Home / Romansa / Menggoda Ibu Tiriku / Berjuang Demi Keluarganya

Share

Berjuang Demi Keluarganya

Author: Mommykai22
last update Last Updated: 2024-08-06 10:06:25
Sierra terus menenangkan dirinya setelah ia berpamitan dengan ibunya dan akhirnya keluar dari ruangan ibunya.

Sierra sempat berbicara dengan suster yang memberitahu bahwa belum ada perkembangan yang berarti dari kondisi ibunya dan Sierra pun hanya bisa mendesah pasrah.

"Eh, itu Aunty sudah selesai!" seru Valdo saat melihat Sierra keluar dari ruang ICU.

Sierra pun tersenyum menatap Valdo dan Lalita.

"Apa permennya sudah habis, Sayang?"

"Sudah, Aunty. Sekarang kita mau pergi ke mana?" tanya Lalita yang mendadak antusias.

Entah apa yang Valdo lakukan sejak tadi untuk mengambil hati anak itu, yang jelas senyum sumringah terpancar di wajah Lalita.

"Aunty senang sekali kalau kau tersenyum seperti ini, Lalita! Cantik sekali! Tapi setelah ini, Aunty akan mengajakmu ke satu tempat dan memperkenalkanmu pada seseorang."

"Eh, siapa, Aunty?"

"Ikut saja, Sayang!"

Sierra dan Valdo pun akhirnya pergi dengan mobil mereka masing-masing dan bertemu di tempat yang sama yaitu sebuah yayasa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menggoda Ibu Tiriku   Bukan Halusinasi

    "Valdo, aku masih sangat berterima kasih padamu karena Rosella dan Julio bisa tinggal di sini.""Kau tahu kan sejak ibuku kecelakaan, tidak ada yang mengurus mereka dan aku hampir putus asa. Sekali lagi terima kasih, Valdo!"Sierra yang sudah duduk berdua di kursi panjang masih menatap Valdo dengan penuh rasa syukur dan Valdo sendiri masih menatap Sierra dengan penuh cinta. "Sama-sama, Sierra. Aku senang bisa membantumu."Valdo pun terus tersenyum dan baru saja menggerakkan tangannya untuk meraih tangan Sierra, namun mendadak suara Julio yang terdengar mendekat pun membuatnya mengurungkan niatnya dan menyimpan lagi tangannya. "Aunty ... Uncle ...."Sierra langsung menoleh ke arah Julio dan merentangkan tangannya bersiap menyambut Julio. "Hai, ada apa, Sayang? Mana Lalita?""Itu Lalita masih berjalan sangat pelan di belakang sana! Tapi Aunty bilang mau mengajak Julio makan siang di mall? Julio sudah bilang Mama barusan dan Mama diam saja, tapi nanti kita belikan Mama makanan ya, Aun

    Last Updated : 2024-08-06
  • Menggoda Ibu Tiriku   Mendengar Suaranya

    "Apa kau suka makanannya, Julio?" tanya Valdo saat mereka sudah keluar dari restoran siang itu. "Suka, Uncle! Julio makan banyak sekali!""Haha, coba Uncle rasakan sudah seberapa berat tubuhmu!"Hap!Dengan cepat, Valdo menggendong tubuh Julio dan Julio pun terkekeh. "Aku sudah berat kan, Uncle?""Ah, kau berat sekali! Tapi Uncle masih kuat menggendongmu!""Hehe, Julio tidak suka digendong, tapi karena Mama tidak pernah menggendongku jadi Uncle boleh menggendongku!" Lagi-lagi Julio terkekeh. Julio selalu sangat menyukai Valdo yang begitu sabar dan ramah. "Haha, baiklah, Uncle akan menggendongmu. Jadi kita akan ke mana sekarang?"Valdo nampak berjalan dengan santai sambil menggendong Julio dengan satu tangannya, sementara satu tangan yang lain memeluk Lalita yang berjalan di tengah. Sierra sendiri berjalan di samping Lalita dan mereka pun terus tertawa bersama layaknya keluarga kecil yang sangat bahagia. Lalita pun terlihat sangat senang sampai ia terus tertawa dan Sierra pun iku

    Last Updated : 2024-08-07
  • Menggoda Ibu Tiriku   Pikiran Absurd

    Sierra menahan napasnya sejenak mendengar suara yang ia yakin sangat dikenalnya itu. Seketika Sierra berdiri mematung tidak jauh di hadapan Valdo sampai Valdo pun mengernyit bingung. "Ada apa, Sierra? Awas, es krimnya!" seru Valdo yang langsung mengambil es krimnya dari tangan Sierra. "Siapa yang menelepon?" tanya Valdo lagi. Namun, Sierra hanya mengangkat tangannya memberi kode pada Valdo, sebelum Sierra sedikit menjauh dari Valdo. Bastian yang mendengar suara pria pun mengumpat kesal, walaupun ia masih belum menyadari kalau itu adalah suara Valdo. "Brengsek, Sierra! Jadi ini yang membuatmu libur? Berkencan dengan seorang pria bahkan makan es krim bersama, hah? Konyol sekali! Kau pikir kau itu anak remaja, hah?" seloroh Bastian sarkastik. Sierra yang seharian tadi merasa senang pun mendadak merasa kesal lagi mendengar ucapan Bastian. "Bastian, apa masalahmu sampai kau harus meneleponku seperti ini, hah?""Kau menghilang dari kantor tanpa kabar dan meninggalkan pekerjaanmu den

    Last Updated : 2024-08-07
  • Menggoda Ibu Tiriku   Maukah Kau Tetap Bersamaku?

    "Apa kau senang hari ini, Lalita?""Senang, Aunty," jawab Lalita sambil tersenyum begitu manis. "Ah, Aunty ikut senang mendengarnya. Tapi hari ini sama sekali belum berakhir, Lalita. Kita akan bermain bersama anak-anak lain di yayasan sampai malam lalu kita juga akan menginap di sana malam ini.""Benarkah, Aunty? Kita akan menginap di taman besar itu?""Tentu saja, tapi kamarnya tidak akan sebagus di rumah. Kamar di sana sempit dan ranjangnya pun tidak besar, tapi kita bisa meminta ranjang lipat nanti. Aunty dan Julio bisa tidur di bawah. Benarkan, Julio?"Julio yang mendengarnya hanya mengangguk saat sisi dewasanya mendadak muncul. "Julio bisa tidur di lantai," sahut Julio cepat. "Astaga, tentu saja Aunty tidak akan membiarkanmu tidur di lantai, Julio." Sierra pun mengacak singkat rambut Julio. Mereka pun tertawa bersama, sebelum melanjutkan jalan-jalan dan berbelanja banyak cemilan untuk teman-teman Julio di yayasan. Sementara itu, Bastian yang sejak tadi mengikuti mereka pun m

    Last Updated : 2024-08-07
  • Menggoda Ibu Tiriku   Makin Penasaran

    Jantung Sierra berdebar begitu kencang mendengar pertanyaan Valdo. Ini bukan pertama kalinya Valdo bersikap seperti ini padanya. Terkadang Sierra merasa Valdo seperti seorang kakak yang selalu setia menjaga adiknya, tapi terkadang Sierra merasa Valdo seolah memendam perasaan padanya melebihi seorang teman, sahabat, maupun kakak adik. Tentu saja Sierra sangat bahagia dan bersyukur atas apa yang diberikan Valdo padanya, tapi untuk saat ini, cinta bukanlah prioritas bagi Sierra karena Sierra sendiri sudah mempunyai banyak hal penting yang menyita semua pikirannya. "Hmm, apa maksudmu, Valdo? Tentu saja aku berharap aku bisa selamanya berteman denganmu. Terlepas dari kenyataan bahwa kita menjadi dekat karena Pak Tua itu, tapi tetap saja pada akhirnya kita menjadi teman baik dan sungguh aku tidak mau kehilangan teman sepertimu, Valdo ...," ucap Sierra tulus. Valdo yang mendengarnya pun terdiam sejenak, sebelum ia mengangguk dan memaksakan senyumnya. "Hmm, tentu saja, Sierra. Aku ju

    Last Updated : 2024-08-08
  • Menggoda Ibu Tiriku   Anak Pemberani

    Julio bangun terlambat pagi itu. Rasa senangnya setelah berkeliling dengan Valdo, Sierra, dan Lalita membuatnya tidur dengan begitu nyenyak. Namun, saat Julio membuka matanya, ia melihat Sierra dan Lalita sudah tidak ada di sana. Seperti yang ia lakukan biasanya di pagi hari, Julio pun menyapa Rosella dulu dan menyiapkan apa yang ibunya itu butuhkan, sebelum akhirnya Julio berlari keluar kamar. "Aunty! Mana Aunty? Apa Aunty sudah pergi?" lirih Julio yang berlari sampai ke taman luas itu mencari mobil Sierra. Entah mengapa, hati Julio begitu sedih sampai ia pun terus melangkah ke depan pintu gerbang yayasan untuk mencari Aunty-nya. "Mengapa Aunty pergi tanpa berpamitan denganku? Lalita juga pergi begitu saja. Kapan aku bisa bertemu dengan mereka lagi? Mengapa Aunty tidak bisa sering-sering datang?" "Padahal dulu waktu awal-awal Aunty bekerja, dia juga bisa sering pulang ke rumah, tapi sejak aku dan Mama tinggal di sini, Aunty jadi jarang menjenguk kami ...," lirih Julio sedih

    Last Updated : 2024-08-08
  • Menggoda Ibu Tiriku   Sang Superhero

    "Kau tidak ke kantor, Bos? Aku sudah menunggumu untuk rapat," kata Tory di teleponnya. "Bukankah Sierra sudah masuk hari ini? Biarkan saja dia yang memimpin rapat!""Eh, haha, lama-lama kalian jadi kompak ya, saat salah satu tidak ada maka yang lain akan menggantikannya. Kalau kau benar-benar menyingkirkannya nanti, kau tidak akan bisa sesantai ini, Bos!""Sial, Tory! Kau pikir aku membutuhkannya untuk menggantikanku, hah? Aku hanya memanfaatkan keberadaannya sekarang!""Ah, begitu ya! Hehe, baiklah! Tapi di mana kau sekarang, Bos?""Aku sedang pergi ke suatu tempat, nanti saja kuceritakan, kututup teleponnya sekarang!"Blep!Tanpa menunggu jawaban Tory lagi, Bastian pun langsung menutup teleponnya. "Eh, Bos! Bos! Ah, dia selalu seperti itu, menutup telepon sebelum aku selesai bicara!" Saat Tory masih berdiri dan menggerutu kesal di ruang kerja Bastian, Sierra pun masuk ke sana tanpa mengetuk pintunya. "Mana Bastian, Tory? Ada berkas yang harus dia pelajari.""Eh, selamat pagi, Bu

    Last Updated : 2024-08-08
  • Menggoda Ibu Tiriku   Akan Mengenalkanmu Pada Aunty

    "Kau tidak apa, Jagoan?" tanya Bastian saat mendekati Julio. Bastian sempat mengacak singkat rambut Julio, sebelum ia berjongkok di depan Julio dan melihat lengan dan lututnya. "Astaga, lukamu cukup lumayan ya! Apa kau tidak merasa kesakitan?" Bastian menatap anak kecil yang terlihat begitu tangguh itu. Bahkan sejak tadi anak itu sama sekali tidak terlihat menangis padahal lengan dan lututnya tergores hingga berdarah. Julio yang ditanya pun menggeleng. "Tidak sakit, Uncle! Hmm, sebenarnya sakit tapi anak laki-laki tidak boleh menangis. Aku masih bisa menahan rasa sakitnya, hanya sedikit." Julio mengangkat tangannya dan menunjukkan ibu jari dan telunjuknya pada Bastian, memberi kode kalau sakitnya hanya sedikit. Bastian yang mendengarnya pun memicingkan matanya. Anak ini benar-benar setangguh Sierra, ibu dan anak yang mirip, bahkan wajah anak ini juga sedikit mirip dengan Sierra. Mendadak Bastian pun merasa sedikit kesal karena sudah hampir bisa dipastikan bahwa anak ini ad

    Last Updated : 2024-08-09

Latest chapter

  • Menggoda Ibu Tiriku   Sebuah Rekayasa

    "Bagaimana hari ini, Sayang?" Jonathan melakukan video call dengan Rosella dan Julio, sebelum mereka tidur malam itu. Dan Julio pun begitu senang melihat Jonathan yang begitu ia rindukan. Jonathan sendiri sudah mendengar semua cerita detail tentang Rosella dari Jordan dan Jonathan tidak berhenti berterima kasih pada Rosella. Walaupun Rosella sendiri sebenarnya tidak menceritakan apa pun pada Jonathan karena memang ia tidak mau bersikap berlebihan. "Semuanya baik, Jonathan. Julio sekolahnya juga pintar." "Tadi Julio belajar sama Mama sebelum tidur, Papa," celetuk Julio. "Benarkah? Belajar apa, Sayang?" "Julio belajar menulis." "Haha, apa Julio sudah pintar menulis sekarang?""Sedikit-sedikit bisa, Papa. Di rumah Grandma juga Julio belajar menulis." "Siapa yang mengajarimu, Julio?" "Grandpa. Hehe, tulisan Grandpa bagus." Jonathan yang mendengarnya pun langsung tertawa pelan. Mendadak ingatan masa kecil saat Adipura mengajarinya menulis pun muncul di otaknya. "Ya, Grandpa su

  • Menggoda Ibu Tiriku   Mencari Kelemahannya

    Livy keluar dari ruang kerja Jessica dengan geram dan ia langsung melangkah ke ruang kerjanya sendiri. Livy pun melangkah mondar mandir di ruang kerjanya sambil memekik kesal. "Sial kau, Jessica! Hanya karena diselamatkan seperti itu, mendadak kau ada di pihaknya?" "Kau sudah tidak mendukungku lagi bahkan kau mendukung hal yang tidak masuk akal seperti ini!" "Sebenarnya apa yang Om Adipura dan Tante Imelda inginkan? Membuat Rosella akhirnya mewarisi perusahaan ini? Haruskah mereka memperlakukan Rosella begitu special? Sial!" Livy tidak berhenti menggeram kesal sambil duduk di meja kerjanya. Ia pun memejamkan matanya dan berpikir keras, sebelum akhirnya ia memutuskan sesuatu. "Baiklah, Livy! Kau tidak bisa diam lagi karena ternyata satu persatu orang yang berpihak padamu sekarang pindah dan kau sudah tidak punya teman lagi. Bahkan Tante Imelda dan Jessica juga sudah berpihak pada Rosella." "Aku harus melakukan sesuatu. Ya, aku harus melakukan sesuatu," seru Livy sambil meraih po

  • Menggoda Ibu Tiriku   Berada di Pihak yang Berbeda

    Beberapa hari berlalu sejak kejadian pelecehan yang hampir dialami Jessica dan beberapa perubahan pun mulai terasa. Adipura marah besar pada keluarga Cedric dan memutuskan hubungan kerja sama walaupun WHA harus mengalami kerugian yang cukup besar. Adipura pun ngotot memenjarakan Cedric agar ia jera dan Jessica pun merasakan betapa ayahnya sangat menyayanginya. Ketulusan ini jujur belum pernah dirasakan oleh Jessica secara nyata. Jessica memang dekat dengan ayahnya dan selalu menuruti apa pun ucapan ayahnya. Namun, ia merasa itu biasa saja dan memang sudah seharusnya. Jessica tidak pernah terlibat masalah apa pun yang membuatnya merasakan pembelaan yang luar biasa sampai kejadian yang ia alami barusan. Ia baru sadar kalau begitu banyak orang yang peduli padanya. Jordan, Rosella, dan kedua orang tuanya. Bahkan Julio yang kecil itu pun yang diberitahu kalau Jessica sakit keesokan harinya langsung mendatangi Jessica dan menemaninya seharian di ranjang. "Cepat sembuh ya, Aunty! Sini

  • Menggoda Ibu Tiriku   Kau Aman Bersamaku

    "Cukup, Jordan! Cukup! Jangan bicara begitu! Jessica masih syok!" seru Rosella. "Aku hanya tidak bisa kasihan padanya, Kak! Aku lega karena dia tidak menjadi korban Cedric, tapi aku juga kesal padanya!" Jordan pun terus mengomel dan Jessica hanya terus diam sampai akhirnya rasa mual membuatnya beranjak dari ranjang. Jessica berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya termasuk sisa wine yang sudah diminumnya tadi. "Huwek! Huwek!" Rosella sendiri terus menemani Jessica sambil menepuk punggung Jessica dan mengambilkan tisue untuknya. Jessica pun menerimanya begitu saja tanpa berkata apa-apa. Bukan hanya itu, Rosella juga begitu sibuk mengambilkan Jessica air minum sampai Jordan hanya bisa menatapnya dengan perasaan hangat melihat ketulusan Rosella pada Jessica. "Apa kau tidak membawa jas, Jordan? Kasihan gaun Jessica robek." "Ada di dalam mobil, Kak." "Sana ambilkan! Kasihan Jessica!" Jordan hanya mengembuskan napas panjang lagi, sebelum akhirnya ia pun pergi dar

  • Menggoda Ibu Tiriku   Menyelamatkannya

    "Four Season, Jordan! Kita harus segera ke sana! Kita harus menyelamatkan Jessica!" "Aku bersumpah aku mendengarnya ingin melecehkan Jessica, Jordan! Kita tidak bisa membiarkannya!"Rosella begitu panik sampai ia hampir menangis sekarang. Setiap mengingat kata pelecehan, semua hal buruk mendadak berputar di otaknya dan ia pun akan menjadi emosional, apalagi saat ini adik Jonathan yang akan menjadi korban. Rosella benar-benar tidak bisa membiarkannya. "Ayo kita ke sana, Jordan! Ayo kita ke sana! Menyetirlah lebih cepat, Jordan! Kumohon ...." Tubuh Rosella sudah gemetar sekarang sampai air matanya akhirnya menetes juga. Dan Jordan pun bisa merasakan bagaimana Rosella mengkhawatirkan Jessica padahal selama ini Jessica tidak pernah bersikap baik pada Rosella. "Tenang, Kak! Tenanglah!" sahut Jordan akhirnya sambil melajukan mobilnya makin kencang. Jordan pun sempat menelepon ponsel Jessica beberapa kali, namun ponselnya sudah tidak aktif. "Sial! Jessica! Dia mematikan ponselnya!"

  • Menggoda Ibu Tiriku   Peringatan itu Benar

    Jessica akhirnya tiba di sebuah restoran mewah bersama Cedric. Jessica memakai gaun merah seksi dengan bagian punggung yang terbuka sampai Cedric tidak berhenti memujinya. "Kau luar biasa cantik malam ini, Jessica!" "Hmm, apa biasanya aku tidak cantik, hah?" "Kau selalu cantik, Sayangku." Cedric yang tadinya sudah duduk di hadapan Jessica pun beranjak dari kursinya dan melangkah mendekati Jessica. Cedric meraih tangan Jessica dan menciumnya, sebelum ia menatap wajah cantik itu lekat-lekat. Betapa cantik dan seksi Jessica malam ini dan Cedric sudah tidak tahan lagi untuk menikmati keindahan di balik gaun merah itu. Namun, dengan cepat Cedric menggeleng untuk menepikan pikirannya karena masih ada step yang harus mereka lewati, makan malam, minum, baru menghabiskan malam bersama. "Baiklah, ayo kita makan, Sayang!"Cedric mengajak Jessica makan dan sepanjang makan malam, Cedric tidak berhenti menatap wajah cantik itu. Jessica memang sangat cantik kalau sudah berdandan. "Makanan

  • Menggoda Ibu Tiriku   Mencemaskannya

    "Sial, berani sekali dia menghina Cedric! Dia pikir siapa dia? Keluarga bukan, teman juga bukan!" "Dia benar-benar sudah melunjak! Aku makin tidak menyukainya sekarang! Sial!" Jessica mondar-mandir di ruang kerjanya dengan perasaan kesal yang luar biasa. Setelah mendengar semua ucapan Rosella, bukannya Jessica tidak gelisah. Namun, Jessica gelisah bukan karena percaya pada Rosella, tapi gelisah karena amarah untuk Rosella. Semakin dipikir, amarahnya malah semakin besar. Bisa-bisanya wanita itu mendadak muncul dengan membawa anak, diterima oleh semua orang dengan begitu mudah, dan sekarang makin melunjak. "Sial!" rutuk Jessica lagi tanpa henti. Jessica pun masih terus mengumpat kesal saat pintu ruang kerjanya kembali diketuk dan dibuka. Jessica yang mengira Rosella kembali lagi pun langsung membentak keras. "Aku tidak mau mendengarmu! Tidak usah datang ke sini lagi!" Namun, ternyata yang datang Livy dan Livy cukup kaget mendengar teriakan Jessica. Jessica sendiri menbelalak m

  • Menggoda Ibu Tiriku   Peringatan yang Tidak Didengar

    "Aku sudah selesai, Rosella." "T-Tami ...." "Eh, kau kenapa? Kau pucat, Rosella!" Rosella menggeleng dan berusaha untuk tidak menoleh sama sekali agar Cedric tidak mengenalinya. Namun, beberapa pria di meja Cedric sempat menoleh menatap Tami dan punggung Rosella karena memang Rosella duduk memunggungi meja para pria itu. "Aku tidak apa, Tami. Ayo kita pulang!" "Eh, iya." Tami pun membawa Rosella masuk ke mobil dan ia segera menyetir kembali ke perusahaan. Rosella sendiri hanya bisa duduk di mobil sambil menenangkan dirinya dan memikirkan tentang Jessica. Ia tidak mungkin membiarkan Jessica dilecehkan oleh pria brengsek itu, tapi apa yang harus ia lakukan? Apa?"Kau yakin kau tidak apa, Rosella?" tanya Tami yang menyetir mobilnya. "Tidak apa, Tami. Jangan khawatir! Aku sudah lebih tenang sekarang." "Eh, sudah lebih tenang? Memangnya tadi kau kenapa, Rosella? Kau pucat sekali tadi! Kau mau minum kopi agar lebih segar?" "Tidak. Aku tidak apa, Tami. Hanya mendadak teringat ses

  • Menggoda Ibu Tiriku   Mendengar Rencana Busuknya

    "Aku tahu, aku sudah makan siang. Semuanya baik-baik saja, Jonathan." Rosella menerima telepon dari Jonathan siang itu saat ia baru saja melangkah masuk ke lobby perusahaan. Jonathan yang sudah tiba di Amerika begitu cepat sudah merindukan Rosella lagi. "Baiklah, nanti malam telepon aku. Aku mau melihat Julio, Sayang." "Haha, baiklah. Sana bekerja! Aku juga mau bekerja dulu." "Baiklah, aku mencintaimu, Rosella." "Aku juga mencintaimu, Jonathan." "Dah!" Rosella masih tersenyum dan menutup ponselnya lalu memandangi ponsel itu saat tiba-tiba tubuhnya hampir tertabrak oleh seorang pria sampai refleks ia melangkah mundur dan terhuyung. "Astaga!" pekik Rosella. Namun, pria itu langsung memegangi tangan Rosella sampai akhirnya Rosella tidak jadi jatuh. Jantung Rosella pun berdebar kencang karena gerakan mendadak itu, namun kedua matanya langsung bertaut dengan mata pria yang menyelamatkannya. "Kau tidak apa, Nona?" tanya pria itu dengan lembut dan dengan tatapan kagum. "Aku tida

DMCA.com Protection Status