Share

Tawanan Mati

Penulis: Young Lady
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Darimana kamu mendapat kertas ini?” tanya Khaysan dengan nada tak sabaran. Ancaman yang tertera pada kertas tersebut kontan menyulut emosinya. Tanpa sadar Khaysan pun meremas selembar kertas yang baru saja diberikan oleh Melody.

“Kertas itu membungkus batu yang dilempar ke kamar kita. Aku yakin penyerangan ini ada hubungannya denganku.” Tadinya Melody tak ingin langsung memberitahu suaminya. Tetapi, setelah dipikirkan lagi, lebih baik lelaki itu tahu secepatnya.

Melody khawatir teror itu semakin berkelanjutan. Apalagi jika seperti tadi, siapa saja bisa menjadi korban walaupun sebenarnya yang mereka incar adalah dirinya. Melody tak mau membuat banyak orang dalam bahaya karena dirinya.

Melody yakin orang yang menerornya tidak akan berhenti sampai di sini saja. Pasti ada rencana-rencana busuk lainnya yang akan orang itu lakukan. Entah hanya menyerang dirinya saja atau menyerang semua orang seperti ini.

“Kenapa kamu mengambilnya? Bagaimana ada serangan lagi setelah itu?! Kamu bisa cel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Terlalu Picik

    Setelah menerima kabar mengejutkan itu, Melody dan Khaysan langsung bertolak ke rumah sakit. Sebenarnya Khaysan tak mengizinkan Melody ikut, namun Melody memaksa ingin ikut dan akhirnya lelaki itu menurutinya. Ketika mereka tiba di rumah sakit, sang tersangka sudah dipindahkan ke ruangan lain. Orang itu benar-benar sudah tidak bernyawa. Meninggalkan banyak pertanyaan yang belum terjawab sama sekali. Sebab, sejak awal tak ada yang sempat bertanya apa pun. Orang-orang Khaysan tak sempat mencari tahu siapa yang menggerakkan orang itu karena tempat tinggal bahkan isi ponselnya bersih dari bukti yang diperlukan. Entah karena sang tersangka memang serapih itu atau karena ada orang lain yang membereskan semuanya. “Kenapa semuanya malah semakin rumit? Kalau begini, bagaimana caranya kita tahu dalang dari kekacauan ini?” gumam Melody dengan helaan napas kasar. Ia memijat kepalanya yang pening. Teka-teki ini benar-benar sulit terpecahkan. “Dia tidak mungkin tiba-tiba terkena serangan jantung

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Kata-Kata Menyayat Hati

    Melody nyaris menjatuhkan piring yang ada di tangannya karena pertanyaan tak terduga sang putra. Ia langsung menyimpan piring tersebut di atas nakas dan menarik kursinya mendekati putranya. “Kenapa Nathan bertanya seperti itu?” “Apa ada orang yang berbicara aneh-aneh pada Nathan?” tanya Melody sembari menggenggam kedua tangan sang putra dan menatap bocah itu lekat. Nathan pasti mengerti jika dirinya sedang sakit. Namun, tak pernah sekalipun Melody atau Khaysan membahas penyakit sang putra di depan putranya. Mereka sengaja menjaga perasaan Nathan agar tidak sedih dan berakhir drop. “Tidak ada yang bicara aneh-aneh sama Nathan,” jawab Nathan sembari menggeleng pelan. Namun, ekspresi wajahnya masih tampak sedih. “Kalau tidak ada yang bicara aneh-aneh, kenapa Nathan tiba-tiba bertanya seperti ini? Coba jujur pada Mommy, Mommy tidak akan marah kok.” Melody takut ada yang bicara macam-macam pada sang putra tanpa sepengetahuannya. Sebab, itu bisa mempengaruhi psikis putranya. “Kemo itu u

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Cinta atau Tidak, Itu Urusanku

    Melody mengerjapkan mata. Seakan tak menyangka melihat pemandangan yang menurutnya hanya berada dalam khayalannya saja. Wanita itu mengucek matanya, untuk memastikan jika tidak ada yang salah dengan indra penglihatannya. Melody mendadak terpaku. Melihat Nathan, putranya yang sulit akrab dengan orang baru sedang bermain bersama ayahnya. Pemandangan itu memang tampak menyenangkan, namun kedatangan sang ayah sangat mengejutkannya. Rupanya inilah kejutan yang Khaysan maksud. “Kenapa kamu melihat Ayah seperti melihat hantu? Ada yang aneh?” Argani yang hendak mengambil mainan Nathan di pinggir taman dengan santainya melangkah melewati Melody. Suara sang ayah berhasil membuyarkan lamunan Melody. “Emm … sejak kapan Ayah datang? Kenapa tidak mengabari dulu? Aku bisa menyiapkan makanan kesukaan Ayah supaya kita bisa makan bersama.” Bertahun-tahun lalu Melody diusir tanpa belas kasihan. Bahkan, Argani sendiri yang mengatakan telah memutus hubungan mereka. Sebab, dirinya telah mencoreng nama b

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Bertemu Sang Penghancur

    “Apa ini?” tanya Melody ketika Khaysan menyodorkan sebuah map padanya. Ia spontan membuka map tersebut karena penasaran dan mengernyit heran saat mengetahui isinya adalah formulir pendaftaran sekolah. “Kamu isi untuk pendaftaran sekolah Nathan. Itu untuk tahun ajaran baru beberapa bulan lagi. Tapi. Nathan sudah diperbolehkan masuk mulai besok. Semua berkasnya sudah aku urus. Tinggal formulir itu saja,” jawab Khaysan sembari membuka dasi yang melingkar di lehernya. Manik mata Melody melebar sempurna mendengar jawaban suaminya. Tak menyangka akhirnya Khaysan menyetujui rencananya dan sang mama mertua. Dengan begini artinya Lidya tidak akan menjadi guru les Nathan lagi. Jika biasanya Melody paling tidak enak hati jika ada orang yang kehilangan pekerjaan karena dirinya, namun sekarang berbeda. Entah kenapa ia malah merasa lega. Lagipula Lidya memiliki profesi lain dan ada yayasan yang menaunginya. Nanti juga akan ada yang menyewa jasanya lagi. Senyum lebar kontan menghiasi wajah Melody

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Aku Tidak Selingkuh

    “Emily?” Melody menatap penampilan Emily dari atas sampai bawah. Tak menyangka wanita dengan penampilan agak lusuh ini adalah sang sepupu yang pernah menjadi dalang dari kehancuran kehidupannya. Emily tampak berbeda jauh dari terakhir kali mereka bertemu bertahun-tahun silam. Kini, wanita itu hanya menggunakan pakaian sederhana tanpa riasan di wajahnya sama sekali. Melody sampai nyaris tak mengenali sepupunya itu. Suara Melody juga berhasil mengejutkan Emily. Wanita itu baru menyadari siapa yang berada di hadapannya. Emily langsung merebut kertas-kertas miliknya yang ada di tangan Melody dan bersiap melarikan diri. Namun, Melody lebih dulu mencegah sepupunya itu. “Tunggu! Kamu tidak bisa pergi begitu saja! Ke mana saja kamu setelah menghancurkan hi—aw!” Pekikan nyaring lolos dari bibir Melody karena Emily menyentak dan mendorong tubuhnya sekuat tenaga. Tanpa memedulikan Melody yang meringis kesakitan, Emily langsung berlari kencang menjauh dari sana. Sembari menahan nyeri, Melody

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Tidak Sepenting Itu Baginya

    “Aku sudah memastikan dia terusir dan tidak mendapat warisan sama sekali setelah tahu dia menipuku,” tutur Khaysan yang sengaja menarik kursi di depan meja rias Melody ke samping ranjang agar bisa leluasa mengobrol dengan istrinya. Melody yang sedari tadi berpura-pura tidur kontan membuka matanya. Padahal sejak kemarin ia menghindari suaminya. Bukan tanpa alasan, Melody tak ingin mulutnya kembali membahas masa lalu kelam yang berkaitan dengan Emily dan membuatnya kesal sendiri. Seperti saat di café kemarin sampai dirinya tidak jadi makan. Melody sendiri yang memancing pembicaraan tersebut, namun akhirnya malah membuat suasana hatinya berantakan. Ia pun memilih mengurungkan niatnya yang ingin menanyakan mengapa Emily tampak berbeda sekarang. “Dia siapa?” tanya Melody tanpa sadar. Tadinya ia hanya ingin mendengarkan apa yang akan Khaysan bicarakan, tetapi mulutnya sudah gatal ingin bertanya. “Emily. Siapa lagi?” sahut Khaysan dengan helaan napas lega. Seharian ini Melody selalu meng

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Noda Merah

    “Sebelumnya saya minta maaf karena mengganggu Dokter malam-malam begini. Dok, apa pengobatan Nathan bisa dipindahkan minggu ini juga? Saya ingin Nathan mendapat penanganan yang lebih baik secepatnya,” tutur Melody begitu sang dokter menerima telepon darinya. Melody sudah memikirkan ini matang-matang. Kalau Khaysan tak kunjung memberikan keputusan, maka dirinya yang akan bertindak. Mereka tidak bisa terus menerus mengulur waktu dan membuat Nathan semakin menderita. Kesehatannya tidak bisa menjadi alasan untuk menunda pengobatan Nathan. Melody tidak ingin terlambat bertindak dan akhirnya menyesal. Ia tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu pada putranya karena karena dirinya. Kebetulan malam ini Khaysan lembur. Melody tidak mau membuang kesempatan untuk menghubungi dokter putranya. Untung saja sang dokter bersedia mengangkat teleponnya. Ia pun langsung mengutarakan keinginannya tanpa membuang waktu. [“Tentu saja bisa, Nyonya. Tetapi mohon maaf sebelumnya, bukan

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   Manis Ketika Ada Maunya

    “Kita makan dulu. Nathan panggil Mommy. Tapi, kalau Mommy sedang tidur, biarkan saja. Nanti Daddy yang membawakan makanan untuk Mommy,” tutur Khaysan sembari merapikan beberapa menu makanan di atas meja makan. Makanan-makanan itu adalah hidangan yang Melody pilih di food court bandara. Karena mereka berangkat menggunakan pesawat pribadi Khaysan, semua makanan itu diletakkan di lemari pendingin. Melody yang katanya lapar malah tidak menyentuh makanan itu sama sekali. Melody mengatakan akan makan setelah mereka sampai. Namun, ternyata wanita itu malah meminta izin istirahat duluan. Padahal biasanya Melody tidak akan menunda waktu makan, apalagi jika sebelumnya mengatakan sudah lapar. “Oke, Daddy!” jawab Nathan seraya turun dari kursi dan beranjak dari ruang makan. Rumah baru yang Khaysan sewa ini tidak sebesar kediamannya di Jakarta. Mungkin luas tempat ini hanya separuh dari rumah mewah itu. Namun, tetap tidak mengurangi kenyamanannya sama sekali. Apalagi sekarang hanya mereka berti

Bab terbaru

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   124

    “Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bisa ada di sini? Siapa yang memberitahumu?” tanya Melody yang menatap David dengan sorot tak percaya. Melody merasa tak pernah memberitahu lokasinya pada David. Sebab, Khaysan pasti semakin kesal jika ia sampai berani memberitahu David di mana lokasi mereka. Tidak mungkin lelaki itu tiba-tiba mengetahui di mana keberadaannya. “Melody, bisakah kamu membantuku agar boleh masuk? Anak buah suamimu ini sangat menyebalkan!” gerutu David yang sedang berusaha melepaskan diri dari kedua anak buah suaminya yang menghadangnya. “Nathan yang memberitahuku tempatnya berada. Kebetulan aku ada waktu luang, jadi aku menyempatkan datang.”Melody semakin terkejut dan panik. Setelah memberikan ponselnya pada Nathan, ia tidak terlalu mendengarkan apa saja obrolan putranya dengan David. Dirinya tidak menyadari kapan Nathan memberitahu lokasi mereka dan kapan David menjanjikan akan datang kemari. Kemarin Melody membiarkan Nathan yang mematikan telepon tersebut. Seanda

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   123

    Mata Melody terasa panas melihat pemandangan yang tersaji tepat di depan matanya. Kejadian beberapa bulan lalu kembali terulang. Di mana Lusy dengan begitu percaya dirinya langsung memeluk Khaysan tanpa basa-basi di depannya. Saat itu mungkin Lusy memang belum mengetahui jika dirinya adalah istri Khaysan. Akan tetapi, sekarang berbeda. Jelas-jelas wanita itu tahu dan baru saja melewati Melody yang membukakan pintu. Menyebabkan Melody agak meneysak telah membukakan pintu. Padahal seharusnya tidak perlu. Melody berdeham agak keras, sengaja ingin mengalihkan atensi Lusy yang masih menempeli suaminya. Ia tahu suaminya juga risih dengan pelukan mendadak itu, tetapi Lusy tak akan mengerti jika tidak diberi ultimatum secara langsung. Melody tak akan bertindak bodoh dengan meninggalkan mereka berduaan seperti tempo hari. Tungkai jenjang Melody bergerak mendekati ranjang suaminya. Tanpa basa-basi, ia langsung menarik paksa Lusy dari sisi suaminya. “Maaf sekali, tapi suamiku sedang sakit, ja

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   122

    “Eh, bagaimana, Sayang?” Melody berbalik bertanya, takut salah dengar. Sebenarnya Melody sudah mendengar dengan jelas tentang permintaan Nathan barusan. Akan tetapi, ia tidak bisa serta merta mengikuti keinginan sang putra. Jika Nathan meminta seperti ini di tahun-tahun sebelumnya, ia pasti langsung menuruti. Sedangkan sekarang ada Khaysan yang terang-terangan tidak menyukai apa pun yang berhubungan dengan David. Sudah lama sekali Nathan tidak menanyakan tentang David. Apalagi berkomunikasi secara langsung. Namun, hanya berselang beberapa jam setelah bocah itu sadarkan diri dari tidur panjangnya, permintaan pertamanya malah seperti ini. Sepertinya Nathan sangat merindukan David karena biasanya anaknya selalu bergantung pada lelaki itu. “Nathan boleh video call sama Uncle Dave sebentar saja? Biasanya Uncle Dave yang video call duluan, tapi sekarang sudah tidak pernah lagi. Apa Uncle Dave sangat sibuk?” Nathan kembali mengulang permintaannya dengan ekspresi agak cemberut seolah kesal

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   121

    Mata Melody terasa panas melihat pemandangan yang tersaji tepat di depan matanya. Kejadian beberapa bulan lalu kembali terulang. Di mana Lusy dengan begitu percaya dirinya langsung memeluk Khaysan tanpa basa-basi di depannya. Saat itu mungkin Lusy memang belum mengetahui jika dirinya adalah istri Khaysan. Akan tetapi, sekarang berbeda. Jelas-jelas wanita itu tahu dan baru saja melewati Melody yang membukakan pintu. Menyebabkan Melody agak meneysak telah membukakan pintu. Padahal seharusnya tidak perlu. Melody berdeham agak keras, sengaja ingin mengalihkan atensi Lusy yang masih menempeli suaminya. Ia tahu suaminya juga risih dengan pelukan mendadak itu, tetapi Lusy tak akan mengerti jika tidak diberi ultimatum secara langsung. Melody tak akan bertindak bodoh dengan meninggalkan mereka berduaan seperti tempo hari. Tungkai jenjang Melody bergerak mendekati ranjang suaminya. Tanpa basa-basi, ia langsung menarik paksa Lusy dari sisi suaminya. “Maaf sekali, tapi suamiku sedang sakit, ja

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   120

    Meja makan yang tadinya dilingkupi oleh suasana hangat itu berubah menjadi penuh dengan kepanikan. Apalagi ketika Nathan nyaris terjatuh dari kursi karena pingsan. Untung saja Khaysan yang juga duduk bersebelahan dengan sang putra dengan sigap mengangkat bocah itu ke gendongannya. “Kita ke rumah sakit sekarang!” seru Melody panik. Mereka bergegas keluar rumah dan langsung kembali memasuki mobil yang tadi mereka tumpangi saat pulang dari rumah sakit. Kali ini Bagas lah yang mengemudi sementara Melody dan Khaysan duduk di belakang menemani Nathan yang sudah tidak sadarkan diri. Melody dan Khaysan terus berusaha membangunkan sang putra. Akan tetapi, tak ada respon sama sekali dari bocah itu. Semuanya semakin panik, apalagi mulut Nathan juga tidak berhenti mengeluarkan darah. Khaysan juga terus meminta papanya mengendarai mobil lebih cepat. Begitu sampai di rumah sakit, Khaysan langsung turun dari mobil dan melangkah cepat memasuki area rumah sakit dan berseru meminta tolong pada pet

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   119

    Meja makan yang tadinya dilingkupi oleh suasana hangat itu berubah menjadi penuh dengan kepanikan. Apalagi ketika Nathan nyaris terjatuh dari kursi karena pingsan. Untung saja Khaysan yang juga duduk bersebelahan dengan sang putra dengan sigap mengangkat bocah itu ke gendongannya. “Kita ke rumah sakit sekarang!” seru Melody panik. Mereka bergegas keluar rumah dan langsung kembali memasuki mobil yang tadi mereka tumpangi saat pulang dari rumah sakit. Kali ini Bagas lah yang mengemudi sementara Melody dan Khaysan duduk di belakang menemani Nathan yang sudah tidak sadarkan diri. Melody dan Khaysan terus berusaha membangunkan sang putra. Akan tetapi, tak ada respon sama sekali dari bocah itu. Semuanya semakin panik, apalagi mulut Nathan juga tidak berhenti mengeluarkan darah. Khaysan juga terus meminta papanya mengendarai mobil lebih cepat. Begitu sampai di rumah sakit, Khaysan langsung turun dari mobil dan melangkah cepat memasuki area rumah sakit dan berseru meminta tolong pada pet

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   118

    Melody memilih menebalkan wajah dengan kembali ke rumah sakit menemui suaminya. Tanpa memedulikan segala risiko yang mungkin terjadi. Meskipun ada kemungkinan dirinya akan kembali diusir, baik itu secara halus maupun secara kasar. Ia sudah tidak memedulikan itu lagi. Di sepanjang perjalanan menuju ke rumah sakit tadi, Melody tak berhenti menyakinkan dirinya sendiri. Sekalipun Khaysan mengusirnya atau meminta anak buah lelaki itu yang mengusirnya secara paksa, ia tidak akan pergi. Ia akan tetap berada di sini hingga dirinya sendiri lah yang ingin pergi. Keputusan ini membuatnya nyaris tak bisa tidur semalaman. Sebab nyatanya, meski sebelumnya Khaysan telah melontarkan kalimat pedas yang menyakiti hatinya, ia malah terus kepikiran pada lelaki di hadapannya ini. Dirinya merasa lebih tenang jika berada tepat di hadapan Khaysan walaupun risikonya akan dibuat semakin sakit hati. “Silakan kalau kamu ingin mengusirku atau memerintah siapa pun untuk mengusirku. Tapi, aku tidak akan pergi

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   117

    Melody memilih menebalkan wajah dengan kembali ke rumah sakit menemui suaminya. Tanpa memedulikan segala risiko yang mungkin terjadi. Meskipun ada kemungkinan dirinya akan kembali diusir, baik itu secara halus maupun secara kasar. Ia sudah tidak memedulikan itu lagi. Di sepanjang perjalanan menuju ke rumah sakit tadi, Melody tak berhenti menyakinkan dirinya sendiri. Sekalipun Khaysan mengusirnya atau meminta anak buah lelaki itu yang mengusirnya secara paksa, ia tidak akan pergi. Ia akan tetap berada di sini hingga dirinya sendiri lah yang ingin pergi. Keputusan ini membuatnya nyaris tak bisa tidur semalaman. Sebab nyatanya, meski sebelumnya Khaysan telah melontarkan kalimat pedas yang menyakiti hatinya, ia malah terus kepikiran pada lelaki di hadapannya ini. Dirinya merasa lebih tenang jika berada tepat di hadapan Khaysan walaupun risikonya akan dibuat semakin sakit hati. “Silakan kalau kamu ingin mengusirku atau memerintah siapa pun untuk mengusirku. Tapi, aku tidak akan pergi se

  • Menikah Kontrak Dengan Mantan Suami   116

    Mata Melody terasa panas melihat pemandangan yang tersaji tepat di depan matanya. Kejadian beberapa bulan lalu kembali terulang. Di mana Lusy dengan begitu percaya dirinya langsung memeluk Khaysan tanpa basa-basi di depannya.Saat itu mungkin Lusy memang belum mengetahui jika dirinya adalah istri Khaysan. Akan tetapi, sekarang berbeda. Jelas-jelas wanita itu tahu dan baru saja melewati Melody yang membukakan pintu. Menyebabkan Melody agak meneysak telah membukakan pintu. Padahal seharusnya tidak perlu.Melody berdeham agak keras, sengaja ingin mengalihkan atensi Lusy yang masih menempeli suaminya. Ia tahu suaminya juga risih dengan pelukan mendadak itu, tetapi Lusy tak akan mengerti jika tidak diberi ultimatum secara langsung. Melody tak akan bertindak bodoh dengan meninggalkan mereka berduaan seperti tempo hari.Tungkai jenjang Melody bergerak mendekati ranjang suaminya. Tanpa basa-basi, ia langsung menarik paksa Lusy dari sisi suaminya. “Maaf sekali, tapi suamiku sedang sakit, jadi

DMCA.com Protection Status