Teknik Yogi lebih bagus dari pelatih, dia membawa Cindy terbang di laut, Cindy dibutakan oleh cipratan air di depannya, adrenalinnya melonjak!"Asyik nggak?"Yogi melihat telinga Cindy memerah karena kegembiraan, jakun Yogi bergulir, lalu dia menundukkan kepala dan menggigit leher Cindy.Tanpa sadar Cindy menciutkan leher. Cindy terlalu bersemangat sekarang dan jantungnya berdebar sangat kencang. Cindy tidak sempat memperhatikan tindakannya dan tidak merespons.Namun, itu sangat menyenangkan.Sungguh menyenangkan!Cindy bahkan menyadari dirinya jatuh cinta dengan perasaan seru terpisahnya jiwa dan raga ini. Saat itu, Cindy tidak memikirkan apa pun, dari ujung kaki hingga rambutnya, hanya ada satu perasaan.Asyik!Yogi dengan malas bertanya, "Mau lebih cepat lagi?"Mata Cindy berbinar. "Bisa lebih cepat lagi?"Yogi tersenyum lalu mengencangkan pedal gas, meningkatkan kecepatan ke tingkat yang lebih tinggi, kali ini dia meninggalkan jet ski lainnya jauh-jauh.Laut yang tidak terbatas bis
Cindy tertegun lalu berbalik, mereka sudah sampai di ujung koridor dan menghilang.Cindy tidak mengenal mereka, bahkan dia tidak pernah berbicara, tiba-tiba dimaki .... Cindy bahkan tidak yakin apakah mereka memarahi Cindy?Cindy berdiri diam sejenak, dia tidak menyusul dan berdebat. Dia tidak mengenal tempat itu, jadi dia tidak ingin membuat masalah yang tidak perlu.Cindy terus berjalan kembali ke kamar, tapi hatinya agak galau.Cindy mandi air hangat dan berganti pakaian bersih. Saat mengeringkan rambut, tiba-tiba dia bersin beberapa kali dan tubuhnya menggigil.Dia merasa sedikit kedinginan ketika bangun di pagi hari, dia pikir tidak apa-apa, sepertinya dia terkena flu karena bermain air dan tertiup angin.Cindy menyentuh kening, untung tidak demam.Cindy keluar dari kamar mandi dan melihat Yogi di sofa ruang tamu. Yogi sudah berganti pakaian.Dia memberi isyarat, "Minum air di atas meja."Cindy berjalan dengan ragu. Air itu berwarna coklat tua. Dia mengambilnya dan menciumnya. Ter
Mata Yogi sepertinya memiliki makna yang dalam, tapi Cindy merasa pusing dan tidak nyaman saat ini, dia juga galau, jadi tidak berminat membahas lebih lanjut.Yogi tidak ingin memecat Melly, Cindy tidak bisa berkata apa-apa.Paling-paling, Cindy hanya bisa memberi petunjuk pada Steve dan meminta Steve untuk mengingatkan adiknya agar tidak terlalu banyak mencurahkan perasaan pada Yogi.Namun, Yogi berkata dengan tenang, "Kamu adalah sekretaris utama, mereka adalah bawahanmu. Kalau kamu merasa mereka nggak cocok dan ingin mereka pergi, suruh saja mereka pergi. Kamu nggak perlu bertanya kepadaku untuk hal kecil ini."Apakah ini berarti Yogi setuju untuk memecat Melly?Yogi selalu seperti ini, sulit bagi orang untuk mengetahui apa yang dia pikirkan.Melly benar. Yogi membuat orang ingin menaklukkannya, ingin melihat seperti apa Yogi setelah menunjukkan ketulusan cinta.Namun, Cindy mencoba dan gagal total. Kini dia tidak berani lagi memohon cinta Yogi.Cindy hanya berharap Yogi bisa melepa
Cindy memakai riasan, tapi wajahnya sangat pucat saat ini.Ternyata begitu ....Ternyata begitu.Pantas saja setelah setengah tahun, Yogi tiba-tiba mengajak Cindy ke pesta. Pantas saja para lelaki memandang Cindy dengan tatapan begitu. Pantas saja para wanita memarahi Cindy tanpa alasan. Para lelaki menganggap Cindy sebagai miliknya sedangkan para wanita menganggap Cindy sebagai pesaing yang menggunakan taktik mengejutkan.Hanya Cindy yang tidak tahu apa-apa.Hanya Cindy yang ditipu oleh Yogi!Reaksi pertama Cindy setelah mengetahui kebenarannya adalah pergi dari sini, tapi dia teringat bahwa ini adalah laut, tidak ada yang bisa diandalkan. Ke mana Cindy bisa melarikan diri?Yogi dari awal berkata, "Mau kabur pun nggak bisa kabur."Yogi sudah memperhitungkan semuanya, Cindy tidak tahu apakah karena ketakutan dan ketidakberdayaan atau karena putus asa dan kecewa, matanya tiba-tiba memerah.Begitu air mata jatuh, segera diseka oleh Cindy.Kenapa Cindy masih menangis?Cindy tidak boleh me
Tukaran atau tidak, itu tergantung Yogi.Yogi berkata pelan, "Pak Kirfon tahu betul hal ini?""Iya! Jumlah wanita yang aku jinakkan setidaknya ada delapan puluh orang," kata Kirfon dengan sangat puas.Yogi tersenyum, "Pantas saja kamu membawa yang semuda ini. Sepertinya Pak Kirfon pernah bermain dengan yang lebih muda lagi, 'kan?"Kirfon mendesis berpura-pura tabu dan misterius, tapi nyatanya dia tidak takut sama sekali dan tersenyum mesum, seolah-olah yang membuat hukum adalah badut."Nggak boleh mengatakan ini di depan umum. Apa kamu nggak mendengar apa yang mereka katakan? Lagi pula, itu ilegal dan termasuk kejahatan, haha."Cindy tidak bisa mendengarkan lagi dan tiba-tiba berdiri, tapi Yogi menahan tangannya.Dia tidak membiarkan Cindy pergi!Kirfon mendekatkan kursinya ke Yogi. "Tapi, kalau Pak Yogi juga tertarik dengan ini, aku bisa perkenalkan beberapa koneksi pada Pak Yogi."Yogi menatapnya dengan santai, Kirfon mengira ada peluang. Dia semakin mendekati Yogi dan ingin mengatak
Steve mengernyit.Cindy selalu bersikap sopan.Sekalipun mereka makan atau minum kopi bersama, tidak ada hubungan ambigu di antara mereka.Ini pertama kalinya Cindy memegang tangan Steve seperti ini, seperti orang yang jatuh ke air dan mati-matian berpegangan pada satu-satunya balok kayu yang mengapung.Steve memandang Cindy dan melihat mata Cindy agak merah.Sulit baginya untuk tidak merasa kasihan, dia menghela napas dalam hati, menundukkan kepala dan bertanya dengan lembut, "Apa yang terjadi, Nona Cindy? Apa terjadi sesuatu?"Cindy tertiup angin laut, dia merasa sakit di bagian belakang kepala. Dia bertanya mendadak, "Apa Profesor Steve membawa pendamping wanita?""Nggak.""Apa kakakmu membawa pendamping wanita?""Bawa.""Pacarnya?"Steve menjawab dengan tepat, "Aku nggak yakin soal itu."Tentu saja bukan.Kalau itu adalah seseorang dengan status seperti pacar kakaknya, jawaban Steve tidak akan seperti ini. Apakah mungkin Steve tidak mengenal kakak iparnya sendiri?Jawaban tidak yak
Pelayan membawakan mereka kopi.Yogi mengambil capitan kecil dan mengambil sepotong gula batu, lalu memasukkannya ke dalam kopi hingga langsung beriak.Dia mengaduk perlahan dengan sendok kopi.Lengan jasnya tergulung sedikit, memperlihatkan jam tangan dengan pelat jam perunggu yang sederhana dan berharga.Da menunduk sehingga orang tidak bisa melihat dengan jelas emosi di matanya. "Proyek kota tua memang proyek yang sangat bagus. Bukan hanya kami yang tertarik, Kapital Chandra juga tertarik."Hery berkata dengan tenang, "Jadi, kalau Grup Suhendra mengalah, maka akan peluang Grup Mega untuk menang akan lebih besar."Yogi melepaskan sendok kopi dan mengangkat kepala, matanya tenang dan acuh tak acuh. "Pak Hery, tolong ganti syarat lain."Bukan hanya Hery yang tertegun, bahkan Cindy yang bersembunyi di kedai kopi pun tercengang.Yogi ... menolak?Menolak untuk menukar Cindy?Cindy mengerucutkan bibirnya."Apa sulit bagi Pak Yogi memenuhi syarat ini?" tanya Hery, "Atau Pak Yogi lebih berm
Makan malam yang disebutkan berulang kali ini adalah jamuan terpenting dalam pelayaran kali ini, semua orang akan muncul di jamuan makan tersebut.Yogi sudah menyiapkan beberapa gaun untuk Cindy, semuanya digantung di gantungan, tim rias profesional juga siap.Semakin dia mendandani Cindy, semakin dingin hati Cindy.Ada perasaan sudah didandani akan dijual dengan harga yang bagus.Cindy tidak berminat, jadi dia menunjuk satu gaun secara asal.Yogi sedang membaca majalah di sofa sambil melihat sekilas, "Yang ini nggak cocok dengan jepit rambut itu."Oh, Cindy ingat. Saat Yogi membeli jepit rambut itu kemarin malam, dia menyuruh Cindy menggunakan jepit rambut untuk dipadukan dengan gaun.Cindy menahan ketidaknyamanan dan memilih gaun modern.Gaun hijau muda itu sepanjang mata kaki, tampak anggun dan bermartabat dari depan, tapi bagian punggung kosong, persis memperlihatkan kedua tulang punggung dan keseksian alami seorang wanita.Penata gaya menyisir rambut Cindy ke satu sisi, mengikatny