Share

Tempat Baru

Penulis: Tika Pena
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-28 20:16:37

Salsa sedang mengemasi pakaian dan barang-barang yang mau dibawa ke tempat baru. Satu tas besar sudah penuh dengan baju. Satu tas lain diisi buku-buku dan perlengkapan kuliahnya seperti laptop. Di hari libur gadis itu bisa leluasa mempersiapkan keperluan yang akan dibawa.

Masitah masuk ke kamar gadis itu, duduk di tepi tempat tidur. "Gak usah dibawa semua dulu, Sa. Nanti bisa diambil lagi kemari."

Salsa menutup resleting tas. "Ini juga dipilih yang penting-penting banget dibawa duluan."

"Takutnya kamu gak betah, terus mau balik lagi kan repot."

Gadis itu lalu duduk dekat ibunya. Salsa sebenarnya tidak begitu yakin bisa betah atau tidak. Tapi, tetap tinggal di rumah ini pun sekarang dia tidak nyaman karna bapaknya.

"Iya, Bu."

"Kamu gak mau tinggal di rumah orang tua Imam?"

Salsa menggeleng. Sama saja dia tidak bebas jika serumah dengan mertuanya. Akan banyak malu dan terpaksa melakukan hal yang tidak disukai. Harus gesit, harus perfack, dan tidak bisa melakukan apapun sesuka hati.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikah Dengan Sepupu    Nyeri

    "Semoga kamu betah ya, Sa, di sini." Kholid berbicara pada menantunya. "Ya, Pak." Salsa sedang menikmati makan bersama keluarga Imam. Hanya berempat. Dia, suaminya dan mertua. Robby tidak ada. "Kalo butuh sesuatu ke Ibu aja." "Ya, Bu." Salsa menunduk lagi setelah melihat sekilas Rasidah. Dia terus-terusan tersenyum, Salsa merasa ibu mertua terus ingat kejadian yang sudah memergokinya berada di atas Imam. Gadis itu malu sepanjang acara makan. Sementara Imam cuek saja. Fokus menikmati makan. Dia bahkan selesai duluan. Beranjak bangun setelah meneguk minum. Salsa melihat kepergiannya. Apa Imam tidak tahu dia malu setengah mati di sini? Ingin menyusul tapi tidak mungkin, makanannya belum habis dan lagi rasanya tidak pantas. Salsa merasa nanti harus bantu beres-beres. Menyebalkan Imam sudah meninggalkannya. Meski hal itu wajar, tapi bagi Salsa lain. Kholid sama sudah menyelesaikan makan. Dia pergi begitu saja sama seperti Imam. Bedanya bapak mertua mengucap hamdalah terlebih dulu.

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Menikah Dengan Sepupu    Balikin

    "Ish, Aa apaan?" Salsa buru-buru duduk. "Katanya mau dikerokin, ya, dibuka bajunya.""Tapi, gak mau sama Aa." Salsa malu jika yang melakukan itu Imam. Dia belum mau mempertunjukkan tubuh tersembunyi padanya. Juga ... takut sentuhannya merambat. "Terus, sama siapa?" Salsa diam bingung. "Kamu itu sebenarnya sakit apa?""Aku ... datang bulan A." Imam menarik napas dalam. Dia kira istrinya sakit perut biasa atau masuk angin. Wajahnya lesu mendengar itu. Entah kapan dia bisa menunda menstruasi Salsa lalu membuahinya?Salsa kembali meringis memegangi perut. Pandangan Imam teralih lagi padanya dan kasihan. Rasa kecewanya ditepis dulu. "Emang setiap datang bulan kamu begini, Sa?" Imam menyentuh lengan Salsa. Dia tahu saat-saat istrinya halangan sejak beberapa bulan menikah, tapi baik-baik saja selama ini. "Biasanya gak sakit banget kaya gini ...." "Jadi mau dikerokin apa beli obat?""Dua-duanya." "Yaudah A kerokin dulu kalo gitu.""Gak mau sama Aa." Kini Imam yang terdiam bingung. S

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • Menikah Dengan Sepupu    Membahagiakan Istri

    Hadiah jam tangan pemberian Albyan dikembalikan Salsa melalui Liana di kelas. Temannya itu mengeryit saat Salsa meletakkan di mejanya."Aku gak bisa nerima hadiah itu, Li. Tolong balikin ke Kak Al, ya." "Loh, kenapa, Sa?""Aku gak pantes nerima itu."Liana terdiam sejenak kemudian terpikir sesuatu. "Dimarahin suami kamu, ya?" Salsa diam. Dia memilih duduk dari pada menjawab. "Aku udah peringatin ini ke Kak Al, tapi dia kukuh mau ngasih. Katanya cuma mau ngasih aja sebagai teman.""Balikin aja, Li. Aku mau berteman dengan Kak Al, tanpa harus ngasih hadiah seperti itu." "Yaudah, nanti aku balikin." Liana memasukkan kotak jam ke dalam tasnya. "Barang itu terlalu bagus." "Kak Al memang seroyal itu, Sa. Dia gak segan-segan ngasih ke orang yang bener-bener pengen dia kasih. Apalagi sama kamu." "Begitu, ya." Salsa mengeluarkan buku dalam tas, bersiap-siap karna sebentar lagi dosen datang. "Iya. Dia kan suka sama kamu. Andai kamu belum menikah ...."Dua gadis itu saling melirik. Ucapan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-02
  • Menikah Dengan Sepupu    Usaha Salsa

    Imam sampai di kampus untuk menjemput Salsa. Lelaki itu membuka helem setelah menepikan motor. Mengeluarkan ponsel dari saku jaket mencoba menghubungi istrinya. Salsa ke luar gerbang universitas diikuti Albyan di sampingnya. Imam melihat dan merasa kejadian itu dejavu. Lelaki yang bersama istrinya kukuh mau mengantar pulang. "Aku cuma mau anterin kamu aja, Sa." Albyan menyentuh tangan Salsa dari atas motor besarnya. Menahan langkah gadis itu. "Gak usah, Kak." Salsa menjauhkan tangan Albyan."Yang jemput kamu juga belum datang, kan? Dari pada lama nunggu, pulang sama aku aja."Imam turun dari motor. Salsa melihatnya sudah datang melebarkan mata. Suaminya itu mendekat. Salsa menjauh dari Albyan berpindah ke sisinya. "Bisa tidak, jangan ganggu, Salsa?" Imam berbicara tegas pada Albyan. Pemuda yang memberi Salsa hadiah tempo hari. "Jauhi, Salsa." Dia menekankan ucapannya seraya menatap tajam sosoknya. "Suaminya?" "Ya." "Kenapa waktu itu lo ngaku abangnya? Malu karna istrinya jauh

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Menikah Dengan Sepupu    Cemburu

    Imam lekas menarik tangannya dari Anita. Melewati perempuan itu menghampiri sang istri yang tiba-tiba datang. "Waalaikumsalam. Loh, Sa, udah pulang? Kok gak minta jemput?" Imam langsung bersikap ramah. Tersenyum menyembunyikan rasa tak enak akibat kepergok dekat dengan Anita. Meski itu bukan salahnya. "Aku dianterin Rahma sama Alifa." Salsa berkata datar. Dia sengaja tidak minta dijemput, tidak ingin mengganggu suaminya. Dia meminta diturunkan sebelum bengkel, berniat memberi Imam kejutan akan kedatangannya. Tidak disangka malah melihat pemandangan tidak mengenakan.Anita bersikap biasa saja. Dia tersenyum saat Salsa memandangnya. "Baru pulang kuliah, Sa?"Salsa mengangguk. Dia melewati Imam membuka lemari pendingin minuman, mengambil satu botol teh pucuk harum. Membuka tutup cepat dan meneguknya. Melepaskan dahaga dan gerah karna suatu hal. "Kamu belum isi, ya, Sa?" Anita tiba-tiba menyentuh perut Salsa. "Belum." "Make KB?""Nggak.""Jangan make KB dulu, nanti bisa lama punya an

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Menikah Dengan Sepupu    Mantan

    Sudah pukul tujuh lewat Imam belum juga menjemput. Salsa sudah bersiap-siap dan menunggu. Gadis itu tengah duduk di sofa ruang tengah. Imam mengabari sore tadi masih ada perlu. Dia akan datang sehabis magrib. Nyatanya sudah mau waktu isya belum juga ada. Salsa menghela napas. Dia mengambil ponsel dalam tas mengirim pesan lagi pada Imam [Aa Mpi udah berangkat belum?] Hanya centang dua abu-abu. Melakukan panggilan pun tidak diangkat. "Ish, di mana sih si Aa tuh?" Gadis itu menggerutu sendiri. "Mungkin lagi di jalan, Sa." Salsa melirik ibunya yang bergabung duduk, kemudian menunda tas yang tersampir di bahunya. "Apa aku bawa motor sendiri aja ke sana?" "Kamu harus tanya Imam dulu. Kalo dia mau jemput ya jangan bawa motor." "Mau nanya gimana? Di telepon juga gak diangkat." "Kalo Imam gak datang nginep aja di sini." "Ibu ... besok aku harus kuliah. Laptop, buku-buku, dan tugas ada di sana." "Yasudah, sabar dulu. Sebentar lagi pasti datang." Azan isya berkumandang dari Masjid. K

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11
  • Menikah Dengan Sepupu    Godaan

    Kenapa suaminya bilang hanya teman? Kenapa Anita sering datang ke bengkelnya? Apa mungkin perempuan itu menyukai A Imam? Entah kenapa, Salsa malah memikirkan itu. "Bukannya dia punya suami?" "Sekarang, dia udah janda, Teh.""Hah! Janda?" Kalau bukan dari Wawan, Salsa tidak akan tahu Anita sebenarnya siapa. Dia mantan Imam dan sudah jadi janda. Kenapa suaminya tidak mau terus terang? "Sa, mau makan sekarang atau nanti?" Dari dapur Imam memanggil. Membuyarkan Salsa yang berdiam dari lamunan. Buku yang tengah dipegang ditutup. Dia tidak membacanya. Pandangannya hanya menerawang kosong. Salsa beranjak dari tempat tidur melihat suaminya. Suara gemercik minyak panas terdengar. Imam sedang mengoreng ayam."Emangnya udah selesai?" Lelaki itu menoleh. Tersenyum. "Tinggal yang dipenggorengan doang kok." Lalu berbalik lagi membalikkan ayam goreng.Imam mengerti Salsa yang masih takut-takut saat menggoreng ayam atau ikan. Dia rela mengambil alih tugas itu. Membiarkan istrinya untuk diam saj

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11
  • Menikah Dengan Sepupu    Ingin Tahu

    Pukul sebelas lewat lima belas menit Salsa sudah pulang. Imam sengaja membawanya ke bengkel tidak langsung ke rumah. Turun dari motor gadis itu langsung ke dalam, disusul Imam. "Aa mau jum'atan dulu sama Wawan, kamu jaga di sini, ya?" "Iya." "Kalo laper atau mau beli sesuatu di sekitar sini, ambil sendiri uangnya di tas Aa." "Uang yang tadi pagi Aa kasih ke aku masih ada kok.""Gak apa-apa kalo masih ada. Kalo kurang ambil di tas Aa di belakang etalase." "Iya, Aa.""Kalo ada yang datang untuk servis atau apapun, suruh tunggu aja."Imam berbalik menghadap Wawan. "Kita jum'atan dulu, Wan." Lelaki itu berdiri menghentikan pekerjaannya. "Jadi gak tutup?""Gak usah." Mereka beres-beres peralatan untuk tidak terlalu berserak. Salsa duduk memperhatikan sambil mengotak-atik ponselnya sendiri. Dia tidak keberatan membantu Imam menunggui bengkel di hari jum'at ini. Dari pada buka-tutup ribet. Toh, hanya sebentar. "Sa, A pulang dulu, ya.""Ya." Imam dan Wawan keluar dari area bengkel. I

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-12

Bab terbaru

  • Menikah Dengan Sepupu    Sempurna

    Perut rata Salsa sudah terlihat besar di usia kandungannya yang ke enam bulan. Mual, pusing, tidak terasa lagi. Kini, dia lahap makan apapun. Tidak melulu harus bubur atau sayur sup lagi. Membuat tubuhnya semakin berisi. "Widih, bumil kerjanya makan mulu sekarang." Faisal memasuki rumah mendapati Salsa tengah menyantap mie ayam. "Biarin." Salsa menimpali ketus dan hanya melihatnya sekilas. Terus melanjutkan makan. "Udah nggak cengeng lagi, ya." Ucapan Faisal tidak ditanggapi lagi. Lelaki itu melirik Imam di belakangnya. "Mam, siap-siap aja disuruh beli ini itu." Imam tersenyum. Memang benar, mie ayam itu pun dia yang belikan. Saat ingin sesuatu Salsa selalu meminta kepadanya. "Rese banget sih, Aa Isal. Nggak usah ngeledek aku." "Siapa yang ngeledek?" "Nggak usah ember itu mulutnya. Orang Aa Mpi sendiri nggak keberatan kok, ngebeliin sesuatu untuk aku. Iya, kan A?" Imam mengangguk. "Abisin mie ayamnya.""Iya, Aa, aku pasti abisin kok." Salsa menjawab tersenyum manis. Faisal p

  • Menikah Dengan Sepupu    Manja

    "Aa perut aku nggak enak." Salsa merengek manja pagi-pagi buta. Imam baru selesai solat subuh melipat sarung. Menghampiri istrinya yang meringis merasakan mual sambil mengusap-usap perut sendiri. "Hoek!" Imam baru akan menyentuh tidak jadi, Salsa menepi dari ranjang mengeluarkan isi perutnya pada wadah ember kecil di bawah. Imam menyediakan itu biar tidak bolak-balik kamar mandi. Tengkuk Salsa dipijatnya pelan. Memberikan selembar tisu ketika berhenti muntah. Salsa mengelapi mulutnya sendiri diliputi kesal. "Nggak enak, Aa ...." "Ya ... gimana, Sa. Emang begitu kan hamil muda?" Imam sendiri bingung menanggapinya dan kasihan. Dia memang tidak merasakan apa yang Salsa alami. Semenderita apa tidak tahu, tapi dia mencoba terus memberikan perhatian terbaik untuknya. "Aa ambilin air anget, ya? Tunggu sebentar." Imam ke luar kamar.Di dapur dia menuangkan air panas dari termos, mencampurkan sedikit air dingin. Lalu membawa gelas minum tersebut untuk Salsa. Istrinya itu sudah kembali mer

  • Menikah Dengan Sepupu    Perhatian Imam

    Menghirup aroma masakan tiba-tiba Salsa mual, dalam perutnya mendorong rasa ingin keluar. Dia yang baru ke dapur buru-buru masuk kamar mandi. Muntah. Masitah menghentikkan gerakakkan tangan membolak-balik ayam kecap di wajan. Cepat menoleh ke arah kamar mandi dan mendengarkan suara Salsa. "Salsa kenapa, Bu?" Imam juga mendengar dan langsung ke dapur. "Ibu kurang tau, Mam. Tiba-tiba Salsa pergi ke kamar mandi dan muntah-muntah. Apa mungkin Salsa ... hamil?" "Hamil?" "Iya. Apa dia telat datang bulan?"Imam mengingat-ingat. Sudah satu bulan lebih Salsa tidak datang menstruasi. Hingga dia leluasa menggauli. Tanpa libur. "Benarkan, Salsa nggak dapat mens?" Imam mengangguk. "Mam, kalo begitu kamu bawa periksa Salsa ke bidan, ya?" Masitah mematikan kompor, berkata semringah. "Iya, Bu." Terdengar Salsa masih muntah, Imam lekas menghampiri. Mengetuk pelan pintu kamar mandi. Perasaannya campur aduk. Antara ingin tersenyum juga panik. "Sa? Buka pintunya." Terdengar guyuran air, tidak

  • Menikah Dengan Sepupu    Tawaran Salsa

    "Bibir kamu manis, habis makan apa?" Imam menyudahi kegitan mencium Salsa yang belum lama disentuh bibirnya. "Habis makan buah manggis." Salsa menunjukkan satu buah manggis utuh di hadapan wajah suaminya. Diambil dari bawah sofa. "Pantes." "Hehe. Kenapa A?" "Cuma penasaran aja itu rasa apa." "Aa mau? Aku suapin." "Boleh, tapi suapinnya pake bibir kamu." Imam mengerling. "Aa mah ... nanti ketahuan Ibu. Barusan Aa main nyosor aja." "Ibunya juga lagi di luar." "Kalo Ibu tiba-tiba masuk gimana? Udah, Aa pergi lagi ke bengkel. Jangan kelamaan istirahatnya. Dari sini ke bengkel Aa kan lumayan jauh.""Cukup lima belas menit kalo bawa motornya cepet." "Aa jangan ngebut bawa motornya." "Iya, Sayang." Imam menjawil pipi Salsa gemas. Perempuan itu meringis kesakitan. "Aa tuh kebiasaan. Suka nyubit pipi aku." Bibir Salsa manyun sebal atas tindakkan suaminya. "Jangan dimanyunin gitu dong bibirnya. Nanti Aa nggak bisa jauh-jauh. Nanti Aa nyosor lagi." Salsa melemparkan bantal sofa pa

  • Menikah Dengan Sepupu    Malu Ketahuan

    "Kamu beneran nggak mau nginep di sini, Sa?" "Nanti aja. Aku baru ninggalin Ibu lama.""Yaudah, kita pamit dulu sama Ibu Aa." "Aa ...." Imam menoleh, Salsa menahan ujung kaosnya yang hendak keluar kamar. "Kenapa?" "Aku malu sama Ibu Aa." Lelaki itu terdiam. Bukan hanya istrinya, dia sendiri pun merasakan itu. Dipergoki sedang berhubungan dalam keadaan setengah telanjang. Hampir hasratnya padam karna gangguan itu. Dia ceroboh tidak mengunci pintu dulu. Lupa saat istirahat siang ibunya selalu menyapa jika ada di kontrakan. Salsa tadinya ingin menyudahi. Tapi, Imam tahan dan mencoba cuek. Dikecup bibirnya, dimanjakan lagi Salsa demi membuatnya nyaman. Hingga keduanya bisa mereguk manisnya puncak bercinta. Itu adalah kegiatan pertama mereka berhubungan suami istri di rumah kontrakan. Imam tidak ingin menyia-nyiakan keberadaan Salsa di sana. Mengajak bermesraan meski siang-siang. Habis itu barulah mereka makan. Imam langsung ke bengkel tanpa ke rumah Rasidah dan Salsa kembali mengur

  • Menikah Dengan Sepupu    Di Kontrakan

    "Assalamualaikum!" Salsa mengetuk pintu rumah. Masitah memutar kunci dan menarik hendel. "Waalaikumsalam. Salsa, udah pulang?""Ya, Bu." Dia memeluk ibunya sekilas. "Masuk, Sa. Ajak suamimu ke dalam." Imam menyalaminya. Lalu masuk mengikuti dua perempuan itu. Salsa duduk bersandar di sofa. Menikmati lelah sehabis perjalanan. Imam menunda tas besar dan satu jinjingan berisi buah tangan di bawah. Lelaki itu duduk di samping istrinya. Menghela napas tenang sudah selamat sampai tujuan. "Kalian pasti lelah, Ibu ambilin minum, ya." Masitah bergegas ke dapur. Salsa sudah duduk tegap ingin menolak, tapi ibunya keburu pergi. Perempuan itu pun bersandar kembali di sofa. Menoleh saat merasakan sentuhan di pipi. Imam sedang ke arahnya. "Padahal, kita masih ada jatah dua hari, tapi kamu malah mau pulang." "Aku nggak enak Aa libur kelamaan dan ngabisin banyak duit Aa. Lima hari di luar aku udah cukup kok." Mereka hanya dua hari menginap di pantai dan tiga hari di villa. Pukul sembilan malam m

  • Menikah Dengan Sepupu    Sayang Kamu

    "Apaan sih, Aa. Aku mau solat?!" Salsa berusaha bangun. Imam menahan bahunya. Tubuh Salsa yang setengah terbangun dibaringkan lagi. Lelaki itu mengamati wajah terus turun ke bawah. "Seksii. Kamu sangat menggoda, Sa." "Aku baru abis mandi, Aa Mpi jangan apa-apain aku deh." "Kalo Aa pengen gimana?""Katanya capek, katanya nyuruh aku solat, malah ganggu sekarang." Salsa ingin menutupi tubuh polosnya. Tangannya meraih handuk, namun direbut Imam. "Aa!" Lelaki itu tersenyum menyeringai. Menyentuh dada Salsa menatapnya penuh damba. "Betah Aa liatnya." Dia cepat menunduk menikmatinya. "Aa stop." Salsa menarik rambut Imam menjauhkan. Rasanya memang selalu enak setiap diperlakukan begitu. Tapi, Salsa ingin beribadah solat tidak mau mandi lagi. "Masa Aa mimi sama kamu nggak boleh?""Aku mau solat Aa. Kan tadi Aa sendiri yang nyuruh. Aa tuh suka pura-pura, yah. Pura-pura tidur tadi, sekarang pura-pura lupa suruh aku solat." "Aa nggak lupa kok. Aa pengen aja seneng-seneng dulu sama kamu."

  • Menikah Dengan Sepupu    Pergi Lagi

    Pada uwaknya, Imam menyerahkan kunci villa sekaligus pamitan. Dia sengaja mendatangi kediamannya. Mengobrol sebentar di dalam rumah, lalu keluar hendak pergi lagi. "Padahal, bermalam saja dulu di sini, Mam. Salsa kan belum pernah menginap di rumah Uwak ini." Uwak perempuan menawarkan mereka untuk lebih lama lagi di kediamannya. "Iya, Mam. Kirain nggak bakal mau pergi cepet-cepet," timpal uwak laki-laki. "Nanti lain kali ke sini lagi. Terimakasih sebelumnya dan maaf kalo merepotkan. Villa masih agak berantakan." "Nggak apa-apa, Mam. Tamu emang nggak harus rapiin. Nanti sama Uwak dibersihin lagi." Uwak perempuan menjawabnya. "Kalo begitu, Imam pamit dulu." Imam cium tangan pada kedua uwaknya. Salsa juga menyalami mereka. "Nanti, ke sini lagi, ya, Sa." Uwak perempuan menyapa Salsa untuk terakhir kali sebelum pergi."Insya'allah, Uwak." "Ayo, Sa." "Iya, A." Kedua pasutri muda itu lekas ke motor yang terparkir di halaman. Masing-masing memakai helem dan membenarkan jaket, kemudian

  • Menikah Dengan Sepupu    Mumpung Belum Hamil

    "Besok kita pulang aja, A." "Loh, kenapa? Baru tiga hari." "Takut kelamaan libur dan ganggu usaha Aa." "Jatah libur kita paling sedikit seminggu. Ibu Aa dulu juga bilang begitu. Soalnya ini kan liburan pertama kita, Sa."Mereka tengah menikmati sarapan bubur ayam. Bubur di mangkuk Salsa masih banyak sedangkan punya Imam sudah tinggal sedikit. Lelaki itu memakan lebih cepat, tidak peduli meski masih agak panas. Istrinya menyendok satu suap saja mesti ditiup-tiup lama, baru dimasukkan mulut. Itu pun masih dikunyah pelan sebelum ditelan. "Nggak ganggu usaha Aa kok, Sa. Bengkel buka dijaga Wawan. Meski nggak full bisa ngerjain semua. Sebisanya dia." "Aku takut ngabisin uang Aa." "Aa punya tabungan. Aa udah bilang sebelumnya kan? Lagian, kita liburannya juga bukan ke luar negri atau luar pulau. Nggak ngabisin budget mahal." Imam sudah menandaskan bubur dan meneguk air minum di gelas. Mendorong mangkuk kosong bekas makan ke hadapannya sendiri. "Malah, Aa ditambahin juga sama Ibu Aa, Sa

DMCA.com Protection Status