, Mas. Yang mau kubahas adalah soal DEMA FTIK yang seenaknya menggeser HMJ PGMI buat pakai aula B di tanggal 12." Kedua mata Furqon langsung mengerjap. "Apa?" desisnya. Feiza mencebikkan mulutnya. "Njenengan tuh jahat banget tahu nggak?! Kok bisa aula gedung B dipinjam sama DEMA F, padahal PGMI dulu yang mengajukan peminjaman, Mas? Njenengan pakai orang dalam, ya?" Furqon mengerutkan kening mencoba mencerna apa yang baru saja dikatakan Feiza. "Tunggu, tunggu!" ucap Furqon tak berselang lama. "Feiza," panggilnya masih menatap wajah cantik Feiza. "Kamu ... bukan mau komplain karena sedang hamil?" Laki-laki itu berpindah menatap tangan kanan

    Last Updated : 2024-07-28
  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 63

    Sesampainya Feiza di dalam kamar indekosnya di Rumah Kos Putri Citra, perempuan itu langsung menangis sejadi-jadinya.Ia merasa sangat sedih, marah, kesal, juga kecewa. Apa yang beberapa minggu ini ia usahakan bersama teman-temannya di Himpunan Mahasiswa terancam akan gagal berjalan sesuai yang mereka rencanakan.Ella yang melihat tangisan Feiza langsung merasa panik sekaligus heran. Sebab, ia tidak pernah melihat Feiza menangis sampai seperti itu.“Fe, kenapa? Kok nangis?” tanya Ella bernada khawatir setelah meletakkan semangkuk mie instan yang baru saja gadis cantik itu masak di dapur umum di atas meja belajar lipatnya yang serbaguna. Kadang meja itu dipakainya untuk belajar, kadang dipakainya pula untuk menyantap makanan.“Fe, ada apa?” panik Ella sembari menyentuh bahu Feiza setelah menghampirinya yang duduk di atas kasur bagiannya.Feiza hanya diam dalam tangisnya.“Jangan bikin panik gini, dong! Kamu kenapa, Fe?” Ella kemba

    Last Updated : 2024-07-29
  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 64

    Jlek! Feiza menutup pintu mobil Furqon dengan keras. Sedetik setelahnya, perempuan itu langsung menghempas punggungnya ke sandaran kursi duduk mobil yang ada di sebelah kemudi setelah mendudukkan diri. "Njenengan mau apa?" desau Feiza tanpa menatap sosok laki-laki yang duduk di sebelah kanannya. "Hah." Furqon terdengar menghela napasnya. "Kamu sedang PMS, ya?" katanya balik bertanya setelah beberapa detik membuat jeda. Feiza ikut menghela napas kemudian menjawab Furqon. "Emang," balasnya dengan nada sewot. Furqon mengangguk-angguk. "Ternyata betulan nggak hamil," katanya tanpa suara lalu mengulas sebuah senyum kecil di sudut bibirnya. Feiza tetap diam di posisinya dengan kedua netra yang masih enggan menatap Furqon yang duduk di sampingnya, memilih memandang ke luar apa yang ada di balik kaca mobil bagian depan. Hanya tercipta keheningan. "Njenengan ngapain ke sini malam-malam?" tanya Feiza tak berselang lama. "Kalau ada yang lihat bagaimana?" terdengar nada pasrah na

    Last Updated : 2024-07-30
  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 65

    “Feiza?! Kamu dari mana?”Binta baru saja pulang ke Kos Putri Citra dengan diantarkan salah seorang temannya karena sebelumnya ia pergi berdua setelah dijemput oleh temannya itu, ketika sebelum masuk ke dalam gerbang indekos, ia mendapati Feiza di luar sama seperti dirinya.“Kok jalan kaki, Fe?” Binta menambah pertanyaannya sembari melempar tatap heran terhadap Feiza.Gadis itu menarik kembali tangannya yang semula memegang gagang pintu masuk besi gerbang indekos lalu menjatuhkan tangannya itu lunglai di sebelah badan, menanti jawaban Feiza.Feiza yang cukup terkejut melihat presensi Binta segera mengendalikan ekspresi kagetnya dan menjawab, “Eh. Hai, Ta. Aku habis nyari makan,” tuturnya tak berterus terang.“Owalah, iya.” Binta mengangguk. “Tumben kok jalan kaki,” komentarnya.“He he, iya,” balas Feiza. “Lagi pengen jalan sekalian olahraga.”Binta kembali mengangguk. “Eh, terus makanan kamu mana, Fe? Kok nggak bawa?” tanyanya lagi tak berselang lama, setelah memperhatikan kedua tanga

    Last Updated : 2024-07-31
  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 66 (a)

    Keesokan paginya, Feiza tidak bisa berkata-kata saat mendapati sosok Furqon kembali berdiri di depan gerbang indekosnya ketika ia dan ketiga temannya akan berangkat kuliah. Tidak ada yang bisa perempuan cantik itu lakukan selain memelototkan mata. Kali ini tidak dengan mobil mewahnya, Furqon datang mengendarai motor N-MAXnya dengan tampilan good looking dan tas kuliahnya. Ya, hari ini Feiza dan teman-temannya ada kelas pagi. Sama seperti laki-laki yang menatapnya dalam-dalam kini. Sama seperti Furqon yang hafal jadwal perkuliahan Feiza, belakangan Feiza pun sama. Sungguh, Feiza tidak tahu apa maksud dan niat Furqon datang. Namun, Feiza merasa dirinya benar-benar ingin meledak sekarang. Selain Ella teman sekamarnya dan juga Binta, kedua temannya yang lain yakni Ririn dan Nisa kini pasti akan curiga. Jika bisa Feiza ingin segera menyeret Furqon pergi saat ini juga. “Itu bukannya Pres Furqon? Ngapain dia ke kos kita?” kata Ririn lirih kepada Feiza dan lainnya. “Iya. Ngapain, ya?” ta

    Last Updated : 2024-07-31

Latest chapter

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 104

    "Assalamualaikum. Ada apa, Furqon?" ucap Bu Nyai Farah ketika mengangkat telepon sang putra. "....""Gimana?""...."Feiza tidak dapat mendengar jawaban Furqon sebab Bu Nyai Farah tidak me-loud speaker panggilan teleponnya."Zahra? Zahra sedang sama Umi, Le. Kenapa?""...."Setelah diam beberapa saat mendengar sahutan Furqon lagi, Bu Nyai Farah kini menatap lurus ke arah Feiza. "Kamu bawa HP, Nduk?" ujarnya sembari menjauhkan ponsel dari sisi kepala."Bawa, Umi. Ada apa?" balas Feiza lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam tas selempang kecil miliknya yang ditaruhnya di atas meja."Furqon bilang kamu ndak bisa dihubungi, Zahra. Katanya dia habis nelepon kamu."Cepat, Feiza pun menyalakan ponselnya itu.Benar. Ada beberapa panggilan tak terjawab dari Furqon sejak setengah jam yang lalu.Feiza tidak menyadarinya karena ia mengatur ponselnya dalam mode silent alias diam.Ketika membuka aplikasi perpesanan, Furqon juga mengirim beberapa pesan untuk Feiza.Gus Furqon: Sedang apa Fe? Angkat

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 103

    Feiza memberengut melihat tampilan ruang obrolannya dengan Furqon.Masalahnya satu. Ia belum selesai bicara, tapi Furqon memilih mengakhiri panggilan telepon mereka.Perempuan itu menghela napas berusaha mengusir kekesalan lalu membaringkan diri di atas tempat tidur kamar sang suami."Semoga nggak ada hal buruk yang terjadi," gumamnya lirih.Tak berselang lama, ia menghela napasnya lagi dengan lebih keras lalu bangkit berdiri, membawa kakinya melangkah ke sekeliling kamar sembari mengamati segala piranti yang ada di dalam kamar Furqon.Detik ini bukan kali pertamanya berada di ruangan berukuran cukup besar dengan AC itu. Sudah yang kedua kali. Namun, Feiza baru merasa nyaman pada kesempatan kali ini.Pasalnya ketika pertama kali, Feiza masih belum bisa menerima status pernikahannya dengan Furqon yang terlalu tiba-tiba. Selain itu, Furqon hanya orang asing yang dalam keseharian cukup menyebalkan menurut penilaiannya.Tentu Feiza merasa tidak nyaman karena segala situasinya. Termasuk be

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 102

    Drtt ... Drtt .... Sebuah pesan kembali masuk ke dalam ponsel Feiza. Gus Furqon: Balas Fe Pesan itu dari Furqon, suaminya. Drtt ... Drtt .... Pesan Furqon masuk lagi. Gus Furqon: Kenapa dari tadi cuma dibaca Fe? Drtt ... Drtt .... Gus Furqon: Kamu sedang apa? Feiza mengulas senyum kecil membacanya. Furqon ini ternyata pribadi yang masuk golongan orang tidak sabaran. Sebenarnya, tidak juga, sih. Namun, Feiza merasa begitu karena Furqon yang sejak tadi memberondongnya dengan pertanyaan-pertanyaan serupa perihal di mana dan apa yang sedang dilakukan Feiza. Salah Feiza juga sebenarnya karena tidak segera membalas. Namun, bagaimana lagi? Feiza sebetulnya hendak membalas, tapi ada saja yang harus ia lakukan bersama Bu Nyai Farah sang ibu mertua, hingga sejak tadi, pesan Furqon terpaksa perempuan cantik itu abaikan. Drtt ... Drtt ....Feiza baru saja mengaktifkan keypad ponselnya, hendak mengetik pesan balasan ketika pesan Furqon kembali datang.Gus Furqon: Aku rindu kamuBibir

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 101

    Nurul Faizah Az-Zahra POV"Ada lagi yang mau kamu beli, Nduk?" tanya Umi kepadaku setelah kami berkeliling dengan banyak belanjaan yang dibeli Umi dan kini dibawakan oleh Kang Malik dengan kedua tangannya—yang mana sebagian besar belanjaan itu diperuntukkan Umi Farah untukku.Cepat, tentu aku segera menggelengkan kepala. "Tidak, Umi. Sudah tidak ada," jawabku mantap."Beneran?""Nggeh, Umi." Aku merekahkan senyuman mencoba meyakinkan."Ha ha ha ha ha." Umi langsung menggelakkan tawa yang terdengar begitu renyah dan menyenangkan di telinga. "Ya sudah. Sekarang, kalau begitu mari kita pulang!"Aku kembali tersenyum. Senang. "Nggeh, Umi," balasku."Kang Malik, ayo kita pulang!" ujar Umi kemudian, ganti kepada Kang Malik yang berdiri di belakang kami."Ah, enggeh. Baik, Bu Nyai." Laki-laki yang menurutku masih seumuran dengan Gus Furqon itu mengangguk.Sedetik setelahnya, kami sama-sama mengayunkan tungkai kaki kami pergi menuju jalan keluar plaza."Umi, sebentar," ucapku tak lama setelah

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 100

    Nurul Faizah Az-Zahra POVSepanjang perjalanan, Umi terus mengajakku berbicara, hingga mobil sedan yang disopiri salah satu santri putra abdi ndalem pesantren keluarga Gus Furqon yang baru kutahu namanya Kang Malik—karena Umi memanggilnya begitu tadi ketika keduanya berbincang sebentar—membelokkan mobil yang kami naiki masuk ke dalam area pesantren.Setelah beberapa waktu menempuh perjalanan, kami telah tiba di pondok pesantren asuhan Umi dan Abah Gus Furqon di Kediri.Saat itu aku baru sadar, aku sama sekali tidak membawa masker sekarang, sehingga wajahku tidak dapat kusembunyikan.Bukankah beberapa santri sudah pernah melihat wajahku sebelumnya ketika diajak Umi salat berjemaah di musala pondok putri?Ya, jawabannya adalah iya. Namun, ketika itu mereka pasti hanya melihatnya sekilas. Setidaknya itu yang aku yakini. Dan lagi pula, saat itu di ruangan tertutup sehingga meski ada yang melihat, mestinya tidak banyak.Berbeda jauh jika melihatku di ruang terbuka. Di halaman ndalem kesepu

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 99

    "Zahra," panggil Bu Nyai Farah halus pada Feiza yang kini duduk manis di sampingnya pada kursi penumpang belakang sebuah mobil sedan berwarna hitam yang melaju di jalan raya. "Nggeh, Mi?" balas Feiza segera. Bu Nyai Farah mengembangkan senyumnya. "Ada yang mau Umi tanyakan?" Jantung Feiza langsung berdebar-debar. "Ta-tanya apa, Umi?" balas Feiza pelan dengan perasaan yang entah mengapa menjadi was-was dalam seketika. Bu Nyai Farah mendekatkan dirinya ke arah Feiza—hal yang membuat jantung Feiza semakin berdebar tidak karuan—lantas berbisik pelan ke telinga menantunya itu. "Umi perhatikan wajah kamu sedikit pucat, Zahra. Sedang tidak enak badan?" Feiza merasa kembali dikejutkan. Bukan karena pertanyaan yang diajukan Bu Nyai Farah kepadanya. Namun, sebab apa yang diduga, dipikirkan, dan ditakutkannya ternyata meleset. Perempuan cantik itu diam-diam menghela napasnya dengan penuh kelegaan. Pikiran buruk yang sebelumnya bercokol di kepalanya tidak terjadi. Bu Nyai Farah t

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 98

    "Masyaallah, cantiknya putri menantuku ...." Bu Nyai Farah mengembangkan senyumnya sembari terpana memandang Feiza yang muncul dari dapur dengan sebuah nampan kecil berisi tiga buah cawan teh hangat di tangannya. "Monggo diminum dulu, Umi," ucap Feiza sembari menyajikan teh yang baru dibuatnya itu ke atas meja. "Iya, Zahra." Bu Nyai Farah menganggukkan kepala lalu meraih cawan teh yang ada di depannya yang baru saja disajikan Feiza kemudian pelan menyeruputnya. "Bismillahirrahmanirrahim," ucap Bu Nyai Farah sebelum meminum cairan berwarna kecokelatan itu. "Enak, Nduk." Kemudian pujinya. "He he, terima kasih, Umi." Bu Nyai Farah menganggukkan kepalanya sekali. Kedua netranya menatap sang menantu dalam-dalam. "Kamu terlihat lebih cantik dari yang terakhir kali Umi lihat, Zahra." Tak lama, Bu Nyai Farah kembali melempar pujian untuk Feiza yang kini sudah duduk di sebuah sofa yang tepat berada di depan perempuan paruh baya itu. "Aamiin. Umi bisa saja he he," ucap Feiza. "

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 97

    "Iya, aku memang ngeselin, Feiza. Tapi cuma ke kamu aku seperti ini," ucap Furqon sembari menatap Feiza dalam-dalam. Tangan kanannya bergerak menggenggam tangan kanan istrinya itu perlahan. "Kamu pasanganku. Mungkin memang jodohnya, laki-laki tengil dan menyebalkan sepertiku menikah dengan perempuan galak dan keras kepala seperti kamu."Plak!"Aduh!"Tanpa aba-aba, Feiza memukul lengan Furqon yang ada di depannya dengan tangan kirinya."Sakit, Sayang," lirih Furqon menatap dalam Feiza sembari menampilkan ringisan di wajah tampannya."Rasain," balas Feiza dengan wajah cemberut."Ha ha." Furqon kembali tertawa melihat wajah istrinya yang menurutnya terkesan lucu itu. "Sayang banget aku sama kamu," lirihnya lalu mengecup tangan kanan Feiza yang ada di genggamannya."Katanya aku galak?" desau Feiza."Iya, tapi aku sayang.""Berarti nyebelin dong? Kenapa masih sayang?""Karena ngangenin," balas Furq

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 96

    Assalamualaikum warahmatullah .... Assalamualaikum warahmatullah .... Usai salat, Furqon mengangkat kedua tangannya ke udara, memimpin doa kemudian langsung berbalik menoleh ke arah Feiza yang ada di belakangnya. "Mas." Feiza mendekat lalu meraih tangan Furqon dan menciumnya. Furqon merekahkan senyum. Tangan kirinya yang bebas tidak dicium Feiza bergerak mengusap lembut puncak kepala sang istri yang masih berbalutkan kain mukena. "Aku akan rindu kamu, Fe," tutur Furqon. Selesai bersalaman, Feiza menegakkan duduknya lagi dan sedikit mendongakkan kepala agar dapat menatap lurus wajah tampan Furqon yang ada di hadapannya. "Cuma dua hari, Mas," sahut Feiza. "Iya. Tapi aku akan sekarat merinduimu." "Ha ha ha ha." Feiza langsung memecahkan tawa mendengar itu. "Gombal banget, sih, Mas," tukasnya. Furqon kembali memasang senyum menatap perempuan yang ada di depannya. "Itu kenyataannya, Fe. Aku akan kangen banget sama kamu." "Chessy, ih. Gombal," respons Feiza sekali lagi. "Nggak p

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status