"Akhir bulan. Aku setuju untuk menyelesaikan semuanya dan pergi di akhir bulan nanti.""Apa, Sierra? Akhir bulan?" ulang Valdo tidak percaya. Sierra sengaja berangkat ke kantor pagi-pagi sekali agar ia tidak perlu bertemu dengan semua orang di sana dan sekarang ia pun mengurung diri di ruang kerjanya bersama Valdo. "Benar. Ini jauh lebih cepat daripada perkiraanku, Valdo. Kuakui dulu aku berpikir untuk menyelesaikan semuanya dan pergi dari sana, tapi sekarang hatiku cukup sedih, Valdo," aku Sierra jujur. Valdo yang mendengarnya hanya mengembuskan napas panjang. Di satu sisi, ia ikut sedih dengan kondisi Jacob yang mengalami kemunduran. Di satu sisi lainnya, ia bersyukur Jacob bisa bicara baik-baik pada Sierra dan tidak bertindak kasar pada wanita itu. Dan di sisi lain lagi, Valdo merasa lega karena Sierra sudah memutuskan kapan akan pergi dari keluarga Sagala. Valdo tidak ingin bersikap munafik. Ia memang sedih karena ada bagian yang tidak sesuai dengan rencana mereka semula, n
Bastian sengaja bangun lebih pagi dan mencari Sierra ke kamarnya pagi itu, namun sialnya Sierra bangun lebih pagi lagi, menemui Jacob di kamarnya begitu lama sampai pergi ke kantor juga lebih pagi.Bastian mendapat info itu dari pelayan dan Bastian pun langsung mencari Jacob. "Apa yang sudah kau lakukan pada Sierra?" sembur Bastian begitu ia masuk ke kamar Jacob. Jacob yang baru saja menyimpan semua barangnya pun menatap Bastian dengan ekspresi yang biasa saja. Jujur Jacob sempat melow saat berpikir tentang hidupnya yang mungkin tidak akan lama. Apalagi melihat Sierra yang terus menangis tadi. Semakin tua, Jacob merasa sedikit mempunyai hati sampai hatinya bisa bergetar mendengar tangisan Sierra. Namun, tetap saja Sierra bukan siapa-siapa. Sungguh, hidup Jacob sendiri sudah begitu rumit dengan banyak orang jahat yang mengincar hartanya dan menambahkan satu Sierra dalam keluarganya sama sekali bukan hal yang bijak. Ya, terserah orang mau menganggap Jacob seperti apa saat mereka s
Bastian langsung mencari Sierra ke kantornya pagi itu setelah meninggalkan Jacob. Bastian pun melangkah ke ruang kerja Sierra dan untungnya Valdo tidak ada di sana. Tanpa mengetuk pintu, Bastian pun masuk ke dalam dan melihat Sierra yang sedang menelepon di sana. Sierra sendiri begitu kaget dan mereka sama-sama terdiam dengan tatapan yang saling terkunci. "Nanti aku akan menghubungimu lagi, Pak. Terima kasih!"Sierra tersenyum, sebelum ia berpamitan dan menutup teleponnya."Bastian, kau sudah datang!" sapa Sierra ramah dan santai. Bahkan Sierra menatap Bastian dengan ekspresi yang setenang mungkin seolah tidak ada yang terjadi antara mereka. Namun, Bastian langsung melangkah menghampiri Sierra dan langsung saja memutar kursi Sierra menghadapnya. Bastian berdiri membungkuk di depan Sierra dan menangkup kedua lengan wanita itu lalu menatapnya lekat. "Sierra, kau tidak apa kan? Jacob tidak melakukan apa-apa padamu kan? Apa yang terjadi setelah aku pergi kemarin? Dan apa yang terja
"Mari kita berteman saja!"Nada suara Sierra terdengar begitu meyakinkan bahkan ia sudah mengulurkan tangannya bermaksud menjabat tangan Bastian, menandai pertemanan baru mereka. Namun, Bastian sama sekali tidak menyambut uluran tangan itu. Bastian hanya menatap Sierra sejenak lalu melirik tangan Sierra, sebelum tatapannya kembali ke wajah wanita itu. "Teman, Sierra? Kau mau kita berteman?" Bastian memicingkan matanya tak mengerti. "Iya, kau sudah dengar kan? Kita berteman saja. Kau dan aku. Mungkin hubungan keluarga ini akan lebih menyenangkan untuk dijalani kalau kita berteman. Kita berdamai dan hidup rukun bersama.""Apa? Sierra, apa kau sadar apa yang sedang kau katakan sekarang? Kau mau berteman denganku? Tapi aku tidak mau menjadi temanmu, Sierra! Aku mau jadi kekasihmu saja!"Sierra menegang mendengarnya. "Bastian! Kau tahu itu tidak mungkin kan? Itu hal yang menyimpang! Ibu tiri dan anak tiri itu tidak mungkin!""Mengapa tidak mungkin, Sierra? Tinggal kau bercerai saja den
Malam menjelang begitu cepat dan semua orang pun berkumpul di ruang makan, termasuk Bastian dan Sierra yang sudah pulang ke rumah. Bastian terus bersikap santai, sedangkan Sierra sudah menegang. Jacob sendiri seperti biasa hanya melirik Bastian dan Sierra tanpa berkomentar. Ia ingin memegang janji Sierra sampai akhir bulan nanti. Sedangkan Laura dan Stephanie sudah menatap Bastian dan Sierra dengan penuh kebencian. "Oh, aku tidak percaya kau masih mengijinkan mereka makan bersama seperti ini, Jacob! Aku sungguh tidak bisa seperti ini!" seru Laura sarkastik. "Ibu benar! Aku juga tidak bisa duduk satu meja dengan orang-orang menjijikkan seperti ini! Mereka sudah selingkuh tapi Ayah juga sama sekali tidak tegas! Seharusnya Ayah mengusir mereka!" Mendadak Stephanie bereaksi keras. Namun, Jacob hanya menaikkan alisnya menatap Laura dan Stephanie. "Kalau memang kalian tidak bisa makan semeja dengan Bastian dan Sierra ya pergi saja, tidak perlu makan di sini! Sana pergi! Makan saja di
Sierra sama sekali tidak bisa tidur malam itu. Setiap memejamkan mata, ia pasti akan teringat pada sentuhan tangan besar Bastian yang bergerak liar di tubuhnya tadi saat mereka berdua di dapur. "Ck, Bastian benar-benar tidak punya sopan santun! Bagaimana bisa dia melakukan ini padaku? Dia pikir aku bisa dipegang-pegang begitu saja?"Sierra berdecak kesal dan mengubah posisinya, yang awalnya masih berbaring di ranjang, sekarang menjadi duduk bersandar di sandaran ranjang dan ia terus mengeluh. "Ck, kau tidak boleh membiarkan dia melakukannya, Sierra!" seru Sierra pada dirinya sendiri. "Tapi aku tidak membiarkannya! Aku sudah berontak, hanya saja, tenagaku tidak kuat melawannya!" Sierra menjawabnya sendiri. "Kau sudah bersikap murahan, Sierra! Kalau begini terus, bagaimana caranya kau bisa lepas dari Bastian? Yang ada dia malah akan mengklaim bahwa kau adalah miliknya dan melakukan sesuka hatinya padamu!" "Akkhh, ini membuatku frustasi! Bastian benar-benar membuatku begitu galau d
Lalita yang mendengar teriakan Stephanie langsung memeluk Sierra dengan tangannya yang gemetar, namun Sierra mengangkat dagunya dengan angkuh dan menatap Stephanie tanpa rasa takut sama sekali. "Lalita bukan tahanan, Stephanie! Dan dia juga tidak punya salah apa pun sampai tidak boleh berkumpul di ruang makan bersama kita! Terserah kau suka atau tidak, tapi mulai hari ini, Lalita akan makan bersama kita di ruang makan ini!" seru Sierra tegas. Berbagai macam ekspresi ditunjukkan oleh semua anggota keluarga. Jacob menaikkan alisnya dan mengedipkan matanya beberapa kali. Ia tidak pernah menyukai Lalita secara berlebihan karena ia tidak pernah menganggap Lalita adalah cucunya. Namun, Jacob termasuk netral saja, walaupun ia tidak menyukai Laura dan Stephanie, tapi ia tidak masalah dengan kehadiran Lalita. Bastian sendiri hanya tersenyum tipis menatap Sierra penuh kekaguman. Sierra yang sedang mengaum seperti macan adalah saat di mana Sierra sangat seksi di mata Bastian. Dan walaupun
"Apa kau masih waras, Sierra? Mengapa aku harus melakukannya? Mempersulit diriku sendiri dengan mengambil hak asuh atas Lalita? Bahkan aku saja belum menikah, Sierra!""Aku tahu, Bastian. Aku tahu. Tapi kau tahu sendiri kan bagaimana Stephanie pada Lalita? Bahkan Tante Laura maupun adiknya dan keluarganya yang lain sama sekali tidak tulus menyukai Lalita. Entah akan bagaimana hidup Lalita kalau terus diurus oleh mereka. Aku takut kejiwaan Lalita akan terganggu nantinya ...."Sierra terus menjelaskan pada Bastian tentang pandangannya dan mengapa hak asuh atas Lalita harus diambil dari Stephanie. Bahkan Sierra menjelaskannya dengan begitu emosional dengan mata yang berkaca-kaca sampai Bastian rasanya rela melakukan apa saja untuk wanita itu. "Kau mau membantuku kan, Bastian?" tanya Sierra lagi akhirnya. Bastian pun masih terdiam dan mulai berpikir juga. Menjadi wali Lalita sebenarnya tidak sesulit itu. Ia bisa mempekerjakan pengasuh untuk menemani anak itu dan memberikan kehidupan ya