“Apa Clara mau memaafkanku?” Bradley ingat, Clara enggan dan sudah memberikan peringatan keras untuk Bradley jangan pernah muncul di hadapannya. “Aku seharusnya menjadi seorang grandma yang baik dan mensyukuri dengan kehadiran ketiganya. Aku harusnya datang berkunjung membawakan hadiah bukan malah mendekam di penjara dan sekarang menyebabkan masalah baru lainnya.”William takkan membuat Bradley harus merasa di hakimi oleh masalahnya yang dulu. Itu adalah masa lalu dan tetap menjadi bagian dari kehidupan Bradley yang dulu. Yang sekarang adalah permulaan, awalan, dan membuka lembaran baru untuk perjalanan yang baru juga.“Kau bisa datang ke sana. Kau juga bisa mengunjungi Jazzy jika kau mau.” William memberi kesempatan dan membukakan pintu maafnya. “Karena kau sudah mengakui, aku memberimu banyak peluang untuk memulai sesuatu yang baru. Kau menginginkan sebuah kedai?”Meski sebenarnya itu hanyalah alasan Bradley—dulu—yang di sampaikan kepada Tuan Bruke. Namun saat ini, Bradley tak banya
Jika itu Clara yang ada di posisi Alaina, maka sudahlah. Dalam artian, Clara enggan berada di dalam hati dan kisah yang salah. Tidak ada titik terang untuk berkata sudah entah siapa yang lebih pantas di salahkan. Bila masih saling membutuhkan, bila masih ingin terikat satu sama lain dan bila ingin menghabiskan waktu yang sama dalam jangka panjang. Kenapa harus ada pengkhianatan dengan nama perselingkuhan? Hanya karena jenuh, hanya karena bosan, dan hanya karena merasa tertantang.Apa seremeh itu kehidupan pernikahan?“Mau berjudi?” Clara bertanya namun juga bernada menantang sembari menyesap mocca latte dinginnya. Alaina hanya menatapnya datar. “Tentang siapa yang lebih dulu mati.”“Cih!” decih Alaina dengan senyum meremehkan. “Kau pikir ini perlombaan?”“Kau pikir pernikahan hanya mainan? Kau pikir janji yang kau ucapkan di depan Yesus itu tiada artinya. Kau pikir semua yang sudah kau jalani aku berakhir dengan baik-baik saja selain meninggalkan luka. Kau tahu siapa yang paling terlu
You must think that I’m stupid.Alaina memang bodoh dengan memilih bertahan.You must think that I’m a fool.Yang jelas-jelas sudah Austin khianati atau lebih kejamnya lagi dicampakkan?You must think that I’m new to this.Sebelumnya Alaina pernah di buang begitu saja oleh keluarganya. Namun kali ini sakitnya tiada berkira. Dan Alaina tak pernah sekali pun membayangkan apalagi memimpikan jika itu Austin yang melakukannya.But I have seen this all before. I’m never gonna let you close to me.Oke, lagu ini mewakilkan suasana hati Alaina yang sedang kacau. Beruntung Clara membawa Michael untuk menginap di rumahnya. Berjaga-jaga jika nanti dirinya dan Austin akan bersitegang. Mari kita lihat apa yang bisa Alaina lakukan?Even though you mean the most to me. ‘Cause every time I open up, it hurts. So I’m never gonna get too close to you. Even when I mean the most to you. In case you go and leave me in the dirt.Kembali menyesap kopinya—wah, bahkan kafein saja tak membantu Alaina tenang sed
Hidup dalam luka atau hidup belajar dari luka.Hari itu, di siang hari menjelang makan siang dan matahari meredup entah karena apa. Pewarta berita tidak mengumumkan perihal akan turun hujan mau pun badai tapi ya sudahlah. Mungkin alam sedang ingin memberikan kesejukan bagi para manusia. Angin sepoi-sepoi yang menyapu guguran dedaunan pun bergerak dengan lembut. Beriringan dengan langkah-langkah kaki manusia yang memadati jalanan. Dan di sinilah Bradley berada.Duduk santai di hadapan Austin yang memandangnya bingung.“Kupikir—““Kau serius?” Bradley memotong pertanyaan apa yang ingin Austin ajukan. “Kau melakukannya? Apa alasanmu? Kau bertindak setolol itu untuk menghancurkan keluargamu sendiri?”Bradley menyerbu Austin dengan pertanyaan beruntun. Tanpa peduli reaksi Austin yang masam.“Kau tahu? Seorang pria yang sudah berkeluarga takkan mencintai wanita lainnya dengan tulis. Mengapa?” Karena Bradley merasakannya sendiri sekali pun dirinya di nikahi Anderson secara resmi. “Simplenya
Sesi pillowtalk milik Clara dan William setiap malam selalu terjadi. Sesibuk apa pun William, akan ada waktu penting seperti ini untuk ketiga anaknya dan Clara. William hanya menyadari sesusah apa untuk mempertahankan setelah mendapatkan dan enggan untuk bermain-main dengan sesuka hati. William hanya menjaga dan diimbangi oleh Clara.“Apa lagunya?” tanya William dengan melingkarkan tangan kekarnya di perut Clara. Yang masih ramping dan seksi meski sudah melahirkan tiga anak sekaligus.“Pillowtalk. Sesuai dengan hobi kita.” Clara ciumi telapak tangan besar William. Telapak tangan yang sudah sangat bekerja keras untuk keluarga ini dan menjaga Clara serta ketiga anaknya.“Out Of Love, bagaimana?” William ingin mendengarkan lagu itu. Yang terdengar lembut dan ingin segera memejamkan kedua kelopak matanya dalam dekapan Clara. “Hari ini melelahkan,” ucapnya.Clara memutar lagu sesuai yang William mau dan mengelusi tangannya yang melingkar di perutnya.“Sesuatu yang buruk?”Komunikasi antara
Karena tidak semua kisah harus berakhir dengan bahagia. Meski permulaan selalu membahagiakan. Tapi sudah konsekuensi dari setiap pertemuan selalu ada perpisahan.Alaina memaknai perjalanan hidupnya seperti itu. Toh itu sudah di catat sejak dulu kala. Sudah menjadi hukum alam bahwa kehidupan yang kita jalani akan ada pengakhiran.Sama halnya dengan selembar kertas yang sudah Alaina bubuhkan tanda tangannya. Pada akhirnya, pertemuan manisnya dengan Austin dan perjalanan susah senang yang dilaluinya harus ada di titik ini: berpisah.Alaina sudah memaafkan, andai itu dijadikan pertanyaan mengapa bisa ada perpisahan.Mengenai Austin yang berselingkuh, Alaina menutup bukunya rapat-rapat. Ada banyak pertanyaan yang ingin Alaina ajukan. Termasuk; apa kurangnya Alaina. Bukan itu saja, Alaina juga ingin menanyakan perihal apa maunya Austin sehingga bisa berbuat seperti ini. Tapi alih-alih mengucapkannya, Alaina justru menemukan dua fakta yang lebih berguna. Pertama, Alaina merasa happy dan bers
“Karena semuanya sudah berakhir …” Bradley mengembuskan napasnya. Wanita paruh baya itu ada di kediaman Clara dan William. Sedang bersama dengan Axel, Alex, Alexa, dan Michael. Menunggu Alaina yang baru saja tiba. “Ini bukan tentang siapa yang salah dan siapa yang benar. Aku juga tidak tahu ingin mengatakan ini sebagai apa. Tapi setidaknya kau lebih beruntung mengambil keputusan. Tidak apa, mungkin ini yang terbaik. Kau punya rencana?”Alaina menggeleng sebentar dan berpikir. Wajahnya terlampau tenang dan baik-baik saja padahal baru mengambil keputusan besar. Clara sampai terheran-heran di buatnya.“Ah, aku punya satu tempat di ruang terbuka. Di pinggiran kota yang lumayan banyak lalu-lalang pelancong. Mungkin, aku bisa membuka toko kue di sana. Menjajakan kue-kue buatanku.”Semuanya terdiam. Alaina juga terdiam bahkan William yang menjadi pria satu-satunya di sana juga terdiam. Lalu berdeham setelah melirikkan kedua matanya ke kanan dan ke kiri.“Kau bilang ingin kembali ke Ontario.”
Kata berakhir tidak benar-benar selalu berakhir. Buktinya Clara dan William menemukan sebuah kehidupan sulit meski bukan dari dirinya langsung. Adalah Valeria yang terpuruk karena Justin, kekasihnya, yang bimbang ingin membersamai siapa. Belum lagi dengan fakta di mana Valeria menyembunyikan kehamilannya.Valerie hanya diam mematung menatap langit sore yang mulai kekuningan. Sunyi di rumah Clara adalah yang biasa karena anak-anaknya belum kembali dari tempat les. Tapi bagi Valerie itu sebuah penyiksaan. Dan dengan sabarnya, Clara ikut diam duduk di kursi santai.Jika melepas adalah ungkapan kata yang selaras dengan tindakan, bisa jelaskan padaku adakah rasa sakit? Jika ada, bisakah berhenti dan biarkan genggaman tangan ini tetap bertaut. Aku tak bisa—walau aku sudah memaksa. Genggaman tangan ini, kau tahu? Meski ini erat, kehangatan yang tersalur bahkan tak mampu memberi ketenangan, sedikit pun.Kau tahu soal sakit tapi tak berdarah? Sepertinya inilah definisi rasa sakit tapi tak meng