Share

Lolos!

Author: Tika Pena
last update Last Updated: 2023-10-13 20:53:19

Tiga hari sudah berlalu. Salsa bersemangat mengemasi barang-barangnya dari lemari ke dalam tas. Menutup ketika selesai dan menjinjing. Diliriknya Imam yang mematung tidak jauh.

"Sudah, Sa?" tanya lelaki itu menatapnya datar.

"Sudah, ayo, pulang." Salsa melewati suaminya begitu saja ke luar kamar.

Imam sedikit menghela napas. Bagi Salsa itu disebut pulang tapi dia tidak merasa begitu, karna di sinilah kediamannya selama ini.

"Aa gak bawa baju?" tanya Salsa saat suaminya menyusul keluar tidak membawa apa-apa selain yang dipakai.

"Gampang. Tinggal ambil setelah pulang dari bengkel. Dari sini kan gak jauh."

Istrinya manggut-manggut.

"Mau pulang sekarang?" Rasidah menghampiri keduanya.

"Iya, Bu." Salsa yang menjawab.

"Baru beberapa hari. Nanti saja pulangnya."

"Nanti Salsa ke sini lagi kok."

Imam tau itu hanya basa-basi saja. Aslinya entah kapan Salsa mau lagi ke sini. Gadis itu tidak akan secepatnya kemari.

"Sampein salam Salsa ke Bapak, ya, Bu." Salsa memeluk ibu mertua.

"I-iy
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Febby Febrianda
suka kali ceritanya...️...️
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menikah Dengan Sepupu    Dapat Salam

    Salsa baru menyadari semua. Dia meremas tepi meja di belakang. Napasnya memburu karena takut, berbeda dengan Imam diliputi hawa nafsu. Wajah laki-laki itu dekat sekali dengan wajahnya. "Aku pake baju dulu." Salsa menyingkir. Membuka lemari meraih pakaian lengkap. "Aa mau makan? Aku temani." "Mau makan kamu." Ingin Imam meneriaki itu, tapi bungkam. Ingin memeluk. Dia menunduk memejam. Mengepalkan tangan. Lalu pergi ke kamar mandi dengan langkah cepat. Menutup pintu cukup kencang, sedikit mengagetkan Salsa.***Salsa menceritakan kabar membahagiakan itu pada kedua orang tuanya. Dia sampaikan dengan semangat membara. "Syukurlah kamu sudah diterima, Sa. Ibu ikut seneng. Kamu bisa menggapai impian kamu.""Iya, Bu. Salsa seneng banget akhirnya akan jadi mahasiswa. Udah lama loh, Salsa nunggu." "Belajar yang bener pokoknya.""Pasti dong." Imam menyuapkan sesendok nasi ke mulut diiringi senyum. Melihat Salsa sebahagia itu, dia ikut merasakannya juga."Nanti berangkat ke kampusnya bisa di

    Last Updated : 2023-10-14
  • Menikah Dengan Sepupu    Salah Sasaran

    "Kak Al titip salam buat cewek berkerudung biru."Salsa ingat apa yang dikatakan Liana. Yang memakai hijab biru adalah dirinya. Rahma bewarna merah dan Alifa hitam. Dua temannya itu menatap syok ke arahnya, sontak tak percaya. Dia sendiri juga. Gadis itu menggeleng sambil tersenyum kecil. Kemudian tertunduk pada buku. "Kenapa, Sa?" Imam rupanya memperhatikan dari tepi tempat tidur. Dia melihat istrinya yang sudah melamun. Salsa menoleh ke samping sekilas. "Gak apa-apa kok." Suaminya menggeser duduk. Imam kini ada di dekatnya. Meja belajar itu tidak terlalu jauh dari ranjang. "Maaf, ya, hari ini Aa telat jemput."Salsa menoleh lagi. Itu ucapan maaf Imam ke dua kali setelah siang tadi tidak diresponnya. Wajah Salsa cemberut saat Imam datang menjemput. Menghentakkan kaki kesal saat memasuki rumah. Imam cukup menjengkelkan. Di WA centang satu, di telepon pun tidak diangkat. Albyan mengetahui saat Salsa mematung di luar gerbang, meliriknya. Terus melaju karna dia membawa boncengan te

    Last Updated : 2023-10-16
  • Menikah Dengan Sepupu    Teguran

    Perempuan memakai rok levis lebar memasuki bengkel setelah turun dari motor yang dikendarainya. Berhenti tepat di hadapan Imam yang tengah berjongkok memasang kerangka ban."Assalamualaikum." "Wa'alaikumssa ... lam." Kata-kata Imam memelan di akhir kalimat setelah mendongak, mengetahui yang datang mantan pacarnya. "Anita? Mau apa?" Laki-laki itu lekas berdiri. Anita tersenyum. "Mau ganti Oli, A." Wawan dan beberapa orang lainnya terarah pada mereka. Imam sedikit tidak nyaman Anita kemari. Dia sudah tenang dengan usaha bengkelnya tanpa kedatangan perempuan itu sekali pun. "Wan, mau ganti oli katanya." "Lagi nanggung, A, ditungguin sama yang punya pengen cepet." Iwan tengah menambal ban. "Sama A Imam aja atuh," ujar Anita."Yaudah, mau ganti oli mesin atau oli gardan?" "Oli gardan A." "Merek apa?""Yang itu A?" Anita menunjuk satu merek oli yang berjajar di etalase samping. Imam pergi ke sana. Perempuan itu mengikuti. "Yang ini bukan?" Imam mengambil botol oli, terkejut saat b

    Last Updated : 2023-10-17
  • Menikah Dengan Sepupu    Mana Bisa?

    Imam memberikan Salsa uang lima puluh ribu saat gadis itu bersiap memakai tas. Jatah hariannya semenjak jadi istri Imam. Tanpa protes, Salsa memasukkan uang tersebut. "Aa gak bisa ngasih banyak-banyak. Segitu tiap harinya. Tapi, kalau kurang atau ada keperluan lain dan ada sesuatu yang mau dibeli, minta lagi aja."Sebenarnya cukup untuknya seorang diri. Suka sisa malah dan Salsa simpan. Hidup di perkampungan membeli sesuatu tidak semahal di kota. "Untuk kebutuhan makan, seperti biasa Aa udah kasih ke Ibu. Itu husus untuk keperluan pribadi kamu, Sa. Aa juga usahain sehari nabung segitu." Salsa meliriknya yang sama-sama bersiap untuk pergi. Tas kecil hitam disorenkan di bahunya. Tubuh berbalut kaos hitam itu lalu dilapisi jaket kulit bewarna senada. Salsa tidak tahu penghasilan hariannya berapa di bengkel. Dia juga tidak terlalu mau tahu. Terpenting ada buat dia. Salsa tidak meminta tapi Imam yang selalu lebih dulu memberi. Seperti pagi ini. Kadang malam hari. Jujur saja, dia tidak

    Last Updated : 2023-10-18
  • Menikah Dengan Sepupu    Bisa Pakai Kontrasepsi KB

    "Aku udah ngomong mau tinggal di asrama bareng kalian.""Serius, Sa?" Alifa dan Rahma berbarengan melempar tanya."Iya." "Terus?""Diijinin gak?"Salsa diam."Gak kan?" Rahma menebak."Mana mungkin di ijinin." Alifa juga menerka hal sama. "Ya, kalian benar. Aku gak di ijinin sama semuanya. Dimarahin pula sama Bapak.""Lagian, udah ada suami juga." Alifa terkekeh pelan sambil menutup mulut. "Tapi, aku kan pengen ngerasain masa-masa kaya kalian." "Sekarang status kamu udah beda, Sa. Gak bisa sama kaya kita lagi." Rahma berujar. "Gara-gara kamu, tau.""Loh, kok nyalahin aku?""Iya, gara-gara ajakan kamu itu aku jadi tergoda lagi untuk menetap di asrama.""Yee, tapi, kamunya harus nyadar diri kali, Sa. Bukan malah baper. Sekabawa-bawa." Gadis itu jadi terlihat bete. Andainya mereka tahu, pernikahan itu bukan maunya. Dia masih ingin menyandang status lajang seperti mereka. Bukan status sudah kawin. "Justru aku suka nebak-nebak gimana rasanya jadi kamu, Sa. Ada yang nafkahin, ada yan

    Last Updated : 2023-10-19
  • Menikah Dengan Sepupu    Maaf

    Salsa sangat menikmati sarapan. Gadis itu tersenyum dengan pipi mengembung makanan saat Imam melihat padanya. Ceria sekali istrinya.Imam balas tersenyum tipis lalu menyendok makan tidak berselera. Ingatannya kembali ke semalam. Saat syahwat sudah dipuncak dia harus menahan. "Jangan dulu sekarang, A ... Salsa mohon." Istrinya terisak-isak. Tubuh gadis itu juga gemetar. Seketika, Imam merasa seperti lelaki jahat. Tangannya berhenti bergerilya, dan berhenti mengecup bahu Salsa. Pelukan erat itu direnggangkan kemudian dilepas. "Maafin Salsa ... biarin Salsa tidur ...." Gadis itu menunduk menangis tertahan. Imam menghirup udara banyak-banyak lalu mengembuskan sekaligus. Di samping rasa kecewa tidak mendapat sambutan, juga malu sendiri. "Yasudah, tidur saja." Dia mengatakan itu seraya menutup wajah dengan dua telapaknya. Padahal sudah menyarankan bisa pakai kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, juga menenangkan tidak akan berbuat kasar. Rupanya itu tidak membantu sama sekali untuk me

    Last Updated : 2023-10-21
  • Menikah Dengan Sepupu    Menahan Rindu

    Silakan teman-teman komen jika ada sesuatu yang ingin disampaikan atau Krisan.Salsa menatap resah Imam dan Albyan bergantian. Kakak tingkatnya itu masih mengulurkan tangan belum disambut suaminya. Dia menyayangkan kenapa Albyan harus mengajak kenalan? Imam melirik Salsa yang tidak nyaman memperhatikan sekitar. Mahasiswa lain tengah ke arah mereka, meski Albyan lah yang paling menyita perhatian. Semua orang seperti penasaran apa yang hendak mereka dengar. "Imam." Suami Salsa membalas uluran tangan Albyan."Albyan." Mahasiswa itu pun sama menyebutkan nama. "Abangnya Salsa kan?" dia mengulangi pertanyaan yang sama seperti sebelumnya kemudian saling berlepas tangan. Salsa ingin pergi saja. Bila perlu tidak usah dijawab. Gadis itu meremas-remas ujung Jilbab."Ya." Kemudian membelalak hanya mendengar dua huruf itu. Salsa lantas melirik suaminya yang menatap Albyan datar. "Oh, salam kenal." Albyan tersenyum lebar dan orang sekitar bubar. "Ayo, Sa. Pulang.""I-iya."Imam menaiki motor

    Last Updated : 2023-10-22
  • Menikah Dengan Sepupu    Pelukan Maaf

    "Jaga bicaramu!" Salsa lalu diam. "Suami pulang bukannya disambut baik-baik." Ma'ruf menatap tajam. Geram melihat tingkah putrinya barusan. Dia sendiri tidak senang mendengarnya apalagi Imam. Ucapan Salsa sangat tidak pantas. Tidak segan menegur keras. Baru tadi pagi bersikap baik pada suaminya, sekarang tidak lagi. "Iya, Sa. Jangan gitu." Ibunya pun sama tidak senang. Tidak menyangka Salsa akan bicara begitu pada Imam yang baru pulang bekerja. Gadis itu menggigit bibir kuat-kuat. Tidak berani melirik Imam karna sudah melontarkan kalimat menyakitkan. Tiba-tiba saja ucapan itu keluar tanpa bisa ditahan. "Jangan dengerin Salsa, Mam." Ma'ruf malu dan merasa bersalah atas sikap putrinya. Imam mengangguk kecil lalu beranjak dari tempat duduk. "Imam mau mandi dulu." Lelaki itu pergi. Diikuti pandangan Masitah dan Ma'ruf yang iba padanya. Salsa juga sama meliriknya, melihat punggung itu yang menjauh. Lalu menunduk saat ditatap tajam lagi oleh Ma'ruf. "Apa aku jelek?" Dalam hati Imam

    Last Updated : 2023-10-23

Latest chapter

  • Menikah Dengan Sepupu    Sempurna

    Perut rata Salsa sudah terlihat besar di usia kandungannya yang ke enam bulan. Mual, pusing, tidak terasa lagi. Kini, dia lahap makan apapun. Tidak melulu harus bubur atau sayur sup lagi. Membuat tubuhnya semakin berisi. "Widih, bumil kerjanya makan mulu sekarang." Faisal memasuki rumah mendapati Salsa tengah menyantap mie ayam. "Biarin." Salsa menimpali ketus dan hanya melihatnya sekilas. Terus melanjutkan makan. "Udah nggak cengeng lagi, ya." Ucapan Faisal tidak ditanggapi lagi. Lelaki itu melirik Imam di belakangnya. "Mam, siap-siap aja disuruh beli ini itu." Imam tersenyum. Memang benar, mie ayam itu pun dia yang belikan. Saat ingin sesuatu Salsa selalu meminta kepadanya. "Rese banget sih, Aa Isal. Nggak usah ngeledek aku." "Siapa yang ngeledek?" "Nggak usah ember itu mulutnya. Orang Aa Mpi sendiri nggak keberatan kok, ngebeliin sesuatu untuk aku. Iya, kan A?" Imam mengangguk. "Abisin mie ayamnya.""Iya, Aa, aku pasti abisin kok." Salsa menjawab tersenyum manis. Faisal p

  • Menikah Dengan Sepupu    Manja

    "Aa perut aku nggak enak." Salsa merengek manja pagi-pagi buta. Imam baru selesai solat subuh melipat sarung. Menghampiri istrinya yang meringis merasakan mual sambil mengusap-usap perut sendiri. "Hoek!" Imam baru akan menyentuh tidak jadi, Salsa menepi dari ranjang mengeluarkan isi perutnya pada wadah ember kecil di bawah. Imam menyediakan itu biar tidak bolak-balik kamar mandi. Tengkuk Salsa dipijatnya pelan. Memberikan selembar tisu ketika berhenti muntah. Salsa mengelapi mulutnya sendiri diliputi kesal. "Nggak enak, Aa ...." "Ya ... gimana, Sa. Emang begitu kan hamil muda?" Imam sendiri bingung menanggapinya dan kasihan. Dia memang tidak merasakan apa yang Salsa alami. Semenderita apa tidak tahu, tapi dia mencoba terus memberikan perhatian terbaik untuknya. "Aa ambilin air anget, ya? Tunggu sebentar." Imam ke luar kamar.Di dapur dia menuangkan air panas dari termos, mencampurkan sedikit air dingin. Lalu membawa gelas minum tersebut untuk Salsa. Istrinya itu sudah kembali mer

  • Menikah Dengan Sepupu    Perhatian Imam

    Menghirup aroma masakan tiba-tiba Salsa mual, dalam perutnya mendorong rasa ingin keluar. Dia yang baru ke dapur buru-buru masuk kamar mandi. Muntah. Masitah menghentikkan gerakakkan tangan membolak-balik ayam kecap di wajan. Cepat menoleh ke arah kamar mandi dan mendengarkan suara Salsa. "Salsa kenapa, Bu?" Imam juga mendengar dan langsung ke dapur. "Ibu kurang tau, Mam. Tiba-tiba Salsa pergi ke kamar mandi dan muntah-muntah. Apa mungkin Salsa ... hamil?" "Hamil?" "Iya. Apa dia telat datang bulan?"Imam mengingat-ingat. Sudah satu bulan lebih Salsa tidak datang menstruasi. Hingga dia leluasa menggauli. Tanpa libur. "Benarkan, Salsa nggak dapat mens?" Imam mengangguk. "Mam, kalo begitu kamu bawa periksa Salsa ke bidan, ya?" Masitah mematikan kompor, berkata semringah. "Iya, Bu." Terdengar Salsa masih muntah, Imam lekas menghampiri. Mengetuk pelan pintu kamar mandi. Perasaannya campur aduk. Antara ingin tersenyum juga panik. "Sa? Buka pintunya." Terdengar guyuran air, tidak

  • Menikah Dengan Sepupu    Tawaran Salsa

    "Bibir kamu manis, habis makan apa?" Imam menyudahi kegitan mencium Salsa yang belum lama disentuh bibirnya. "Habis makan buah manggis." Salsa menunjukkan satu buah manggis utuh di hadapan wajah suaminya. Diambil dari bawah sofa. "Pantes." "Hehe. Kenapa A?" "Cuma penasaran aja itu rasa apa." "Aa mau? Aku suapin." "Boleh, tapi suapinnya pake bibir kamu." Imam mengerling. "Aa mah ... nanti ketahuan Ibu. Barusan Aa main nyosor aja." "Ibunya juga lagi di luar." "Kalo Ibu tiba-tiba masuk gimana? Udah, Aa pergi lagi ke bengkel. Jangan kelamaan istirahatnya. Dari sini ke bengkel Aa kan lumayan jauh.""Cukup lima belas menit kalo bawa motornya cepet." "Aa jangan ngebut bawa motornya." "Iya, Sayang." Imam menjawil pipi Salsa gemas. Perempuan itu meringis kesakitan. "Aa tuh kebiasaan. Suka nyubit pipi aku." Bibir Salsa manyun sebal atas tindakkan suaminya. "Jangan dimanyunin gitu dong bibirnya. Nanti Aa nggak bisa jauh-jauh. Nanti Aa nyosor lagi." Salsa melemparkan bantal sofa pa

  • Menikah Dengan Sepupu    Malu Ketahuan

    "Kamu beneran nggak mau nginep di sini, Sa?" "Nanti aja. Aku baru ninggalin Ibu lama.""Yaudah, kita pamit dulu sama Ibu Aa." "Aa ...." Imam menoleh, Salsa menahan ujung kaosnya yang hendak keluar kamar. "Kenapa?" "Aku malu sama Ibu Aa." Lelaki itu terdiam. Bukan hanya istrinya, dia sendiri pun merasakan itu. Dipergoki sedang berhubungan dalam keadaan setengah telanjang. Hampir hasratnya padam karna gangguan itu. Dia ceroboh tidak mengunci pintu dulu. Lupa saat istirahat siang ibunya selalu menyapa jika ada di kontrakan. Salsa tadinya ingin menyudahi. Tapi, Imam tahan dan mencoba cuek. Dikecup bibirnya, dimanjakan lagi Salsa demi membuatnya nyaman. Hingga keduanya bisa mereguk manisnya puncak bercinta. Itu adalah kegiatan pertama mereka berhubungan suami istri di rumah kontrakan. Imam tidak ingin menyia-nyiakan keberadaan Salsa di sana. Mengajak bermesraan meski siang-siang. Habis itu barulah mereka makan. Imam langsung ke bengkel tanpa ke rumah Rasidah dan Salsa kembali mengur

  • Menikah Dengan Sepupu    Di Kontrakan

    "Assalamualaikum!" Salsa mengetuk pintu rumah. Masitah memutar kunci dan menarik hendel. "Waalaikumsalam. Salsa, udah pulang?""Ya, Bu." Dia memeluk ibunya sekilas. "Masuk, Sa. Ajak suamimu ke dalam." Imam menyalaminya. Lalu masuk mengikuti dua perempuan itu. Salsa duduk bersandar di sofa. Menikmati lelah sehabis perjalanan. Imam menunda tas besar dan satu jinjingan berisi buah tangan di bawah. Lelaki itu duduk di samping istrinya. Menghela napas tenang sudah selamat sampai tujuan. "Kalian pasti lelah, Ibu ambilin minum, ya." Masitah bergegas ke dapur. Salsa sudah duduk tegap ingin menolak, tapi ibunya keburu pergi. Perempuan itu pun bersandar kembali di sofa. Menoleh saat merasakan sentuhan di pipi. Imam sedang ke arahnya. "Padahal, kita masih ada jatah dua hari, tapi kamu malah mau pulang." "Aku nggak enak Aa libur kelamaan dan ngabisin banyak duit Aa. Lima hari di luar aku udah cukup kok." Mereka hanya dua hari menginap di pantai dan tiga hari di villa. Pukul sembilan malam m

  • Menikah Dengan Sepupu    Sayang Kamu

    "Apaan sih, Aa. Aku mau solat?!" Salsa berusaha bangun. Imam menahan bahunya. Tubuh Salsa yang setengah terbangun dibaringkan lagi. Lelaki itu mengamati wajah terus turun ke bawah. "Seksii. Kamu sangat menggoda, Sa." "Aku baru abis mandi, Aa Mpi jangan apa-apain aku deh." "Kalo Aa pengen gimana?""Katanya capek, katanya nyuruh aku solat, malah ganggu sekarang." Salsa ingin menutupi tubuh polosnya. Tangannya meraih handuk, namun direbut Imam. "Aa!" Lelaki itu tersenyum menyeringai. Menyentuh dada Salsa menatapnya penuh damba. "Betah Aa liatnya." Dia cepat menunduk menikmatinya. "Aa stop." Salsa menarik rambut Imam menjauhkan. Rasanya memang selalu enak setiap diperlakukan begitu. Tapi, Salsa ingin beribadah solat tidak mau mandi lagi. "Masa Aa mimi sama kamu nggak boleh?""Aku mau solat Aa. Kan tadi Aa sendiri yang nyuruh. Aa tuh suka pura-pura, yah. Pura-pura tidur tadi, sekarang pura-pura lupa suruh aku solat." "Aa nggak lupa kok. Aa pengen aja seneng-seneng dulu sama kamu."

  • Menikah Dengan Sepupu    Pergi Lagi

    Pada uwaknya, Imam menyerahkan kunci villa sekaligus pamitan. Dia sengaja mendatangi kediamannya. Mengobrol sebentar di dalam rumah, lalu keluar hendak pergi lagi. "Padahal, bermalam saja dulu di sini, Mam. Salsa kan belum pernah menginap di rumah Uwak ini." Uwak perempuan menawarkan mereka untuk lebih lama lagi di kediamannya. "Iya, Mam. Kirain nggak bakal mau pergi cepet-cepet," timpal uwak laki-laki. "Nanti lain kali ke sini lagi. Terimakasih sebelumnya dan maaf kalo merepotkan. Villa masih agak berantakan." "Nggak apa-apa, Mam. Tamu emang nggak harus rapiin. Nanti sama Uwak dibersihin lagi." Uwak perempuan menjawabnya. "Kalo begitu, Imam pamit dulu." Imam cium tangan pada kedua uwaknya. Salsa juga menyalami mereka. "Nanti, ke sini lagi, ya, Sa." Uwak perempuan menyapa Salsa untuk terakhir kali sebelum pergi."Insya'allah, Uwak." "Ayo, Sa." "Iya, A." Kedua pasutri muda itu lekas ke motor yang terparkir di halaman. Masing-masing memakai helem dan membenarkan jaket, kemudian

  • Menikah Dengan Sepupu    Mumpung Belum Hamil

    "Besok kita pulang aja, A." "Loh, kenapa? Baru tiga hari." "Takut kelamaan libur dan ganggu usaha Aa." "Jatah libur kita paling sedikit seminggu. Ibu Aa dulu juga bilang begitu. Soalnya ini kan liburan pertama kita, Sa."Mereka tengah menikmati sarapan bubur ayam. Bubur di mangkuk Salsa masih banyak sedangkan punya Imam sudah tinggal sedikit. Lelaki itu memakan lebih cepat, tidak peduli meski masih agak panas. Istrinya menyendok satu suap saja mesti ditiup-tiup lama, baru dimasukkan mulut. Itu pun masih dikunyah pelan sebelum ditelan. "Nggak ganggu usaha Aa kok, Sa. Bengkel buka dijaga Wawan. Meski nggak full bisa ngerjain semua. Sebisanya dia." "Aku takut ngabisin uang Aa." "Aa punya tabungan. Aa udah bilang sebelumnya kan? Lagian, kita liburannya juga bukan ke luar negri atau luar pulau. Nggak ngabisin budget mahal." Imam sudah menandaskan bubur dan meneguk air minum di gelas. Mendorong mangkuk kosong bekas makan ke hadapannya sendiri. "Malah, Aa ditambahin juga sama Ibu Aa, Sa

DMCA.com Protection Status