Share

Bab 43

Penulis: Puput Pelangi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-19 10:15:43

Setelah menghabiskan kurang lebih dua jam perjalanan, Feiza akhirnya sampai di halaman depan rumahnya, kediaman sederhana milik ayah dan ibunya.

Gadis itu segera turun dari atas kendaraan yang dinaikinya lalu mengulas senyum sembari menghela napas pendek.

Semoga saja kedua orang tuanya tidak terkejut melihat kedatangan Feiza. Sebab, gadis itu kali ini pulang tanpa bilang-bilang alias tanpa memberi kabar.

"Ayo, Feiza. Kita masuk." Furqon yang menyusul Feiza turun dari mobil bersuara.

Ya, kali ini Feiza pulang ke rumahnya dengan laki-laki jangkung itu, suaminya.

"Hm." Feiza mengangguk, menghela napas sekilas lalu mengayunkan langkah menuju rumah bersama Furqon.

Feiza tidak tahu bagaimana mendefinisikan perasaannya sekarang. Pasalnya, ia memang senang bisa pulang dan bertemu kedua orang tuanya di akhir pekannya. Namun, Furqon yang ikut bersamanya bukan hal yang
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 44

    Semua ini benar-benar gila! Feiza berakhir duduk berdua dengan Furqon di ranjang kamarnya dengan situasi yang seolah memojokkan Feiza untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada laki-laki jangkung berwajah rupawan itu. Ibu Feiza tidak main-main. Beliau benar-benar menyiapkan atau katakan saja menghias kamar Feiza seperti kamar pengantin sesuai ujarannya sebelumnya. Tidak sepenuhnya, sih. Namun, taburan bunga mawar di atas ranjang Feiza dan bau wangi melati dan kenanga yang menguar di sana. Apa itu namanya? Feiza tidak tahu harus disembunyikan di mana wajahnya. Semua ini benar-benar membuat gadis bermata mongoloid itu malu. Lalu kabar buruknya, Ibu Feiza sepertinya sengaja mengunci kamarnya. Dan yang paling buruk dari yang terburuk, ibu dan ayahnya sempat mengobrol dengan Furqon tadi. Feiza tidak dilibatkan secara langsung. Mendekat untuk curi dengar saja selalu dihalau oleh sang ibu. Namun, Feiza tahu, obrolan ketiganya pasti

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 45

    Nurul Faizah Az-Zahra POVGus Furqon berubah. Setelah kejadian malam itu, aku merasa ia mulai menjaga jarak dariku. Benar-benar menjaga jarak. Biasanya, ia akan sangat rajin mengirimku pesan. Sekarang mulai jarang.Seperti hari ini, saat aku membawakan bekal makan siang untuknya. Meski seperti biasanya, Mas Salim yang kumintai tolong untuk mengambilnya, Gus Furqon tidak mengucapkan terima kasih di ruang obrolan kami yang sudah beberapa hari ini sepi.Aku bukannya berharap ucapan terima kasih darinya. Sama sekali tidak! Namun, mengingat ia yang biasa mengucapkan terima kasih untuk hal-hal kecil yang kulakukan untuknya, dan lantas tiba-tiba berubah seperti itu tentu membuatku merasa aneh. Seperti ... ada sesuatu yang mengganjal, ada sesuatu yang hilang.Gus Furqon juga tidak lagi mengambil gambar masakanku untuk dijadikannya instra story. Padahal aku sangat ingat sekali, pertama kali ia kubuatkan bekal makan siang, Gus Furqon menjadikannya cerita di

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21
  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 46 (a)

    Nurul Faizah Az-Zahra POV Besok sudah hari Kamis lagi, hari di mana aku harus kembali tinggal dengan Gus Furqon di rumah kontrakannya. Pemilwa yang katakan saja menjadi pesta rakyat 'kecil-kecilan' yang dikhususkan untuk mahasiswa telah sukses terlaksana dan pemimpin-pemimpin baru di setiap himpunan mahasiswa dan lembaga eksekutif lainnya telah mencapai hasilnya. Gus Furqon benar-benar terpilih menjadi presiden mahasiswa di fakultas kami setelah memperoleh 70% suara dari ribuan mahasiswa FTIK yang memiliki hak pilih, sedangkan aku sendiri, aku dan Fahmi berhasil mendapatkan suara terbanyak di jurusanku dan menjadi mandataris ketua dan wakil ketua himpunan mahasiswa jurusan PGMI setelah mengalahkan Tiara dan Arif, wakil gandengannya. Semuanya ... rasa-rasanya telah berjalan sesuai rencana. Sesuai yang kumau juga. Namun, aku merasa ada yang salah. Semuanya tidak benar-benar berjala

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-22
  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 46 (b)

    Nurul Faizah Az-Zahra POVKeesokan pagi, aku langsung membuka ruang obrolanku dengan Gus Furqon begitu bangun tidur. Lagi-lagi aku hanya bisa mendesah kecewa karena pesanku belum dibacanya.Aku mengecek statusnya di semua media sosial yang dirinya miliki, tapi ternyata tidak ada pembaruan.Gus Furqon tidak membuat insta story, WA story, ataupun yang lain.Mas Salim pun sama. Sebab biasanya, aku masih bisa mendapat informasi mengenai keberadaan Gus Furqon melalui pengintaianku terhadap status teman-temannya yang kontaknya kumiliki.Melihat status Mas Satria pun sama saja. Mas Dani juga.Selain ketiganya, tidak ada lagi yang bisa kujadikan sumber memperoleh informasi terkait keberadaan Gus Furqon, karena hanya mereka bertiga teman-teman Gus Furqon yang kontaknya kupunya.Usai mengerjakan ibadah salat Subuh, aku langsung bersiap pergi ke rumah kontrakan Gus Furqon dengan barang-barang yang akan kuperlukan selama empat hari

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-22
  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 47

    Nurul Faizah Az-Zahra POVAku lelah. Jarak yang membentang di antara Gus Furqon dan aku semakin jauh dan lebar, bersamaan dengan dirinya yang harus pergi untuk mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata alias KKN saat liburan semester ini, yang membuat kami menjadi semakin berjarak, tidak hanya secara mental. Namun, juga raga.Untuk mahasiswa transisi semester lima ke enam sepertinya, program KKN gelombang pertama di kampus kami memang bisa diambil ketika liburan pergantian semester. Dan dengan terpilihnya Gus Furqon sebagai presiden mahasiswa fakultas, memutuskan mengikuti program KKN pada gelombang pertama adalah keputusan yang tepat, karena jika ia mengambil program KKN gelombang kedua, maka ia baru bisa mengikutinya ketika liburan transisi semester dari enam ke tujuh nanti, saat kampus dan fakultas kami sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan dan mengadakan ospek yang kini disebut PBAK (Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan) untuk para mahasiswa baru.Se

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-23
  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 48

    Nurul Faizah Az-Zahra POVSesampainya di rumah, aku langsung mengecek ponselku. Hal yang tidak berani kulakukan saat masih berada di angkringan tadi. Takut apa yang dikatakan Selvi dan teman-temanku yang lain benar.Namun, begitu aku mengakses aplikasi Instagram, apa yang diceritakan Selvi dan yang lainnya ternyata benar adanya. Semua itu fakta.Tubuhku langsung lemas saat melihat Gus Furqon benar-benar me-repost story perempuan bernama Ziyana Nafisa itu pada Instagram story-nya.Tampak ia sedang membersihkan rumput di halaman sebuah bangunan masjid, yang kutahu pasti, itu merupakan salah satu program kerja KKN-nya karena aku sudah memantau Instagram resmi KKN mereka sejak lama, sedangkan perempuan bernama Ziyana Nafisa itu, ia berpose melakukan kiss tidak jauh dari Gus Furqon, dan seolah-olah, ciuman itu diberikan kepada Gus Furqon yang terlihat jelas tengah disorot perempuan itu dalam potretnya. Teman-teman mereka yang lain yang masuk ke dalam f

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 49 (a)

    “Feiza?” panggil Furqon saat laki-laki itu baru saja keluar dari kamar selepas mandi. Sang kala saat ini menunjukkan pukul 17.03 WIB. Hari Kamis. “Iya, Gus?” balas Feiza yang segera mengalihkan pandangannya dari meja makan yang baru ditatanya. Terhidang beberapa makanan yang baru gadis cantik itu bawa dari indekosnya beberapa waktu lalu, tepatnya saat Furqon tengah mandi. Ada tiga bungkus nasi, sepiring capcai, gorengan ikan nila, dan sekotak Tupperware kecil penuh sambal. “Maaf aku baru bisa ke sini sore, Gus,” dengung Feiza. “Padahal hari ini Kamis. Tapi, paginya aku ndak bisa kemari dulu karena harus pergi ke kampus lebih awal,” lanjutnya menjelaskan alasan dirinya tidak datang ke rumah Furqon sejak tadi pagi seperti seharusnya. “Oh. Iya,” jawab Furqon sekenanya lalu datang menghampiri tempat Feiza. “Njenengan mau makan sekara

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-25
  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 49 (b)

    Feiza cepat-cepat kembali masuk ke dalam kamar ketika Ziyana Nafisa akhirnya berpamitan kepada Furqon. Ia duduk di pinggir ranjang setelah meraih ponsel dari tasnya lalu pura-pura sibuk menggulir video reels di aplikasi Instagram.Cklek.Pintu kamar terbuka dan sosok tegap Furqon muncul dari baliknya.“Tamunya sudah pulang, Gus?” Feiza yang baru berpura-pura sibuk dengan ponselnya menoleh dan melempar tanya.“Iya,” sahut Furqon lalu kembali menutup pintu.“Teman perempuan njenengan siapa, Gus, yang datang?” tanya Feiza pura-pura tidak tahu jika yang tadi datang adalah Ziyana Nafisa. “Kok cuma sebentar?” lanjutnya yang terdengar seperti menyindir.“Oh, teman pengurus DEMA, Fe. BPH-ku,” jawab Furqon. “Ada dokumen yang perlu kutandatangani,” tambahnya.Feiza mencoba mengulas senyuman menutup raut kecewanya karena Furqon memilih tidak berterus terang bahwa yang datang adalah Ziyana Nafisa, perempuan yang belakangan ini sante

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-26

Bab terbaru

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 103

    Feiza memberengut melihat tampilan ruang obrolannya dengan Furqon.Masalahnya satu. Ia belum selesai bicara, tapi Furqon memilih mengakhiri panggilan telepon mereka.Perempuan itu menghela napas berusaha mengusir kekesalan lalu membaringkan diri di atas tempat tidur kamar sang suami."Semoga nggak ada hal buruk yang terjadi," gumamnya lirih.Tak berselang lama, ia menghela napasnya lagi dengan lebih keras lalu bangkit berdiri, membawa kakinya melangkah ke sekeliling kamar sembari mengamati segala piranti yang ada di dalam kamar Furqon.Detik ini bukan kali pertamanya berada di ruangan berukuran cukup besar dengan AC itu. Sudah yang kedua kali. Namun, Feiza baru merasa nyaman pada kesempatan kali ini.Pasalnya ketika pertama kali, Feiza masih belum bisa menerima status pernikahannya dengan Furqon yang terlalu tiba-tiba. Selain itu, Furqon hanya orang asing yang dalam keseharian cukup menyebalkan menurut penilaiannya.Tentu Feiza merasa tidak nyaman karena segala situasinya. Termasuk be

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 102

    Drtt ... Drtt .... Sebuah pesan kembali masuk ke dalam ponsel Feiza. Gus Furqon: Balas Fe Pesan itu dari Furqon, suaminya. Drtt ... Drtt .... Pesan Furqon masuk lagi. Gus Furqon: Kenapa dari tadi cuma dibaca Fe? Drtt ... Drtt .... Gus Furqon: Kamu sedang apa? Feiza mengulas senyum kecil membacanya. Furqon ini ternyata pribadi yang masuk golongan orang tidak sabaran. Sebenarnya, tidak juga, sih. Namun, Feiza merasa begitu karena Furqon yang sejak tadi memberondongnya dengan pertanyaan-pertanyaan serupa perihal di mana dan apa yang sedang dilakukan Feiza. Salah Feiza juga sebenarnya karena tidak segera membalas. Namun, bagaimana lagi? Feiza sebetulnya hendak membalas, tapi ada saja yang harus ia lakukan bersama Bu Nyai Farah sang ibu mertua, hingga sejak tadi, pesan Furqon terpaksa perempuan cantik itu abaikan. Drtt ... Drtt ....Feiza baru saja mengaktifkan keypad ponselnya, hendak mengetik pesan balasan ketika pesan Furqon kembali datang.Gus Furqon: Aku rindu kamuBibir

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 101

    Nurul Faizah Az-Zahra POV"Ada lagi yang mau kamu beli, Nduk?" tanya Umi kepadaku setelah kami berkeliling dengan banyak belanjaan yang dibeli Umi dan kini dibawakan oleh Kang Malik dengan kedua tangannya—yang mana sebagian besar belanjaan itu diperuntukkan Umi Farah untukku.Cepat, tentu aku segera menggelengkan kepala. "Tidak, Umi. Sudah tidak ada," jawabku mantap."Beneran?""Nggeh, Umi." Aku merekahkan senyuman mencoba meyakinkan."Ha ha ha ha ha." Umi langsung menggelakkan tawa yang terdengar begitu renyah dan menyenangkan di telinga. "Ya sudah. Sekarang, kalau begitu mari kita pulang!"Aku kembali tersenyum. Senang. "Nggeh, Umi," balasku."Kang Malik, ayo kita pulang!" ujar Umi kemudian, ganti kepada Kang Malik yang berdiri di belakang kami."Ah, enggeh. Baik, Bu Nyai." Laki-laki yang menurutku masih seumuran dengan Gus Furqon itu mengangguk.Sedetik setelahnya, kami sama-sama mengayunkan tungkai kaki kami pergi menuju jalan keluar plaza."Umi, sebentar," ucapku tak lama setelah

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 100

    Nurul Faizah Az-Zahra POVSepanjang perjalanan, Umi terus mengajakku berbicara, hingga mobil sedan yang disopiri salah satu santri putra abdi ndalem pesantren keluarga Gus Furqon yang baru kutahu namanya Kang Malik—karena Umi memanggilnya begitu tadi ketika keduanya berbincang sebentar—membelokkan mobil yang kami naiki masuk ke dalam area pesantren.Setelah beberapa waktu menempuh perjalanan, kami telah tiba di pondok pesantren asuhan Umi dan Abah Gus Furqon di Kediri.Saat itu aku baru sadar, aku sama sekali tidak membawa masker sekarang, sehingga wajahku tidak dapat kusembunyikan.Bukankah beberapa santri sudah pernah melihat wajahku sebelumnya ketika diajak Umi salat berjemaah di musala pondok putri?Ya, jawabannya adalah iya. Namun, ketika itu mereka pasti hanya melihatnya sekilas. Setidaknya itu yang aku yakini. Dan lagi pula, saat itu di ruangan tertutup sehingga meski ada yang melihat, mestinya tidak banyak.Berbeda jauh jika melihatku di ruang terbuka. Di halaman ndalem kesepu

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 99

    "Zahra," panggil Bu Nyai Farah halus pada Feiza yang kini duduk manis di sampingnya pada kursi penumpang belakang sebuah mobil sedan berwarna hitam yang melaju di jalan raya. "Nggeh, Mi?" balas Feiza segera. Bu Nyai Farah mengembangkan senyumnya. "Ada yang mau Umi tanyakan?" Jantung Feiza langsung berdebar-debar. "Ta-tanya apa, Umi?" balas Feiza pelan dengan perasaan yang entah mengapa menjadi was-was dalam seketika. Bu Nyai Farah mendekatkan dirinya ke arah Feiza—hal yang membuat jantung Feiza semakin berdebar tidak karuan—lantas berbisik pelan ke telinga menantunya itu. "Umi perhatikan wajah kamu sedikit pucat, Zahra. Sedang tidak enak badan?" Feiza merasa kembali dikejutkan. Bukan karena pertanyaan yang diajukan Bu Nyai Farah kepadanya. Namun, sebab apa yang diduga, dipikirkan, dan ditakutkannya ternyata meleset. Perempuan cantik itu diam-diam menghela napasnya dengan penuh kelegaan. Pikiran buruk yang sebelumnya bercokol di kepalanya tidak terjadi. Bu Nyai Farah t

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 98

    "Masyaallah, cantiknya putri menantuku ...." Bu Nyai Farah mengembangkan senyumnya sembari terpana memandang Feiza yang muncul dari dapur dengan sebuah nampan kecil berisi tiga buah cawan teh hangat di tangannya. "Monggo diminum dulu, Umi," ucap Feiza sembari menyajikan teh yang baru dibuatnya itu ke atas meja. "Iya, Zahra." Bu Nyai Farah menganggukkan kepala lalu meraih cawan teh yang ada di depannya yang baru saja disajikan Feiza kemudian pelan menyeruputnya. "Bismillahirrahmanirrahim," ucap Bu Nyai Farah sebelum meminum cairan berwarna kecokelatan itu. "Enak, Nduk." Kemudian pujinya. "He he, terima kasih, Umi." Bu Nyai Farah menganggukkan kepalanya sekali. Kedua netranya menatap sang menantu dalam-dalam. "Kamu terlihat lebih cantik dari yang terakhir kali Umi lihat, Zahra." Tak lama, Bu Nyai Farah kembali melempar pujian untuk Feiza yang kini sudah duduk di sebuah sofa yang tepat berada di depan perempuan paruh baya itu. "Aamiin. Umi bisa saja he he," ucap Feiza. "

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 97

    "Iya, aku memang ngeselin, Feiza. Tapi cuma ke kamu aku seperti ini," ucap Furqon sembari menatap Feiza dalam-dalam. Tangan kanannya bergerak menggenggam tangan kanan istrinya itu perlahan. "Kamu pasanganku. Mungkin memang jodohnya, laki-laki tengil dan menyebalkan sepertiku menikah dengan perempuan galak dan keras kepala seperti kamu."Plak!"Aduh!"Tanpa aba-aba, Feiza memukul lengan Furqon yang ada di depannya dengan tangan kirinya."Sakit, Sayang," lirih Furqon menatap dalam Feiza sembari menampilkan ringisan di wajah tampannya."Rasain," balas Feiza dengan wajah cemberut."Ha ha." Furqon kembali tertawa melihat wajah istrinya yang menurutnya terkesan lucu itu. "Sayang banget aku sama kamu," lirihnya lalu mengecup tangan kanan Feiza yang ada di genggamannya."Katanya aku galak?" desau Feiza."Iya, tapi aku sayang.""Berarti nyebelin dong? Kenapa masih sayang?""Karena ngangenin," balas Furq

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 96

    Assalamualaikum warahmatullah .... Assalamualaikum warahmatullah .... Usai salat, Furqon mengangkat kedua tangannya ke udara, memimpin doa kemudian langsung berbalik menoleh ke arah Feiza yang ada di belakangnya. "Mas." Feiza mendekat lalu meraih tangan Furqon dan menciumnya. Furqon merekahkan senyum. Tangan kirinya yang bebas tidak dicium Feiza bergerak mengusap lembut puncak kepala sang istri yang masih berbalutkan kain mukena. "Aku akan rindu kamu, Fe," tutur Furqon. Selesai bersalaman, Feiza menegakkan duduknya lagi dan sedikit mendongakkan kepala agar dapat menatap lurus wajah tampan Furqon yang ada di hadapannya. "Cuma dua hari, Mas," sahut Feiza. "Iya. Tapi aku akan sekarat merinduimu." "Ha ha ha ha." Feiza langsung memecahkan tawa mendengar itu. "Gombal banget, sih, Mas," tukasnya. Furqon kembali memasang senyum menatap perempuan yang ada di depannya. "Itu kenyataannya, Fe. Aku akan kangen banget sama kamu." "Chessy, ih. Gombal," respons Feiza sekali lagi. "Nggak p

  • Menikah Tapi Tak Serumah   Bab 95 (b)

    Furqon masih diam tidak mengatakan apa-apa. "Aku masih kangen kamu padahal, Feiza," sahut Furqon akhirnya ketika bersuara. "Tapi aku juga nggak bisa nolak Umi tadi," lanjutnya. Feiza memasang senyum tipis, berusaha mengajak Furqon tersenyum juga bersamanya. "Cuma dua hari aja kok, Mas. Nggak lama," hibur perempuan itu. "Kita masih bisa hubungan, telepon atau mungkin video call." "Hm." Furqon menyahut dengan wajah sendu. Ia mengalihkan tatapannya dari Feiza lalu melanjutkan acara makannya yang sejak tadi sebetulnya tanpa selera. "Njenengan kurang suka ayam panggangnya?" tanya Feiza setelah memperhatikan cara makan Furqon. "Mau kumasakin sesuatu yang lain?" Furqon segera menoleh dan memberikan gelengan. "Nggak usah." Feiza mengangguk. Ia terus memperhatikan bagaimana Furqon makan sembari menyantap m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status